Oleh :
2 C Keperawatan
RS Dr SOEPRAOEN
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Kurang lebih 150 wanita meninggal per tahun sehingga cukup beralasan untuk
memperhatikan gangguan medis ini secara lebih serius. Namun, ada pula kekhawatiran
lainnya: Serangan infeksi ini diketahui sangat meningkatkan resiko seorang wanita untuk
menjadi mandul.
Pembuluh yang tertutup juga menyebabkan sukarnya sperma yang sedang bergerak
melakukan kontak dengan sel telur yang turun. Akibatnya adalah perkiraan yang
mengkhawatirkan berikut ini: Setelah satu episode infeksi ini, resiko seorang wanita untuk
menjadi mandul adalah 10%. Setelah infeksi kedua resikonya menjadi dua kali lipat yaitu
20%. Jika wanita ini mendapatkan infeksi untuk ketiga kalinya, resikonya akan melambung
menjadi 55%. Secara keseluruhan, demikian Dr. Benrubi memperkirakan, penyakit radang
pelvis menyebabkan kurang lebih antara 125.000 hingga 500.000 kasus baru setiap
tahun. Oleh karena itu untuk mengurangi angka kejadian infeksi pelvis setiap tahunnya
maka perlu di informasikan kepada masyarakat tentang pentingnya mengetahui penyakit
infeksi pelvis tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
BAB 2
2.2. Definisi
Infeksi pelvis meruakan suatu istilah umum yang biasanya digunakan untuk
menggambarkan keadaan atau kondisi dimana organ-organ pelvis (uters, tuba fallopi atau
ovarium) diserang oleh mikroorganisme pathogen. Organism-organisme ini biasanya
bakteri,mereka melakukan multiplikasi dan menghasilkan suatu reaksi peradangan. (Ben-
zion Taber, 1994).
Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi bagian atas. Penyakit
tersebut dapat mempengaruhi endometrium (selaput dalam rahim), saluran tuba, indung
telur, miometrum (otot rahim), parametrium dan rngga panggul. Penyakit radang panggul
merupakan komplikasi umum dari penyakit menular seksual (PMS). Saat ini hampir 1 juta
wanita mengalami penyakit radang panggul yang merupakan infeksi serius pada wanita
berusia 16-25 tahun.Penyakit radang pelvis adalah suatu istilah umum bagi infeksi genital
yang telah menyebar kedalam bagian-bagian yang lebih dalam dari alat reproduksi wanita,
seperti rahim, tuba fallopi dan/atau ovarium.
2.3. Etiologi
a. GO (Gonorhoe)
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran genital bagian
bawah, yang menyebar keatas melalui leher rahim. Butuh waktu dalam hitungan hari atau
minggu untuk seorang wania menderita penyakit radang panggul. Bakteri penyebab
tersering adalah Neisseria Gonorhoeae dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan
peradangan dan kerusakan jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher
rahim maupun vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman
penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya
lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya pertahanan dari rahim,
serta umenyediakan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
(widyastuti, rahmawati, & purnamaningrum, 2009)
Gejala biasanya muncul segera setelah siklus menstruasi. Penderita merasakan nyeri pada
perut bagian bawah yang semakin memburuk dan disertai oleh mual dan muntah. Biasanya
infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa membengkak dan terisi
cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan menstruasi yang tidak
teratur da kemandulan.
a. Keluar cairan dari vagina dengan warna, konsistensi dan bau yang abnormal.
b. Demam
h. Kelelahan
j. Sering berkemih
2.5. Klasifikasi PID
Derajat II : Radang panggul dengan penyulit (didapatkan masa radang, atau abses
pada kedua tuba ovarium) dengan atau tanpa pelvio – peritonitis.
Derajat III : Radang panggul dengan penyebaran diluar organ-organ pelvik, misal
adanya abses tubo ovarial.
a. Endometritis adalah peradangan dari endometrium, lapisan mukosa bagian dalam uterus,
disebabkan oleh invasi bakteri. Endometrisis adalah suatu peradangan pada endometrium
yang biasanya disebakan oleh infeksi bakteri pada jaringan. Endometritis paling serring
ditemukan terutama :
3. Penggantia darah
5. Tindakan bedah
a. Endometritis akut
Penyebab:
Gejala:
1. Demam
2. Lochia berbau
3. Lochia lama berdarah bahkan metrorhagia
Penatalaksanaan:
Dalam pengobatan endometritis akut yang paling penting adalah berusaha mencegah aga
infeksi tidak menjalar. Adapun pengobatannya adalah :
1. Uterotonik
b. Endometritis kronica
Gejala :
1. Leukorea
1. Pada tuberculosis
f. Myometrisis
Biasanya tidak bediri sendiri tetapi lanjutan dari endometritis, ,maka gejala-gejala dan
terapinya sama dengan endometritis. Diagnose hanya dapat dibuat secara patologi
anatomis.
g. Pelvioperitonitis (perimetritis)
Etiologi :
1. Gonore
2. Sepsis (pot partum dan post abortus)
3. Dari appendicitis
2.7. Patofisiologi
Terjadinya radang panggul dipengaruhi beberapa factor yang memegang peranan, yaitu
:
c. Pada waktu haid, akibat adanya deskuamasi endometrium maka kuman-kuman pada
endometrium turut terbuang. Pada ostium uteri eksternum, penyebaran asenden kuman-
kuman dihambat secara : mekanik, biokemik dan imunologik. Pada keadaan tertentu barier
fisiologik ini dapat terganggu, misalnya pada saat persalinan, abortus, instrumentasi pada
kanalis servikalis dan insersi alat kontrasepsi dalam ..
Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan terjadi kontraksi uterus yang dapat
menarik spermatozoa dan kuman-kuman memasuki kanilis servikalis.
Diagnosa ditegakan berdasarkan gejala dan hasil dari pemeriksaan fisik yang dilakukan
pemeriksaan panggul dan perabaan perut. Pemeriksaan lainya dilakukan adalah:
c. Kuldosintesis
Untuk mengetahui bahwa perdarahan yang terjadi diakibatkan oleh hemoperitoneum
(berasal dari KET yag rupture atau kista hemoragik) dapat menyebabkan sepsis pelvis
(salpingitis,abses pelvis rupture, atau appendiks yang rupture)
d. Laparaskopi
Adalah prosedur pemasukan alat dengan lampu dan kamera melalui insisi (potongan)
kecil di perut untuk melihat secra langsung organ didalam panggul apabila terdapat
kelainan.
e. USG panggul
Merupakan tindakan non invasif, guna mengetahui keadaan didalam panggul meleiputi
keadaan rahim, adanya pembesaran dan abses pada saluran tuba valopi,
2.9. Penatalaksanaan
a. Terapi
Klien dengan penyakit akut yang menderita abses dalam panggul atau tuba-ovarium,
seringkali membutuhkan perawatan duduk rendam dengan air hangat dapat menurunkan
nyeri dan meningkatkan kenyamanan serta penyembuhan. Klien sebaiknya ditidurkan pada
posisi semi Fowler untuk memungkinkan pengeluaran cairan rambas mukopurulen.
2) Amoksilin 3 g p.o sekali/hari selama 1 hari dan Probenesid 1 g p.o sekali sehari
selama 1 hari. Dilanjutkan Amoxilin 3 x 500 mg/hari p.o selama 7 hari, atau Tiamfenikol 3,5
g/sekali sehari p.o selama 1 hari. Dilanjutkan 4 x 500 mg/hari p.o selama 7-10 hari, atau
Pengobatan rawat inap dilakukan kepada penderita radang panggul derajat II dan III. Obat
yang diberikan ialah :
a. Ampisilin 1g im/iv 4 x sehari selama 5-7 hari dan Gentamisin 1,5 mg – 2,5 mg/kg BB
im/iv, 2 x sehari slama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g rek. Sup, 2 x sehari selama 5-7 hari
atau, Sefalosporin generasi III 1 gr/iv, 2-3 ghx sehari selama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g
rek. Sup 2 x sehari selama 5-7 hari.
2.10.Komplikasi
Peritonitis pelvis atau peritonitis merata, abses, strikur, obstruksi tuba fallopi dapat
terjadi. Obstruksi dapat menyebabkan kehamilan ektopik dimasa mendatang jika telur yang
dibuahi tidak dapat melewati tuba yang mengalami trikur. Perlekatan umum sering
menyebabkan nyeri pelvis kronis yang akhirnya memerlukan pengangkatan uterus , tuba
fallopi, dan ovarium. Komplikasi lainnya termasuk bakterimia disertai syok septik
dan tromboflebitis dengan kemungkinan embolisasi. (Brunner & Suddarth, 2002)
Komplikasi radang panggul terjadi ketika penyakit tidak segera ditangani atau penderita
tidak menyelesaikan periode pengobatan yang diwajibkan. Jenis komplikasi yang bisa timbul
adalah sakit panggul jangka panjang, munculnya abses, berulangnya penyakit radang
panggul pada penderita, infertilitas, dan terjadinya kehamilan ektopik.
Radang panggul yang kembali dan menginfeksi area yang sama membuat kondisi organ
reproduksi tersebut rentan terhadap bakteri. Inilah kenapa penderita radang panggul harus
menyelesaikan masa pengobatannya hingga tuntas demi mengurangi risiko terjadi infertilitas
dan sakit panggul yang sangat mengganggu aktivitas. Infeksi berulang khususnya pada tuba
fallopi dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan ektopik. Infeksi ini menyebabkan luka dan
menyempitnya tuba fallopi hingga sel telur menjadi tersangkut kemudian berkembang di
dalam tuba fallopi. Jika hal ini terus berlanjut, dapat terjadi pendarahan dalam yang
mengancam nyawa penderitanya sehingga tindakan operasi harus segera dilakukan.
Salah satu penyebab radang panggul adalah infeksi menular seksual, seperti penyakit
klamidia (chlamydia) yang kasusnya umum menimpa kalangan pria muda serta memiliki
gejala yang tidak terlihat. Infeksi ini dapat dihindari dengan menerapkan kebiasaan yang
aman saat berhubungan seksual. Kebiasaan ini dapat dimulai dengan tidak berganti-ganti
pasangan seksual dan menggunakan alat kontrasepsi kondom, spiral, dan/atau spermisida
tiap berhubungan seks. Hindari alat kontrasepsi yang dipasang di dalam rahim jika Anda
melakukan hubungan seksual dengan lebih dari satu pasangan. Selain memulai kebiasaan
seksual yang sehat, Anda juga dapat melakukan beberapa tindakan pencegahan seperti
berikut:
a. Pemeriksaan kesehatan rutin pada diri Anda dan pasangan, lakukan pemeriksaan
ginekologi maupun tes infeksi menular seksual untuk mendeteksi gejala penyakit radang
panggul atau penyakit lainnya. Makin cepat penyakit dapat terdiagnosis, maka makin besar
pula tingkat kesuksesan pengobatan.
b. Segera temui dokter jika Anda merasakan gejala radang panggul atau infeksi menular
yang tidak biasa, seperti sakit panggul berat atau perdarahan di antara periode menstruasi.
c. Saling terbuka mengenai sejarah infeksi menular seksual dengan pasangan Anda
adalah salah satu tindakan pencegahan yang dapat menyelamatkan kesehatan bersama.
d. Pertahankan kebiasaan kebersihan yang sehat, hindari mencuci vagina (vaginal
douching) dan bilaslah alat kelamin dari arah depan ke belakang seusai buang air untuk
mencegah bakteri masuk melalui vagina.
a. Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus, perubahan
pada regulasi temperatur
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Penyakit radang Panggul adalah keadaan terjadinya infeksi pada genetalia interna,
yang disebabkan berbagai mikroorganisme dapat menyerang endometrium, tuba, ovarium
parametrium, dan peritoneum panggul, baik secara perkontinuinatum dan organ sekitarnya,
secara homogen, ataupun akibat penularan secara hubungan seksual.
Peradangan biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, dimana bakteri masuk melalui
vagina dan bergerak ke dalam rahim lalu ke tuba fallopi 90 – 95 % kasus PID disebabkan
oleh bakteri yang juga menyebanbkan terjadinya penyakit menular seksual (misalnya
klamidia, gonare, mikroplasma, stafilokokous, streptokus).
Biasanya infeksi akan menyumbat tuba fallopi. Tuba yang tersumbat bisa
membengkak dan terisi cairan. Sebagai akibatnya bisa terjadi nyeri menahun, perdarahan
menstruasi yang tidak teratur dan kemandulan, infeksi bisa menyebar ke struktur di
sekitarnya, menyebabkan terbentuknya jaringan perut dan perlengketan fibrosa yang
abnormal diantara organ – organ perut serta menyebabkan nyeri menahun.
4.2. Saran
Jauhi seks bebas karena itu sangat berpotensi pada PMS. Jadi lindungi diri kita
sendiri karena masa depan yang cerah sedang menanti kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Gloria, M. B., Howard, K. B., Joanne, M. D., & Cheryl, M. W. (2013). Nursing Interventions
Classification (NIC). United States of America: ISBN:978-0-323-10011-3.
Moorhead, S., Johnson, M., Meridean, L. M., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). United States of America: ISBN:978-0-323-10010-6.