Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA

LAPORAN KASUS
Hiperemesis Gravidarum

Pendamping: dr. Femi hasan


Disusun oleh: dr. Winendy Deo Haryanto

RSUD DR. M.M. DUNDA


18 NOVEMBER 2023

ANAMNESIS (18/11/2023)

Identitas Pasien

Nama : ny, finki mandika


Jenis kelamin : perempuan
Usia : 28 tahun
No. RM : 42-15-57
Tanggal lahir : 05 agustus 1995

Keluhan Utama
Os mengeluh mual – muntah sudah 3 hari SMRS , pusing (+) , lemas (+) , nyeri
ulu hati (+)

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan G2P1A0 hamil 10 minggu Os mengeluh mual – muntah
sudah 3 hari SMRS , pusing (+) , lemas (+) , nyeri ulu hati (+) muntah > 5x
nafsu makan berkurang, BAB frekuensi normal, BAK normal, tidak disertai
darah maupun nyeri.

Riwayat periksa kehamilan


Rutin mengikuti posyandu
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien t memiliki riwayat prosedur operasi saecar tahun 2013 lahir anak
pertama
Riwayat Keluarga
Tidak ada keluhan serupa di keluarga

Riwayat Pengobatan
-
Riwayat Sosioekonomi
Pasien berpendidikan terakhir SMA

PEMERIKSAAN FISIS (18/11/2023)

Kondisi Umum
Pasien tampak sakit sedang. kesadaran kompos mentis.

Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,5oC
Laju pernafasan : 20 kali/menit

Status Generalis
Organ Status
Kepala Normosefal, simetris
Mata Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
THT Dalam batas normal
Thoraks Paru simetris dalam kondisi stasis dan dinamis, perkusi
timpani, BJ I II normal, tidak ada murmur dan gallop,
vesikular pada kedua lapang paru
Abdomen
TFU : balt

Nyeri tekan epigastrium (+)

BU (+)
Ekstrimitas CRT < 2 s

HASIL LABORATORIUM
DR 18/11/2023
Pemeriksaaan Hasil
Hemoglobin 16,4
Hematokrit 46,6
Eritrosit 5,58
Leukosit 8,5
Trombosit 302
GDS 76
HBSAG Negatif

Rencana periksa

USG , dr , Elektrolit , urinalisis

DIAGNOSIS
Diagnosis kerja : G2P1A0 28 tahun hamil 10 minggu + HEG grade 1

TATA LAKSANA
- Konsultasi spesialis obsgyn  cek lab (dr,Elektrolit,Urine)
o IVFD RL: D5 % 28 tpm -> drip neurosanbe 1x1
o Inj ranitidine 2x1 iv
o Inj ondansentron 3x1 iv
o Mediamer 3x1
o Antasida syr 3x1 cth
o As folat 1x1
Prognosis
Ad Vitam : bonam
Ad sanationam : bonam
Ad functionam : bonam
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awa kehamilan sampai
kehamilan 20 minggu. Keluhan muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa
yang dimakan dimuntahkan sehingga pekerjaan sehari-harinya terganggu berat badan
menurun, dehidrasi dan terdapat aseton diurin.1

Klasifikasi
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :5
 Tingkat I : Terjadi muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan
dan minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama keluar
makanan, lendir can sedikit cairan empedu dan yang terakhir keluar darah. Nadi
meningkat sampai 100 kali permenit dan tekanan darah sistolik menurun. Mata
cekungdan lidah kering, turgor kulit berkurang dan urin sedikit tetapi masih normal.

 Tingkat II : Gejala lebih berat , segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus
hebat, subfebril, nadi cepat dam lebih dari 100-140 kali permenit, tekanan darah
sistolik kurang dari 80mmHg, apatis,kulit pucat, lidah kotor, kadang ikterus, aseton,
bilirubin dalam urin dan berat badan turun cepat.

 Tingkat III : Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang terjadi adalah gangguan
kesadaran, muntah berkurang atau berhenti tetapi terdapat ikterus, sianosi, nistagmus,
gangguan jantung, bilirubin dan proteinuriadalam urin
Etiologi
Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui. Tetapi diperkirakan erat
hubungannya dengan endokrin, biokimiawi dan psikologis.1,2

Beberapa faktor predisposisi hiperemesis gravidarum yaitu:


1. Faktor yang paling sering adalah primigravida, mola hidatidosa dan gemelli. Pada mola
hidatidosa dan gemelli diduga bahwa Hormon Chorionik Gonadotropin (HCG) yang
dibentuk berlebihan memegang peranan dalam hiperemesis gravidarum.
2. Masuknya vili korialis dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolik akibat
kehamilan serta resistensi yang menurun dari pihak ibu terhadap perubahan ini merupakan
faktor organik.
3. Alergi sebagai salah satu respon dari jaringan ibu terhadap anak juga disebut sebagai
salah satu faktor organik.
4. Faktor psikologik memegang peranan penting pada penyakit ini. Hiperemesis
gravidarum sering terjadi pada wanita yang takut terhadap kehamilan dan persalinan, rumah
tangga yang retak, adanya gangguan personal atau hysteria. Meski belum diketahui pasti
hubungan psikologik dengan hiperemesis gravidarum , tidak jarang dengan memberikan
suasana baru dapat membantu mengurangi frekuensi muntah.

Patofisiologi
Hiperemesis gravidarum terjadi akibat peningkatan cepat dan tinggi dari hormon
kehamilan. Seperti human chorionic gonadotropin (hcG ), hormon lainnya seperti estrogen,
pregresteron, prolaktin, tiroksin, dan hormon adrenokortikal juga turut berperan.3

Perubahan fisiologis pencernaan seperti penurunan HCO3 serta motilitas otot selama
kehamilan menimbulkan gejala mual. Kondisi psikis ibu pada masa kehamilan
diperkirakan juga berperan dalam mual dan muntah .3

Mual dan muntah dapat menyebabkan dehidrasi akibat berkurangnya cairan tubuh.
Cadangan energi dari karbohidrat akan habis sehingga terjadi oksidasi lemak yang dapat
berujung pada ketosis. Mual muntah dapat mengakibatkan jejas pada esofagus berupa
robekan mallory weis, gangguan ginjal akut, pneumothorax sampai pneumomediastinum.3
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan bila ditemukan pada kehamilan muda dan muntah terus-
menerus, sehingga mempengaruhi keadaan umum. Namun harus dipikirkan pula
kehamilan muda dengan penyebab lain seperti neoplasma, hipertiroidisme, gangguan
saluran cerna, pielonefritis, infeksi keracunan dan lain-lain.4
 Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari hari terganggu
 Fungsi vital : nadi meningkat 100 kali per menit, tekanan darah menurun pada
keadaan berat, subfebril dan gangguan kesadaran
 Fisik : dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, pada vaginal
toucher uterus sesuai besarnya dengan kehamilan, konsistensi lunak, pada
pemeriksaan inspekulo serviks berwarna biru.
 Pemeriksaan USG : untuk mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk
mengetahui kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun molahidatidosa.
 Laboratorium : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, shift to the left, benda
keton dan proteinuria.

Penatalaksanaan
 Terapi non medikamentosa3
 Istirahat/ tirah baring jika diperlukan. Perawatan rumah sakit diindikasikan
apabila muntah bertahan seteah rehidrasi.
 Pemberian jumlah makanan sedikit namun sering
 Menghindari makanan pedas, serta berlemak
 Minum cairan yang adekuat
 Terapi medikamentosa3
 Rehidrasi dengan cairan kristaloid
 Antiemetik. Antiemetik dapat diberikan dopamin antaonis (metoklopramid,
domperidon), fenotiazine (klorpromazin), antikolinergik (disiklomin), atau
antihistamin H-1 reseptor (prometazin) namun jika tidak respon dapat
digunakan kombinasi kortikosteroid dengan rseptor agonis 5-hidrokstriptamin
(ondansentron)
 Antasida
 Vitamin B1, B2, B6
 Vitamin B12
Diagnosis Banding
Penyakit-penyakit yang sering menyertai wanita hamil dan mempunyai gejala muntah-
muntah yang hebat harus dipikirkan. Beberapa penyakit tersebut antara lain:6
 Appendicitis akut
Pada pasien hamil dengan appendicitis akut keluhan nyeri tekan perut sangat
menonjol sedangkan pada pasien hamil tanpa appendicitis akut keluhan tersebut
sedikit bahkan tidak ada. Tanda-tanda defance musculare juga bisa dijadikan
petunjuk membedakan hamil dengan appendictis akut dan tanpa appendicitis akut.

 Ketoasidosis diabetes
Pasien dicurigai menderita ketoasidosis diabetes jika sebelum hamil mempunyai
riwayat diabetes atau diketahui pertama kali saat hamil apalagi disertai dengan
penurunan kesadaran dan pernafasan kussmaul. Perlu dilakukan pemeriksaan keton,
pemeriksaan gula darah, dan pemeriksaan gas darah.

 Gastritis dan ulkus peptikum


Pasien dicurigai menderita gastritis dan ulkus peptikum jika pasien mempunyai
riwayat makan yang tidak teratur, dan sering menggunakan NSAID. Keluhan nyeri
epigastrium tidak terlalu dapat membedakan dengan wanita hamil yang tanpa
gastritis/ulkus peptikum karena hampir semua pasien dengan hiperemesis gravidarum
mempunyai keluhan nyeri epigastrium yang hebat. Pasien dengan gastroenteritis
selain menunjukkan gejala muntah-muntah, juga biasanya diikuti dengan diare. Pasien
hiperemesis gravidarum yang murni karena hormon jarang disertai diare.

 Hepatitis
Pasien hepatitis yang menunjukkan gejala mual-muntah yang hebat biasanya sudah
menunjukkan gejala ikterus yang nyata disertai peningkatan Serum
GlutamicOxaloacetate Transaminase (SGOT) dan Serum Glutamic Pyruvic
Transaminase (SGPT) yang nyata. Kadang-kadang sulit membedakan pasien
hiperemesis gravidarum tingkat III (tanda-tanda kegagalan hati) yang sebelumnya
tidak menderita hepatitis dengan wanita hamil yang sebelumnya memang
sudahmenderita hepatitis.
Komplikasi
 Maternal : akibat defisiensi tiamin (B1) akan menyebabkan teradinya diplopia, palsi
nervus ke-6, ataksia, dan kejang. Jika hal ini tidak segera ditangani akan terjadi
psikosiskorsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk beraktivitas),
ataupunkematian. Komplikasi yang perlu diperhatikan adalah Ensephalopati
Wernicke. Gejala yang timbul dikenal sebagai trias klasik yaitu paralisis otot-otot
ekstrinsik bola mata (oftalmoplegia), gerakan yang tidak teratur (ataksia), dan
bingung.
 Fetal : penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian gangguan
pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).7
Referensi

1. Prawiharjo S. Ilmu Kebidanan, edisi ke-4. PT. Bina pustakasarwono prawirohardjo,


Jakarta, 2013.
2. Oktavia L. Kejadian hiperemesis gravidarum ditinjau dari jarak kehamilan. Jurnal
ilmu kesehatan aisyah. Volume 1 no 2 juli desember 2016
3. Tanto C, Liwang F, Hanifati S. Kapita selekta kedokteran edisi ke-4. Media
aesculapius. 2014
4. Cunningham F, Leveno K, Bloom S, Spong CY, Dashe J. William obstetrics. 24th
ed.Philadelphia McGraw-Hill.2014 Mochtar, R., Sofian, A. 2012. Hiperemesis
Gravidarum. Dalam: Sinopsis Obstetri.Jakarta: EGC. Hal 141-142
5. Ogunyemi DA. Hyperemesis Gravidarum. Emedicine. Available
from:http://www.emedicine.com (Accesed : 7 April 2019)
6. McCarthy FP, Lutomski JE, Greene RA. Hyperemesis gravidarum. Int J Womens
Health.2014 Aug 5;6:719-25.

Anda mungkin juga menyukai