Bartholinitis
Oleh
Ainin Meisynthia Syadidah
201420401011071
Pembimbing
dr. Andri Catur J, SpKK
RSUD KABUPATEN JOMBANG
BAB 1
PENDAHULUAN
Definisi
Bartholinitis adalah infeksi pada kelenjar
bartholin, juga dapat menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar
wanita, biasanya pembengkakan disertai
rasa nyeri hebat bahkan penderitanya
sampai tidak bisa berjalan dan disertai
demam dan berwarna kemerahan (Benzion, 1994). Peradangan mendadak
glandula bartholini biasanya disebabkan
oleh gonokokus dapat pula oleh bakteri
lain (Sarwono, 2010).
Epidemiologi
1
Etiopatogenesis
Infeksi
Anaerobic organism
Bacteroides fragilis
Staphylococcus aureus
Clostridium perfringens
Streptococcus faecalis
Peptostreptococcus species
Escherichia coli
Fusobacterium species
Pseudomonas aeruginos
Chlamydia trachomatis
Non
infeksi :
Stenosis / atresia congenital
Trauma mekanik
Inspissated mucous
(Patil S, 2010)
Faktor Resiko
(Vorvick LJ, et al, 2010)
Biasanya
Manifestasi Klinis
Manifestasi
Bengkak
Diagnosis
Pada
Data
Objektif
Pemeriksaan
dilakukan:
Pemeriksaan gram, untuk mengetahui
bakteri penyebab
Hapusan darah tepi, untuk melihat
adanya leukosit.
Kultur jaringan, untuk identifikasi jenis
bakteri penyebab.
Biopsi dapat dilakukan pada kasus yang
dicurigai keganasan
(Omele, 2003).
Diagnosis Banding
Kista
Bartolin
Diagnosis Banding
Abses
Bartolin
Abses Bartolini didefinisikan sebagai penghasilan pus
yang membentuk bengkak pada satu dari kelenjar
Bartolini yang terletak di samping labia pada alat
kelamin wanita
Pasien
Diagnosis Banding
Hidradenitis
supurativa
Merupakan penyakit kronis yang ditandai
dengan terbentuknya abses, utamanya di
daerah yang terdapat kelenjar apokrin, di
labia majora dan lipatan intrakruris dengan
gambaran berupa papul eritem acneiform,
nodul, berfluktuasi, dan nyeri. Pada
beberapa kasus, nodul subkutaneus yang
nyeri dapat mengalami ulserasi dan
menimbulkan duh purulen (Amiruddin, et al,
2004).
Diagnosis Banding
Hidradenitis
supurativa
Merupakan penyakit kronis yang ditandai
dengan terbentuknya abses, utamanya di
daerah yang terdapat kelenjar apokrin, di
labia majora dan lipatan intrakruris dengan
gambaran berupa papul eritem acneiform,
nodul, berfluktuasi, dan nyeri. Pada
beberapa kasus, nodul subkutaneus yang
nyeri dapat mengalami ulserasi dan
menimbulkan duh purulen (Amiruddin, et al,
2004).
Diagnosis Banding
Kista
Dysontogenic
Penatalaksanaan
Antibiotik
spektrum luas
Pengobatan empirik penyakit menular
seksual dengan antibiotik dianjurkan,
biasanya digunakan untuk mengobati
infeksi gonococcal dan chlamydial.
Idealnya, antibiotik harus mulai
diberikan secepatnya sebelum
dilakukan insisi dan drainase (Schecter,
2009). Analgesik juga dapat digunakan
untuk meredakan ketidaknyamanan
(Amiruddin, et al, 2004).
Penatalaksanaan
Infeksi
Neisseria gonorrhoe:
Ciprofloxacin 500 mg dosis tunggal atau Ofloxacin 400 mg
dosis tunggal atau Cefixime 400 mg oral ( aman untuk anak
dan bumil) atau Cefritriaxon 200 mg i.m ( aman untuk anak
dan bumil)
Infeksi Chlamidia trachomatis:
Tetrasiklin 4 X500 mg/ hari selama 7 hari, po atau Doxycyclin 2
X100 mg/ hari selama 7 hari, po
Infeksi Escherichia coli:
Ciprofoxacin 500 mg oral dosis tunggal, atau Ofloxacin 400 mg
oral dosis tunggal atau Cefixime 400 mg dosis tunggal.
Infeksi Staphylococcus dan Streptococcus :
Penisilin G Prokain injeksi 1,6-1,2 juta IU im, 1-2 x hari,
Ampisilin 250-500 mg/ dosis 4x/hari, atau Amoksisillin 250-500
mg/dosis 3x/hari po.
(Wiknjosastro, 1999)
Penatalaksanaan
Kista
Bartholin :
Kecil, asimptomatik dibiarkan
Simptomatis/rekuren
pembedahan berupa insisi
+word catheter
marsupialisasi
laser varporization dinding kista
Penatalaksanaan
Abses
bartholin :
Insisi (bedah drainase) + word
catheter, ekstirpasi
Symptomatic kista duktus
bartholin dan abses bartholin
memerlukan drainage kecuali
kalau terjadi rupture spontan,
(Wiknjosastro, 1999).
Prognosis
Abses
Pada
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Penderita
Nama
: Siumulyati
Jenis Kelamin: Perempuan
Usia: 23 tahun
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Cepoko-KepuhKajang- Jombang
Pekerjaan : Karyawan Pabrik
Agama : Islam
Tanggal pemeriksaan : 4 Agustus 2016
RM : 32-30-29
Keluhan
Utama :
Bisul pada kemaluan
Riwayat
Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli kulit dan kelamin RSUD Jombang
dengan keluhan muncul bisul pada kemaluan sejak
2 hari yang lalu, bisul berukuran sebesar kelereng dan
disertai rasa panas dan nyeri, nyeri terutama saat
berjalan. Ukuran bisul agak mengecil dan nyeri
berkurang setelah bisul pecah dan keluar nanah
disertai darah sejak kemaren. Pasien mengaku sering
keputihan warna putih, banyak dan bau. Pasien
belum menikah dan pernah melakukan hubungan
sexual dengan pasangannya, terakhir 2 hari yang lalu.
Riwayat menstruasi teratur, riwayat pemakaian
pantyliners disangkal, riwayat pemakaian sabun
kewanitaan disangkal.
Riwayat
Riwayat
Riwayat
Alergi
- Alergi makanan disangkal
- Alergi obat-obatan disangkal
Riwayat
Pengobatan
Obat Minum : Amoxicilin tablet Beli sendiri di
apotek, Salep berwarna hitam ???
Pemeriksaan fisik
Status Generalisata
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Kepala : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Thorax : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas atas : Dalam batas normal
Ekstremitas bawah : Dalam batas normal
Status Dermatologi
Et Regio 1/3 posterior labium
mayor sinistra terdapat nodul (+)
disertai ulkus (+), pus(+), darah
(+), nyeri (+), disertai dengan
eritema dan odematus.
Diagnosis
Bartholinitis Sinistra
Diagnosa
Banding
Abses Bartholin
Kista Bartholin
Planning
Planning
Diagnosa
Tidak dilakukan
Planning
Terapi
Planning
Monitoring
Keluhan pasien
Efloresensi
Planning
Edukasi
Dubia ad bonam
BAB III
PEMBAHASAN
Kasus
Identitas
Teori
pasien
Wanita
Belum Menikah
Berusia 23 tahun
Kasus
Keluhan
timbul bisul di
kemaluan sejak
2 hari yang
lalu, bisul
berukuran
sebesar kelereng
dan disertai rasa
panas dan nyeri,
nyeri terutama
saat berjalan.
Teori
Bartholinitis ditandai dengan
adanya pembengkakan labium
mayor yang terkena, merah dan
nyeri tekan (Djuanda, 2005).
Bengkak pada mula infeksi abses
Bartolini cepat membesar dalam
jangka waktu beberapa jam
hingga beberapa hari.
Pembengkakan area vulva selama
2-4 hari. Isinya cepat menjadi
nanah yang dapat keluar melalui
duktusnya, atau jika duktusnya
tersumbat, mengumpul di
dalamnya dan menjadi abses
yang kadang-kadang dapat
menjadi sebesar telur bebek
(Patil S, 2010).
Kasus
Ukuran
bisul
agak mengecil
dan nyeri
berkurang
setelah bisul
pecah dan keluar
nanah disertai
darah sejak
kemaren
Teori
Nyeri pada waktu
berjalan dan duduk dan
nyeri yang mendadak
mereda, diikuti dengan
timbulnya discharge
(sangat mungkin
menandakan adanya
ruptur spontan dari
abses). Bila saluran
kelenjar tersumbat
dapat timbul abses dan
dapat pecah melalui
mukosa atau kulit
(Djuanda, 2005).
Kasus
Pasien
juga
mengaku sering
keputihan warna
putih, banyak dan
bau. Pasien
pernah melakukan
hubungan sexual
dengan
pasangannya,
terakhir 2 hari
yang lalu.
Coitus Suspectus
(CS +)
Teori
Salah satu faktor resiko bartholinitis
adalah Infeksi menular seksual yang
disebabkan oleh misalnya, gonore
(Vorvick LJ, et al, 2010)
Penyakit menular seksual seperti
Gonore adalah penyebab paling
umum terjadinya infeksi pada
kelenjar bartolini yang berujung pada
terbentuknya kista dan abses, sifilis
ataupun infeksi bakteri lainnya juga
dianggap menjadi penyebab
terjadinya infeksi pada kelenjar ini
(Omole,2003).
Selain bakteri diatas biasanya infeksi
bartholin disebabkan oleh
polimikrobial. Abses kelenjar Bartolini
adalah abses polimikrobial (Schorge,
2008), Jadi sebaiknya dilakukan
Kasus
Pada
riwayat
penyakit dahulu, 3
bulan yang lalu
pasien pernah
mengalami hal
serupa yaitu timbul
bisul di kemaluan
dan diberi salep beli
sendiri di apotek
kemudian setelah 1
minggu bisul
tersebut sembuh
Teori
Dilaporkan terdapat
13 % kasus yang
mengalami rekurensi.
Radang pada kelenjar
bartholin dapat
terjadi berulang-ulang
dan akhirnya dapat
menjadi menahun
dalam bentuk kista
bartholin. Kalau tidak
diobati dapat menjadi
rekuren atau menjadi
kista (Djuanda, 2005).
Kasus
Pada
status
dermatologi
didapatkan et
Regio 1/3 posterior
labium mayor
sinistra terdapat
nodul (+) , disertai
ulkus (+) pus(+),
darah (+), nyeri
(+), disertai
dengan eritema
dan odematus.
Teori
Pada pemeriksaan vulva
terdapat massa berfluktuasi
berbatas tegas, steris, lunak
sangat nyeri tekan yang
terletak lateral dan dapat
posterior prenulum labiorum
pudendi, yang dikelilingi oleh
jaringan merah. Labia
majora sering edematosa.
Pada sepertiga posterior
labia, selalu ada kemerahan
unilateral pembengkakan.
Kadang-kadang pus keluar
dari duktus ekskretorius
(permukaan dalam labium
minus) atau perforasi
spontan (Ben-zion, 1994).
Kasus
Pada
pasien ini
tidak dilakukan
pemeriksaan
penunjang.
Teori
Menurut teori omele
(2003) menyatakan
bahwa pemeriksaan
yang dapat dilakukan
yaitu pemeriksaan gram
untuk mengetahui
bakteri penyebab,
hapusan darah tepi
untuk melihat adanya
leukosit. Kultur jaringan,
untuk identifikasi jenis
bakteri penyebab. Biopsi
dapat dilakukan pada
kasus yang dicurigai
keganasan.
Kasus
Teori
Antibiotik
spectrum
luas yaitu
Cefixime
tablet 1 x
400 mg,
Siclidon
tablet 2 x
1
Analgetik
yaitu
mefinal
500 mg
tablet 2 x
1
BAB IV
KESIMPULAN