PENDAHULUAN
I.1
LATARBELAKANG
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah
mengacu kepada intervensi strategi Empat Pilar Safe motherhood yang terdiri
atas Keluarga Berencana (KB), pelayanan antenatal, persalinan yang aman, dan
pelayanan obstetri esensial.
Menurut data profil Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu pada tahun 2009
angka kematian ibu sebanyak 42 orang, terdiri dari kematian ibu hamil 4 orang,
ibu bersalin 35 orang, ibu nifas 13 orang. Sedangkan angka kematian ibu sebesar
114, 4 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2010 angka kematian ibu sebesar
115, 2 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 2011 angka kematian ibu sebesar 123,8
per 100.000 kelahiran hidup.
Menurut data profil Dinas Kesehatan Kabupaten lebong pada tahun 2013,
angka kematian ibu sebanyak 6 orang dari 1.228 kelahiran hidup, dimana
penyebab kematian paling tinggi adalah hipertensi dalam kehamilan. Sedangkan
menurut data Puskesmas Muara Aman pada tahun 2013 terdapat angka kematian
ibu sebanyak 1 orang dari 197 kelahiran hidup.
Banyak faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu dan anak
seperti halnya yang terdapat di negara berkembang lainnya, ada 3 faktor penyebab
yaitu : keadaan sarana pelayanan kesehatan ibu dan anak belum memadai,
penggunaan sarana pelayanan kesehatan ibu dan anak yang masih kurang dan
karakteristik ibu hamil yang buruk terutama berupa multiparitas, umur tua, anemia
dan jarak antara dua kehamilan yang terlalu pendek.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang faktor faktor yang mempengaruhi angka kematian
ibu.
I. 2
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan angka kematian
ibu ?
2. Apakah terdapat hubungan antara angka jumlah anak dengan angka
kematian ibu ?
3. Apakah terdapat hubungan antara angka kunjungan ibu hamil dengan
angka kematian ibu ?
4. Apakah terdapat hubungan antara kunjungan masa nifas dengan angka
kematian ibu ?
TUJUAN PENELITIAN
I. 3. 1. Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian ibu di Kabupaten lebong
I. 3. 2. Tujuan Khusus
1. Untuk menentukan adanya hubungan antara umur ibu hamil dengan
angka kematian ibu.
2. Untuk menentukan adanya hubungan antara angka jumlah anak dengan
angka kematian ibu.
3. Untuk menentukan adanya hubungan antara angka kunjungan ibu
hamil dengan angka kematian ibu.
4. Untuk menentukan adanya hubungan antara kunjungan masa nifas
dengan angka kematian ibu.
5. Untuk menentukan adanya hubungan antara persalinan dengan tenaga
medis atau non medis dengan angka kematian ibu.
6. Untuk menentukan adanya hubungan antara program perencanaan
persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) setiap desa dengan angka
kematian ibu.
7. Untuk menentukan adanya hubungan antara kelengkapan sarana
kesehatan dengan angka kematian ibu.
8. Untuk menentukan adanya hubungan antara profesionalisme dan
kompetensi tenaga kesehatan dengan angka kematian ibu.
I. 4
HIPOTESIS
1. Terdapat hubungan antara umur ibu hamil dengan angka kematian ibu.
2. Terdapat hubungan antara angka jumlah anak dengan angka kematian ibu.
3. Terdapat hubungan antara angka kunjungan ibu hamil dengan angka
kematian ibu.
4. Tidak terdapat hubungan antara antara kunjungan masa nifas dengan
angka kematian ibu.
5. Terdapat hubungan antara antara persalinan dengan tenaga medis atau non
medis dengan angka kematian ibu.
6. Terdapat hubungan antara antara program perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K) setiap desa dengan angka kematian ibu.
7. Terdapat hubungan antara kelengkapan sarana kesehatan dengan angka
kematian ibu.
8. Terdapat hubungan antara antara profesionalisme dan kompetensi tenaga
kesehatan dengan angka kematian ibu.
I. 5
MANFAAT PENELITIAN
Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Lebong
o Memberikan gambaran bagi pemerintah daerah Kabupaten Lebong
mengenai Angka Kematian Ibu di wilayah Kabupaten Lebong.
o Memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Lebong untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil di Kabupaten
Lebong.
o Memberikan masukan bagi pemerintah Kabupaten Lebong untuk
meningkatkan fasilitas pelayanan kesehatan bagi ibu hamil di
Kabupaten Lebong.
Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong
o Memberikan masukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong
dalam menjalankan program kesehatan Ibu dan anak.
o Meningkatkan kembali upaya promotif dan preventif berkenaan
dengan masalah Angka Kematian Ibu oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Lebong.
o Memberikan masukan kepada Dinas Kabupaten Lebong untuk
meningkatkan kompetensi tenaga medis dan non medis yang
berhubungan dengan ibu hamil di Kabupaten Lebong.
o Memberikan masukan kepada Dinas Kabupaten Lebong untuk
meningkatkan fasilitas kesehatan yang berkaitan dengan ibu hamil di
Kabupaten Lebong.
Bagi Peneliti
o Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang hubungan
antara faktor faktor yang mempengaruhi angka kematian ibu.
Bagi Petugas Kesehatan
o Sebagai bahan masukan bagi petugas kesehatan baik medis maupun
non medis untuk melakukan usaha peningkatan pelayanan kesehatan
ibu hamil.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1 ANGKA KEMATIAN IBU (AKI)
II.1.1 Definisi Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian ibu adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan atau
dalam 42 hari sesudah berakhirnya masa kehamilan, tidak tergantung dari lama
dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang berhubungan dengan
kehamilan atau penanganannya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab
tambahan lainnya.
Sedangkan WHO mendefinisikan kematian maternal adalah kematian
seorang wanita saat masa hamil atau dalam 42 hari setelah terminasi kehamilan,
terlepas dari durasi dan lokasi kehamilan, dari setiap penyebab yang berhubungan
dengan atau diperburuk oleh kehamilan atau
death
Late maternal death
nonmaternal adalah kematian ibu yang terjadi akibat kecelakaan atau kausa
insidental yang tidak berkaitan dengan kehamilan. Contohnya adalah kematian
akibat kecelakaan lalu lintas.
II.1.4 Ukuran Kematian Maternal
Jumlah kematian maternal pada dasarnya ditentukan oleh dua faktor, yaitu:
risiko kematian yang berhubungan dengan kehamilan atau persalinan itu sendiri,
dan jumlah kehamilan atau persalinan yang dialami oleh wanita usia reproduktif.
Tabel 2.2. Ukuran statistik kematian maternal
Maternal Mortality Ratio
Maternal Mortality
kematian di rumah tangga dalam relatif singkat, dalam kurun waktu 1-2 tahun,
sehingga didapatkan estimasi kematian maternal terbaru, tetapi dilakukan
dengan interval 10 tahun, sehingga membatasi pencatatan kematian maternal.
Pelatihan pencacah sangat penting karena kegiatan sensus mengumpulkan
informasi tentang berbagai topik lain yang tidak berhubungan dengan
kematian ibu. Hasil harus disesuaikan dengan karakteristik seperti
kelengkapan statistik kematian dan kelahiran, dan struktur populasi agar
didapatkan estimasi yang reliable.
Indonesia belum memiliki sistem statistik secara langsung untuk
mengumpulkan informasi terkait AKI. Perkiraan usia spesifik yang bersifat
langsung terkait kematian ibu didapat dari laporan dari sanak saudara ibu yang
masih hidup yang dikumpulkan dari laporan SDKI secara serial.
II.1.5 Penyebab Kematian Maternal
Menurut
Mochtar
(1998),
penyebab
kematian
maternal
dapat
dikelompokkan menjadi :
A. Sebab Obstetri Langsung
Sebab obstetri langsung adalah kematian ibu karena akibat langsung dari
penyakit penyulit pada kehamilan, persalinan, dan nifas; misalnya karena
infeksi, eklampsi, perdarahan, emboli air ketuban, trauma anastesi, trauma
operasi, dan sebagainya.
1. Perdarahan
Perdarahan dapat dibedakan dalam dua kelompok yaitu perdarahan
antepartum dan perdarahan postpartum.
a. Perdarahan Antepartum
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam pada kehamilan
diatas 28 minggu atau lebih. Karena perdarahan antepartum terjadi pada
umur kehamilan diatas 28 minggu maka sering disebut atau digolongkan
perdarahan pada trimester ketiga. Perdarahan antepartum digolongkan
sebagai berikut :
1). Perdarahan yang ada hubungannya dengan kehamilan
10
a. Plasenta previa
b. Solusi plasenta
c. Perdarahan pada plasenta letak rendah
d. Pecahnya sinus marginalis dan vasa previa
2). Perdarahan yang tidak ada hubungannya dengan kehamilan
a. Pecahnya varices vagina
b. Perdarahan polip serviks
c. Perdarahan perlukan seviks
d. Perdarahan karena keganasan servik
b. Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
setelah persalinan berlangsung, perdarahan postpartum dibagi menjadi
perdarahan postpartum primer dan sekunder.
1). Perdarahan postpartum primer
Terjadi dalam 24 jam pertama, penyebab utama adalah atoni uteri,
retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir, terbanyak dalam 2
jam pertama. Perdarahan post partum yang disebabkan oleh atonia uteri
atau sisa plasenta sering berlangsung sangat banyak dan cepat. Renjatan
karena perdarahan banyak segera akan disusul dengan kematian maternal,
jika masalah ini dapat diatasi secara cepat dan tepat oleh tenaga yang
terampil dan fasilitas pelayanan kesehatan yang memadai.
Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama
setengah jam setelah persalinan bayi. Plasenta harus dikeluarkan karena
dapat menimbulkan bahaya perdarahan. Penyebab dari retensio plasenta
adalah :
a. Plasenta belum lepas dari dinding uterus
b. Plasenta sudah lepas akan tetapi belum dilahirkan
2). Perdarahan postpartum sekunder
Terjadi setelah 24 jam pertama, penyebab utama adalah robekan jalan
lahir dan sisa plasenta atau membran. Robekan jalan lahir selalu
memberikan perdarahan dalam jumlah yang bervariasi banyaknya. Sumber
perdarahan dapat berasal dari perineum, vagina, serviks dan robekan
11
khususnya
di
negara
berkembang.
Faktor-faktor
yang
12
Faktor Umum
Perkawinan, kehamilan, dan persalinan di luar kurun waktu reproduksi
yang sehat, terutama pada usia muda. Dalam kurung reproduksi sehat dikenal
bahwa usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-30 tahun. Kematian
maternal pada wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata
2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia 20-29
tahun. Kematian maternal meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.
Faktor Paritas
Ibu dengan riwayat hamil dan bersalin lebih dari enam kali
(grandemultipara) berisiko delapan kali lebih tinggi mengalami kematian. Paritas
2-3 merupakan paritas paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal. Paritas
1 dan paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian maternal lebih
tinggi. Lebih tinggi paritas, lebih tinggi kematian maternal. Resiko pada paritas 1
dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik, sedangkan resiko pada paritas
tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan Keluarga Berencana. Sebagian
kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan.
Faktor Penolong
Sekitar 70-80% persalinan masih ditolong oleh dukun beranak. Setelah
persalinan terlantar dan tidak dapat maju dengan disertai komplikasi kemudian
dikirim ke fasilitas kebidanan yang memadai.
13
Faktor Lainnya
Yaitu
faktor
sosial
ekonomi,
kepercayaan,
budaya,
pendidikan,
Geografi
Ekonomi keluarga
Health seeking care behaviour
SDM kesehatan
Ketersediaan obat & alat kesehatan
Kebijakan Pemda
Terjadinya kematian ibu terkait dengan faktor penyebab langsung dan
Terlambat dirujuk
Terlalu muda untuk hamil (hamil di bawah usia 20 tahun) sebanyak 2,6%
14
Pendidikan
Minat
Faktor
Internal
II.
Kerangka Teori
Usia
Gambar 1. Kerangka
Pengalaman
Teori Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo
2003
Ekonomi
Faktor
Eksternal
Informasi
Kebudayaan /
Lingkungan
Pengetahu
15
an
BAB III
KERANGKA KONSEP, VARIABEL, DAN DEFINISI
OPERASIONAL
III. 1 KERANGKA KONSEP
Pendidikan
Minat
Informasi
ANGKA KEMATIAN
IBU
Lingkungan/Budaya
16
2. Minat
3. Informasi
4. Lingkungan/Budaya
Lebong
Sarana kesehatan untuk menunjang kesehatan ibu hamil
Jumlah tenaga medis.
Kepercayaan kepada dukun beranak
17
18
III.3
DEFINISI OPERASIONAL
Variabel
Definisi
Alat
Cara Ukur
Hasil Ukur
Ukur
Skala
Pengukuran
Variabel Tergantung
1. Angka Kematian Ibu
Kematian
wanita
sewaktu
hamil, Data
Pengumpulan
Jumlah
Rasio
kematian ibu
lama
disebabkan
berhubungan
dan
lokasi
oleh
kehamilan,
apapun
yang
kehamilan/penanganan
ibu
hamil
Pengisian
>75%
kuesioner
Tinggi
>50%
= Nominal
=
Sedang
<50%
Kurang
19
3.Profesionalisme
Kompeten
Kurang
Kompeten
Tidak
Pengumpulan
Kompeten
Lengkap
Tidak
Lengkap
dan Profesionalisme
dan
Kompetensi Kuesioner
Kuesioner
5.
Minat
ibu
hamil
imunisasi
6.Minat
ibu
hamil
suplemen Fe
7. Media informasi
Pengumpulan
>50%
kehamilan.
&
sedang
Kuesioner
Kuesioner
<50%
Pengumpulan
kurang
>75% = tinggi Nominal
>50%
selama kehamilan
yang
&
&
sedang
Kuesioner
Kuesioner
<50%
Pengumpulan
data
kurang
Ada
Tidak ada
dapat Observasi
&
informasi
Nominal
Sarana
Nominal
=
=
Nominal
20
Pengumpulan
puskesmas data
Pengisian
tahun
kuesioner
Ada
Tidak ada
Nominal
Cukup
Rasio
Umur
Terlalu
muda
Terlalu
Pengumpulan
puskesmas data
Tua
Ada
Tidak ada
Pengumpulan
Ada
Tidak ada
Nominal
Ada
Tidak ada
Nominal
Pengumpulan
Nominal
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
IV.1
JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Muara Aman Kabupaten
Lebong.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sejak Mei 2014 Juni 2014.
IV.3
kerja Puskesmas Muara Aman Kabupaten Lebong, yang tercantum atau yang
didata oleh petugas kesehatan. Dan bidan yang bekerja di Puskesmas Muara
Aman,
Sampel penelitian menggunakan rumus:
n=
N
1+N(d)2
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi ibu hamil Bulan Mei 2014
d = tingkat ketepatan atau kepercayaan (0,1)
Dengan menggunakan rumus di atas maka didapatkan jumlah sampel sebagai
berikut :
22
n=
N
1+N(d)2
n=
314
1+314(0,1)2
INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis dan mudah. Instrumen sebagai alat bantu dalam metode pengumpulan
data merupakan sarana yang dapat diwujudkan berupa benda atau alat, seperti cek
list, kuesioner, perangkat tes, pedoman wawancara, pedoman observasi, skala,
kamera foto dan sebagainya.
Instrumen pengumpulan data merupakan suatu yang amat penting dan
strategis kedudukannya di dalam keseluruhan kegiatan pengumpulan data atau
suatu penelitian. Dengan instrumen akan diperoleh data yang merupakan bahan
penting untuk menjawab permasalahan, mencari sesuatu yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan dan untuk membuktikan hipotesis.
Pada
penelitian
ini
menggunakan
kuesioner
sebagai
instrumen
Data yang diperoleh dengan cara langsung yaitu dengan menggunakan alat
bantu berupa kuesioner yang telah baku dan telah diuji coba dilakukan melalui
wawancara terpimpin.
IV.5.2 Data sekunder
Data yang diperoleh dengan cara tidak langsung yaitu dengan
menggunakan data yang ada di Dinas Kesehatan Kabupaten Lebong yaitu semua
data yang berkaitan dengan angka kematian ibu.
IV.6
ANALISIS DATA
PENYAJIAN DATA
Data yang telah terkumpul dan diolah akan disajikan dalam bentuk :
IV.9
24
Pengisian kuesioner
Analisa Data
DAFTAR PUSTAKA
25
Jakarta: EGC.
Bina Pustaka.
14. Prawirohardjo, Sarwono. 2004. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan
Bina Pustaka.
15. Pusat data dan Informasi Kemenkes RI. 2014. Ringkasan Eksekutif Data
dan Informasi Kesehatan Provinsi Bengkulu. Jakarta : Kemenkes RI.
16.
RAKORKES
Provinsi
Bengkulu
Tahun
2013
diunduh
dari
26
17. Yatim, Faisal. 2005. Penyakit Kandungan. Jakarta : Pustaka Populer Obor.
LAMPIRAN 1
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
27
Tahapan Kegiatan
A
Perencanaan
1
Orientasi dan Identifikasi Masalah
2
Pemilihan Topik
3
Penulusuran Kepustakaan
4
Pembuatan Proposal
5
Konsultasi dengan Pembimbing
6
Pembuatan Kuesioner
Pelaksanaan
1
Ujicoba Kuesioner
2
Pengumpulan data dan survey
3
Pengolahan data
4
Analisis data
5
Konsultasi dengan Pembimbing
Pelaporan Nilai
1
Penulisan Laporan sementara
2
Diskusi
3
Presentasi hasil laporan sementara
4
Revisi
5
Presentasi hasil akhir
LAMPIRAN 2
ORGANISASI PENELITIAN
1. Pelindung
2. Ketua Pelaksana
3. Penanggung Jawab
: Petugas Surveillance
Febria Mandeka SKM
LAMPIRAN 3
KUESIONER
KUESIONER PENELITIAN
I.
Data responden.
Nama Responden
Umur
Pendidikan Terakhir
29
30
31
32
No.
1.
Pertanyaan
TP
Jawaban Pertanyaan
J
KK SRG
SLL
2.
dalam?
Apakah anda melakukan pembilasan
alat-alatsebelumdekontaminasi
33
3.
4.
melakukan induksi?
Apakah anda memantau djj sebelum
5.
bayi lahir?
Apakah anda melakukan pemeriksaan
6.
7.
melakukan amniotomi?
Apakah anda melakukan klisma agar
8.
persalinan lancar?
Untuk membantu turunnya kepala,
9.
10.
11.
lahir normal?
Apakah mengisap lendir dengan
pengisap lendir DeLee anda lakukan
pada bayi normal?
12.
13.
14.
15.
16.
No.
Pertanyaan
1.
2.
dilakukan
Bila terjadi masalah dalam pelaksanaan
SS
Jawaban Pertanyaan
S
RR
KS
TS
lebih berpengalaman.
Melakukan APN adalah tanggung jawab
4.
5.
6.
7.
8.
melaksanakan tugas
Apakah senang bila diberi kepercayaan,
karena anda mampu melakukan tugas,
9.
10.
11.
pemerintah.
Menjadi anggota organisasi profesi sangat
berguna untuk peningkatan pengetahuan
12.
13.
35
14.
APN.
Anda yakin dapat melakukan APN sesuai
15.
16.
KUESIONER PENELITIAN
I. Identitas Umum Responden
Nama Responden
Umur Responden
Pekerjaan
Pendidikan
Nama Suami
Umur Suami
36