Di susun oleh :
FAKULTAS KEPERAWATAN
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa kita semua ke jalan kebenaran yang diridhoi Allah SWT.
Maksud kami membuat makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
KEPERAWATAN MATERNITAS yang diamanatkan oleh dosen kami. Kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak sekali kekurangannya
baik dalam cara penulisan maupun dalam isi.
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan
akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa
bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit
ini bisa juga menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari
infeksi tersebut adalah pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan salpingitis
TINJAUAN TEORI
2.1. Definisi
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan akibat
meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas atau
dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa juga
menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari infeksi tersebut
adalah pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan salpingitis.
2.2.1.1. Etiologi
Servisitis disebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomonas vaginalis,
kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen
vagina seperti streptococcus, enterococus, e.coli, dan stapilococus . Dapat
juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan
ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti
dilatasi, dan lain-lain.
2.2.1.3. Penatalaksanaan
Kauterisasi radial. Jaringan yang meradang dalam dua mingguan diganti
dengan jaringan sehat. Jika laserasi serviks agak luas perlu dilakukan
trakhelorania. Pinggir sobekan dan endoserviks diangkat, lalu luka baru
dijahit. Jika robekan dan infeksi sangat luas perlu dilakukan amputasi
serviks.
2.2.1.5. Pencegahan
Terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan
pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai
menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin
HPV akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui
suntikan sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam.
2.2.2. Adnexitis
Adnexitis adalah radang pada tuba fallopi dan ovarium yang biasanya
terjadi bersamaan. (Sarwono, 1999:287). Adnexitis adalah suatu radang
pada tuba fallopi dan radang ovarium yang biasanya terjadi bersamaan.
Radang ini kebanyakan akibat infeksi yang menjalar keatas dari uterus,
walaupun infeksi ini bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan
darah atau menjalar dari jaringan sekitarnya. Adnex tumor ini dapat berupa
pyosalpinx atau hidrosalpinx karena perisalpingitis dapat terjadi pelekatan
dengan alat-alat disekitarnya. ( ginekologi unpad bandung).
2.2.2.1. Etiologi
Peradangan pada adneksa rahim hampir 90 persen disebabkan oleh infeksi
beberapa organisme, biasanya adalah Neisseria gonorrhoeae dan
Chlamydia trachomatis.
a. Melakukan aktifitas seks tanpa menggunakan kondom.
b. Ganti-ganti pasangan seks.
c. Pasangan seksnya menderita infeksi Chlamidia ataupun gonorrhea
(kencing nanah).
d. Sebelumnya sudah pernah terkena pelvic inflammatory diseased.
Dengan demikian penyakit ini termasuk penyakit yang ditularkan
melalui aktifitas seksual. Meskipun tidak tertutup kemungkinan
penderitanya terinfeksi lewat cara lain.
2.2.2.4. Pencegahan
Pencegahan tidak hanya dari pihak wanita saja, pihak laki - laki juga perlu
membantu agar pasangan tidak tertular.
a. Setia pada pasangan, penyakit ini sebagian besar ditularkan melalui
hubungan seks bebas.
b. Segera hubungi dokter apabila gejala - gejala penyakit ini muncul.
c. Rutin memriksakan diri dan pasangan ke dokter ahli kandungan.
d. Penggunaan kondom saat berhubungan seksual.
e. Menjaga kebersihan organ genital.
2.2.3. Parametritis
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam
ligamentum.latum. Radang ini biasanya unilatelar. Parametritis adalah
infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi beberapa jalan: Secara rinci
penyebaran infeksi sampai ke parametrium melalui 3 cara yaitu :
a. Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari
endometritis.
b. Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar
ligamentum.
c. Penyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika. Proses ini dapat
tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar
ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas , dapat diraba
pada dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau
pada fossa iliaka.
2.2.3.1. Etiologi
Parametritis dapat terjadi :
a. Dari endometritis dengan cara :
Per continuitatum : endometritis → metritis → parametitis.
Lymphogen.
b. Dari robekan serviks
c. Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD)
2.2.3.3. Penatalaksanaan
a. Pencegahan.
1) Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas,
harus diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga
merupakan factor penting, karenanya diet yang baik harus
diperhatikan. Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat
mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.b.
2) Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin
kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak
berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit
mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua
petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut
dengan masker, alat-alat, kain-kain yang dipakai dalam persalinan
harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan jika
perlu, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan
transfusi darah harus diberikan menurut keperluan.
3) Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan
lahir. Pada hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini
tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan
tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-
wanita dalam nifas sehat
b. Pengobatan
Antibiotika (antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan
metronidazol) memegang peranan yang sangat penting dalam
pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini
memerlukan waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu
hasilnya. Terapi pada parametritis yaitu dengan memberika antibiotika
berspektrum luas. Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis
tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas, seperti ampicillin dan
lain-lain.
2.2.4. Endometrisis
Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim).
Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi
tersendiri dan terdapat benda asing dalam rahim. Endometritis adalah
peradangan pada dinding uterus yang umumnya disebabkan oleh partus.
Dengan kata lain endometritis didefinisikan sebagai inflamasi dari
endometrium.
2.2.4.1. Etiologi
Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas insersio
plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh
endometrium. Pada infeksi dengan kuman yang tidak seberapa pathogen,
radang terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama-sama
dengan bekuan darah menjadi nekrotis dan mengeluarkan getah berbau
dan terdiri atas keping-keping nekrotis serta cairan.
2.2.4.4. Penatalaksanaan
a. Endometritis Akut
Terapi :
Pemberian uterotonika
Istirahat, posisi/letak Fowler
Pemberian antibiotika
Endometritis senilis, perlu dikuret untuk mengesampingkan
diagnosa corpus carcinoma.
Dapat diberi estrogen.
b. Endometritis Kronik
Terapi:
Perlu dilakukan kuretase untuk diferensial diagnosa dengan carcinoma
corpus uteri, polyp atau myoma submucosa. Kadang-kadang dengan
kuretase ditemukan endometritis tuberkulosa. Kuretase juga bersifat
terapeutik.
BAB III
3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas Klien
3.1.2. Keluhan Utama
Nyeri
Luka
Perubahan fungsi seksual
3.1.3. Riwayat Penyakit
3.1.3.1. Sekarang :
Keluhan Klien menderita infeksi alat kelamin
3.1.3.2. Dahulu :
Riwayat keluarga mempunyai penyakit serupa, gangguan reproduksi
riwayat penyakit
3.1.3.3. Riwayat penyakit yang pernah dialami :
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM,
jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinaria, penyakit endokrin, dan
penyakit-penyakit lainnya.
3.1.3.4. Riwayat kesehatan keluarga :
Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang
terdapat dalam keluarga.
3.1.3.5. Riwayat kesehatan reproduksi :
Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat
darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause
terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya.
3.1.3.6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas :
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga
saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
3.1.3.7. Riwayat seksual : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi
yang digunakan serta keluhan yang menyertainya.
3.1.4. Riwayat pemakaian obat :
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis, dan
jenis obat lainnya.
3.1.5. Pola aktivitas sehari-hari :
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
4.1. Kesimpulan
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan
akibat meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa
bekas atau dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit
ini bisa juga menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari
infeksi tersebut adalah pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan salpingitis.
Pada umumnya penyakit penyakit yang terjadi memiliki tanda dan gejala
serta penanganan masing masing , untuk mencegahnya diperlukan kebersihan
diri dari setiap masing masing individu.
4.2. Saran
Demi kesempurnaan makalah kami, maka kami meminta saran serta kritik yang
mendukung demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA