Anda di halaman 1dari 12

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

DISUSUN OLEH:
EGA PRATIWI (1705015018)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PROF.DR. HAMKA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kependudukan dan demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang struktur dan proses
penduduk di suatu wilayah tertentu (Mantra, 2000). Struktur masyarakat tersebut meliputi jumlah,
persebaran, dan komposisi penduduk. Struktur tersebut akan selalu berubah oleh proses demografi
yang meliputi fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan penduduk).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun 1992, yang dimaksud dengan penduduk
adalah orang yang dalam matranya sebagai pribadi, anggota keluarga, anggota masyarakat, warga
negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara
pada waktu tertentu.

Ilmu kependudukan sangatlah penting untuk dipelajari. Hal tersebut disebabkan karena ilmu
kependudukan mampu menjawab pertanyaan sosial “mengapa” keadaan kependudukan yang
diperkirakan terjadi. Ilmu tersebut juga mampu menghubungkan antara penduduk dengan sistem sosial
yang nantinya digunakan untuk menjawab pertanyaan dasar masalah masyarakat seperti kemiskinan,
masalah kesehatan, kesenjangan pendidikan, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan unsur
demografi masyarakat.

Angka kematian bayi menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat kesehatan anak (WHO,
2002) karena merupakan cerminan dari status kesehatan anak saat ini. Angka kematian bayi dan balita
di Indonesia adalah tertinggi di negara ASEAN. Sedangkan angka kesakitan bayi menjadi indikator ke dua
dalam menentukan derajat kesehatan anak, karena nilai kesakitan merupakan cerminan dari lemahnya
daya tahan tubuh bayi dan anak balita
1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah :

1.      Memberikan informasi yang jelas dan terpercaya terkait mortalitas dan morbiditas dalam analisis
kependudukan kepada mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat pada umumnya, khususnya dari
Universitas Jember.

2.      Mampu menjawab segala masalah seputar mortalitas dan morbiditas yang terjadi di Indonesia
dengan mengacu pada konsep dasar analisis kependudukan terkait mortalitas dan morbiditas.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Konsep Mortalitas dan Morbiditas

Mortalitas merupakan salah satu dari tiga komponen proses demografi, selain fertilitas dan migrasi.
Mortalitas diartikan sebagai kematian yang terjadi pada anggota penduduk. Secara etimologi, kematian
(death) berasal dari kata deeth  atau deth yang berarti keadaan mati atau kematian. Sedangkan secara
definitif, kematian adalah terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap atau terhentinya kerja
otak secara permanen. Dari hal tersebut, maka sudut pandang tentang definisi kematian meliputi tiga
hal pokok, antara lain adalah :

a. kematian jaringan, kematian otak

b. kerusakan otak yang tidak dapat pulih

c. kematian klinik yakni kematian orang tersebut

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kematian sebagai suatu peristiwa menghilangnya
semua tanda-tanda kehidupan secara permanen yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup. Di
negara Indonesia, terdapat empat konsep tentang kematian. Konsep tersebut antara lain adalah :

1. Mati karena berhentinya darah mengalir

Dalam peraturan pemerintah nomor 18 tahun 1981, telah dinyatakan bahwa mati adalah berhentinya
fungsi jantung dan paru. Konsep kematian ini tidak dapat digunakan lagi oleh karena adanya alat yang
dapat memacu kerja jantung ataupun paru kepada seseorang yang hampir mati (alat resusitasi).
Teknologi tersebut memungkinkan jantung dan paru yang semula berhenti bekerja dapat dipulihkan
kembali.

2. Mati sebagai terlepasnya nyawa dari tubuh

Konsep ini menimbulkan keraguan kepada masyarakat. Hal ini terjadi pada proses resusitasi yang
berhasil dan menimbulkan kesan seolah-olah nyawa manusia dapat ditarik kembali.

3. Mati sebagai hilangnya kemampuan tubuh secara permanen

Konsep ini tidak digunakan lagi. Konsep ini dipertanyakan karena organ manusia tetap berfungsi secara
mandiri tanpa terkendali walaupun otak telah mati (kondisi koma). Namun secara moral, tidak dapat
diterima karena pada kenyataannya organ tubuh masih berfungsi meskipun tidak terpadu lagi.

4. Mati sebagai hilangnya manusia secara permanen untuk kembali sadar dan melakukan interaksi sosial

Pergerakan dari otak, baik secara fisik maupun sosial, banyak dipergunakan. Pusat pengendalian
manusia ini terletak pada batang otak. Oleh karena itu, apabila batang otak telah mati, dapat diyakini
bahwa manusia itu secara fisik dan sosial telah mati. Dalam keadaan seperti ini, kalangan medis sering
menempuh pilihan tidak meneruskan resusitasi (Amir, 1999).
2.2 Sumber Data Mortalitas  dan Morbiditas

Sumber data mortalitas dan morbiditas dapat ditemukan melalui empat cara. Keempat cara tersebut
antara lain adalah :

1. Sumber data dari populasi

Sumber data dari populasi mencakup data sensus penduduk. Sensus merupakan keseluruhan proses
pengumpulan data, menghimpun, menyusun, dan menerbitkan data-data yang berkaitan dengan semua
orang pada waktu tertentu di suatu negara dan satu wilayah tertentu. Sensus penduduk
dilaksanakan  setiap sepuluh (10) tahun sekali oleh badan pemerintahan terkait. Informasi yang
didapatkan meliputi alamat, nama, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, suku atau etnis,
agama, umur, tahun kelahiran, status kawin, dan apakah orang tersebut berasal dari warga negara
Indonesia asli atau bukan.

2. Catatan peristiwa vital (registrasi vital)

Registrasi vital merupakan upaya pengumpulan data-data mengenai peristiwa penting yang menyangkut
hal kelahiran dan kematian. Setiap kelahiran yang terjadi (fertilitas) dicatat dengan pengeluaran surat
akta kelahiran, sedangkan untuk pencatatan setiap kematian yang terjadi pada seseorang dapat dengan
cara menunjukkan surat pengantar dari pihak dokter atau tim medis terkait informasi kematian orang
tersebut. Pencatatan kematian ini nantinya menghasilkan sertifikat kematian. Di antara kelebihannya,
sistem registrasi vital akan memiliki data yang bertahan lama dan mudah diperoleh kapan saja saat
dibutuhkan.

3. Pelaporan dan pencatatan penyakit

Pelaporan dan pencatatan penyakit yang dilakukan akan menghasilkan suatu rekam medik. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkesh) nomor 269 tahun 2008 tentang rekam medis, rekam medik
adalah berkas yang berisi catatan tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Dari rekam medik inilah upaya statistik kesehatan
dapat dilaksanakan dengan baik, yakni sebagai upaya perkembangan kesehatan masyarakat dan untuk
menentukan jumlah penderita pada penyakit tertentu.

4. Survei kesehatan

Survei tidak jauh berbeda dengan sensus. Namun survei lebih menekankan pada karakteristik penduduk.
Survei hanya mengambil beberapa sampel dari masyarakat. Survei lebih memiliki data yang
terkonsentrasi pada satu tujuan tertentu. Survei kesehatan yang telah dilaksanakan di Indonesia
meliputi Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), dan
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Secara umum, segala terbitan resmi, baik dalam bentuk angka, grafik, ataupun gambar, merupakan
sumber data. Data tersebut digunakan untuk menganalisa demografi/kependudukan suatu masyarakat
yang secara geografis perlu untuk diketahui berapa jumlah penduduk yang tinggal di suatu daerah,
bagaimana penyebaran masyarakat terjadi, berapa angka kelahiran dalam tahun berjalan, berapa yang
masuk (moving-in)   dan keluar/mati (moving out).
Jenis informasi penduduk yang ingin kita ketahui terdiri dari tiga kategori utama. Ketiga kategori utama
tersebut antara lain adalah :

1. Populasi size and distribution

2. Populasi  process (fertilitas, mortalitas, dan migrasi)

3. Populasi   structure and characteristic

2.3 Indikator Morbiditas


 Incidence Rate Incidence rate adalah frekuensi penyakit baru yang berjangkit dalam
masyarakat di suatu tempat / wilayah / negara pada waktu tertentu.
jumlah penyakit baru
IR= xk
jumlah populasi beresiko

 Prevelence Rate Prevalence rate adalah frekuensi penyakit lama dan baru yang berjangkit
dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu. PR yang ditentukan
pada waktu tertentu (misal pada Juli 2000) disebut Point Prevalence Rate.
PR yang ditentukan pada periode tertentu (misal 1 Januari 2000 s/d 31 Desember 2000)
disebut Periode Prevalence Rate.
jumlah penyakit lama+ jumlah penyakit baru
PR = xk
jumlah populasi beresiko

 Attack Rate Attack Rate adalah jumlah kasus baru penyakit dalam waktu wabah yang
berjangkit dalam masyarakat di suatu tempat/ wilayah/ negara pada waktu tertentu.
jumlah penyakit baru
AR = xk
jumlah populasi beresiko(dalam waktu wabahberlangsung)

2.4 Indikator mortalitas/kematian


 Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
adalah angka yang menunjukkan banyaknya kematian per 1000 penduduk pada tahun
tertentu, di suatu wilayah tertentu.
D
CDR= xk
P
Keterangan: D = jumlah kematian pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = bilangan konstan 1000
Secara umum, perhitungan CDR ini sangat kasar karena tidak memperhitungkan pengaruh
struktur umur penduduk.

 Angka Kematian Umur Tertentu ( Age Specific Death Rate )


Adalah jumlah kematian yang terjadi pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk
kelompok umur tersebut, pada tahun tertentu.
Dx
ASDRi= xk
Px
Keterangan : ASDR = Angka Kematian menurut kelompok usia
DX = jumlah penduduk yang meninggal pada kelompok usia tertentu
PX = jumlah penduduk pada kelompok usia tertentu
K = konstanta. 1000

Dengan menggunakan ukuran ini dapat di lakukan perbandingan tingkat kematian untuk
kelompok umur yang berbeda atau melihat perubahan tingkat kematian pada kelompok umur
yang sama pada waktu yang berbeda.

 Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)


Adalah jumlah kematian bayi dibawah 1 tahun per 1000 kelahiran dalam tahun tertentu.
Do
IMR= xk
B
Keterangan : IMR = Angka Kematian
Do = jumlah kematian bayi berusia < 1 tahun pada tahun tertentu
B = jumlah kelahiran hidup pada tahun tertentu
K = konstanta. 1000

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan tingkat
kesehatan masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan masyarakat.
 Angka Kematian Baru Lahir (Neo-Natal Death Rate)
Yaitu kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan atau 28 hari per 1000 kelahiran
pada periode tertentu.
Jumlah Kematian Bayi berumur<1 bulan
Rumus= xk
Banyaknya Kelahiran
                                                         
 Angka Kematian Lepas Baru Lahir (Post Neo Natal Death Rate)
Yaitu kematian yang tejadi pada bayi yang berumur antara 1 bulan  sampai dengan kurang 1
tahun per 1000 kelahirang pada periode tertentu.
Jumlah Kematian Bayi berumur 1 bulan s . d<1 tahun
Rumus= xk
Banyaknya Kelahiran

 Angka Kematian Anak ( Child Mortality Rate )


Yaitu jumlah kematian anak berumur 1-4 tahun selama 1 tahun tertentu per 1000 anak umur
yang sama pada pertengahan tahun itu.          
Jumlah Kematian anak umur 1−4 tahun selama 1tahun pada tahun tertentu
Rumus= xk
Jumlah Anak umur 1−4 tahun pada pertengahantahun
Dibandingkan dengan angka kematian bayi, angka kematian anak lebih mereflesikan kondisi
kesehatan lingkungan yang langsung mempengaruhi tingkat kesehatan anak. Perbedaan
angka kematian anak antara berbagai Negara atau kelompok masyarakat ini menunjukan
adanya perbedaan kondisi lingkungan social ekonomi yang mempengaruhi status kesehatan,
karena sebagian besar kematian tersebut dapat di cegah dengan adanya perbaikan kondisi
social ekonomi

 Angka Kematian Anak Di Bawah Lima Tahun ( Childhood Mortality Rate )


Adalah jumlah anak usia di bawah lima tahun selama satu tahun per 1000 anak usia yang
sama pada pertengahan tahun tersebut.
jumlah kematian anak usia<5 tahun pada tahun tertentu
CMR= xk
jumlah anak berumur <5 tahun pada pertengahantahun

Angka ini sekaligus mereflesikan tinggi rendahnya angka kematian bayi dan kematian anak
2.5 Upaya Pemerintah Menurunkan Angka Kematian Di Indonesia
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerintah pelayanan kesehatan. Untuk
meningkatkan mutu pelayanan serta pemerintahan pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat telah di lakukan berbagai upaya, salah satunya adalah dengan meletakkan dasar
pelayanan kesehatan pada sektor pelayanan dasar. Pelayanan dasar dapat dilakukan di
perpustakaaan induk, perpustakaan pembantu, posyandu, serta unit-unit yang berkaitan di
masyarakat. Bentuk pelayanan tersebut dilakukan dalam rangka jangkauan pemerataan
pelayanan kesehatan. Upaya pemerataan tersebut dapat dilakukan dengan penyabaran bidan
desa, perawat komuniksi, fasilitas balai kesehatan, pos kesehatan desa dan puskesmas
keliling.

2. Meningkatkan status gizi masyarakat Peningkatkan status gizi masyarakat merupakan


merupakan bagian dari upaya untik mendorong terciptanya perbaikan status kesehatan. Dengan
pemerintah gizi yang baik diharapkan pertumbuhan dan perkembangan anak akan baik pula,
disamping dapat memperbaiki status kesehatan anak. Upaya tersebut dapat dilakukan malalui
berbagai kegiatan, di antaranya upaya perbaikan gizi keluarga atau dikenal dengan nama UPKG.
Kegiatan UPKG tersebut didorong dan diarahkan pada peningkatan status gizi, khususnya pada
masyarakat yang rawan atau memiliki resiko tinggi terhadap kematian atau kesakitan. Kelompok
resiko tinggi terdiri anak balita, ibu hamil, ibu menyusui, dan lansia yang golongan ekonominya
rendah. Melalui upaya tersebut. Peningkatan kesehatan akan tercakup pada semua lapisan
masyarakat khususnya pada kelompok resiko tinggi.

3. Meningkatkan peran serta masyarakat Peningktan Peran serta masyarakat dalam


membantu ststus kesehatan inin penting, sebab upaya pemerintah dalam rangka menurunkan
kematian bayi dan anak tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah, melainkan peran serta
masyarakat dengan keterlibatan atau partisipasi secara langsung. Upaya masyarakat tersebut
sangat menentukan keberhasilan program pemerintah sehingga mampu mangatasi berbagai
masalah kesehatan. Melalui peran serta masyarakat diharapkan mampu pula bersifat efektif dan
efisien dalam pelayanan kesehatan. Upaya atau program kesehtan antara lain pelayanan
imunisasi, penyedian air bersih, sanitasi lingkungan, perbaikan gizi dan lain-lain. Upaya tersebut
akan memudahkan pelaksanaan program kesehatan yang tepat pada sasaran yang ada.
4. Meningkatkan manajemen kesehatan Upaya meningkatan program pelayanan keshatan
anak dapat berjalan dan berhasil dengan baik bila didukung dengan perbaikan dalam pengelolaan
pelayanan kesehatan. Dalam hal ini adalah meningkatan manajemen pelayanan malalui
pendayagunaan tenaga kesehatan profesional yang mampu secara langsung mengatasi masalah
kesehatan anak. Tenaga kesehatan yang dimaksud antara lain tenaga perawat, bidan,dokter yang
berada diperpustakaan yang secara langsung berperan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Derajat kesehatan anak mencerminkan derajat kesehatan bangsa, sebab anak sebagai generasi
penerus bangsa memiliki kemampuan yang dapat di kembangkan dalam meneruskan
pembangunan bangsa. Berdasarkan alasan tersebut, masalah kesehatan anak diprioritaskan
dalam perencanaan atau penataan pembangunan bangsa (kompas 2006). Angka kematian
bayi di Indonesia masih sangat tinggi jika di bandingkan dengan negara lain di ASEAN.
Penyakit terbesar yang mengakibatkan angka kematian dan kesakitan bayi dan balita di
Indonesia cukup tinggi adalah penyakit diare, ISPA dan pneumonia, bayi dengan berat badan
lahir rendah, afiksia, dan infeksi. Salah satu faktor penyebab itu terjadi adalah status sosial
ekonomi, budaya, kurangnya perhatian dari masyarakat ataupun dari pemerintah, faktor
kesehatan. Akan tetapi pemerintah juga mempunyai upaya-upaya dalam mengatasi masalah
ini yaitu dengan cara meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan pemerintah pelayanan
kesehatan, meningkatkan status gizi masyarakat, meningkatkan peran serta masyarakat,
Meningkatkan manajemen kesehatan.
2. Saran
Di Indonesia masih banyak bayi yang mengalami kesakitan dan kematian karena salah satu
faktor yang mempengaruhinya adalah sosial ekonomi dan di indonesia masih banyak orang
indonesia yang menderita kemiskinan apalagi yang terletak di bagian terpencil, oleh karena
itu untuk mengurangi angka morbiditas dan mortalitas pada bayi dan balita seharusnya
dilakukan penambahan lapangan kerja sehingga masyarakat di indonesia mudah dalam
mencari lapangan pekerjaan, dan apabila lapangan pekerjaan sudah dapat maka status
ekonomi mereka pun akan naik sehingga jumlah kemiskinan yang ada di Indonesia akan
berkurang. Dengan demikian mereka akan mampu membiayai kehidupan mereka dan mereka
akan mampu memberi gizi yang baik kepada anggota keluarga mereka atau pada bayi dan
balita sehingga bayi dan balita di Indonesia yang mengalami morbiditas dan mortalitas akan
berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A. Aziz Alimul. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta;
Salemba Mesika. Hal : 2-5
2. Maryunani, Anik. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta; Trans Info Media.
Hal : 1-33
http://oscarianieshapaserang.blogspot.com/2014/07/mortalitas-dan-morbiditas-
penduduk.html
http://ekacrudhgeograf.blogspot.com/2011/06/mortalitas.html

Anda mungkin juga menyukai