Nama NIM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKART 2013
Apendisitis Akut
Definisi Peradangan pada apendiks diawali proses obstruksi lumen apendiks oleh mucus, fekalit, atau benda asing yang diikuti oleh proses inflamasi dan infeksi bakteri.
Adneksitis
Adneksitis atau salpingo ooporitis adalah Peradangan pada tuba fallopi dan ovarium yang terjadi bersamaan. Kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus.
KET
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi, implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri misalnya di dalam cervic, pars intertisialis tubae atau dalam tanduk rundimeter Rahim.
Epidemiologi
Dapat terjadi pada semua tingkat usia dan paling sering menyerang pada usia dekade kedua dan ketiga.
Prevalensi adneksitis di Indonesia sebesar 1:1000 wanita dan ratarata terjadi pada wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.
Lebih dari 90% KET terjadi di tuba. Kejadian kehamilan tuba adalah 1:150 persalinan. Factor yang mempengaruhinya bisa karena PMS, riwayat KET, penggunaan alat kontrasepsi, abortus, tumor, obat-obatan
Insidens pada lakilaki dan perempuan umumnya sebanding kecuali pada umur 20-30 tahun, insidens lakilaki lebih tinggi.
Pada bayi dan anak sampai berumur 1-2 tahun jarang ditemukan.
Etiologi
Factor predisposisi Obstruksi lumen, karena: Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak Adanya faekolit dalam lumen appendiks Adanya benda asing seperti bijibijian Striktura lumen karena fibrosa akiat peradangan sebelumnya Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus
Penyebab terbanyak ialah infeksi gonorrhea dan infeksi puerperal dan post abortum
b. Factor dinding tuba Endometriosis tuba Divertikel tuba kongenital atau ostium assesorius tubae c. Factor di luar dinding tuba Perlekatan peritubal dengan distorsi atau lekukan tuba Tumor yang menekan dinding tuba d. Factor lain Migrasi luar ovum Fertilisasi in vitro
10% infeksi karena TBC Timbul radang adneksa sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparotomy, pemasangan IUD)
Perluasan peradangan dair organ yang letaknya tidak jauh seperti appendiks
Manifestasi Klinis
Nyeri perut kanan bawag (di sebelah kanan atau kiri uterus atau keduanya)
- Nyeri perut setelah mengangkat barang berat, setelah BAB, kadang saat istirahat - Shock hipovolemia - Amenorrea
Demam Leukositosis
Bisa dijumpai tumor dengan batas tidak jelas dan nyeri tekan
- Perdarahan pervaginam - Nyeri bahu dan leher karena rangsangan dari diafragma - Nyeri palpasi : nyeri tekan hebat, nyeri tekan kavum douglas - Tanda lain: muntah, gelisah, pucat, anemis, nadi kecil dan halus, tekanan darah rendah atau tidak terukur - Tanda Cullen: sekitar pusat atau linea alba terlihat biru hitam dan lebam
Pemfis: Pucat Nyeri tekan di Mc Burney Nyeri ketok Nyeri lepas Defans muskuler
Patofisiologi
Proses penyumbatan mucus mengalami bendungan peningkatan tekanan intralumen hambat aliran limfe edema, diapedesis bakteri, ulserasi mukosa
Klasifikasi
1) Kehamilan abdominal
kronik
4) Salpingo ooporitis kronik: Hidrosalping Piosalping Salpingitis intertisialis kronik Kista tuba ovarial, abses tubo ovarial Salpingitis tuberkulosa
2) Kehamilan ampula 3) Kehamilan servikal 4) Kehamilan heteropik kombinasi 5) Kehamilan kornu 6) Kehamilan intertisial 7) Kehamilan intraligamenter 8) Kehamilan ismik 9) Kehamilan ovarial 10) Kehamilan tuba
Diagnosis
Pemeriksaan Lab: Pemeriksaan darah: leukositosis, pada appendicular infiltrate terjadi peningkatan LED
Lab: -leukositosis - Hb rendah Pemeriksaan penunjang: HCG- USG: Kavum uteri kosong/tidak, tebal endometrium, ada massa di kanan kiri uterus, kavum douglass berisi cairan /tidak Tes oksitosin Foto Rontgen: tampak kerangka
Pemeriksaan urin: Untuk singkirkan diagnosis lain seperti ISK Radiologi terlihat ada fecalith. Jika sudah kompliasi akan tampak: Scoliosis ke kanan, psoas shadow tidak tampak, bayangan gas usus kanan bawah tidak tampak. USG untuk singkirkan
- Kulodoskopi dan laparoskopi tidak berarti kecuali jika pemeriksaan tersebut tidak dilakukan pemeriksaan biopsi
CT Scan Laparoskopi jika terdapat peradangan apendiks, ssat itu juga langsung dilakukan pengangkatan apendiks -
janin menutupi vertebra ibu Histerosalpingogr afi: kavum uteri kosong dan lebih besar, janin di luar uterus Kuldosintesis: jika terdapad darah di kavum douglass Dilatasi dan kuretase: dilakukan setelah amenore terjadi perdarahan cukup lama Laparoskopi 1. Rawat inap 2. Jika pasien syok: pemberian cairan yang cukup (dextrose 5%, glukosa 5%, garam fisiologis) dan
Penatalaksanaan
1. Tirah baring 2. Antibiotik, tergantung dari derajat penyakitnya 3. Operasi untuk hilangkan organ yang terinfeksi jika antibiotic tidak berhasil
1) Bed rest total 2) Diet rendah serat 3) Antibiotika spectrum luas 4) Metronidazole 5) Monitor: infiltrate,
4. Jika terinfeksi dari hubungan seksual, pasangan harus di terapi 5. Operasi radikal (histerektomi dan salpingo ooforektomi bilateral pada wanita yang hamper menopause
transfuse darah 3. Setelah diagnosis KET jelas dan keadaan umum baik, lakukan laparotomy 4. Antibiotika sesuai indikasi 5. Obat anti inflamasi
Komplikasi
Perforasi apendiks berkembang menjadi peritonitis atau abses. (10 32 %). Insidensi lebih tinggi pada anak kecil dan lansia.
1. Apendisitis akut Berdasarkan tempat 2. Pielitis akut 3. Torsi adneksa 4. Kehamilan ektopik terganggu implantasinya, KET dibagi beberapa golongan: 1. Tuba fallopii 2. Uterus (diluar endometrium kavum uterus) 3. Ovarium 4. Intraligamenter 5. Abdominal 6. Kombinasi kehamilan di dalam dan diluar uterus
Prognosis
Mortalitas 0,1% jika apendisitis akut tidak pecah 15% jika pecah pada
Kematian akibat KET cenderung turun dengan diagnosis dini dan persediaan darah
orang tua Kematian biasanya berasal dari sepsis, emboli paru, atau aspirasi. Dengan diagnosis akurat serta pembedahan, mortalitas dan morbiditas sangat kecil
yang cukup. Tetapi jika pertolongan terlambat, angka kematian dapat tinggi. Seseorang dengan riwayat KET, kemungkinan besar mengalami KET kembali dan kemungkinan hamil akan turun. 60% dapat hamil, KET berulang 0 14% dan melahirkan bayi cukup bulan sekita 50%. Jadi, prognosanya baik jika penanganan yang baik dan diagnosis dini yang tepat.