Disusun Oleh :
Luthfan Dio Satria Bachri
1710221006
Pembimbing :
dr. Hendrivand, Sp.OG
Dokter Pembimbing
Nama : Ny.R
Umur : 37 tahun
Agama : Islam
Alamat : Ragunan, Jakarta Selatan
Tanggal MRS : 22 April 2019
3. Riwayat Haid :
Menstruasi pertama usia 12 tahun, siklus 28 hari, lamanya 5 hari, ganti
pembalut 2-3x/hari, nyeri haid (-)
Menstrual diary :
Desember Januari Februari
31/12/18 5 hari 30/01/19 5 hari 28/02/19 à 5 hari
4. Riwayat Perkawinan :
Pernikahan pertama, selama 12 tahun, usia saat menikah 25 tahun
OBJEKTIF
4. Pemeriksaan Penunjang
USG tgl 23/4/2019 : sisa kehamilan
Pemeriksaan laboratorium :
Darah tanggal 22/04/2019
Hb : 11.3 gr/dL
Ht : 32 %
Trombosit : 294.000/uL
Leukosit : 10.500 /uL
Eritrosit : 3.600.000/uL
MCV : 88 fl
MCH : 31 pg
MCHC : 35 g/dL
PT : 13.10 detik
INR : 0.96
APTT : 30.40 detik
GDS : 105 mg/dL
Gol. Darah : A rhesus +
Na : 144 meq/L
K : 4.0 meq/L
Cl : 106 meq/L
HbSAg : non reaktif
Anti HIV I : non reaktif
Anti HIV I : -
Anti HIV I : -
Tanggal 30/3/19
T4 : 93.64 nmol/L (60.00 – 120.00)
TSH : 2.35 uIU/ml (0.25 – 5.00)
DIAGNOSIS
1. Diagnosis Kerja
Abortus inkomplit pada G4P3A0 hamil 7-8 minggu dengan riwayat
hipotiroid
RENCANA PENATALAKSANAAN
1. Dr. Hendrivan, Sp. OG:
a. Cek T4, TSH
b. Konsul IPD -> lanjutkan euthyrox 1x100 mg
c. Rencana Kuretase (sudah dilakukan)
d. Observasi KU, TTV, Perdarahan post operasi
Laporan operasi
Pasien tidur terlentang dengan litotomi
Aseptik dan antiseptic lapangan operasi dan sekitarnya
Pemasangan sims atas dan bawah
Pemasangan tenakulum diarah jam 11
Sondase
Uterus antefleksi panjang 8 cm
Darah dan jaringan 50 cc
Tindakan dihentikan
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
hCG darah adalah suatu glikoprotein yang diproduksi terutama oleh plasenta dan
mencapai puncaknya pada akhir trimester pertama kehamilan. Hormon ini dapat
mengikat reseptor TSH pada membran sel tiroid dan merupakan stimulator yang
lemah, menghasilkan peningkatan sekresi T4 dan T3 dan penekanan parsial TSH
serum. Karena efek hCG, kadar TSH serum menurun selama kehamilan. Konsentrasi
hCG serum yang lebih tinggi terlihat pada kehamilan kehamilan ganda dikaitkan
dengan tingkat penekanan TSH yang lebih besar; konsentrasi TSH serum ibu lebih
rendah pada kehamilan kembar, dibandingkan dengan kehamilan tunggal, dan bahkan
lebih rendah pada kehamilan triplet atau quadruplet. Satu laporan menunjukkan
bahwa wanita dengan konsentrasi TSH yang lebih rendah pada awal kehamilan lebih
rentan terhadap penekanan TSH oleh hCG.
Pendapat ahli telah menganjurkan rekomendasi batas nilai TSH selama kehamilan:
- 0,1–2,5 mIU / L (trimester pertama),
- 0,2-0,3 mIU / L (trimester kedua), dan
- 0,3–3,0 mIU / L (trimester ketiga).
Pengukuran konsentrasi T4 bebas serum dapat dikombinasikan dengan penilaian TSH
untuk menilai fungsi tiroid. Namun, selama trimester pertama kehamilan, kadar T4
bebas yang diukur dengan immunoassay analog mungkin tidak dapat diandalkan,
karena pengukuran menggunakan 2 tes yang berbeda tidak dapat direproduksi dalam
penelitian terbaru. Demikian pula, tidak ada rentang referensi kehamilan khusus
trimester untuk tes T4 bebas, dan tes komersial yang tersedia dapat underestimated
atau melebih-lebihkan data konsentrasi T4 bebas pada wanita hamil.
II.2 Abortus
II.2.1 Definisi3,4
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin berkembang sepenuhnya
dan dapat hidup di luar kandungan dan sebagai ukuran digunakan kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. Terdapat dua jenis abortus,
iaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan didefinisikan
sebagai abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis.Dengan kata
lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage). Sedangkan abortus yang
terjadi dengan sengaja dilakukan tindakan disebut sebagai abortus provokatus.
II.2.2 Epidemiologi1,2,7
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15%.Namun demikian,
frekuensi seluruh keguguran sukar ditentukan karena abortus buatan buatan banyak
yang tidak dilaporkan, kecuali jika terjadi komplikasi. Juga karena sebagian
keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda ringan, sehingga wanita tidak
datang ke dokter atau Rumah Sakit.
- Makin tua umur, abortus makin sering terjadi. Demikian juga dengan semakin
banyak anak, abortus juga akan semakin sering terjadi. Semakin tua umur
kehamilan, kemungkinan abortus makin kecil
- Wanita < 20 tahun abortus 12%
Wanita > 40 tahun abortus 26%
II.2.3 Etiologi5
Pada trisemester pertama, penyebab embrionik dari aborsi spontan adalah keguguran
dengan porsi 80-90% dari seluruh kejadian abortus.
Keterangan gambar 1: usg transvagina kedua yang dilakukan 1 minggu setelah
pemeriksaan pertama gagal menemukan adanya perkembangan janin. Pemeriksaan ini
mengkonfirmasi diagnosis dari kehamilan embrionik.
II.2.5 Klasifikasi5
Abortus dapat dibagi atas dua golongan :
1. Abortus Spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului factor-faktor mekanis ataupun
medisinalis, semata-mata disebabkan oleh factor-faktor alamiah.
2. Abortus Provakatus (induced abortion)
Adalah abortus yang disengaja, baik dengan mengunakan obat-obatan ataupun alat-
alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi :
a) Abortus Medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan
dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
b) Abortus Kriminalis atau tidak aman
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak
berdasarkan indikasi medis.
Abortus mengancam
Abortus mengancam mengandung setiap adanya perdarahan pada vagina selama awal
kehamilan tanpa adanya dilatasi serviks atau perubahan pada konsistensi servikal.
Biasanya tidak nyeri, meskipun terkadang ada kram ringan. Apabila terjadi keram
yang lebih berat mungkin berkaitan dan nantinya dapat sebabkan abortus yang tak
dapat dihindari (inevitable). Aborsi mengancam paling sering terjadi pada trisemester
pertamal sekitar 25-30% dari semua kehamilan memiliki beberapa perdarahan selama
kehamilan. Kurang dari setengah nantinya dapat menjadi aborsi komplit. Saat
pemeriksaan, dapat ditemukan adanya darah atau discharge kecoklatan di vagina.
Serviks tidak nyeri dan os servikalis masih menutup. Tidak ada jaringan janin atau
membran yang keluar atau lolos ke vagina. Ultrasound menujukkan masih
berlangsungnya proses kehamilan di intrauterine. Jika ultrasound tidak dilakukan
sebelumnya, penting untuk kita melakukan pemeriksaan dalam rangka menyingkirkan
kehamilan ektopik, dengan gejala yang mirip. Jika kavitas uterine kosong saat
dilakukan pemeriksaan ultrasound, penting untuk menilai kadar hCG (human corionic
gonadotropin) dalam menentukan apakah zona diskriminasi telah terlewati. Zona
diskriminasi adalah kadar hCG dimana kehamilan intrauterine normal,singleton, dan
konsisten terlihat menggunakan ultrasound. Zona diskriminasi mungkin beragam,
tergantung pada jumlah faktor yang ada, termasuk pemeriksaan jenis hCG dan
rujukan kalibrasi standar yang digunakan, resolusi ultrasoundnya, kemampuan dan
pengalaman sonografer, maupun faktor pasien itu sendiri (obesitas, leiomyoma, aksis
uterine, kehamilan multiple). Juga, zona diskriminasi bervariasi tergantung pada
ultrasound yang dipakai secara per abdomen atau per vagina. Oleh kareana itu, zona
diskriminasi yang universal termasuk sulit dan perlu diperhitungkan pada masing
masing tempat. Beberapa penelitian merekomendasikan bahwa kantung gestasional
harus divisualisasikan pada 5,5 minggu kehamilan, kantung gestasional harus
divisualisasikan dengan kadar hCG sebesar 1500-2400 mIU/mL untuk ultrasound
transvagina atau hCG sebesar 3000 mIU/mL untuk ultrasound transabdominal. Jika
kadar hCG lebih tinggi dari pada zona diskriminasi dan tidak ada kantung kehamilan
(gestasional sac) yang terlihat di uterus, maka dapat dianggap sebagai kehamilan
ektopik. Kehamilan multiple adalah pengecualian dan mungkin memiliki kadar hCG
yang lebih tinggi pada saat awal kehamilan karena akan lebih banyak hCG yang
diproduksi oleh trofoblas dari implantasi multiple. Oleh karena itu, kantung
kehamilan mungkin tidak terlihat dengan pemeriksaan ultrasund kecuai bila kadar
hCGnya lebih tinggi dari pada zona diskriminasi. Meskipun pada kehamilan multiple,
kantung gestasional/kehamilan harusnya dapat terlihat sekitar usia 6 minggu
kehamilan. Dokter harus peka terhadap kehamilan ektopik jika menemukan adanya
kadar hCG yang lebih tinggi dari pada zona diskriminasi dan uterus biasanya akan
tampak kosong pada pemeriksaan ultrasound.
Abortus inkomplit
Abortus inkomplit pada kehamilan berkaitan dengan perdarahan pervaginam, dilatasi
pada kanalis servikalis, dan pasase produk konsepsi. Biasanya nyeri perut/kram akan
intens, dan perdarahan vaginanya berat. pasien mungkin akan mengeluhkan adanya
pasase jaringan atau pemeriksa dapat melihat adanya bukti pasase jaringan di vagina.
Pemeriksaan ultrasound menunjukkan beberapa produk konsepsi yang masih tersisa
di uterus.
Abortus komplit
Disebut juga sebagai keguguran komplit. Biasanya terdapat riwayat perdarahan
pervagina, nyeri perut, dan pasase jaringan. Setelah jaringan keluar, pasien
mengatakan bahwa nyeri perutnya berangsur hilang dan perdarahan pervaginannya
semakin berkurang. Pemeriksa akan menemukan bekas darah divagina, servikal os
akan tertutup, dan tidak ada nyeri pada serviks, uterus, adnexa, serta abdomen.
Pemeriksaan ultrasound menunjukkan uterus yang terlihat kosong.
Missed abortion
Missed abortion adalah abortus dimana fetus atau embrio telah meninggal dalam
kandungan sebelum kehamilan 20 minggu, akan tetapi hasil konsepsi seluruhnya
masih tertahan dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih
II.2.7 Diagnosis
Anamnesis
Pasien dengan abortus komplit spontan biasanya memiliki riwayat perdarahan
pervaginam, nyeri perut, dan pasase jaringan. Setelah jaringan keluar, perdarahan
pervaginam dan nyeri perutnya akan berkurang. Pertimbangkan usia reproduksi
wanita dengan perdarahan pervaginam yang berkaitan dengan kehamilan sampai
terbukti. Gejala lain seperti demam, menggigil, atau yang lebih berhubungan dengan
infeksi, biasanya disebut juga sebagai septik abortus. Septik abortus membutuhkan
penanganan segera karena dapat mengancam jiwa.
Missed Abortion
ialah berakhirnya suatu kehamilan sebelum 20 minggu, namun keseluruhan hasil
konsepsi tertahan dalam uterus 8 minggu atau lebih
Gejala Klinis
- Ditandai dengan kehamilan yang normal dengan amenorrhea, dapat disertai mual
dan muntah
- Pertumbuhan uterus mengecil dengan fundus yang tidak bertambah tinggi.
Septic Abortion
ialah abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam
peredaran darah atau peritoneum. Diagnosis septic abortion ditegakan jika didapatkan
tanda – tanda sepsis, seperti nadi cepat dan lemah, syok dan penurunan kesadaran.
Penatalaksanaan sama dengan abortus infeksious, hanya dosis dan jenis antibiotika
ditinggikan dan dipilih jenis yang tepat sesuai dengan hasil pembiakan dan uji
kepekaan kuman. Perlu di observasi apakah ada tanda perforasi atau akut abdomen.
Gambar 7: Cerclage tipe jahitan McDonald (dengan jahitan seperti dompet, tidak ada
diseksi dan terletak pada os serviks eksterna) dan Shirodkar (dengan jahitan tunggal,
memerlukan diseksi dan letaknya berdekatan os serviks interna)
Gambar 9. Algorithm for the management of spontaneous pregnancy loss. (hCG =
human chorionic gonadotropin.)8
II.2.10 Komplikasi5,6,7
1) Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan
jika perlu pemberian transfusi darah.Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan.Perdarahan yang berlebihan sewaktu atau sesudah abortus
bisa disebabkan oleh atoni uterus, laserasi cervikal, perforasi uterus, kehamilan
serviks, dan juga koagulopati.
2) Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperretrofleksi.Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis.
Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera
dilakukan untuk menentukan luasnya perlukaan pada uterus dan apakah ada perlukan
alat-alat lain. Pasien biasanya datang dengan syok hemoragik.
3) Syok.
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi
berat.Vasovagal syncope yang diakibatkan stimulasi canalis sevikalis sewaktu dilatasi
juga boleh terjadi namum pasien sembuh dengan segera.
4) Infeksi.
Sebenarnya pada genitalia eksterna dan vagina dihuni oleh bakteri yang merupakan
flora normal. Khususnya pada genitalia eksterna yaitu staphylococci, streptococci,
Gram negatif enteric bacilli, Mycoplasma, Treponema (selain T. paliidum),
Leptospira, jamur, Trichomonas vaginalis, sedangkan pada vagina ada
lactobacili,streptococci, staphylococci, Gram negatif enteric bacilli, Clostridium sp.,
Bacteroides sp, Listeria dan jamur. Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi
terbatas padsa desidua.Pada abortus septik virulensi bakteri tinggi dan infeksi
menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium. Organisme-organisme
yang paling sering bertanggung jawab terhadap infeksi paska abortus adalah E.coli,
Streptococcus non hemolitikus, Streptococci anaerob, Staphylococcus aureus,
Streptococcus hemolitikus, dan Clostridium perfringens. Bakteri lain yang kadang
dijumpai adalah Neisseria gonorrhoeae, Pneumococcus dan Clostridium tetani.
Streptococcus pyogenes potensial berbahaya oleh karena dapat membentuk gas.
5) Efek anesthesia.
Pada penggunaan general anestesia, komplikasi atoni uterus bisa terjadi yang
berakibatkan perdarahan. Pada kasus therapeutic abortus, paracervical blok sering
digunakan sebagai metode anestesia. Sering suntikan intravaskular yang tidak
disengaja pada paraservikal blok akan mengakibatkan komplikasi fatal seperti
konvulsi, cardiopulmonary arrest dan kematian.
6) Disseminated Intravascular Coagulopathy (DIC).
Pasien dengan postabortus yang berat terutamanya setelah midtrimester perlu curiga
DIC.Insidens adalah lebih dari 200 kasus per 100,000 aborsi
Terdapat hubungan jangka panjang antara abortus dengan aterosklerosis, khususnya
pada wanita yang berusia lebih tua dari 35 tahun. Wanita yang alami keguguran
memiliki peningkatan resiko sebesar 13% untuk alami infark miokard, 16%
peningkatan resiko infark serebrovaskular, dan 20% peningkatan resiko hipertensi
relatif terhadap wanita yang tidak alami keguguran. Aborsi komplit mungkin dapat
menimbulkan komplikasi berupa infeksi atau akumulasi gumpalan darah di kavitas
uterine tanpa adanya ekspulsif karena adanya atonia uteri, meskipun kedua jenis
komplikasi ini termasuk jarang terjadi
II.2.11 Prognosis3,5
Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan
sebelumnya.Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abortus yang
rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %.Pada wanita keguguran
dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan kehamilan sekitar
40-80 %. Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah pemeriksaan aktivitas jantung
janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada wanita dengan 2 atau lebih aborsi
spontan yang tidak jelas.
DAFTAR PUSTAKA
4. Tanto, C., & Rayka, I. P. (2016). Perdarahan Pada kehamilan Muda. Dalam C.
Tanto, Kapita Selekta Kedokteran (hal. 422-425). Jakarta: Media
Aesculaptus.
8. Ware Branch, M.D. Recurrent Miscarriage. N Engl J Med 2010; 363: 1740-
1747. Available at http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp1005330.
Accessed on 25 april 2019