PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
2.1 DEFINISI
Penyakit Radang Panggul (PID: Pelvic Inflammatory Disease) adalah
infeksi pada alat genital atas. Proses penyakitnya dapat meliputi
endometrium, tubafalopi, ovarium, miometrium, parametria, dan peritonium
panggul. PID adalah infeksi yang paling peting dan merupakan komplikasi
infeksi menular seksual yang paling biasa. (Sarwono,2011; h.227)
Pelvic Inflamatory Disease adalah suatu kumpulan radang pada saluran
genital bagian atas oleh berbagai organisme, yang dapat menyerang
endometrium, tuba fallopi, ovarium maupun miometrium secara
perkontinuitatum maupun secara hematogen ataupun sebagai akibat hubungan
seksual. (Yani,2009;h.45)
2.2 ETIOLOGI
Penyakit radang panggul terjadi apabila terdapat infeksi pada saluran
genital bagian bawah, yang menyebar ke atas melalui leher rahim. Butuh
waktu dalam hitungan hari atau minggu untuk seorang wanita menderita
penyakit radang panggul. Bakteri penyebab tersering adalah N. Gonorrhoeae
dan Chlamydia trachomatis yang menyebabkan peradangan dan kerusakan
jaringan sehingga menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun
vagina menginfeksi daerah tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman
penyebab PMS. Proses menstruasi dapat memudahkan terjadinya infeksi
karena hilangnya lapisan endometrium yang menyebabkan berkurangnya
pertahanan dari rahim, serta menyediakan medium yang baik untuk
pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
2.4 PATOFISIOLOGIS
PID di sebabkan oleh penyebaran mikroorganisme secara asenden ke
traktus genital atas dari vagina dan serviks. Mekanisme pasti yang
bertanggung jawab atas penyebaran tersebut tidak diketahui, namun aktifitas
seksual mekanis dan pembukaan serviks selama menstruasi mungkin
berpengaruh.
Banyak kasus PID timbul dengan 2 tahap :
Tahap Pertama :
melibatkan akuisisi dari vagiana atau infeksi servikal. Penyakit
menular seksual yang menyebabkan mungkin asimptomatik
Tahap Ke dua :
Timbul oleh penyebaran asenden langsung mikroorganisme dari
vagina dan serviks.
Mukosa serviks menyediakan barrier fungsional melawan penyebaran
ke atas, namun efek dari barrier ini mungkin berkurang akibat pengaruh
perubahan hormonal yang timbul selama ovulasi dan menstruasi. Gangguan
suasana servikovaginal dapat timbul akibat terapi antibiotic dan penyakit
menular seksualyang dapat menggagu keseimbangan flora
endogen.Menyebabkan organisme nonpatogen bertumbuh secara berlebihan
dan bergerak ke atas. Pembukaan serviks selama menstruasi dengan aliran
menstrual yang retrograd dapat memfasilitasi pergerakan asenden dari
mikroorganisme. Hubungan seksual juga dapat menyebabkan ifeksi asenden
akibat dari kontraksi uterus mekanis dan ritmik. Bakteri dapat terbawa
bersama sperma menuju uterus dan tuba.
2.9 PENATALAKSANAAN
2.9.1 PADA WANITA TIDAK HAMIL
Terapi PID harus ditujukan untuk mencegah kerusakan tuba yang
menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik, serta pencegahan
ektopik infeksi kronik.Banyak pasien yang berhasil di terapi dengan
rawat jalan dan terapi rawat jalan dini harus menjadi pendekatan
terapiotik permulaan. Pemilihan antibiotika harus ditujuakan pada
organisme etiologi utama (N. Gonorrhoeae atau C. Trachomatis) tetapi
juga harus mengarah pada sifat pilimik krobial PID.
Untuk pasien dengan PID ringan atau sedang terapi oral dan
perenteral mempunyai daya guna klinis yang sama.
Rekomendasi terapi dari CDC
a. Terapi perenteral
Rekomendasi terapi parenteral A
Sevotetan 2 g intavena setiap 12 jam atau
Sevoksitin 2 g intravena setiap 6 jam di tambah
Doksisiklin 100 mg oral atau parenteral setiap 12 jam
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
https://id.scribd.com/doc/53420488/Pelvic-Inflammatory-Disease