Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

ADNEXITIS

Mata Kuliah : Ilmu Penyakit Dalam Pelayanan Kebidanan


Dosen : Devi Darwin, S.ST.,M.Keb.

Oleh :
Nama :Hariani
Nim : 042021018
Kelas :B

INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS


KURNIA JAYA PERSADA KOTA PALOPO
TAHUN AJARAN 2021/2022
TINJAUAN PUSTAKA

A. Defenisi Adnexitis

Adnexitis adalah peradangan yang disebut adnexa . Sebagai aturan,
istilah ini digunakan dalam ginekologi dan menggambarkan kombinasi peradangan
saluran tuba ( tuba uterine Latin, salpinx Yunani, peradangan salpingitis) dan
ovarium ( ovarium Latin , oophoron Yunani , radang oophoritis ).(de.wikepedia.org).
Adnexitis adalah suatu radang pada tuba fallopi dan radang ovarium yang
biasanya terjadi bersamaan. Radang ini kebanyakan akibat infeksi yang menjalar
keatas dari uterus, walaupun infeksi ini bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat
jalan darah atau menjalar dari jaringan sekitarnya. Adnexitis adalah infeksi atau
radang pada adnexa rahim. Adnexa adalah jaringan yang berada di sekitar rahim,
termasuk tuba fallopi dan ovarium. Istilah lain dari adnexitis antara lain: pelvic
inflammatory disease, salpingitis, parametritis, salpingo-oophoritis.
(https://sichesse.blogspot.com/2012/09/)
Menurut (Sarwono.Winkjosastro, Hanifa Hal 287. 2007). Infeksi ini
menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah atau limfe ke
parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritonium pelvik. Disini timbul
salpingitis interstialis akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal menunjukkan
infiltrasi leukosit, tetapi mukosa seringkali normal.
Menurut (Winkjosastro,Hanifa.Hal.396,2007) prevalensi adneksitis di
Indonesia sebesar 1 : 1000 wanita dan rata-rata terjadi pada wanita yang sudah
pernah melakukan hubungan seksual. Adneksitis bila tidak ditangani dengan baik
akan menyebar keorgan lain disekitarnya seperti misalnya ruptur piosalping atau
abses ovarium, dan terjadinya gejala-gejala ileus karena perlekatan, serta terjadinya
appendisitis akuta dan salpingo ooforitis akuta. Maka dari itu sangat diperlukan
peran tenaga kesehatan dalam membantu perawatan klien adneksitis dengan baik
agar radangnya tidak menyebar ke organ lain dan para tenaga kesehatan dapat
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Salah satu tenaga kesehatan
yang dapat memberikan asuhan secara komprehensif yaitu bidan melalui asuhan
kebidanan yang sudah dimilikinya. 
Beberapa peran bidan diantaranya yaitu peran bidan sebagai pengelola
dimana bidan memiliki beberapa tugas salah satunya tugas kolaborasi. Didalam
kolaborasi ini bidan harus menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan
kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga serta
memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dan pertolongan pertama pada
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan tim medis lain.
(Soepardan,Suryani.Hal 38.2008).
Adnexitis bisa unilateral atau bilateral. Adnexitis akut dikaitkan dengan
rasa sakit yang signifikan di perut bagian bawah. Jika peradangan akut tidak
sembuh atau jika penyembuhan menyebabkan jaringan parut dan perlengketan,
gejala dapat muncul selama bertahun-tahun. Adnexitis akut kemudian berkembang
menjadi adnexitis kronis. Nyeri di perut bagian bawah atau punggung terjadi
berulang kali, terutama saat berhubungan seksual atau saat menstruasi. Sembelit
atau penurunan kinerja secara umum, kelelahan dan kehilangan nafsu makan juga
bisa menjadi akibatnya. Namun, adnexitis kronis seringkali hanya menyebabkan
sedikit gejala, namun bisa menjadi penyebab infertilitas kronis menjadi. Spektrum
patogen bisa besar, tetapi saat ini infeksi yang disebabkan oleh klamidia dapat
ditemukan pada hampir 40 persen kasus. Adnexitis dan radang lain di area panggul
kecil ( servisitis , endometritis ) juga dirangkum dalam istilah radang panggul.
B. Etiologi
Sebab yang paling banyak terdapat adalah infeksi gonorroe dan infeksi
puerperal dan postpartum. Kira-kira 10% infeksi disebabkan oleh tuberculosis.
Selanjutnya bisa timbul radang adnexa sebagai akibat tindakan kerokan, laparotomi,
pemasangan IUD serta perluasan radang dari alat yang letaknya tidak jauh seperti
appendiks.
Pada wanita rongga perut langsung berhubungan dengan dunia luar
dengan perantara traktus genetalia. Radang atau infeksi rongga perut disebabkan
oleh :
1. Sifat bactericide dari vagina yang mempunyai pH rendah.
2. Lendir yang kental dan liat pada canalis servicalis yang menghalangi naiknya
kuman-kuman.
Adapun bakteri yang biasanya menyebabkan terjadinya penyakit ini
adalah Baktery Gonorrhea dan Bakteri Chalmydia. Pada Adnexitis yang terjadi
berulang-ulang maka bisa mempengaruhi fertilitas, karena liang tuba falopi rusak
dan tersumbat. Ada juga yang mengatakan AdnexitisBilateral yakni penyakit infeksi
pada organ reproduksi wanita sebelah kanan atau kiri,hal ini disebabkan oleh bakteri
atau virus yang masuk melalui saluran vagina dansalah satu gejalanya adalah
keputihan disertai rasa sakit pada daerah perut bawah.Pemberian terapi yang tepat
dan akurat akan bisa menyembuhkan Adnexitis secaratotal

C. Patofisiologi
Radang tuba fallopii dan radang ovarium biasanya terjadi bersamaan.
Radang itu kebanyakan akibat infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, walaupun
infeksi ini juga bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah, atau
menjalar dari jaringan – jaringan sekitarnya.
Pada salpingo ooforitis akuta gonorea ke tuba dari uterus melalui mukosa.
Pada endosalping tampak edema serta hiperemi dan infiltrasi leukosit, pada infeksi
yang ringan epitel masih utuh, tetapi pada infeksi yang lebih berat kelihatan
degenarasi epitel yang kemudian menghilang pada daerah yang agak luas dan ikut
juga terlihat lapisan otot dan serosa. Dalam hal yang akhir ini dijumpai eksudat
purulen yang dapat keluar melalui ostium tuba abdominalis dan menyebabkan
peradangan di sekitarnya.
Infeksi ini menjalar dari serviks uteri atau kavum uteri dengan jalan darah
atau limfe ke parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke peritonium pelvik. Disini
timbul salpingitis interstialis akuta, mesosalping dan dinding tuba menebal
menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa seringkali normal.
(Sarwono.Winkjosastro, Hanifa Hal 287. 2007).
D. Gambaran Klinis
Gambaran klinik adnexitis akut ialah demam, leukositosis dan rasa nyeri
disebelah kanan atau kiri uterus, penyakit tersebut tidak jarang dijumpai terdapat
pada kedua adneksa, setelah lewat beberapa hari dijumpai pula tumor dengan batas
yang tidak jelas dan nyeri tekan. Pada pemeriksaan air kencing biasanya
menunjukkan sel-sel radang pada pielitis. Pada torsi adneksa timbul rasa nyeri
mendadak dan apabila defence musculaire tidak terlalu keras, dapat diraba nyeri
tekan dengan batas nyeri tekan yang nyata.(Sarwono. Winkjosastro, Hanifa. Hal
288.2007).

E. Jenis Adnexitis
Penyakit adnexitis atau salpingo ooporitis terbagi atas :
1. Salpingo ooporitis akuta
Salpingo ooporitis akuta yang disebabkan oleh gonorroe sampai ke tuba dari
uterus sampai ke mukosa. Pada gonoroe ada kecenderungan perlekatan fimbria
pada ostium tuba abdominalis yang menyebabkan penutupan ostium itu. Nanah
yang terkumpul dalam tuba menyebabkan terjadi piosalping. Pada salpingitis
gonoroika ada kecenderungan bahwa gonokokus menghilang dalam waktu yang
singkat, biasanya 10 hari sehingga pembiakan negative. Salpingitis akut banyak
ditemukan pada infeksi puerperal atau pada abortus septic ada juga disebabkan
oleh berbagai tierti kerokan. Infeksi dapat disebabkan oleh bermacam kuman
seperti streptokokus ( aerobic dan anaaerobic ), stafilokokus, e. choli, clostridium
wechii, dan lain-lain. Infeksi ini menjalar dari servik uteri atau kavum uteri dengan
jalan darah atau limfe ke parametrium terus ke tuba dan dapat pula ke
peritoneum pelvic. Disini timbul salpingitis interstitial akuta ; mesosalping dan
dinding tuba menebal dan menunjukkan infiltrasi leukosit, tetapi mukosa sering
kali normal. Hal ini merupakan perbedaan yang nyata dengan salpingitis
gonoroika, dimana radang terutama terdapat pada mukosa dengan sering terjadi
penyumbatan lumen tuba.( Sarwono. Winkjosastro, Hanifa.Hal 287.2007).
2.  Salpingo ooporitis kronika
Dapat dibedakan pembagian antara:
a. Hidrosalping
Pada hidrosalping terdapat penutupan ostium tuba abdominalis. Sebagian
dari epitel mukosa tuba masih berfungsi dan mengeluarkan cairan akibat
retensi cairan tersebut dalam tuba. Hidrosalping sering kali ditemukan
bilateral, berbentuk seperti pipa tembakau dan dapat menjadi sebesar jeruk
keprok. Hidrosalping dapat berupa hidrosalping simpleks dan hidrosalping
follikularis. Pada hidrosalping simpleks terdapat satu ruangan berdinding tipis,
sedang hidrosalping follikularis terbagi dalam ruangan kecil.
b. Piosalping
Piosalping dalam stadium menahun merupakan kantong dengan dinding
tebal yang berisi nanah. Pada piosalping biasanya terdapat perlekatan
dengan jaringan disekitarnya. Pada salpingitis interstialis kronika dinding tuba
menebal dan tampak fibrosis dan dapat pula ditemukan pengumpulan nanah
sedikit di tengah – tengah jaringan otot.
c.  Salpingitis interstisialis kronika
Pada salpingitis interstialis kronika dinding tuba menebal dan tampak fibrosis
dan dapat pula ditemukan pengumpulan nanah sedikit ditengah-tengah
jaringan otot. Terdapat pula perlekatan dengan-dengan jaringan-jaringan
disekitarnya, seperti ovarium, uterus, dan usus.
d. Kista tubo ovarial, abses tubo ovarial.
Pada kista tubo ovarial, hidrosalping bersatu dengan kista folikel ovarium,
sedang pada abses tubo ovarial piosalping bersatu dengan abses
ovarium.Abses ovarium yang jarang terdapat sendiri,dari stadium akut dapat
memasuki stadium menahun.
e.  Salpingitis tuberkulosa
Salpingitis tuberkulosa merupakan bagian penting dari tuberkulosis
genetalis. (Sarwono.Winkjosastro, Hanifa.Hal 289,2007).

F. Gejala Adnexitis
Gejala pada adnexitis seperti :
1. Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak berhubungan dengan haid
(bukan pre menstrual syndrome)
2. Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina
3. Nyeri saat berhubungan intim
4. Demam
5. Nyeri punggung
6. Leukosit tinggi
7. Setelah beberapa hari dijumpai tumor dengna batas yang tidak jelas dan nyeri
tekan.

G. Komplikasi
Pembedahan pada salpingo-ooforitis akuta perlu dilakukan apabila:
a) Jika terjadi ruptur atau abses ovarium
b) Jika terjadi gejala-gejala ileus karena perlekatan
c) Jika terjadi kesukaran untuk membedakan antara apendiksitis akuta dan
adneksitis akuta.
Gejala; nyeri kencing, rasa tidak enak di bawah perut, demam, ada
lendir/bercak keputihan di celana dalam yang terasa panas, infeksi yang mengenai
organ-organ dalam panggul/ reproduksi. Penyebab infeksi lanjutan dari saluran
kencing dan daerah vagina. Selain itu komplikasi yang terjadi dapat berupa
appendisitis akuta, pielitis akuta, torsi adneksa dan kehamilan ektopik yang
terganggu. Biasanya lokasi nyeri tekan pada appendisitis akuta (pada titik Mac
Burney) lebih tinggi daripada adneksitis akuta, akan tetapi apabila proses agak
meluas perbedaan menjadi kurang jelas (Sarwono.Winkjosastro,Hanifa.Hal
288.2007).

H. Penatalaksanaan pada Adnexitis


Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM + APP
(Total Abdominal Hysterectomy + Bilateral Salpingo-Oophorectomy +  Omentectomy
+ Appendectomy). Dapat dipertimbangkan (optional) instilasi phosphor-32 radioaktif
atau khemoterapi profikalis. Sayatan dinding perut harus longitidunal di linea
mediana, cukup panjang untuk memungkinkan mengadakan eksplorasi secara
gentle (lembut) seluruh rongga perut dan panggul, khususnya di daerah
subdifragmatika dan mengirimkan sampel cucian rongga perut untuk pemeriksaan
sitologi eksfoliatif. Bila perlu dapat dilakukan biopsy pada jaringan yang dicurigai.
Radioaterapi akhir-akhir ini tidak mendapat tempat dalam penanganan tumor ganas
tuba dan ovarium karena sifat biologic tumor dan menyebar melalui selaput perut
(surface spreader). Radiasi ini akan merusak alat-alat vital dalam rongga perut,
khususnya usus-usus, hati dan ginjal. Dengan shielding (perlindungan) alat vital
tersebut, akan menyebabkan kurangnya dosis radiasi. Radioterapi hanya dikerjakan
pada tumor bed dan pada jenis histologik keganasan tertentu seperti disgerminoma.
Penyakit ini dapat diterapi dengan pemberian antibiotika. Tergantung dari
derajat penyakitnya, biasanya diberikan suntikan antibiotik kemudian diikuti dengan
pemberian obat oral selama 10-14 hari. Beberapa kasus memerlukan operasi untuk
menghilangkan organ sumber infeksi, ini dilakukan jika terapi secara
konvensional(pemberian antibiotik) tidak berhasil. Jika terinfeksi penyakit ini melalui
hubunganseksual, maka pasangannya juga harus mendapat terapi pengobatan,
sehingga tidak terinfeksi terus menerus. Operasi radikal ( histerektomi dan salpingo
ooforektomi bilateral ) pada wanita yang sudah hampir menopause. Pada wanita
yang lebih muda hanya adnexia dengan kelainan yang nyata yang diangkat.
DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan. Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana


Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Prawirohardjo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sastrawinata, sulaiman. 1981. Ginekologi. Bandung : Elstar offset
Sarwono,Winkjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
de.wikepedia.org.
https://sichesse.blogspot.com/2012/09/

Anda mungkin juga menyukai