Anda di halaman 1dari 10

Gangguan Sistem Reproduksi

”Adneksitis”
Mata Kuliah : Askeb IV (Patologi Kebidanan)
Dosen Pembimbing : Novi Pasiriani, SST., M.Pd.

Disusun oleh :
Khairunnisa Nur Rahmi
Nur Israq Miqrajdiah
Rika Rusmayasari

Tingkat III / Semester V


Jalur Umum Reguler

POLTEKKES KEMENKES KALTIM


JURUSAN KEBIDANAN SAMARINDA
PRODI KEBIDANAN BALIKPAPAN
2010
DASAR TEORI
ADNEKSITIS

I. Pengertian
Adneksitis adalah Infeksi / radang pada Adnexsa rahim. Adneksa adalah jaringan
yang berada di sekitar rahim. Ini termasuk tuba fallopi dan ovarium alias indung telur,
tempat dimana sel trlur diproduksi. Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut
Adnexitis adalah PID (Pelvic Inflammatory Disease) atau Salpingitis.
Dari pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa Adnexitis hanya
menyerang kaum wanita, karena merekalah yang memiliki rahim, sedangkan pria tidak.
Penyakit ini dapat membawa dampak yang serius jika tidak segera ditangani, seperti
kemandulan, kehamilan diluar rahim, keluarnya nanah dari vagina, dan nyeri panggul
kronis.

II. Etiologi
1. Infeksi
Radang tersebut, kebanyakan akibat infeksi, ini juga bisa datang dari tempat ekstra
vaginal lewat jalan darah/menjalar dari jaringan disekitarnya. Seperti infeksi
gonorea, infeksi puerperal dan post abortum. Kira – kira 10% infeksi juga
disebabkan oleh tuberculosis.
2. Tindakan Medis
Radang adneksa bisa timbul sebagai akibat tindakan :
- Kuretase
- Laparotomi
- Pemasangan IUD
3. Sebagai akibat perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti
appendiks.
Radang kebanyakan akibat infeksi yang menjalar keatas dari uterus walaupun
bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari jaringan
sekitar sebab yang paling banyak terdapat infeksi gonorrhea dan infeksi puerperal
dan post abortus 10 % disebabkan oleh TBC. Selain itu timbul radang adneksia
sebagai tindakan ( kerokan, laparatomi, pemasangan IUD ) dan perluasan radang
dari alat yang letaknya tidak jauh seperti appendiks.
III. KLASIFIKASI
Salpingo – Ooparitis atau adneksitis terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Salpingo – Ooparitis akuta
Yang disebabkan oleh gonoroe sampai ke tuba dari uterus melalui mukosa. Pada
endosalfing tampak edema seperti hiperemi dan infiltrasi leukosit, pada infeksi
yang ringan epitel masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan
degenerasi epitel yang kemudian menghilang pada darah yang agak halus, ikut
juga terlihat lapisan otot dan serosa. Dalam hal yang akhir ini dijumpai eksudat
purulent yang dapat keluar melalui ostium tuba andominalis dan menyebabkan
peradangan disekitarnya

Akan tetapi pada Gonorea ada kecenderungan perlekatan Fimbria pada Ostium
Tuba Abdominalis yang dapat menyebabkan penutupan pada ostium itu. Nanah
yang terkumpul dalam tuba menyebabkan terjadinya pisosalping. Pada salpingitis
gonorika akuta ada kecenderungan bahwa gonokokus menghilang dalam waktu
singkat, biasanya dalam waktu kira – kira 10 hari, sehingga pembiakannya
negative.

Salpingitis akuta piogenik banyak ditemukan pada infeksi puerperal atau pada
abortus septic, akan tetapi dapat disebabkan pula sebagai akibat berbagai tindakan
seperti kuretase. Infeksi dapat disebabkan oleh macam – macam kuman infeksi
seprti streptococcus (aerobic dan anaerobic) stapilococcus, echrecia coli,
klostridium welchi. Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan
jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke tuba, meosalfingitis dan dinding
tuba menebal dan menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa sering normal. Hal
ini merupakan perbedaan yang nyata dengan salfingitis gonoroika, dimana radang
terutama terdapat pada mukosa dengan sering terjadi penymbatan lumen tuba.
Dalam hubungan ini pada salfingitis piogenik kemungkinan lebih besar bahwa tuba
terbuka setelah penyakitnya sembuh.

a. Gambaran klinik
1. Demam, leukositosis, raba nyeri sebelah kanan dan kiri uterus
2. Setelah beberapa hari dijumpai dengan tumor dan dengan batas yang tidak
jelas dan nyeri tekan.
3. Bila karena gonorrhea maka kecenderungan perlekatan fimbria pada ostium
tuba abdominalis sehingga menyebabkan penutupan ostium, timbul nanah-
nanah yang terkumpul dalam tuba menyebabkan terjadinya pleolosalping.
Menghilang dalam 10 hari, sehingga pembiakannya positif
4. Bila infeksi timbul salpingitis akuta, mesosalphing dan dinding tuba menebal
dan infiltoasi leukosit, mukosa normal.
b. Diagnosis diferensial
1. Appendiksitis akuta
2. Pleutis akuta
3. Torsi ektopik yang terganggu
c. Terapi
1. Istirahat baring
2. Perawatan umum
3. Anti biotic dan analgetik
4. Pembedahan perlu dilakukan
a. Jika terjadi rupture pleolosalping atau abses oxarium.
b. Ada gejala leulus karena perlukaan.
c. Terdapat kesukaran untuk membedakan diksitis dan appendiksitis akuta
dan appendiksitis kronis.

2. Salpingo-oofaritis kronika
a. pembagian
1. Hidro salpingitis
2. Pieolosalphing
3. Slapingitis interstisialis kronik
4. Kista tuba ovarial, abses tuba ovarial.
5. Abses ovarial
6. Salpingitis tuberkulosa.
b. gejala - gejala
1. penyakit bisa diketahui oleh penyakit akuta dengan panas rasa nyeri
yang cukup kuat diperut bagian bawah. Sebelah kiri atau kanan yang
bertambah keras dan pada pekerjaan berat disertai penyakit pinggang,
leukoria, haid banyak dengan siklus yang sering dan tidak teratur penderita
mengeluh disparenia dan infertuita dismenorhea.
2. pada pemeriksaan ginekologik terdapat gerakan uterus, terdapat
retrofleksi uteri fiksata.
c. terapi
1. antibiotika spectrum luas
2. terapi duatermi
3. operasi radikal ( histerektomi dan salpingo ooforektomi bilateral )
untuk wanita menopause.
4. pada wanita lebih muda satu ovarium untuk sebagian atau
seluruhnya perlu ditinggalkan. Uterus harus diangkat / ditinggalkan dan
hanya adneksia kelainan nyata yang diangkat.

IV. GEJALA
Adnexitis kadang memunculkan gejala dan kadang tidak.
Gejala yang paling umum dijumpai pada penderita Adnexitis adalah :
- Demam, terkadang demam secara tiba – tiba dan parah, terutama akibat dari
gonorea.
- Sakit pada perut bagian bawah
- Rasa nyeri saat berhubungan
- Rasa nyeri saat buang air kecil
- Keluarnya cairan yang berbau dari vagina
- Menstruasi yang tidak teratur

Pada Infeksi septic dengan kuman – kuman yang sangat pathogen, gejala – gejala
umum, lebih menonjol karena terjadinya septicemia atau peritonitis umum, penderita
sakit keras dan leukositosis tinggi.
Ovarium biasanya ikut dalam salpingitis. Kadang – kadang ovarium tidak
meradang.Sebaliknya biarpun jarang bisa terjadi terbatas pada ovarium, malahan bisa
terjadi abses ovarium
Gambaran klinik salfingo – ooofaritis akuta adalah :
Demam, leukositosis dan rasa nyeri disebelah kanan atau kiri uterus, penyakit
tersebut tidak jarang terdapat pada kedua adneksa. Setelah lewat beberapa hari
dijumpai pula tumor dengan batas yang tidak jelas dan nyeri tekan.

V. PENEGAKAN DIAGNOSA
Berikut adalah criteria – criteria diagnosis dari Adnexitis :
a. Kriteria Umum
1. Pergerakan halus pada adneksa dan rahim
2. Pergerakan halus pada leher rahim
b. Kriteria Tambahan
1. Keluarnya cairan yang tidak normal dari vagina, umumnya berbau, berwarna
kuning atau kehijauan
2. Panas tubuh mencapai 38 derajatcelcius
3. Pasien pernah mengalami gonorrhea atau Chlamydia

Diagnosia Diferensial ialah kehamilan Ektopik, abortus septic, torsi atau rupture kista
ovarium, endometriosis, apendisitis akut, dan radang pada usus halus atau colon.

VI. PROSEDUR PEMERIKSAAN


Kriteria spesifik
Perlu diwaspadai bahwa Adnexitis dapat terjadi secara tiba – tiba dan
menyebabkan permasalahan yang serius tanpa terlebih dahulu memunculkan gejala –
gejala. Oleh karena itu, dianjurkan bagi para wanita untuk memerikasakan diri ke
dokter dan mengajukan pemeriksaan Laparoscopy. Pemeriksaan ini sangat membantu
dalam diagnosis adanya penyakit pada tuba fallopi. Dalam buku Current Obgyn 9th ed
2003, 65 – 90 % wanita terprediksi secara akurat terkena adenxitis berkat adanya
pemeriksaan Laparoscopy.

Perlu diketahui bahwa Laparascopy adalah tindakan Pembedahan perut dengan


menggunakan teleskop/teropong tanpa melakukan pernyataan yang lebar pada dinding
perut. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh para Dokter Ahli Bedah saluran cerna
untuk pengambilan usus buntu atau pemngambilan batu kandung empedu. Selain itu,
Laparoscopy juga digunakan oleh Dokter Ahli kebidanan dan kandungan untuk
memeriksa pasien yang mengalami invertil/ketidaksuburan dan belum mempunyai
keturunan untuk melihat keadaan saluran telur/saluran tuba. Teknik pembedahan
dilakukan dengan membuat sayatan selebar lebih kurang 1 cm untuk memasukkan alat
teleskop dan selanjutnya pemeriksaan atua operasi dalam organ perut dilakukan
menggunkana alat tersebut dengan melihat dari monitor TV yang ada.

Dokter juga memerlukan pemeriksaan untuk membedakan Adnexitis ini dengan


penyakit lain yang gejala yang sama. Caranya adalah dengan mencari tahu ada
tidaknya mikroorganisme penyebab Adnexitis. Hal ini dapat dilakukan dengan
pemeriksaan Laboratorium yaitu Pemeriksaan cairan vagina, kemudian dilakukan
pengecatan gram atau gram stain/smear (cecil;s 5th ed)

Penggunaan pelvic Ultrasound juga sangat membantu mendiagnosis penyakit


ini. Ultrasound berguna untuk melihat area pelvic, apakah tuba fallopi melebar,
ataukah muncul nanah.

VII. PENANGANAN
Karena penyebabnya infeksi bakteri, maka penanganan yang dilakukan yaitu
dengan pemberian antibiotic dengan spectrum luas. Antibiotik adalah terapi penyakit
ini. Tergantung dari derajat penyakit. Biasanya anda akan diberikan suntikan antibiotic
yang diikuti dengan obat oral selama 10 – 14 hari.

Pada kasus penderita bisa dirawat dirumah sakit. Bahkan perlu tindakan operasi untuk
meyingkirkan sumber infeksi kalau dengan terapi konvensional tidak berhasil.
Adakalanya juga operasi dilakukan untuk memperbaiki organ adneksa yang
mengalami scar pasca infeksi.
Yang harus diingat, kalau kemungkinan terinfeksi ini melalui hubungan seksual maka
kedua pasangan perlu mendapat pengobatan. Karena kalau hanya salah seorang yang
diterapi sedangkan pasangan yang satunya tidak, maka kasus ini akan terus berulang.

Jika dengan terapi ini tidak terjadi kemajuan, maka penderita perlu dibawa kerumah
sakit untuk diberikan terapi lainnya. Rawat inap menjadi sangat diperlukan apabila :
1. Keluar nanah dari tuba fallopi
2. Kesakitan yang amat sangat (seperti : mual, muntah, demam tinggi)
3. Penurunan daya tahan tubuh
4. Kehamilan

Siapapun yang terdiagnosis terkena adnexitis dalam 2 bukan pertama, perlu


melakukan pengobatan untuk menghentikan infeksi. Bagi wanita yang merasa takut
setelah positif terdiagnosis adnexitis, dianjurkan untuk menjalani psikoterapi, agar
selama masa penyembuhan, mereka tidak takut lagi akan adanya kekambuhan. Selain
itu, pasien juga harus disiplin dan rajin mengunjungi dokter, terutama dokter spesialis
kandungan.

VIII. PENCEGAHAN
Pencegahan memang selalu lebih baik daripada pengobatan. Untuk itu, dihimbau
kepada masyarakat untuk selalu mengantisipasi agar jangan sampai tertular penyakit
ini, khisusnya bagi para wanita. Akan tetapi, pencegahan tidak hanya dari pihak
wanita saja. Pasangan yang tidak lain adalah Pihak laki – laki juga perlu membantu
pasangannya tidak tertular
Pencegahan ini antara lain dapat dilakukan dengan :
1. Setia pada pasangan. Penyakit ini sebagian besar ditularkan melalui hubungan
seksual bebas
2. Segera hubungi dokter apabila gejala – gejala penyakit ini muncul.
3. Rutin memeriksakan diri dan pasangan ke dokter ahli kandungan
4. Menjaga kebersihan organ genital
5. Pergunakan alat kontrasepsi ketika berhubungan seksual, seperti kondom.

IX. FAKTOR RESIKO


Beberapa factor dianggap meningkat resiko terkena Adnexitis, diantaranya adalah :
1. Melakukan aktifitas seks tanpa menggunakan kondom
2. Gonta – ganti pasangan seks
3. Pasangan seks menderita Infeksi Chlamidia atau Gonorhea (kencing nanah)
Mekanisme
DAFTAR PUSTAKA
1. Gynekology oleh Lorry C Ford, EGC : 1995.
2. Kapita selekta kedokteran jilid I, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1999.
3. Obsterti dan gynekologi oleh William F . Ray Burn ; Widya Medika , 2001
4. PatofisiologI “ Konsep Klinis, proses-proses Penyakit “ oleh Sylvia A . Prince dan
Lorraine M. Wilson . Penerbit EGC : 1995.

Anda mungkin juga menyukai