Nama : Ny. DH
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 26 Tahun
Suku :
Agama : Islam
Alamat : Bekasi
Status : Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Anamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 hari SMRS. Mual
dirasakan terutama setiap pasien makan, kemudian pasien muntah. Muntah 10-
13x/hari berisi sisa makanan dan lama kelamaan hanya cairan lendir putih, volume ±
2/3 gelas aqua, setiap setelah makan, dan terkadang setelah minum. Keluhan juga
disertai rasa tidak nyaman pada ulu hati, nafsu makan pasien menurun, dan penurunan
berat badan (60 59,1). Pasien juga merasa lemas pada seluruh tubuhnya. BAK dan
BAB pasien tidak ada keluhan.
Keluhan nyeri perut (-), keluar lendir (-), keluar darah (-), mules (-)
Pasien kontrol kehamilan 1x di bidan dan 1x di RSSW. Tidak terdapat kelainan selama
kontrol. Keluhan hanya sering mual.
HPHT: 17/07/2021
HPL: 24/04/2022
TP USG (UK7mgg): 28/04/2022
Anamnesis
Tanda Vital
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
• Tekanan Darah : 113/86 mmHg
• Frekuensi nadi : 98x/menit, reguler, isi cukup
• Frekuensi pernapasan : 20 x/menit
• Suhu tubuh : 36,7C
Antropometri
• BB sebelum hamil : 58 kg
• Berat Badan saat hamil : 59,1 kg
• Kenaikan BB : 1,1 kg
• Tinggi Badan : 158 cm
• IMT : 23,5 (Overweight)
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN SISTEM
Kepala Normocephal, chloasma gravidarum (-)
Mata Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), RC (+/+), pupil isokor,
bulat, lagoftalmus (-/-), mata cekung (-/-)
Hidung Bentuk normal, rhinorrhea (-/-), sekret (-/-)
Telinga Nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid
(-/-), nyeri tarik aurikula (-/-), infiltrat (-)
Mulut Bibir kering (+), sianosis (-), faring hiperemis (-), tonsil T1/T1, karies
(-)
Leher Letak trakea di tengah, pembesaran KGB (-)
PEMERIKSAAN SISTEM
Thorax - Inspeksi: buah dada simetris, hiperpigmentasi areola -/-,
hiperpigmentasi puting susu -/-, kolostrum -/-, puting susu tajam,
inverted nipple -/-, pergerakan napas simetris.
- Palpasi: stem fremitus kanan dan kiri sama kuat, massa (-)
- Perkusi: sonor diseluruh lapang paru
- Auskultasi: Suara nafas vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-, BJ I & II
reguler, m (-), g (-)
PEMERIKSAAN SISTEM
Abdomen
Inspeksi - Tampak datar, linea nigra (-), striae gravidarum (-), bekas operasi (-)
Auskultasi - Bising usus (+)
Perkusi - Timpani
Palpasi - Supel, nyeri tekan (-)
- TFU: 2 jari di atas simfisis pubis
Pemeriksaan Fisik
PEMERIKSAAN SISTEM
Anus dan Genitalia - Anus tampak normal
- Vulva vagina tenang, perineum utuh dan tidak menonjol, perdarahan
(-)
- Pemeriksaan dalam: tidak dilakukan
Ekstremitas - Superior et inferior, dextra et sinistra tidak tampak deformitas,
telapak tangan dan kaki tidak tampak pucat, akral hangat, edema
tungkai (-/-), CRT <2 detik
Kulit - Chloasma gravidarum (-), linea nigra (-), striae lividae (-), striae
albican (-).
KGB - Tidak teraba membesar
Pemeriksaan Penunjang
Hematologi Hasil Satuan Nilai Normal
Eritrosit 4,8 106/uL 4,00 – 5,20
Hemoglobin 11,9 (L) g/dL 12,0 – 16,0
Hematokrit 35,5 (L) % 36,0 – 46,0
Trombosit 335 103/uL 150 – 440
Leukosit 9,6 103/uL 4,0 – 11,0
Indeks Eritrosit Hasil Satuan Nilai Normal
MCV 74 (L) fL 78,5 – 96,4
MCH 24,8 (L) Pg 26,4 – 33,2
MCHC 33,5 % 31,8 – 35,9
Pemeriksaan Penunjang
Hitung Jenis Hasil Satuan Nilai Normal
Basofil 0 % 0–1
Eosinofil 0 % 0–3
Neutrofil Stab 0 % 0–6
Neutrofil Seg. 70 % 50 – 70
Limfosit 21 % 20 – 40
Monosit 9 % 0 – 20
Lain-lain Hasil Satuan Nilai Normal
GDS 79 mg/dL 70-199
CRP < 6.0 mg/L Cutoff ≤ 6.0
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisa Hasil Satuan Nilai Normal
Warna Kuning
Kejernihan Jernih
Glukosa Negative Negative
Bilirubin Negative Negative
Keton Negative Negative
Berat Jenis 1.010 1.005 – 1.030
Darah Negative Negative
pH 6.0 4.5 – 8.0
Protein Negative Negative
Pemeriksaan Penunjang
Urinalisa Hasil Satuan Nilai Normal
Urobilinogen 0.2 EU/dL 0.1 - 1.0
Nitrit Negative Negative
Esterase Leukosit Negative Negative
Leukosit 0-3 /LPB 0-6
Eritrosit 0-2 /LPB 0-3
Silinder Negative
Epitel Positive Negative
Kristal Negative Negative
Bakteri Negative Negative
Pemeriksaan Penunjang
USG TAS
Plasenta di corpus anterior
DJJ 158x/menit
CRL ~ UK 11+3 minggu
TP USG: 23/04/2022
Resume
Telah diperiksa pasien G1P0A0 dengan keluhan mual dan muntah sejak 3 hari
SMRS. Mual saat pasien makan dan minum, 10-13x/hari, ±80-160ml, berisi sisa
makanan hingga lendir putih, darah (-). Rasa tidak nyaman pada ulu hati (+),
nafsu makan menurun, penurunan berat badan (+), dan rasa lemas (+). Pasien
kontrol kehamilan sebanyak 1x di bidan, dan 1x di RSSW dengan keluhan mual.
HPHT: 17/07/2021
TP USG (UK7mgg): 28/04/2022
Pada PF, mukosa bibir tampak kering, TFU 2 jari di atas simfisis pubis.
PP hematologi dan urinalisis dalam batas normal, USG-TAS sesuai usia
kehamilan.
Diagnosis
Diagnosa Kerja
Diagnosa Banding
Hiperemesis Gravidarum
Tatalaksana
• Ad vitam: bonam
• Ad functionam: bonam
• Ad sanationam: bonam
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis - Muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur
kehamilan 20 minggu.
Gravidarum
- Mempengaruhi >70% kehamilan.
- Hiperemesis gravidarum berat terjadi <2% kehamilan.
Epidemiolog - Gejala biasanya dimulai sebelum UK 9 minggu.
Sebagian besar kasus teratasi pada UK 20 minggu.
i -
- Sekitar 3% akan terus mengalami muntah hingga trimester
ketiga.
- Sekitar 10% akan terpengaruh sepanjang kehamilan.
- Penyebab masih belum dietahui secara pasti tetapi
Etiologi diperkirakan erat hubungannya dengan endokrin, biokimia
dan psikologis
Sumber:
- Abdulmuthalib. Kelainan Gastrointestinal. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwon
Prawirohardjo. 2016. H.815-818
- Kilpatrick S J and Papile L A. Guideline Perinatal Care. 8th Ed. ACOG. 2017. P.306-8
- Jennings L K and Krywko D M. Hyperemesis Gravidarum. NCBI. 2020
Perubahan Hormon:
- Kadar hCG memuncak selama trimester pertama.
- Estrogen mual dan muntah pada kehamilan.
- Estradiol meningkat di awal kehamilan, menurun
kemudian.
Perubahan GI Tract:
- Estrogen dan progesteron meningkat Sfingter
esofagus bagian bawah berelaksasi selama kehamilan
GERD pada kehamilan
Genetik:
- Risiko meningkat pada wanita dengan anggota
keluarga yang mengalami hiperemesis gravidarum.
- Gen GDF15 dan IGFBP7 berkaitkan dengan
hiperemesis gravidarum.
Sumber:
- Jennings L K and Krywko D M. Hyperemesis Gravidarum. NCBI. 2020
Klasifikasi
Tingkat I Tingkat II Tingkat III (Sangat Jarang)
- Muntah terus-menerus, - Gejala lebih berat, - Gangguan kesadaran
timbul intoleransi segala yang dimakan dan (delirium/koma),
terhadap makanan dan diminum dimuntahkan, muntah berkurang atau
minuman, BB turun, haus hebat, subfebril. berhenti, tetapi dapat
nyeri epigastrium, - Nadi cepat dan lebih terjadi ikterus, sianosis,
muntah pertama keluar dari 100-140 bpm, nistagmus, gangguan
makanan, lendir dan tekanan darah sistolik jantung, bilirubin dan
sedikit cairan empedu, <80 mmHg. proteinuria dalam urin.
dan terakhir keluar - Apatis, kulit pucat, lidah
darah. kotor, kadang ikterus,
- Nadi meningkat sampai aseton, bilirubin dalan
100 bpm dan tekanan urin dan BB cepat turun.
darah sistolik menurun.
- Mata cekung dan lidah
kering, turgor kulit
kurang, dan urin sedikit
Sumber: tetapi masih normal.
- Abdulmuthalib. Kelainan Gastrointestinal. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwon Prawirohardjo. 2016.
Sumber:
- The Management
of Nausea and
Vomiting of
Pregnancy and
Hyperemesis
Gravidarum.
RCOG. 2016.
Sumber:
- The Management of
Nausea andVomiting of
Pregnancy and
Hyperemesis
Gravidarum. RCOG.
2016.
Diagnosis
Amenore yang disertai muntah hebat, pekerjaan sehari-hari terganggu.
Fungsi vital: nadi meningkat 100 bpm, tekanan darah menurun keadaan
berat, subfebris dan gangguan kesadaran (apatis-koma)
Fisik: dehidrasi, kulit pucat, ikterus, sianosis, berat badan menurun, (apatis-
koma). uterus besar sesuai besarnya kehamilan, konsistensi lunak, pada
inspekulo serviks berwarna biru (livide).
USG: mengetahui kondisi kesehatan kehamilan juga untuk mengetahui
kemungkinan adanya kehamilan kembar ataupun kehamilan molahidatidosa.
Lab: kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit, benda keton, dan
proteinuria.
Pada keluhan hiperemesis yang berat dan berulang perlu dipikirkan untuk
Sumber:
konsultasi psikologi.
- Abdulmuthalib. Kelainan Gastrointestinal. Dalam: Prawirohardjo
S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwon
Prawirohardjo. 2016. H.815-818
Tatalaksana
Keluhan hiperemesis berat Vitamin B12 200 ug/hari/infus,
dianjurkan untuk dirawat di RS. vitamin C 200 mg/hari/infus.
Stop makanan per oral 24 - 48 jam. Fenobarbital 30 mg I.M. 2 - 3x/hari
Infus glukosa 10 % atau 5 % : RL = 2 : atau klorpromazin 25 - 50 mg I.M.
1, 40 tetes per menit. atau kalau diperlukan diazepam 5
mg 2 – 3x/hari I.M.
Obat:
Antiemetik: prometazin (avopreg) 2
Vitamin B1, B2, dan B6, masing- - 3 x 25 mg/hari PO atau
masing 50 - 100 mg/hari/infus. proklorperazin (stemetil) 3x3
mg/hari PO atau mediamer B6 3 x
1/hari PO.
Sumber:
Antasida: asidrin 3 x 1 tab/hari PO
atau
- Abdulmuthalib. Kelainan Gastrointestinal. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu milanta
Kebidanan. 3 xPT1Bina
Jakarta: tablet
PustakaPO atau
Sarwon
Prawirohardjo. 2016. H.815-818
magnam 3 x 1 tab/hari PO.
Tatalaksana
Rehidrasi dan suplemen vitamin: Antiemesis:
Pilihan cairan normal salin (NaCl 0,9 %). • Dopamin antagonis: metoklopramid,
domperidon.
Cairan dekstrose tidak boleh diberikan
karena tidak mengandung sodium yang • Fenotiazin: klorpromazin, proklorperazin.
cukup untuk mengoreksi hiponatremia. • Antikolinergik: disiklomin atau
Suplemen potasium boleh diberikan • Antihistamin H1-reseptor antagonis:
secara intravena sebagai tambahan. prometazin, siklizin.
Suplemen tiamin diberikan secara oral • Bila masih tetap tidak memberikan respons
50 atau 150 mg atau 100 mg dilarutkan ke kombinasi kortikosteroid dengan
dalam 100 cc NaCl. reseptor antagonis 5-Hidrokstriptamin / 5-
HT3 (ondansetron, sisaprid).
Sumber:
- Abdulmuthalib. Kelainan Gastrointestinal. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwon
Prawirohardjo. 2016. H.815-818
Diet sebaiknya meminta advis ahli gizi.
Diet Hiperemis I Diet Hiperemis II Diet Hiperemis III
- Diberikan pada - Diberikan bila rasa mual - Diberikan kepada
hiperemesis tingkat III. dan muntah berkurang. penderita dengan
- Makanan hanya berupa - Secara berangsur-angsur hiperemesis ringan.
roti kering dan buah- mulai diberikan bahan - Menurut kesanggupan
buahan. Cairan tidak makanan yang bernilai penderita minuman boleh
diberikan bersama gizi tinggi. diberikan bersama
makanan tetapi 1 - 2 jam - Minuman tidak diberikan makanan.
sesudahnya. bersama makanan.
Sumber:
- Abdulmuthalib. Kelainan Gastrointestinal. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwon
Prawirohardjo. 2016. H.815-818
Tatalaksana
Terapi lini pertama: vitamin B6 dengan atau tanpa doxylamine.
Non-farmakologis: untuk kasus ringan termasuk peningkatan konsumsi protein dan
minum kapsul bubuk jahe setiap hari.
Muntah sekunder karena morning sickness, hiperemesis gravidarum, atau
gangguan refluks lambung selama akhir kehamilan: penggunaan antasida atau
berkumur dengan larutan baking soda (yaitu, 1 sendok teh soda kue yang dilarutkan
dalam 1 gelas air) dapat membantu menetralkan asam yang terkait.
Perawatan yang efektif dan aman untuk kasus yang lebih serius: antihistamin H1-
receptor blocker, fenotiazin, dan benzamida.
Hiperemesis gravidarum berat: mungkin memerlukan terapi yang lebih intensif,
termasuk rawat inap, obat tambahan, hidrasi intravena dan nutrisi, jika refrakter
nutrisi parenteral total.
Sumber:
- Kilpatrick S J and Papile L A. Guideline Perinatal Care. 8th Ed. ACOG. 2017. P.306-8
Pemulangan pasien dan
Follow Up
Pada saat pemulangan disarankan untuk
melanjutkan antiemetik dan edukasi
mengenai bagaimana mengakses
perawatan lebih lanjut jika gejala HG
kambuh (misalnya muntah terus-menerus,
dehidrasi atau ketonuria).
Wanita dengan NVP atau HG parah yang
memiliki gejala lanjutan hingga akhir
kedua atau ketiga trimester USG serial
untuk memantau pertumbuhan janin.
Sumber:
- The Management of Nausea andVomiting of Pregnancy and
Hyperemesis Gravidarum. RCOG. 2016.
Risiko pada Maternal dan Fetal
- Defisiensi tiamin (B1) diplopia, palsi nervus ke-6,
nistagmus, ataksia, dan kejang tidak segera ditangani
psikosis Korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan untuk
Maternal beraktivitas), ataupun kematian.
- Oleh karena itu, hiperemesis tingkat IlI perlu
dipertimbangkan terminasi kehamilan.
Sumber:
- Abdulmuthalib. Kelainan Gastrointestinal. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwon Prawirohardjo. 2016.
Daftar Pustaka
1. Abdulmuthalib. Kelainan Gastrointestinal. Dalam: Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwon Prawirohardjo. 2016. H.815-818
2. Kilpatrick S J and Papile L A. Guideline Perinatal Care. 8th Ed. ACOG. 2017. P.306-8
3. Jennings L K and Krywko D M. Hyperemesis Gravidarum. NCBI. 2020. Available in:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532917/
4. The Management of Nausea and Vomiting of Pregnancy and Hyperemesis Gravidarum.
RCOG. 2016.