Anda di halaman 1dari 16

Journal of Health Studies, Vol. 1, No.

1, Maret 2017: 49-64

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM
Yekti Satriyandari, Nena Riski Hariyati
Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
Email:yekti_1988@yahoo.co.id

Abstract: This study was observational analytical study with case


control method and retrospective approach. The samples were 80
mothers with 40 case samples and 40 control. The bivariate analysis
technique used Chi-Square and the multivariate analysis used multiple
logistic regression. The results of the bivariate analysis showed that
there were three variables that have correlation with postpartum
bleeding namely parity (p-value = 0.042, OR = 0.351), oxytocin drip
(p-value = 0.002, OR = 8.222) and anemia (p-value = 0.016, OR =
4.846). The midwives are expected to be cautious in providing
delivery care to the mothers who have risk factors for postpartum
bleeding.

Keywords: partum, risk factors bleeding , postpartum bleeding

Abstrak: Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang


mempengaruhi kejadian perdarahan postpartum. Jenis penelitian
Observasional Analitik metode case control dengan pendekatan
retrospektif. Sampel 80 dengan 40 sampel kasus dan 40 sampel
kontrol. Analisis bivariate Chi-Square, dan analisis multivariat
Regresi logistik berganda. Hasil analisis bivariat terdapat tiga variabel
yang memiliki hubungan dengan perdarahan postpartum yaitu paritas
(þ-value=0,042, OR=0,351), oksitosin drip (þ-value =0,002,
OR=8,222) dan anemia (þ-value =0,016, OR=4,846). Bidan
diharapkan berhati-hati dalam memberikan asuhan persalinan ibu
bersalin yang memiliki faktor risiko perdarahan postpartum.

Kata kunci: persalinan, faktor risiko perdarahan, perdarahan post


partum

Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......49


Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

PENDAHULUAN Sleman dengan 12 kasus. Sedangkan


Kematian ibu adalah kematian kasus kematian ibu yang paling kecil
seorang wanita terjadi saat hamil, selama 2014 ada di Kota yaitu 2 kasus.
bersalin atau 42 hari setelah persalinan Adapun penyebab terbanyak yang
dengan penyebab yang berhubungan menyebabkan kematian ibu adalah
langsung atau tidak langsung terhadap perdarahan, kemudian penyebab kedua
persalinan. World Health Organization terbanyak adalah eklampsia. Penyebab
(WHO) memperkirakan 800 lain yang juga turut menyumbang
perempuan meninggal setiap harinya kasus kematian ibu adalah infeksi,
akibat komplikasi kehamilan dan jantung, dan syok (Dinas Kesehatan
proses kelahiran. Sekitar 99% dari DIY 2015).
seluruh kematian ibu terjadi di Negara Perdarahan postpartum adalah
berkembang. Sekitar 80% kematian perdarahan lebih dari 500 cc yang
maternal merupakan akibat terjadi setelah bayi lahir pervaginam
meningkatnya komplikasi selama atau lebih dari 1000 cc setelah
kehamilan, persalinan dan setelah persalinan abdominal dalam 24 jam
persalinan (WHO, 2014). dan sebeleum 6 minggu setelah
Kementerian Kesehatan persalinan. Berdasarkan waktu
Republik Indonesia menilai angka terjadinya perdarahan postpartum dapat
kematian ibu melahirkan di Indonesia dibagi menjadi perdarahan primer dan
relatif tinggi. Berdasarkan hasil Survey perdarahan sekunder. Perdarahan
Demografi Kesehatan Indonesia primer adalah perdarahan yang terjadi
(SDKI) menunjukkan bahwa secara dalam 24 jam pertama dan biasanya
nasional Angka Kematian Ibu pada disebabkan oleh atonia uteri, robekan
tahun 2012 di Indonesia adalah jalan lahir, sisa sebagian plasenta dan
359/100.000 kelahiran hidup. Rata-rata gangguan pembekuan darah.
kematian ini jauh melonjak dibanding Perdarahan sekunder adalah perdarahan
hasil SDKI 2007 yang mencapai 228/ yang terjadi setelah 24 jam persalinan.
100.000 kelahiran hidup (Kemenkes Penyebab utama perdarahan post
RI, 2013). partum sekunder biasanya disebabkan
Menurut Profil Kesehatan sisa plasenta.
Indonesia tahun 2014 empat penyebab Adapun faktor-faktor yang
kematian ibu terbesar yaitu perdarahan mempengaruhi kejadian perdarahan
30,3%, hipertensi dalam kehamilan postpartum adalah partus lama, paritas,
(HDK) 27,1%, infeksi 7,3%, dan lain- peregangan uterus yang berlebihan,
lain yaitu penyebab kematian ibu tidak oksitosin drip, anemia, dan persalinan
langsung seperti kondisi penyakit dengan tindakan. Partus lama adalah
kanker, ginjal, jantung atau penyakit persalinan yang berlangsung lebih dari
lain yang diderita ibu sebesar 35,3% 24 jam pada primi dan lebih dari 18
(Kemenkes RI, 2014). jam pada multi. Partus lama dapat
Menurut data Dinas Kesehatan menyebabkan terjadinya inersia uteri
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) karena kelelahan pada otot - otot uterus
kematian ibu di Yogyakarta pada tahun sehingga rahim berkontraksi lemah
2014 adalah 40 kasus. Kasus kematian setelah bayi lahir.
ibu tertinggi masih terjadi di Bantul Paritas 2-3 merupakan paritas
yaitu 14 kasus dan selanjutnya adalah paling aman ditinjau dari sudut
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......50
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

perdarahan postpartum. Paritas 1 dan uterus secara berlebihan) dan


paritas tinggi (lebih dari 3) mempunyai menyebabkan terjadinya hipotonia
angka kejadian perdarahan postpartum setelah persalinan.
lebih tinggi. Pada paritas yang rendah Wanita yang mengalami anemia
(paritas satu), ketidaksiapan ibu dalam dalam persalinan dengan kadar
menghadapi persalinan yang pertama hemoglobin <11gr/dl akan dengan
merupakan faktor penyebab ketidak- cepat terganggu kondisinya bila terjadi
mampuan ibu hamil dalam menangani kehilangan darah meskipun hanya
komplikasi yang terjadi selama sedikit. Anemia dihubungkan dengan
kehamilan, persalinan dan nifas. kelemahan yang dapat dianggap
Sedangkan pada paritas tinggi (lebih sebagai penyebab langsung perdarahan
dari 3), fungsi reproduksi mengalami postpartum. Persalinan tindakan
penurunan sehingga kemungkinan merupakan salah satu faktor risiko
terjadi perdarahan postpartum menjadi terjadinya perdarahan postpartum.
lebih besar. Persalinan dengan tindakan diantaranya
Peregangan uterus yang adalah persalinan tindakan pervaginam
berlebihan antara lain kehamilan yaitu dengan vakum, forsep, ataupun
ganda, polihidramnion, dan episiotomi, sedangkan tindakan
makrosomia. Peregangan uterus yang persalinan per abdominal adalah SC.
berlebihan karena sebab-sebab tersebut Tindakan pada persalinan baik vaginam
akan mengakibatkan uterus tidak maupun abdominal dapat menyebabkan
mampu berkontraksi segera setelah trauma baik pada ibu maupun pada
plasenta lahir sehingga sering bayi.
menyebabkan perdarahan postpartum Perdarahan postpartum yang
pada ibu bersalin. Pada kondisi ini tidak ditangani dapat mengakibatkan
miometrium renggang dengan hebat syok dan menurunnya kesadaran akibat
sehingga kontraksi setelah kelahiran banyaknya darah yang keluar. Hal ini
bayi menjadi tidak. menyebabkan gangguan sirkulasi darah
Stimulasi dengan oksitosin drip ke seluruh tubuh dan dapat
dapat merangsang timbulnya kontraksi menyebabkan hipovolemia berat. Bila
uterus yang belum berkontraksi dan hal ini terus terjadi maka akan
meningkatkan kekuatan serta frekuensi menyebabkan ibu tidak terselamatkan
kontraksi pada uterus yang sudah (Cunningham, 2010).
berkontraksi. Stimulasi oksitosin drip
dengan tujuan akselerasi pada dosis Dalam surat Luqman ayat 14 :
rendah dapat meningkatkan kekuatan
serta frekuensi kontraksi, tetapi pada ‫ص ْيىَا ا ِإلوسَانَ بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ أُ ُّمهُ َو ْهىًا َعلَى َو ْه ٍه‬
َّ ‫َو َو‬
pemberian dengan dosis tinggi dapat ْ ‫صالُهُ فِي عَا َم ْيه أَ ِن ا‬
‫ش ُك ْر لِي َولِ َوالِ َد ْي َك إِلَ َّي‬ َ ِ‫َوف‬
menyebabkan tetania uteri terjadi ‫صي ُر‬ ِ ‫ا ْل َم‬
trauma jalan lahir ibu yang luas dan
menimbulkan perdarahan serta inversio Artinya: “Dan kami perintahkan
uteri. Sedangkan stimulasi oksitosin kepada manusia (berbuat baik) kepada
drip dengan tujuan induksi oksitosin dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah
drip menyebabkan terjadinya stimulasi mengandungnya dalam keadaan lemah
berlebihan kepada uterus sehingga yang bertambah-tambah, dan
mengalami overdistensi (peregangan menyapihnya dalam dua tahun.
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......51
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

Bersyukurlah kepada-ku dan kepada memberikan pengaruh besar dalam


dua orang ibu-bapakmu, hanya kepada- upaya percepatan penurunan angka
Kulah kembalimu” dijelaskan bahwa kematian ibu dan bayi baru lahir
Allah memerintahkan untuk berbakti (Kemenkes RI, 2012).
kepada orang tua, terutama pada ibu Hasil studi pendahuluan yang
yang telah mengandung dan menyusui dilakukan di RSUD Panembahan
kita. Perjuangan ibu sangaat berat Senopati Kabupaten Bantul diperoleh
mulai dari hamil dalam keadaan yang data bahwa pada tahun 2015 jumlah
lemah dan saat persalinan berjuang seluruh persalinan adalah 2.178
mempertaruhkan nyawanya untuk persalinan dengan jumlah persalinan
melahirkan bayinya (Al-Qur‟an Surah normal sebanyak 455 persalinan,
Luqman: 14). persalinan dengan komplikasi sebanyak
Berdasarkan Peraturan Menteri 1.723 persalinan yang di dalamnya
Kesehatan (Permenkes) Nomor termasuk persalinan dengan Sectio
1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin Caesaria sebanyak 744 persalinan dan
dan Penyelenggaran Praktik Bidan, terdapat kasus perdarahan postpartum
salah satu kewenangan yang dimiliki 40 kasus dari seluruh jumlah ibu
bidan adalah kewenangan normal yaitu bersalin.
pelayanan kesehatan ibu. Salah satu
bentuk pelayanan kesehatan ibu adalah METODE PENELITIAN
penanganan kegawatdaruratan, di- Penelitian ini menggunakan
lanjutkan dengan perujukan. desain penelitian Observasional
Penanganan kegawatdaruratan tersebut Analitik metode case control dengan
salah satunya adalah penanganan awal pendekatan retrospektif, artinya
terhadap kasus perdarahan postpartum penelitian yang berusaha melihat ke
(Kemenkes RI, 2011). belakang (backward looking),
Berbagai upaya telah dilakukan pengumpulan data dimulai dari efek
untuk menurunkan kematian ibu, antara atau akibat yang akan terjadi.
lain melalui penempatan bidan di desa, Kemudian dari efek tersebut ditelusuri
pemberdayaan keluarga dan ke belakang tentang penyebabnya atau
masyarakat dengan menggunakan variabel-variabel yang mempengaruhi
Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku efek tersebut dan membandingkan
KIA), Program Perencanaan Persalinan antara kelompok kasus dan kontrol
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) (Notoadmodjo, 2012).
serta penyediaan fasilitas kesehatan. Variabel independen dalam
Pelayanan Obstetri Neonatal penelitian ini adalah partus lama,
Emergensi Dasar (PONED) di paritas, regangan uterus yang
Puskesmas perawatan dan Pelayanan berlebihan, oksitosin drip, anemia, dan
Obstetri Neonatal Emergensi persalinan dengan tindakan. Variabel
Komprehensif (PONEK) di rumah dependen dalam penelitian adalah
sakit. Upaya lain yang dilakukan perdarahan postpartum. Populasi dalam
pemerintah adalah program Jampersal penelitian ini adalah semua berkas
(Jaminan Persalinan) yang rekam medis ibu bersalin di RSUD
diselenggarakan sejak 2011. Program Panembahan Senopati Kabupaten
yang memiliki visi “Ibu Selamat, Bayi Bantul tahun 2015 yaitu sebanyak
Lahir Sehat” ini diharapkan 2.178. Dari populasi tersebut dicari
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......52
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

kelompok kasus (berkas rekam medis nominal, dan dianalisis dengan alat
ibu bersalin dengan perdarahan bantu program komputer
postpartum) yaitu sebanyak 40 dan (Notoatmodjo,2012). Hasil perhitungan
dipasangkan dengan kelompok kontrol bila p value lebih kecil dari nilai
(berkas rekam medis ibu bersalin yang signifikan <  (0,05) maka H0 ditolak,
tidak mengalami perdarahan dan bila p value lebih besar dari nilai
postpartum) yaitu sebanyak 2.138. signifikan >  (0,05) maka H0 diterima.
Cara Pengambilan Sampel Penelitian ini menggunakan
untuk kelompok kasus cara rancangan kasus kontrol dengan
pengambilan sampel adalah dengan unmatching untuk menentukan Ratio
mengambil total sampel sebanyak 40 Odds, yaitu menentukan seberapa besar
berkas rekam medis ibu bersalin peran faktor risiko yang diteliti
dengan perdarahan postpartum. Untuk terhadap terjadinya efek (Sastroasmoro,
kelompok kontrol dari populasi 2.178 2011). Faktor-faktor yang
berkas rekam medis ibu bersalin mempengaruhi kejadian perdarahan
dikurangi 40 kasus ibu bersalin dengan postpartum disajikan dalam ukuran
perdarahan postpartum, sehingga hubungan (measure of association)
populasi menjadi 2.138 dan besar yang disebut Rasio Odds (OR). Pada
sampel yang diinginkan untuk penelitian ini jenis analisis multivariat
kontrolnya sebanyak 40 sampel. Dalam yang digunakan adalah analisis regresi
penelitian ini hubungan antara variabel logistic karena baik variable dependen
bebas dan variabel terikat dianalisis maupun independennya skala datanya
menggunakan uji Chi-Square Test adalah nominal.
karena kedua variabel merupakan jenis
variabel kategorik dengan skala

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karateristik Responden


Karateristik Kasus Kontrol Total
N % N % N %
Umur
Umur <20 tahun 0 0 7 100 7 100
Umur 20-35 tahun 30 49,2 31 50,8 61 100
Umur >35 tahun 10 83,3 2 12 12 100
Paritas
Primipara 8 26,7 22 73,3 30 100
Multipara 31 63,3 18 36,7 49 100
Grande Multipara 1 100 0 0 1 100

Berdasarkan Tabel 1 dapat 61 ibu yang bersalin dengan umur 20-


diketahui bahwa dari 7 ibu yang 35 tahun sebagian besar tidak
bersalin dengan umur <20 tahun mengalami perdarahan postpartum
seluruhnya tidak mengalami yaitu sebanyak 31 responden (50,8%),
perdarahan postpartum yaitu sebanyak dan dari 12 ibu yang bersalin dengan
7 responden (100 %), sedangkan dari umur >35 tahun sebagian besar
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......53
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

mengalami perdarahan postpartum multipara sebagian besar mengalami


yaitu sebanyak 10 responden (83,3%). perdarahan postpartum yaitu sebanyak
Dari 30 ibu yang bersalin 31 responden (63,3%), dan 1 responden
dengan paritas primipara sebagian (100%) yang bersalin dengan paritas
besar tidak mengalami perdarahan grande multipara mengalami
postpartum yaitu sebanyak 22 perdarahan postpartum.
responden (73,3 %), sedangkan dari 49
ibu yang bersalin dengan paritas

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD


Panembahan Senopati Bantul Tahun 2015
No Perdarahan Postpartum Frekuensi Presentase (%)

1 Perdarahan Postpartum 40 50%


2 Tidak perdarahan Postpartum 40 50%
Jumlah 80 100%

Berdasarkan Tabel diatas dari sampel untuk kontrol yaitu ibu yang
80 responden yang menjadi subyek bersalin tidak dengan perdarahan
penelitian jumlah sampel kasus yaitu postpartum dengan jumlah yang sama
ibu bersalin yang mengalami yaitu 40 responden (50%).
perdarahan postpartum yaitu sebanyak
40 responden (50%), kemudian diambil
Tabel 3. Distribusi Silang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Perdarahan Postpartum Di RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tahun 2015
Faktor-faktor Kasus Kontrol Total OR P
n % N % N %
Partus Lama 2 50 2 50 4 100 1,000 1,000
Tidak partus lama 38 50 38 50 76 100
Paritas Berisiko 12 35,3 22 64,7 34 100 0,351 0,042
(1 atau >3)
Paritas tidak 28 60,9 18 39,1 46 100
berisiko (2-3)
Peregangan uterus 2 40 3 60 5 100 0,649 1,000
berlebihan
Tidak peregangan 38 50,7 37 49,3 75 100
uterus berlebihan
Oksitosin drip 16 84,2 3 15,8 19 100 8,222 0,002
Tidak oksitosin drip 24 39,3 37 60,7 61 100
Anemia 14 77,8 4 22,2 18 100 4,846 0,016
Tidak anemia 26 41,9 36 58,1 62 100
Persalinan dengan 5 33,3 10 66,7 15 100 0,429 0,252
tindakan

Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......54


Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

Persalinan tanpa 35 53,8 30 46,2 65 100


tindakan

Hubungan Partus Lama dengan = 1,01-6,61). Hal ini menunjukkan


Kejadian Perdarahan Postpartum di bahwa ibu yang mengalami partus lama
RSUD Panembahan Senopati Bantul mempunya peluang 1,1 kali untuk
Tahun 2015. perdarahan postpartum dibanding
Berdasarkan Tabel diatas dapat dengan ibu yang tidak mengalami
diketahui bahwa dari 4 ibu bersalin partus lama.
dengan partus lama yang mengalami Penelitan oleh Dina, Seweng, dan
perdarahan postpartum adalah Nyorong (2013) menyatakan bahwa
sebanyak 2 kasus (50%) sebanding partus lama merupakan faktor resiko
dengan jumlah yang tidak mengalami perdarahan postpartum, dimana besar
perdarahan postpartum yaitu sebanyak resikonya adalah 3,5 yang artinya ibu
2 kasus (50%), sedangkan dari 76 ibu yang mengalami partus lama
bersalin tidak dengan partus lama yang mempunyai resiko 3,5 kali lebih besar
mengalami perdarahan postpartum untuk mengalami perdarahan post
sebanyak 38 kasus (50%) sebanding partum dibandingkan ibu yang tidak
dengan yang tidak mengalami mengalami partus lama.
perdarahan postpartum yaitu sebanyak Partus lama adalah persalinan
38 kasus (95%). Penelitian ini yang berlangsung lebih dari 24 jam
menunjukkan bahwa sebagian besar ibu pada primi dan lebih dari 18 jam pada
yang bersalin di RSUD Panembahan multi. Partus lama baik fase aktif
Senopati Bantul Tahun 2015 bersalin memanjang maupun kala II memanjang
dalam kurun waktu normal. menimbulkan efek terhadap ibu
Hasil Uji Chi-Square Test yang maupun janin. Terdapat kenaikan
menunjukkan bahwa nilai p value = terhadap insidensi atonia uteri, laserasi,
1,000 > dari nilai α = 0,05 sehingga perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan
dapat dinyatakan tidak terdapat syok. Partus lama dapat menyebabkan
hubungan antara partus lama dengan terjadinya inersia uteri karena
perdarahan postpartum di RSUD kelelahan pada otot - otot uterus
Panembahan Senopati Bantul Tahun sehingga rahim berkontraksi lemah
2015. Hasil analisis nilai Odds Ratio setelah bayi lahir dan dapat
(OR) = 1,000 sehingga dapat menyebabkan terjadinya perdarahan
dinyatakan bahwa partus lama tidak postpartum (Varney, 2007).
memiliki risiko terhadap perdarahan Dalam penelitian ini tidak adanya
postpartum. hubungan antara partus lama dengan
Hasil penelitian ini tidak sejalan perdarahan postpartum disebabkan
dengan penelitian oleh Ekane et al karena dari total 80 responden hanya
(2015) dan penelitian oleh Dina, sebagian kecil responden yang
Seweng, dan Nyorong (2013). mengalami partus lama yaitu sebanyak
Penelitian oleh Ekane dkk (2015) 4 responden, dan 76 responden bersalin
menyatakan bahwa salah satu faktor dalam kurun waktu normal. Perbedaan
risiko utama perdarahan postpartum yang sangat signifikan antara jumlah
adalah partus lama dengan p value resoponden yang mengalami partus
0,003 dan nilai OR (OR = 1,1; 95% C.I lama dan yang tidak partus lama
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......55
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

menyebabkan hanya sedikit partus sehingga kemungkinan terjadi


lama yang mengalami perdarahan yaitu perdarahan pascapersalinan menjadi
hanya 2 kasus dari 40 kasus lebih besar.
perdarahan. Cunningham (2010) mengatakan
bahwa paritas tinggi merupakan salah
Hubungan Paritas dengan Kejadian satu faktor risiko untuk terjadinya
Perdarahan Postpartum di RSUD perdarahan postpartum. Paritas lebih
Panembahan Senopati Bantul Tahun dari 4 mempunyai risiko lebih besar
2015. untuk terjadinya perdarahan
Berdasarkan Tabel diatas dapat postpartum karena otot uterus lebih
diketahui bahwa dari 34 ibu yang sering meregang sehingga dindingnya
bersalin dengan paritas berisiko (1atau menipis dan kontraksinya menjadi
>3) sebanyak 12 (35,3%) mengalami lebih lemah.
perdarahan postpartum, dan yang tidak Hasil penelitian ini juga sejalan
mengalami perdarahan postpartum dengan hasil penelitian Sari (2015)
sebanyak 22 kasus (64,7%), sedangkan yang menyatakan bahwa terdapat
dari 46 ibu yang bersalin dengan hubungan antara paritas dengan
paritas tidak berisiko (2-3) mengalami perdarahan postpartum (p-value 0,027
perdarahan postpartum sebanyak 28 dan OR = 3,040) yang artinya Ibu
kasus (60,9%) dan yang tidak dengan paritas beresiko (1 dan >3)
mengalami perdarahan sebanyak 18 memiliki resiko 3 kali lebih besar
kasus (39,1%). terjadinya perdarahan postpartum
Hasil Uji Chi-Square Test dibandingkan ibu dengan paritas tidak
menunjukkan bahwa nilai p value = berisiko (2 dan 3).
0,042 < dari nilai α = 0,05 sehingga Berbeda dengan Friyandini,
dapat dinyatakan bahwa terdapat Lestari, dan Utama (2015) yang
hubungan antara paritas dengan menyatakan bahwa tidak terdapat
perdarahan postpartum di RSUD hubungan yang bermakna antara
Panembahan Senopati Bantul Tahun perdarahan postpartum primer dan
2015. Hasil penelitian ini didukung sekunder dengan paritas dengan nilai
oleh teori Manuaba (2009) yang p=0,953 yaitu p>α (α=0.05). Dalam
mengatakan bahwa paritas 2-3 penelitian ini terdapat hubungan antara
merupakan paritas paling aman ditinjau paritas dengan perdarahan postpartum
dari sudut perdarahan postpartum. akan tetapi hasil OR=0,351, OR < 1
Paritas 1 dan paritas tinggi (lebih dari menunjukkan bahwa paritas bukan
3) mempunyai angka kejadian merupakan faktor penyebab perdarahan
perdarahan postpartum lebih tinggi. postpartum, hal ini dapat dipengaruhi
Pada paritas yang rendah (paritas satu), oleh beberapa faktor diantaranya yaitu
ketidaksiapan ibu dalam menghadapi paritas bukan merupakan faktor
persalinan yang pertama merupakan langsung yang menyebabkan
faktor penyebab ketidakmampuan ibu perdarahan postpartum, selain itu
hamil dalam menangani komplikasi sebagian besar responden pada
yang terjadi selama kehamilan, penelitian ini berada pada paritas tidak
persalinan dan nifas. Sedangkan pada berisiko (2-3) dengan angka 57,5%.
paritas tinggi (lebih dari 3), fungsi
reproduksi mengalami penurunan
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......56
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

Hubungan Peregangan Uterus paritas,jarak persalinan, dan jumlah


Berlebihan dengan Kejadian janin dalam kehamilan dengan hasil
Perdarahan Postpartum di RSUD bahwa ada hubungan antara jumlah
Panembahan Senopati Bantul Tahun janin dalam kehamilan dengan
2015 peradarahan postpartum
Hasil penelitian ini menunjukkan (pvalue=0,001). Berbeda dengan
bahwa dapat diketahui bahwa dari 5 ibu penelitian oleh Ekane dkk (2015)
yang bersalin dengan peregangan dengan judul Prevalence and Risk
uterus berlebihan sebagian besar ibu Factors of Primary Postpartum
tidak mengalami perdarahan Hemorrhage after Vaginal Deliveries
postpartum yaitu sebanyak 3 kasus in the Bonassama District Hospital,
(60%), sedangkan dari 75 ibu bersalin Cameroon yang menyatakan bahwa
yang tidak dengan peregangan uterus tidak terdapat hubungan antara
berlebihan sebagian besar mengalami peregangan uterus berlebihan dengan
perdarahan postpartum yaitu sebanyak perdarahan postpartum dengan p
38 kasus (50,7%). value=0,13.
Hasil Uji Chi-Square Test Dalam penelitian ini tidak adanya
menunjukkan bahwa nilai p hubungan antara peregangan uterus
value=1,000 > dari nilai α = 0,05 berlebihan dengan perdarahan
sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak postpartum disebabkan karena dari
terdapat hubungan antara peregangan total 80 responden hanya sebagian
uterus berlebihan dengan perdarahan kecil responden yang mengalami
postpartum di RSUD Panembahan peregangan uterus berlebihan yaitu
Senopati Bantul Tahun 2015. Hasil sebanyak 5 responden, dan 75
analisis nilai Odds Ratio (OR) = 0,649, responden bersalin dengan peregangan
OR < 1 sehingga dapat dinyatakan uterus normal. Perbedaan yang sangat
bahwa peregangan uterus berlebihan signifikan antara jumlah resoponden
bukan merupakan faktor penyebab yang mengalami peregangan uterus
perdarahan postpartum. berlebihan dan yang tidak mengalami
Penyebab peregangan uterus peregangan uterus berlebihan
yang berlebihan antara lain kehamilan menyebabkan hanya sedikit
ganda, polihidramnion, makrosomia peregangan uterus berlebihan yang
janin (janin besar). Peregangan uterus mengalami perdarahan yaitu hanya 2
yang berlebihan karena sebab-sebab kasus dari 40 kasus perdarahan.
tersebut akan mengakibatkan uterus
tidak mampu berkontraksi segera Hubungan Oksitosin Drip dengan
setelah plasenta lahir sehingga sering Kejadian Perdarahan Postpartum di
menyebabkan perdarahan postpartum RSUD Panembahan Senopati Bantul
pada ibu bersalin. Pada kondisi ini Tahun 2015
miometrium renggang dengan hebat Berdasarkan Tabel diatas dapat
sehingga kontraksi setelah kelahiran diketahui bahwa dari 19 ibu yang
bayi menjadi tidak efisien (Varney, bersalin dengan oksitosin drip
2007). sebagian besar mengalami perdarahan
Hasil penelitian ini tidak sejalan postpartum yaitu sebanyak 16
dengan penelitian oleh Nurul (2011) responden (84,2%) sedangkan dari 61
dengan judul hubungan antara ibu yang bersalin tidak dengan
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......57
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

oksitosin drip sebagian besar tidak frekuensi, lama, dan kekuatan kontraksi
mengalami perdarahan postpartum rahim dalam persalinan. Augmentasi
yaitu sebanyak 37 responden (60,7%). merujuk pada stimulasi terhadap
Hasil Uji Chi-Square Test kontraksi spontan yang dianggap tidak
menunjukkan bahwa nilai p value = adekuat karena kegagalan dilatasi
0,002 < dari nilai α = 0,05 sehingga serviks dan penurunan janin
dapat dinyatakan bahwa terdapat (Saifuddin, 2006). Stimulasi dengan
hubungan antara oksitosin drip dengan oksitosin drip dapat merangsang
perdarahan postpartum di RSUD timbulnya kontraksi uterus yang belum
Panembahan Senopati Bantul Tahun berkontraksi dan meningkatkan
2015. Hasil analisis nilai Odds Ratio kekuatan serta frekuensi kontraksi pada
(OR) = 8,222 OR > 1 sehingga dapat uterus yang sudah berkontraksi.
dinyatakan bahwa ibu yang bersalin Stimulasi oksitosin drip dengan
dengan oksitosin drip memiliki peluang tujuan akselerasi pada dosis rendah
8,2 kali mengalami perdarahan dapat meningkatkan kekuatan serta
postpartum. frekuensi kontraksi, tetapi pada
Hasil penelitian ini didukung pemberian dengan dosis tinggi dapat
oleh penelitian oleh Rudiati (2011) menyebabkan tetania uteri terjadi
yang menyatakan bahwa terdapat trauma jalan lahir ibu yang luas dan
hubungan antara induksi persalinan menimbulkan perdarahan serta inversio
dengan perdarahan postpartum dengan uteri. Sedangkan stimulasi oksitosin
hasil p = 0,023, p < 0,05. Penelitian drip dengan tujuan induksi
oleh Kushwah, Mishra, dan loyalka menyebabkan terjadinya stimulasi
(2014) dengan judul Retrospective berlebihan kepada uterus sehingga
Case Control Study On Association mengalami overdistensi (peregangan
Between Use Of Oxytocin In Labour uterus secara berlebihan) dan
And Poor Maternal- Fetal Outcomes menyebabkan terjadinya hipotonia
menyatakan bahwa penggunaan setelah persalinan (Varney,2007).
oksitosin yang berlebihan selama
persalinan muncul menjadi faktor Hubungan Anemia dengan Kejadian
risiko untuk perdarahan postpartum Perdarahan Postpartum di RSUD
dan komplikasi dini terhadap janin dan Panembahan Senopati Bantul Tahun
bayi. 2015
Berdasarkan fungsi Berdasarkan Tabel diatas dapat
pemberiannya oksitosin drip dibedakan diketahui bahwa dari 18 responden
menjadi induksi persalinan dan dengan anemia sebagian besar
akselerasi atau augmentasi persalinan. mengalami perdarahan postpartum
Induksi persalinan adalah upaya yaitu sebanyak 14 responden (77,8%),
menstimulasi uterus untuk memulai sedangkan dari 62 responden tidak
terjadinya persalinan. Induksi anemia sebagian besar tidak
dimaksudkan sebagai stimulasi mengalami perdarahan postpartum
kontraksi sebelum mulai terjadi yaitu sebanyak 36 responden (58,1%).
persalinan spontan, dengan atau tanpa Hasil Uji Chi-Square Test
rupture membrane (Saifuddin, 2006). menunjukkan bahwa nilai p value =
Akselerasi persalinan atau 0,016 < dari nilai α = 0,05 sehingga
augmentasi adalah meningkatkan dapat dinyatakan bahwa terdapat
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......58
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

hubungan antara anemia dengan berisiko 11,818 kali untuk mengalami


perdarahan postpartum di RSUD perdarahan postpartum disbanding ibu
Panembahan Senopati Bantul Tahun yang tidak anemia. Penelitian oleh
2015. Hasil analisis nilai Odds Ratio Sunarto, dkk (2010) tentang hubungan
(OR) = 4,846 OR > 1 sehingga dapat kejadian anemia dengan kejadian
dinyatakan bahwa ibu yang bersalin perdarahan postpartum didapatkan
dengan anemia memiliki peluang 4,8 hasil bahwa ibu dengan anemia
kali mengalami perdarahan postpartum berpeluang 6,76 kali mengalami
dibanding ibu yang tidak anemia. perdarahan postpartum disbanding ibu
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang tidak anemia.
teori Manuaba (2009) yang Penelitian oleh Dina, Seweng,
mengatakan bahwa anemia adalah dan Nyorong (2013) menyatakan
suatu keadaan yang ditandai dengan bahwa ada hubungan yang signifikan
penurunan nilai hemoglobin di bawah antara anemia dengan kejadian
nilai normal, ibu hamil dikatakan perdarahan postpartum di RSUD
anemia jika kadar hemoglobin kurang Majene Tahun 2013 dan didapatkan
dari 11g/dL. Kekurangan hemoglobin hasil OR=2,9 sehingga dapat
dalam darah dapat menyebabkan dinyatakan bahwa ibu yang anemia
komplikasi lebih serius bagi ibu baik mempunyai resiko 2,9 kalilebih besar
dalam kehamilan, persalinan, dan nifas untuk mengalami perdarahan
(Manuaba, 2009). postpartum dibandingkan ibu yang
Wanita yang mengalami anemia tidak anemia.
dalam persalinan dengan kadar Anemia dalam kehamilan dapat
hemoglobin <11gr/dl akan dengan berpengaruh buruk saat kehamilan,
cepat terganggu kondisinya bila terjadi pesalinan,dan nifas. Oleh karena itu
kehilangan darah meskipun hanya diperlukan penanganan khusus
sedikit. Anemia dihubungkan dengan mengenai masalah anemia pada
kelemahan yang dapat dianggap kehamilan untuk mengurangi risiko
sebagai penyebab langsung perdarahan terjadinya perdarahan postpartum.
postpartum (Varney,2007). Selama hamil diperlukan lebih banyak
Risiko perdarahan postpartum zat besi untuk menghasilkan sel darah
meningkat pada wanita bersalin dengan merah karena ibu harus memenuhi
anemia berat, dimana uterus kebutuhan janin dan dirinya sendiri dan
kekurangan oksigen, glukosa dan pada saat bersalin ibu membutuhkan
nutrisi esensial, cenderung bekerja Hb yang cukup untuk memberikan
tidak efisien pada semua persalinan, hal energi agar otot-otot uterus dapat
inilah yang dapat menyebabkan berkontraksi dengan baik sehingga
perdarahan postpartum semakin tidak terjadi perdarahan pasca
meningkat (Manuaba, 2009). persalinan (Manuaba, 2009).
Hasil penelitian ini sejalan
dengan hasil penelitian Hidayah (2013) Hubungan Persalinan dengan
yang menyatakan bahwa ada hubungan Tindakan dengan Kejadian
yang signifikan antara anemia dengan Perdarahan Postpartum di RSUD
kejadian perdarahan postpartum di Panembahan Senopati Bantul Tahun
RSUD Panembahan Senopati Bantul 2015
Tahun 2012. Ibu dengan anemia
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......59
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

Berdasarkan Tabel diatas dapat Persalinan dengan tindakan


diketahui dari 15 responden persalinan merupakan salah satu faktor penyebab
dengan tindakan sebagian besar terjadinya perdarahan postpartum.
responden tidak mengalami perdarahan Persalinan dengan tindakan diantaranya
postpartum yaitu sebanyak 10 kasus adalah persalinan tindakan pervaginam
(66,7%), sedangkan dari 65 responden yaitu dengan vakum dan forsep,
tidak persalinan dengan tindakan sedangkan tindakan persalinan per
sebagian besar responden mengalami abdominal adalah SC. Tindakan pada
perdarahan postpartum yaitu sebanyak persalinan baik vaginam maupun
35 kasus (53,8%). Hasil Uji Chi- abdominal dapat menyebabkan trauma
Square Test menunjukkan bahwa nilai baik pada ibu maupun pada bayi
p value = 0,252> dari nilai α = 0,05 (Manuaba, 2009).
sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak Dalam penelitian ini tidak adanya
terdapat hubungan antara persalinan hubungan antara persalinan dengan
dengan tindakan dengan perdarahan tindakan dengan perdarahan
postpartum di RSUD Panembahan postpartum disebabkan karena dari
Senopati Bantul Tahun 2015. Hasil total 80 responden hanya sebagian
analisis nilai Odds Ratio (OR) =0,429 kecil responden yang mengalami
OR < 1 sehingga dapat dinyatakan persalinan dengan tindakan yaitu
bahwa persalinan dengan tindakan sebanyak 15 responden, dan 65
bukan merupakan faktor penyebab responden bersalin dengan persalinan
perdarahan postpartum. tanpa tindakan. Perbedaan yang sangat
Hasil penelitian ini sejalan signifikan antara jumlah resoponden
dengan penelitian oleh Hidayah (2013) yang mengalami persalinan dengan
yang menyatakan bahwa tidak ada tindakan dan yang mengalami
hubungan antara persalinan dengan persalinan dengan tindakan
tindakan dengan perdarahan menyebabkan hanya sedikit persalinan
postpartum dengan nilai Odds Ratio dengan tindakan yang mengalami
(OR)=0,838 OR < 1 sehingga dapat perdarahan yaitu hanya 5 kasus dari 40
dinyatakan bahwa persalinan dengan kasus perdarahan.
tindakan bukan merupakan faktor
penyebab perdarahan postpartum.

Faktor Dominan yang Mempengauhi Kejadian Perdarahan Postpartum di


RSUD Panembahan Senopati Tahun 2015
Tabel 4. Hasil Analisis Regresi Logistik Berganda Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kejadian Perdarahan Postpartum Di RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tahun 2015
Variabel p value OR
Partus Lama 0,951 0,917
Paritas 0,055 0,306
Peregangan Uterus Berlebihan 0,253 3,554
Oksitosin Drip 0,000 18,789
Anemia 0,000 13,518
Persalinan dengan tindakan 0,676 0,716

Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......60


Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

Berdasarkan hasil perhitungan


regresi logistik berganda pada Tabel 4 SIMPULAN DAN SARAN
diperoleh hasil bahwa variabel bebas Simpulan
yang terbukti memiliki hubungan Ada hubungan antara faktor
dengan perdarahan postpartum adalah paritas, oksitosin drip, dan anemia
variable dengan p value <0,05 yaitu dengan perdarahan postpartum di
oksitosin drip dengan p=0,000 dan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Anemia dengan p=0,000. Hasil analisis Tahun 2015. Tidak ada hubungan
nilai Odds Ratio (OR) menunjukkan antara partus lama, faktor peregangan
bahwa pada variabel oksitosin drip uterus yang berlebihan, dan persalinan
nilai OR= 18,789 dan pada variabel dengan tindakan dengan perdarahan
anemia nilai OR=13,518. Dari postpartum di RSUD Panembahan
keseluruhan faktor yang mempengaruhi Senopati Bantul Tahun 2015. Faktor
kejadian perdarahan postpartum, yang paling berpengaruh terhadap
terdapat satu faktor yaitu oksitosin drip kejadian perdarahan postpartum di
yang terbukti paling berpengaruh RSUD Panembahan Senopati Bantul
terhadap kejadian perdarahan Tahun 2015 adalah faktor oksitosin
postpartum dengan nilai p =0,000< drip, ibu yang bersalin dengan
0,05 dan nilai OR terbesar yang oksitosin drip berpeluang 18,8 kali
diperoleh yaitu OR=18,789 yang mengalami perdarahan postpartum.
artinya ibu yang bersalin dengan
oksitosin drip berpeluang 18,8 kali Saran
mengalami perdarahan postpartum Bagi RSUD Panembahan
disbanding ibu yang tidak bersalin Senopati diharapkan dengan hasil
dengan oksitosin drip. penelitian ini dapat menjadi acuan
Stimulasi dengan oksitosin drip dalam merancang program pencegahan
dapat merangsang timbulnya kontraksi perdarahan postpartum pada ibu
uterus yang belum berkontraksi dan bersalin yang memiliki faktor risiko
meningkatkan kekuatan serta frekuensi untuk mengalami perdarahan
kontraksi pada uterus yang sudah postpartum dan program
berkontraksi. Stimulasi oksitosin drip penanggulangan kejadian perdarahan
dengan tujuan akselerasi pada dosis postpartum sehingga dapat mengurangi
rendah dapat meningkatkan kekuatan komplikasi yang dapat ditimbulkan dari
serta frekuensi kontraksi, tetapi pada kejadian tersebut. Bagi Tenaga
pemberian dengan dosis tinggi dapat Kesehatan diharapkan dengan hasil
menyebabkan tetania uteri terjadi penelitian ini tenaga kesehatan dapat
trauma jalan lahir ibu yang luas dan berhati-hati dalam memberikan asuhan
menimbulkan perdarahan serta inversio persalinan pada ibu bersalin yang
uteri. Sedangkan stimulasi oksitosin memiliki faktor risiko untuk
drip dengan tujuan induksi mengalami perdarahan postpartum dan
menyebabkan terjadinya stimulasi memberikan asuhan sesuai standar
berlebihan kepada uterus sehingga operasional prosedur yang ada. Bagi
mengalami overdistensi (peregangan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
uterus secara berlebihan) dan diharapkan dapat menjadikan hasil
menyebabkan terjadinya hipotonia penelitian ini sebagai bahan acuan
setelah persalinan (Varney,2007). dalam perencanaan program
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......61
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

pembelajaran dan pemberian materi Kemenkes RI. 2011. Kewenangan


pembelajaran bagi mahasiswa Bidan Berdasarkan Permenkes
kebidanan. Nomor 1464 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan
dalam
DAFTAR PUSTAKA http://www.kesehatanibu.depkes.
Cunningham, G F. 2010. Obstetri go.id/archives/171, diakses
Williams Edisi 2, EGC, Jakarta. tanggal 5 Maret 2016.
Dinas Kesehatan DIY. 2015. Bantul ___________. 2013. Perwakilan
Pimpin Angka Kematian Ibu Kemenkes laporkan seputar
dalam Kesehatan Ibu dan
http://jogja.tribunnews.com/2015 Anak dalam
/01/22/bantul-pimpin-angka- http://www.depkes.go.id/index.p
kematian-ibu-tahun-lalu, diakses hp?vw=2&id=2308, diakses
tanggal 10 januari 2016. tanggal 18 Desember 2015.
Dina, D. Seweng, A. dan Nyorong, M. ___________. 2014. Profil Kesehatan
2013. Faktor Determinan Indonesia, Kementerian
Kejadian Perdarahan Post Kesehatan RI, Jakarta.
Partum Di RSUD Majene _______________. 2012. Upaya Percepatan
Kabupaten Majene Tahun 2013, Penurunan Angka Kematian Ibu
STIKES Bina Bangsa Majene. dan Bayi.Baru Lahir di Indonesia
Ekane, Gregory Edie Halle, dkk. 2015. dalam
Prevalence and Risk Factors of http://www.gizikia.depkes.go.id/a
Primary Postpartum Hemorrhage rtikel/upaya-percepatan-
after Vaginal Deliveries in the penurunan-angka-kematian-ibu-
Bonassama District Hospital, dan-bayi-baru-lahir-diindonesia/,
Cameroon, International Journal diakses tanggal 18 Desember
of Tropical Disease& Health 2015.
13(2): 1-12, 2016. Kushwah, B. Mishra, A. dan Loyalka,
Friyandini, F. Lestari, Y. dan Utama, V. 2014. Retrospective Case
Bobby Indra. 2015. Hubungan Control Study On Association
Kejadian Perdarahan Postpartum Between Use Of Oxytocin In
dengan Faktor Risiko Labour And Poor Maternal-Fetal
Karakteristik Ibu di RSUP Dr. M. Outcomes. Int J Pharm Bio Sci.
Djamil Padang pada Januari 2012 2014 Oct; 5(4): (B) 1223 – 1227.
- April 2013, Jurnal Kesehatan Manuaba, IBG. 2009. Pengantar
Andalas, 2015;4(3) dalam Kuliah Obstetri : Perdarahan
http://jurnal.fk.unand.ac.id, Postpartum, EGC, Jakarta.
diakses tanggal 22 Juli 2016. Marmi, 2012, Intranatal Care : Asuhan
Hidayah, F.,N. 2013. Faktor-faktor Kebidanan Pada Persalinan,
Yang Mempengaruhi Kejadian Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Perdarahan Postpartum di RSUD Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Panembahan Senopati Bantul Penelitian Kesehatan, Rineka
Tahun 2012. Skripsi : Universitas Cipta, Jakarta.
Aisyiyah Yogyakarta Nurul. 2011. Hubungan Antara Paritas,
Jarak Persalinan dan Jumlah
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......62
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

Janin dalam kehamilan dengan Sunarto. 2010. Hubungan Kejadian


kejadian perdarahan postpartum Anemia kehamilan dengan
di RSUD Kajen Kabupaten kejadian perdarahan posrpartum
Pekalongan tersedia dalam di PONED Ngawi. Jurnal
http://www.e-skripsi.stikesmuh- Penelitian Kesehatan Suara
pkj.ac.id, diakses pada tanggal 1 Forikes, Volume III Nomor 2,
Agustus 2016. April 2012.
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan, Yayasan Bina Kebidanan, EGC, Jakarta.
Pustaka, Jakarta. World Health Organization (WHO).
Qurtuby, U. 2012. Al-Qur’anulkarim 2014. WHO, UNICEF, UNFPA,
Special for Muslimah. The WorldBank.Trends in
PT.Cordoba Internasional maternal mortality: 1990 to
Indonesia, Bandung. 2013.
Rekam Medis RSUD Panembahan _______________. 2012. Upaya Percepatan
Senopati Bantul. 2015. Kegiatan Penurunan Angka Kematian Ibu
Kebidanan dan Perinatologi dan Bayi
Tahun 2015, RSUD Panembahan Baru Lahir di Indonesia dalam
Senopati, Bantul. http://www.gizikia.depkes.go.id/a
Rudiati. 2011. Hubungan Antara rtikel/upaya-percepatan-
Induksi Persalinan Dengan penurunan-angka-kematian-ibu-
Perdarahan Pasca Persalinan Di dan-bayi-baru-lahir-diindonesia/,
Kamar Bersalin RSUD Nganjuk. diakses tanggal 18 Desember
Jurnal Penelitian Kesehatan 2015
Suara Forikes, Volume II. Kushwah, B. Mishra, A. dan Loyalka,
Ruang Bersalin RSUD Panembahan V. 2014. Retrospective Case
Senopati. 2015. Register Ibu Control Study On Association
Bersalin Tahun 2015, RSUD Between Use Of Oxytocin In
Panembahan Senopati, Bantul. Labour And Poor Maternal-Fetal
Saifuddin, AB. 2006. Buku Panduan Outcomes. Int J Pharm Bio Sci.
Pelayanan Kesehatan Maternal 2014 Oct; 5(4): (B) 1223 – 1227.
dan Neonatal, Yayasan Bina Manuaba, IBG. 2009. Pengantar
Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Kuliah Obstetri : Perdarahan
Jakarta. Postpartum, EGC, Jakarta.
Sari, M. 2015. Hubungan Paritas Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi
Dengan Kejadian Perdarahan Penelitian Kesehatan, Rineka
Postpartum Primer Pada Ibu Cipta, Jakarta.
Bersalin di Puskesmas Nurul. 2011. Hubungan Antara Paritas,
Mergangsangan, Skripsi: Jarak Persalinan dan Jumlah
Universitas ‟Aisyiyah Yogya- Janin dalam kehamilan dengan
karta. kejadian perdarahan postpartum
Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-Dasar di RSUD Kajen Kabupaten
Metodologi Penelitian Klinis, CV Pekalongan tersedia dalam
Sagung Seto,Jakarta. http://www.e-skripsi.stikesmuh-
pkj.ac.id, diakses pada tanggal 1
Agustus 2016.
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......63
Journal of Health Studies, Vol. 1, No.1, Maret 2017: 49-64

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu World Health Organization (WHO).


Kebidanan, Yayasan Bina 2014. WHO, UNICEF, UNFPA,
Pustaka, Jakarta. The WorldBank.Trends in
Qurtuby, U. 2012. Al-Qur’anulkarim maternal mortality: 1990 to
Special for Muslimah. 2013.
PT.Cordoba Internasional
Indonesia, Bandung.
Rekam Medis RSUD Panembahan
Senopati Bantul. 2015. Kegiatan
Kebidanan dan Perinatologi
Tahun 2015, RSUD Panembahan
Senopati, Bantul.
Rudiati. 2011. Hubungan Antara
Induksi Persalinan Dengan
Perdarahan Pasca Persalinan Di
Kamar Bersalin RSUD Nganjuk.
Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes, Volume II.
Ruang Bersalin RSUD Panembahan
Senopati. 2015. Register Ibu
Bersalin Tahun 2015, RSUD
Panembahan Senopati, Bantul.
Saifuddin, AB. 2006. Buku Panduan
Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal, Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo,
Jakarta.
Sari, M. 2015. Hubungan Paritas
Dengan Kejadian Perdarahan
Postpartum Primer Pada Ibu
Bersalin di Puskesmas
Mergangsangan, Skripsi :
Universitas „Aisyiyah Yogya-
karta.
Sastroasmoro, S. 2011. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis, CV
Sagung Seto,Jakarta.
Sunarto. 2010. Hubungan Kejadian
Anemia kehamilan dengan
kejadian perdarahan posrpartum
di PONED Ngawi. Jurnal
Penelitian Kesehatan Suara
Forikes, Volume III Nomor 2,
April 2012.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan, EGC, Jakarta.
Yekti Satriyandari dan Nena Rizki Hariyati, Faktor-faktor .......64

Anda mungkin juga menyukai