STASE IKAKOM 1
HYPEREMESIS GRAVIDARUM
Muhammad Iqbal
Zuhdi
2019730073
Dokter Pembimbing :
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT, dengan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Tak lupa shalawat serta salam juga tercurah
untuk Nabi Muhammad SAW. Sehingga daya dapat menyelesaikan laporan kasus ini.
Laporan kasus ini disusun sebagai rangkaian tugas untuk menyelesaikan stase IKAKOM,
laporan kasus ini. Laporan kasus ini diterbitkan untuk memenuhi syarat menyelesaikan
kepaniteraan klinik yang dilakukan di Puskesmas Langensari 2. Dengan harapan laporan
kaus ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi yang membacanya.
Terima kasih banyak kepada dr. Mamik Setiyawati selaku pembimbing pada stase
IKAKOM-1 ini sehingga dengan dukungan dan bimbingan beliau saya dapat menyelesaikan
tugas ini. Saya menyadari bahwa dalam laporan kasus ini masih banyak sekali kekurangan
dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya harapkan adanya kritik dan saran
yang membangun. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya dalam
bidang kesehatan.
Muhammad Iqbal
Zuhdi
2
BAB I
STATUS PASIEN
A. STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : NY. V
No. RM :
Usia : 36 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : sinargalih 4/2
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Jenis Anamnesis : Alloanamnesis
Tanggal Pemeriksaan : 8 Mei 2023
B. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama:
Mual Muntah terus menerus 1 hari yang lalu.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
G1P0A0 datang dengan keluhan mual dan muntah. Setiap makanan dan minuman yang
dikonsumsi oleh pasien langsung dimuntahkan. Keluhan disertai dengan rasa nyeri pada
ulu hati,Pegal pegal, pusing (+), Sakit Tenggorokan, Batuk (+), Pilek (+), Lemas
(+),Sulit Menelan (+)
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengeluhkan keluhan yang sama sebelumnya
4. Riwayat pengobatan
Belum meminum obat obatan
5. Riwayat penyakit keluarga
Di Keluarga tidak pernah menderita penyakit yang sama seperti ini sebelumnya .
6. Riwayat alergi
Pasien tidak memiliki alergi makanan dan alergi obat obatan.
7. Riwayat psikososial
Pasisen Tidak merokok dan tidak minum alkohol.
3
C. PEMERIKSAAN FISIK
TANDA-TANDA VITAL
Suhu 37,3⁰C
Pernafasan 20x/menit
Nadi 110x/menit
Berat Badan 42 kg
Kepala Normocephal
Dada:
Paru
Jantung
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan USG
RESUME
Pasien G1P0A0 dengan usia 36 tahun datang ke BLUD UPTD LANGENSARI 2
dengan keluhan Utama mual dan muntah terus menerus, Setiap makanan yang masuk selalu
dimuntahkan, batuk ,pilek, Pusing, sulit menelan serta pasien merasa lemas dan nyeri pada ulu
hati serta badan terasa pegal pegal. Pasien tidak pernah mengeluhkan keluhan yang sama
sebelumnya, Di keluarga pasien juga tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya,
pasien belum mengonsumsi obat. Pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan dan alergi
obat obatan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan hasil pasien dalam keadaan umum tampak sakit
ringan, kesadaran compos mentis, suhu pasien 37,3 , tekanan darah pasien 105/80 mmHg dengan
pernafasan 21x/menit serta nadi 110x/menit. Pada pemeriksaan kepala pasien didapatkan
normocephal, konjungtiva tanemis, sklera tidak ikterik,tidak ada deviasi septum,tidak ada
epitaksis,tidak aa pembesaran KGB, tidak ada suara tambahan pada jantung dan paru, pasien
mengeluhhkan nyeri pada ulu hati,bising usus sedikit meningkat, akral teraba hangat.
E. Diagnosis
- Hyperemesis Gravidarum
Diferensial diagnosis
- Gastritis
- GERD
F. Tatalaksana
5
Medikamentosa
1. Vitamin B6 2x1
2. Vitamin C 3x1
3. Injeksi ondansentron
Non Medikamentosa
1. Perbanyak istirahat
3. Hindari Stress
G. Edukasi
- Perbanyak Istirahat
- Hindari Stress
H. Prognosis
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai
umur kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat di mana segala
apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum
dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton
dalam urin bahkan seperti gejala penyakit apendisitis, pielititis, dan sebagainya.
Mual dan muntah mempengaruhi hingga >50% kehamilan. Kebanyakan perempuan
mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet, dan simptom akan
teratasi hingga akhir trirnester pertama. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara
pasti, tetapi diperkirakan erat hubungannya dengan endokrin, biokimiawi, dan psikologis.
Dalam 15 studi prospektif pada tahun 1990-2004 tentang hubungan antara kadar hCG
dengan kejadian hiperemesis gravidarum, 11 studi melaporkan bahwa terdapat hCG
serum yang secara signifikan lebih tinggi pada pasien hiperemesis. Hal ini menunjukan
bahwa hCG menyebabkan hiperemesis melalui stimulasi pada sekretori di saluran cerna
bagian atas. hCG secara struktural juga mirip dengan hormon TSH dan mungkin
menyebabkan hiperemesis dengan menstimulasi reseptor TSH.
Estrogen
Estrogen juga diduga berkontribusi terhadap mual dan muntah pada kehamilan. Tingkat
estradiol meningkat pada awal kehamilan dan kemudian menurun, mencerminkan
perjalanan khas mual dan muntah pada kehamilan. Selain itu, mual dan muntah adalah
efek samping yang diketahui dari obat yang mengandung estrogen. Ketika tingkat
estrogen meningkat, begitu pula kejadian muntah dapat meningkat.
Hormon Tiroid
7
Infeksi Helicobacter pylori
Pada 11 studi kasus-kontrol prospektif telah dilaporkan peningkatan yang signifikan pada
infeksi H. pylori pada pasien dengan hiperemesis. Satu studi menggunakan pemeriksaan
histologis biopsi mukosa, dianggap sebagai gold standard diagnostik untuk menguji
infeksi H. pylori, melaporkan bahwa 95% dari semua pasien hiperemesis dinyatakan
positif H. Pylori dibandingkan dengan 50% pada kelompok kontrol.
Faktor Psikologis
Mulai terjadi pada trimester pertama. Gejala klinik yang sering dijumpai adalah
nausea, muntah, penunrnan berat badan, ptialism (salivasi yang berlebihan), tanda-tanda
dehidrasi termasuk hipotensi postural dan takikardi. Pemeriksaan laboratorium dapat
dijumpai hiponatremi, hipokalemia, dan peningkatan hematokrit. Hipertiroid dan LFT yang
abnormal juga dapat dijumpai. Secara klinis, hiperemesis gravidarum dapat dibedakan
menjadi beberapa tingkat:
1. Tingkat 1
Muntah yang tems-menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat-
badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit
cairan empedu, dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100 kali per
menit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit
berkurang, dan urin sedikit terapi masih normal.
2. Tingkat 2
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus hebat,
subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100 - 140 kali per menit, rekanan darah sistolik
kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton, bilirubin
dalam urin, dan berat badan cepat menurun.
3. Tingkat 3
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarans, yang mulai terjadi adalah gangguan
kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti, tetapi dapat terjadi ikterus,
sianosis, nistagmus, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urin.
8
Pemeriksaan USG: untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk
mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa.
Iaboratorium: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda keton,
dan proteinuria.
Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk konsultasi
psikologi.
Untuk keluhan hiperemesis yang berat pasien dianjurkan untuk dirawat di rumah sakit
dan membatasi pengunjung.
Stop makanan per oral 24-48 jam.
Infus glukosa 10% atau 5% : RL = 2:1, 40 tetes per menit.
Obat
Vitamin B1, B2, dan B6 masing-masing 50-100 mg/hari/infus.
Vitamin B12 200 mikrogram/hari/infus, vitamin C 200 mg/hari/infus.
Fenobarbital 30 mg LM. 2 - 3 kali per hari atau klorpromazin 25 - 50 mg/hari IM
atau diazepam 5 mg 2-3 kali per hari IM jika diperlukan
Antiemetik: prometazin (avopreg) 2-3 kali 25 mg per hari per oral atau
proklorperazin (stemetil) 3 kali 3 mg per hari per oral atau mediamer B6 3 kali 1 per
hari per oral.
Antasida: asidrin 3x1 tablet per hari per oral atau milanta 3x1 tablet per hari per oral
atau magnam 3x1 tablet per hari per oral.
Antiemesis
Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamin antagonis
(metoklopramid, domperidon), fenotiazin (klorpromazin, proklolperazin), antikolinergik
(disiklomin) atau antihistamin H1-reseptor antagonis (prometazin, siklizin). Namun, bila
9
masih tetap tidak memberikan respons, dapat juga digunakan kombinasi kortikosteroid
dengan reseptor antagonis 5-Hidroksrriptamin (5-HT3) (ondansetron, sisaprid) .
1
Sebagian besar asupan nutrisi turun di bawah 50% dari diet yang direkomendasikan pada
wanita dengan mual dan muntah pada kehamilan. Defisiensi sianokobalamin (vitamin
B12) dan piridoksin (vitamin B6) dapat menyebabkan anemia dan neuropati perifer.
Lebih dari 60% pasien dengan hiperemesis gravidarum memiliki status biokimia
suboptimal tiamin, riboflavin, vitamin B6, vitamin A, dan protein pengikat retinol. Ibu
hamil dengan hiperemesis berada pada risiko malnutrisi, dan inisiasi terapi korektif yang
cepat dianjurkan sebelum kerusakan serius dan berpotensi ireversibel terjadi.
2. Wernicke’s Encephalopathy
Ensefalopati Wernicke adalah komplikasi hiperemesis berat yang jarang terjadi yang
disebabkan oleh defisiensi tiamin. Dua dari tiga kematian ibu yang terkait dengan
hiperemesis dilaporkan di Inggris tahun 1991-1993 adalah karena ensefalopati Wernicke.
Ulasan terbaru tentang Ensefalopati Wernicke akibat hiperemesis menunjukkan bahwa
biasanya bermanifestasi setelah kira-kira 7 minggu muntah dan kesulitan makan pada
sekitar 14 minggu kehamilan. Presentasi trias klasik dari Ensefalopati Wernicke
(kebingungan, kelainan mata, dan ataksia) bermanifestasi hanya pada 46,9% pasien
(sebagian besar pasien hanya menunjukkan satu dari gejala-gejala ini).
Tingkat keguguran disebabkan ensefalopati Wernicke adalah 47,9%. Diagnosis
ensefalopati Wernicke ditegakkan secara klinis. Temuan fungsi hati yang abnormal dan
transketolase sel darah merah yang rendah (enzim yang bergantung pada tiamin).
Ensefalopati Wernicke hanya terjadi pada 14 dari 49 kasus. Penyelesaian gejala
membutuhkan waktu berbulan-bulan dan dapat terjadi kerusakan permanen. Ini
menekankan pentingnya suplementasi tiamin dalam pengobatan wanita dengan muntah
berkepanjangan selama kehamilan.
3. Hiponatremia
Bayi yang lahir dari kehamilan dengan komplikasi hiperemesis cenderung prematur dan
lebih mungkin untuk dilahirkan lebih kecil dari usia kehamilan. Sebuah studi kohort
retrospektif berbasis populasi baru-baru ini melaporkan bahwa bayi yang lahir dari wanita
dengan hiperemesis dan dengan kenaikan berat badan kehamilan yang rendah lebih
10
cenderung memiliki berat badan lahir rendah, , lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu,
dan memiliki skor Apgar 5 menit <7. Tingkat kelahiran prematur tiga kali lebih tinggi
pada wanita dengan hiperemesis yang pertambahan berat badannya kurang dari 7kg,
sedangkan wanita dengan hiperemesis tetapi dengan pertambahan berat badan 7kg atau
lebih memiliki tingkat kelahiran prematur yang serupa dibandingkan dengan wanita tanpa
hiperemesis.
5. Masalah Psikologis
Mual dan muntah pada awal kehamilan berhubungan dengan morbiditas psikiatri.
Hubungan sebab akibat antara keduanya masih harus dieksplorasi. Dalam sebuah studi
observasional, 50,5% wanita dengan mual dan muntah di awal kehamilan ditemukan
memiliki potensi masalah kejiwaan. Tingkat keparahan mual dan muntah memiliki
kolerasi dengan gejala somatik, disfungsi sosial, kecemasan, insomnia dan depresi berat .
2
Mual dan muntah pada kehamilan adalah hal biasa. Gejala biasanya dimulai sebelum
usia kehamilan 9 minggu, dan sebagian besar kasus teratasi pada minggu ke-20 kehamilan.
Sebagian kecil pasien, sekitar 3%, akan terus mengalami muntah selama trimester ketiga.
Sekitar 10 persen pasien dengan hiperemesis gravidarum akan terpengaruh selama
kehamilan
11