SKRIPSI
Oleh:
PUJI ASTUTI
181012115301267
SKRIPSI
Oleh:
PUJI ASTUTI
181012115301267
Nim : 181012115301267
Diketahui,
Ka. Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Nim : 181012115301267
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan : Bukittinggi
Tanggal : Januari 2020
Mengetahui,
Ka. Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
ii
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SDN 186/1 Batang hari tahun 2001-2006
2. SMPN 19 Batang Hari tahun 2006-2009
3. SMAN 1 Batang Hari tahun 2009-2012
4. Akbid Stikba Jambi tahun 2012-2015
RIWAYAT PEKERJAAN
1. Klinik Rumah Sehat Talang Bakung Jambi tahun 2016-2017
2. Dinas PPKBP3A Kabupaten Batang Hari tahun 2018-sekarang
iii
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
KATA PENGANTAR
keterbukaan hati sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Berat Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe Tahun
2020”.
Nusantara Bukittinggi. Selama proses penyusunan Skripsi ini dari awal sampai
akhir tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari Ibu Kholilah
1. Ibu Indah Putri Ramadhanti, S.ST., M.Keb selaku penguji I dan Ibu dr.
2. Ibu Dr. Hj. Evi Susanti, S.ST. M.Biomed, selaku Rektor Institut Kesehatan
3. Bapak Fauzi Ashra, S.Kep, Ns., M.Kep, selaku Wakil Rektor I Institut
iv
6. Ibu Ayu Nurdian, S.ST, M.Keb, selaku Ketua Prodi Sarjana Tearapan
7. Bapak / Ibu Dosen beserta staf Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
8. Kepala RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe yang telah memberikan izin dan
9. Semua pihak yang telah membantu penulisan dan penyusunan skripsi ini
mungkin namun peneliti menyadari bahwa skripsi ini ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
kasih.
Peneliti
v
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
Nama : Puji Astuti
Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan
Judul : Efektifitas Perawatan Metode Kanguru Terhadap Durasi
Tidur Pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD
Haji Abdoel Madjij Batoe Tahun 2020
xv + 54 halaman + 8 tabel + 3 skema + 1 gambar + 11 lampiran
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
References : 28 (2003-2019)
Keywords : Low birth weight, duration of sleep, incubator, kangaroo method
vii
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... i
PERNYATAAN PENGESAHAN ................................................................ ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ............................................................................................. vi
ABSTRACK ............................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................. viii
DAFTAR SKEMA ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6
BAB VI PEMBAHASAN
A. Rerata Durasi Tidur BBLR Pada Kelompok Kontrol .............. 46
B. Rerata Durasi Tidur BBLR Pada Kelompok Intervensi .......... 47
C. Efektifitas Perawatan Metode Kanguru Terhadap Durasi
Tidur Pada BBLR Di RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe
Tahun 2020 .............................................................................. 49
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
DAFTAR SKEMA
x
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
DAFTAR TABEL
xi
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
DAFTAR GAMBAR
xii
xiii
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1. Ganchart
6. Informed Consent
7. Lembar Observasi
8. Master Tabel
A. Latar Belakang
Lima belas juta anak terlahir prematur di seluruh dunia setiap tahunnya.
penyebab kematian tertinggi anak baru lahir. Bayi prematur terutama bayi
yang memiliki berat badan lahir rendah memiliki risiko kematian yang tinggi.
Mortalitas pada bayi prematur dapat disebabkan oleh neonatal sepsis dan
dari 60% kelahiran prematur terjadi di Afrika dan Asia Selatan. Di negara-
Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang
dari 36 minggu yang secara fisiologi yang sebagian masih sebagai janin dan
sebagai bayi baru lahir, dimana berat badan lahir normal bayi sekitar 2.500-
3.500 gram, apabila kurang dari 2.500 gram dikatakan bayi memiliki berat
waktu tidur tenang (quiet sleep), tidur aktif, dan jumlah fase transisi tenang.
status tidur tenang, penurunan status tidur aktif, peningkatan status terjaga,
Pada bayi prematur terjadi status yang tidak sama, bayi ini mengalami status
kurang bulan atau BBLR <1800 gram yang memiliki kondisi klinis stabil,
Namun jika tidak stabil maka bayi dirawat di Neonatal Intensive Care Unit
(NICU). Namun, perawatan tersebut relatif lebih mahal dan bila terjadi pada
alternatif pengganti inkubator yang secara ekonomis cukup efesien dan efektif
(Widiana et al., 2019; Silvia & Syahadatina, 2016; Silvia, et al., 2015).
perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau lahiran prematur dengan
melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu atau skin-to-
bayi. Kontak kulit bayi ke kulit ibu dimana tubuh ibu akan menjadi
Care (KMC) hanya dilakukan untuk bayi prematur tanpa masalah medis dan
bayi baru lahir dengan kondisi yang stabil (Endyarni, 2017; Sari & Listiarini,
pernapasan, dan laju denyut jantung bayi lebih cepat dari bayi yang dirawat
dalam inkubator. Bayi pada PMK merasa nyaman dan hangat dalam dekapan
ibu sehingga tanda vital dapat lebih cepat stabil. (Endyarni, 2017).
Selain itu, efek dari PMK dapat juga dapat memfasilitasi pada bayi
menangis dan tingkat aktivitas yang lebih rendah, karena dengan PMK dapat
meningkatkan hubungan antara bayi dengan ibu serta bayi lebih cenderung
sering dapat tidur dengan tenang (Fatmawati & Meliati, 2017; Lailaningsih &
Utami, 2016)
Hasil uji Friedman terdapat perbedaan yang signifikan pada status bangun
tidur bayi hari pertama, kedua, dan ketiga pada menit ke-0, ke- 60, dan ke-
120 (α= 0,05). Dari hasil penelitian Lailaningsih & Utami (2016) diketahui
bahwa terdapat perbedaan kualitas tidur bayi yang tidak diberikan intervensi
dengan yang diberikan intervensi tampak jelas, dengan p value 0,000 hari
ketiga di menit ke 120. Begitu juga dengan hasil penelitian Fatmawati &
kualitas tidur pada BBLR di RSUD Provinsi NTB tahun 2017 dengan p-value
0.031.
RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe merupakan salah satu rumah sakit
Pada survey awal yang di RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe didapatkan dalam
tahun 2019 ada 1204 persalinan yang terdiri dari 821 secara Sectio Cesaria
(SC) (68,9%) dan 383 lahir spontan (31,8%). Dari jumlah tersebut terdapat
dengan inkubator dengan jumlah yang masih sedikit, untuk itu perlu
tidurnya terhadap bayi BBLR selama dirumah sakit. Di RSUD Haji Abdoel
Madjij Batoe telah menerapkan metode kanguru yang dilakukan pada bayi
BBLR (< 2500) dan bayi prematur dalam menjaga suhu tubuh bayi.
Perawatan Metode Kanguru Terhadap Durasi Tidur Pada Bayi Berat Lahir
B. Rumusan Masalah
terhadap durasi tidur pada bayi berat lahir rendah (BBLR) Di RSUD Haji
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
durasi tidur pada bayi berat lahir rendah (BBLR) Di RSUD Haji Abdoel
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
metode kangguru.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi untuk Ibu yang memiliki
continue karena sangat bermanfaat karena metode ini adalah salah satu
3. Peneliti lain
Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai masukan dan saran untuk
5. Institusi Pendidikan
1. Definisi
dengan berat < 2500 gram (Hasriyani, et al., 2018). Bayi BBLR menurut
memiliki berat badannya kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini
1961. Istilah ini mulai diubah dikarenakan tidak seluruh bayi dengan
berat badan lahir rendah lahir secara prematur Berat saat lahir adalah
berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir (Widiana et al.,
2019). Acuan lain dalam pengukuran BBLR juga terdapat pada Pedoman
yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram diukur pada saat lahir
2. Klasifikasi
yaitu:
a. Berat bayi lahir rendah (BBLR) atau low birth weight (LBW) dengan
7
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
8
b. Berat bayi lahir sangat rendah (BBLSR) atau very low birth weight
c. Berat bayi lahir ekstrem rendah (BBLER) atau extremely low birth
Bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan
sesuai dengan berat badan untuk usia kehamilan. Kepala relatif lebih
Bayi dengan berat badan kurang dari berat badan yang seharusnya
3. Etiologi BBLR
a. Faktor ibu
1) Penyakit
3) Anemia
4) Keadaan sosial-ekonomi
rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik
b. Faktor janin
1) Hidroamnion
kejadian BBLR.
2) Kehamilan ganda/kembar
lebih ovum dilepaskan dan dibuahi atau apabila satu ovum yang
tinggi terhadap ibu dan janin. Oleh karena itu, harus dilakukan
ganda.
4. Komplikasi BBLR
BBLR Ikatan Dokter Anak Indonesia yang dikutip dalam Karina (2016):
b. Pneumonia aspirasi
belum sempurna.
c. Perdarahan intraventrikular
d. Fibroplasia retrolental
teratur.
e. Hiperbilirubinemia
2004).
5. Penatalaksanaan
Masalah pada suhu bayi baru lahir adalah hipotermia atau suhu
tubuh kurang dari 36,5°C dan demam. Banyak penyakit memiliki gejala
merupakan hal berbahaya yang perlu penanganan segera. Oleh karena itu,
Adapun upaya untuk pengaturan suhu yang dikutip dalam buku Kiat
antara lain:
<1500gram
perawatan.
a. Jagalah bayi tetap dalam keadaan kering dan diselimuti dengan baik.
udara dingin.
aksilar.
B. Metode Kangguru
dan Martinez di Bogota, Columbia pada tahun 1979 sebagai cara alternatif
kesehatan yang ada. Metode ini meniru binatang berkantung kanguru yang
bayinya lahir memang sangat prematur, dan setelah lahir disimpan di kantung
Gambar 2.1
Metode Kangguru
(Sumber: Admin, 2018)
1. Definisi
lain: merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang
paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana
hangat dan mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh. Satu cara untuk
a. PMK intermiten
terus-menerus per hari. Setelah bayi lebih stabil, bayi dengan PMK
kontinu.
b. PMK kontinu
Pada PMK kontinu, kondisi bayi harus dalam keadaan stabil, dan
dada ibunya, di antara kedua payudara ibu, tanpa busana. Bayi dibiarkan
telanjang hanya mengenakan popok, kaus kaki dan topi sehingga terjadi
kontak kulit bayi dan kulit ibu seluas mungkin. Posisi bayi diamankan
sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah (ekstensi). Ujung
Posisi kepala seperti ini bertujuan untuk menjaga agar saluran napas
tetap terbuka dan memberi peluang agar terjadi kontak mata antara ibu
dan bayi. Kanguru nutrisi merupakan salah satu manfaat PMK, yaitu
pada saat ibu pulang dengan bayi, ibu tetap dapat melakukan PMK
teknologi tepat guna yang sederhana, murah dan dapat digunakan apabila
adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan
perkembangan bayi.
a. Menghangatkan bayi
lain:
a. Berikan bayi pakaian, topi, popok, dan kaus kaki yang telah
dada. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan
handuk atau kain lebar yang elastis atau kantong yang khusus dibuat
punggung.
e. Jika ibu lelah, metode ini dapat dilakukan juga oleh Ayah atau orang
lain.
a. Cara pertama
2) Kulit bayi harus melekat pada dada ibu (kontak kulit ke kulit)
berikut :
kain ke depan
b. Cara Kedua
1) Persiapan ibu
metode kangguru
bayi
mendekap ibu
depan
c. Cara Ketiga
2) Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari
dengan cara memperhatikan Ibu bayi BBLR saat Melakukan PMK. Ibu
karena telah melakukan sesuatu yang positif untuk bayinya yang lahir
ibu yang tidak melakukan PMK. PMK juga meningkatkan kedekatan ibu
bayi, serta membuat ibu dan bayi lebih tenang dan rileks. Semakin dini
Sekartini, 2016).
C. Durasi Tidur
1. Definisi
Tidur terdiri dari dua komponen yaitu rapid eye movement (REM) dan
kualitas tidur dikutip dari Noviyanti (2017) adalah mutu atau keadaan
hal ini sel otak misalnya pulih kembali seperti semula saat bangun tidur.
kreativitas, tanda vital fisik dan bahkan berat badan. Pada periode terjaga
2. Siklus Tidur
siklus, yaitu :
1) Karakteristik
b) Pergerakan tubuh
membentuk mimpi.
dunia luar.
3) Tahap III: Tidur menjadi lebih dalam, nafas dan denyut jantung
3. Fisiologi Tidur
fisiologis yang bersiklus dan bergantian dengan periode yang lebih lama
dalam sistem tidur raphe pada pons dan otak depan bagian tengah.
mencoba tertidur, mereka akan menutup mata dan berada dalam keadaan
pada saat sadar, BSR mengambil alih yang kemudian menyebabkan tidur
4. Kebutuhan Tidur
Tabel 2.1
Kebutuhan Tidur Manusia
satu stimulus bagi proses tumbuh kembang otak, karena 75% hormon
memperbaiki dan memperbarui seluruh sel yang ada di tubuh, dari sel
kulit, sel darah sampai sel saraf otak. Proses pembaruan sel ini akan
dan kecerdasan. Oleh karena itu kebutuhan tidur pada bayi sesuai usianya
(2016) yakni:
mempertahankan tidur.
berlebihan.
perjiraan kualitas tidur, maka PSG dianggap sebagai standar baku emas
dengan gerakan bola mata dan terdapat gerakan terkejut saat terdapat
stress pada bayi menghasilkan perbaikan dalam tingkah laku tidur dan
pertumbuhan.
c. Mengantuk (skor 4)
f. Menangis (skor 1)
a. Tidur berkualitas, jika bayi lebih tenang dan rileks saat tidur,
untuk tidur minimal 2 jam karena dalam 2-3 jam bayi akan mampu untuk
mencapai 2-3 siklus tidur. Jika bayi terlalu sering mendapatkan intervensi
dalam penelitian ini selama 2 jam perhari dengan tujuan agar mampu
memfasilitasi fase tidur bayi dan mampu membantu bayi mencapai fase
D. Kerangka Teori
bayi memiliki berat lahir <2500 bayi memiliki berat lahir <2500
gram, tanpa komplikasi gram dengan komplikasi
Manfaat PMK:
Manfaat incubator:
1. Menghangatkan bayi
2. Menstabilkan tanda vital bayi 1. Menjaga suhu tubuh bayi
3. Meningkatkan durasi tidur/ 2. Memberikan oksigen
kualitas tidur 3. Memantau kondisi bayi
4. Mengurangi tangisan dan kalori 4. Mengobati penyakit
yang terbuang dari bayi kuning (Adrian, 2019)
5. Meningkatkan berat badan bayi
dan perkembangan otak
6. Meningkatkan hubungan
emosional bayi dan ibu
7. Mempermudah pemberian ASI
8. Ibu dan keluarga merasa lebih
puas karena berperan dalam
perawatan bayi selama di Rumah
Sakit (RSUD Temanggung, 2018)
Gambar 2.1
Kerangka Teori
(Sumber: Adrian (2019), RSUD Temanggung (2018), Kemenkes RI (2016))
A. Kerangka Konsep
kanguru terhadap kualitas tidur pada BBLR Di RSUD Haji Abdoel Madjij
Dengan Metode
Kangguru
Durasi
BBLR tidur
(Posttest)
Tanpa Metode
Kangguru
Skema 3.1
Kerangka Konsep
B. Hipotesis
2. Ho: tidak ada efektifitas perawatan metode kanguru terhadap durasi tidur
31
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
32
C. Definisi Operasional
A. Desain Penelitian
dua kelompok yang dipilih secara random. Satu kelompok bertindak sebagai
(Sugiyono, 2016).
X
R O1
R O2
Skema 4.1
Desain Penelitian
(Sumber: Notoatmodjo, 2018)
Keterangan :
R : Random
33
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
34
1. Populasi
dimaksud adalah seluruh bayi BBLR di RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe
2. Sampel
dari populasi yang diteliti. Sampel penelitian ini adalah semua BBLR
yang dirawat diruang NICU RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe dari bulan
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria eksklusi
1. Sumber Data
yang didapat melalui hasil observasi dari tindakan perawat dan bidan.
Data primer yang berisi hasil dari observasi yang telah dilakukan pada
terdahulu.
E. Etika Penelitian
1. Informed Consent
2. Anonimity
padahasil riset.
3. Confidentiality
4. Justice
F. Prosedur Pelaksanaan
1. Cara pertama
a. Persiapan ibu
metode kangguru
G. Panduan Observasi
perubahan atau hal-hal yang akan diteliti. Instrument yang dapat digunakan
durasi tidur bayi BBLR setelah dilakukan PMK dan tanpa PMK. Pelaksanaan
PMK yang dilaksanakan dalam penelitian ini selama 2 jam perhari dengan
tujuan agar mampu memfasilitasi fase tidur bayi dan mampu membantu bayi
Penilaian durasi tidur bayi menurut Saidah et al. (2011) yaitu minimal 2
jam karena dalam 2-3 jam bayi akan mampu untuk mencapai 2-3 siklus tidur.
Siklus tidur yang dimaksud adalah tidur Non-REM, dengan tahapan yaitu:
3) Tahap III: Tidur menjadi lebih dalam, nafas dan denyut jantung sangat
H. Pengolahan Data
1. Editing
2. Coding
menjadi angka.
3. Entry
4. Cleaning
5. Processing
komputerisasi.
I. Analisa Data
1. Analisa Univariat
(Notoatmodjo, 2018).
2. Analisa Bivariat
variabel. Variabel yang akan dilihat adalah variabel bebas dan variabel
metode kanguru terhadap durasi pada bayi berat lahir rendah (BBLR).
dan uji homogenitas. Jika data terdistribusi normal, maka dilakukan uji T
Test, tetapi jika data tidak terdistribusi dengan normal, maka dilakukan
durasi pada bayi berat lahir rendah (BBLR) setelah intervensi, dan jika p
> 0,05 maka tidak ada efektifitas perawatan metode kanguru terhadap
Januari 1995 Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel Madjid Batoe
Terhitung sejak tanggal 14 Maret 2002 Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Hari Nomor 5 Tahun 2001 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Lembaga Teknis Daerah, sehingga Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel
Madjid Batoe sudah merupakan SKPD yang berdiri sendiri dan bertanggung
40
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
41
nama Rumah Sakit dari Rumah Sakit Umum Daerah Muara Bulian menjadi
Rumah Sakit Umum Daerah Haji Abdoel Madjid Batoe Kabupaten Batang
orang bayi kelompok Kontrol ( tidak dilakukan PMK) dan 5 orang bayi
Tabel 5.1
Karakteristik Responden
Karakteristik sampel f %
Umur
4 40
1 hari
2 20
2 hari
2 20
3 hari
2 30
4 hari
Berat lahir
4 40
1800 – 1999 gram
1 10
2000 – 2299 gram
5 50
2300 – 2499 gram
adalah bayi berusia 1 hari atau baru lahir yaitu sebanyak 4 orang bayi (40%)
dengan berat badan lahir terbanyak adalah bayi dengan berat badan lahir
B. Analisa Univariat
sebagai berikut:
Tabel 5.2
Rerata Durasi Tidur BBLR Pada Kelompok Tanpa PMK
Di RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe
Tahun 2020
BBLR pada kelompok kontrol (tanpa PMK) yaitu 131 dengan standar
deviasi 15,572, dengan durasi tidur terendah adalah 105 menit dan
sebagai berikut:
Tabel 5.3
Rerata Durasi Tidur BBLR Pada Kelompok Dengan PMK
Di RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe
Tahun 2020
C. Analisa Bivariat
1. Uji Normalitas
Shapiro Wilk. Uji normalitas untuk data sebelum dan setelah diberikan
Tabel 5.4
Hasil Uji Normalitas Rerata durasi tidur BBLR Pada Kelompok
Dengan PMK dan Kelompok Tanpa PMK
P Value
Variabel (Shapiro Wilk)
Dengan PMK Tanpa PMK
Durasi Tidur 0,254 0,550
p = 0,254 dan kelompok tanpa PMK memiliki nilai p = 0,550. Oleh karena
itu, nilai p kelompok dengan PMK dan kelompok tanpa PMK lebih dari
2. Uji Homogenitas
apakah data durasi tidur BBLR pada kelompok dengan PMK dan pada
homogen dan jika nilai data tidak homogen atau jika berarti homogen,
dan jika berarti tidak homogen. Hasil uji normalitas tersebut sebagai
berikut:
Tabel 5.5
Hasil Uji Homogenitas Rerata durasi tidur BBLR Pada Kelompok
Dengan PMK dan Kelompok Tanpa PMK
Leneve Statistic df Sig.
2,205 10 0,176
bahwa nilai signifikansi sebesar 2,205. Hal itu berarti nilai yaitu 2,205
durasi tidur pada BBLR, dilihat dari perbedaan rata-rata durasi tidur
pada BBLR dengan PMK dan tanpa dilakukan PMK, didapatkan hasil
sebagai berikut:
Tabel 5.6
Efektifitas Perawatan Metode Kanguru Terhadap Durasi Tidur Pada
BBLR Di RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe
Tahun 2020
Sig. (2-tailed) 0,060 > 0,05. Dengan demikian, hasil uji-t tersebut
Rerata durasi tidur pada 5 orang BBLR pada kelompok kontrol (tanpa
PMK) yaitu 131 menit dengan standar deviasi 15,572. Durasi tidur terendah
adalah 105 menit dan yang tertinggi adalah 145 menit. dari 5 orang bayi
dengan berat < 2500 gram (Hasriyani, et al., 2018). Bayi BBLR menurut
memiliki berat badannya kurang dari 2500 gram. Keadaan BBLR ini akan
gizi dimana BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500
gram diukur pada saat lahir atau sampai hari ke tujuh setelah lahir (Karina,
2016).
Menurut asumsi peneliti, durasi tidur bayi BBLR tanpa diberikan PMK
hanya satu sampel yang dapat tidur dengan kategori tidur tenang dan empat
sampel lainnya tidur aktif. Tidur tenang dan tidur aktif termasuk salah satu
dari tidur REM, yang ditandai oleh adanya aktivitas. Tidur tenang pada
kelompok kontrol ini, ditandai dengan bayi terlihat rileks. Sementara sampel
dengan tidur aktif ditandai dengan adanya gerakan ektermitas atas bawah,
dan terdapat gerakan terkejut. Dengan adanya gerakan pada tidur aktif ini,
46
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
47
pertumbuhan.
Perawatan Metode Kanguru Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Berat Lahir
diperoleh kualitas tidur sebelum PMK pada BBLR dengan status tidur
tidur tidak berkualitas paling sedikit pada hari ketiga 2 (6.7%). Sementara
Kabupaten Batang yang diketahui bahwa kualitas tidur bayi yang tidak
diberikan PMK sebagian besar mengalami fase tidur aktif terlihat pada menit
ke 0 yaitu 6 (60%) bayi terjaga tenang, 7 (70%) bayi tidur aktif pada menit
(dengan PMK) yaitu 102 dengan standar deviasi 25,150 dengan durasi tidur
merupakan cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling
mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana tubuh ibu akan
(Endyarni, 2017).
PMK menunjukan hanya satu orang bayi yang mengalami tidur aktif setelah
mengalami tidur aktif yang ditandai dengan adanya gerakan ektermitas atas
mata dan terdapat gerakan terkejut. Tidur aktif bayi pada kelompok
dengan tidur tenang, terlihat rileks dan tidur dengan nafas teratur. Tidur
Perawatan Metode Kanguru Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Berat Lahir
diperoleh kualitas tidur setelah PMK pada BBLR dengan status tidur
tidur tidak berkualitas paling sedikit pada hari ketiga 2 (6.7%). Sementara
Kabupaten Batang yang diketahui bahwa kualitas tidur bayi yang diberikan
durasi tidur pada BBLR, dari hasil analisis menilai efektifitas perawatan
metode kanguru terhadap durasi tidur pada BBLR, dapat diketahui besarnya
t hitung adalah 2.192 dengan df = 8. Diketahui nilai Sig. (2-tailed) 0,060 >
perbedaan durasi tidur pada BBLR antara kelompok dengan PMK dan
metode kanguru terhadap durasi tidur pada BBLR di RSUD Haji Abdoel
yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana
berat, masalah menyusui, serta meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi
2018).
kurang efektif dilakukan pada BBLR di di RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe.
melakukan PMK pada satu kali pelaksanaan PMK saja. Sehingga hasil ini
belum optimal. Secara teori, PMK efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi
yang paling mendasar yaitu adanya kontak kulit bayi ke kulit ibu, dimana
memudahkan pemberian ASI. Hal ini dapat terjadi karena kontak langsung
kulit dengan kulit yang terjadi pada saat posisi tersebut. Dengan kontak kulit
tersebut, bayi merasa nyaman dan dapat tidur dengan tenang yang juga
dipengaruhi oleh ibu bayi itu sendiri dalam pelaksanaan PMK. Selain itu,
kontak antar kulit yang dapat menimbulkan mekanisme endogen yang dapat
Perawatan Metode Kanguru Terhadap Kualitas Tidur Pada Bayi Berat Lahir
Hasil uji statistik menggunakan uji Fisher diperoleh p value = 0.031 yang
BBLR di RSUDP NTB tahun 2017. Dari hasil analisis diperoleh nilai
OR=16.5 artinya PMK yang berhasil mempunyai peluang 16.5 kali untuk
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
1. Rerata durasi tidur pada 5 orang BBLR pada kelompok kontrol (tanpa
PMK) yaitu 131 dengan standar deviasi 15,572, dengan durasi tidur
terendah adalah 105 menit dan yang tertinggi adalah 145 menit.
(dengan PMK) yaitu 102 dengan standar deviasi 25,150, dengan durasi
tidur terendah adalah 70 menit dan yang tertinggi adalah 130 menit.
tidur pada BBLR Di RSUD Haji Abdoel Madjij Batoe Tahun 2020
B. Saran
Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan tolak ukur untuk rumah
52
Institut Kesehatan Prima Nusantara Bukittinggi
53
Agar ibu yang memiliki bayi BBLR dapat tetap melakukan PMK
3. Peneliti lain
Perawatan yang baik dengan fasilitas yang mendukung bagi ibu dan
bayi BBLR dan sebagai bahan kajian tentang manfaat PMK, sehingga
BBLR.
Kepada Yth,
Bapak/Ibu/Sdr/i Calon Responden
Di
Tempat
Dengan hormat,
NIM : 181012115301267
persetujuan.
(Puji Astuti)
Nama :
Umur :
Alamat :
( )
LEMBAR OBSERVASI
EFEKTIFITAS PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP DURASI TIDUR PADA BAYI BERAT
LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD HAJI ABDOEL MADJIJ BATOE TAHUN 2020
5 Ny. EH By.EH 1 hari 2120 Ya 15.30 17.50 140 Tidur tenang Bayi tidur tenang
6 Ny. DA By. DA 1 hari 2300 Tidak 09.20 10.30 70 Tidur aktif Bayi sering terkejut
7 Ny. SP By.SP 2 hari 2340 Tidak 10.40 12.45 125 Tidur aktif Bayi tidur dengan
mata dengan gerakan
bola mata
8 Ny. MA By.MA 4 hari 1970 Tidak 09.35 11.05 90 Tidur aktif gerakan ektermitas
atas bawah
9 Ny. NF By. NF 1 hari 2440 Tidak 11.20 12.55 95 Tidur aktif Ekspresi wajah bayi
sesekali berubah
10 Ny. RN By.RN 3 hari 2310 Tidak 13.25 15.35 130 Tidur tenang bayi terlihat rileks
MASTER TABEL
EFEKTIFITAS PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP DURASI TIDUR PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH
(BBLR) DI RSUD HAJI ABDOEL MADJIJ BATOE
TAHUN 2020
1. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Durasi tidur kelompok .254
.274 5 .200* .867 5
intervensi (menit)
Durasi tidur kelompok
.220 5 .200* .923 5 .550
kontrol (menit)
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
Keterangan: Data Terdistribusi dengan normal,nilai Shapiro Wilk > 0.05
2. Analisa Univariat
Descriptives
Statistic Std. Error
Durasi tidur kelompok Mean 131.00 6.964
intervensi (menit) 95% Confidence Lower Bound 111.66
Interval for Mean Upper Bound 150.34
5% Trimmed Mean 131.67
Median 135.00
Variance 242.500
Std. Deviation 15.572
Minimum 105
Maximum 145
Range 40
Interquartile Range 25
Skewness -1.549 .913
Kurtosis 2.675 2.000
3. Analisa Bivariat
Group Statistics
Kelompok Std. Error
perlakuan N Mean Std. Deviation Mean
Durasi tidur BBLR Tanpa PMK 5 102.00 25.150 11.247
(menit) Dengan PMK 5 131.00 15.572 6.964
DOKUMENTASI PENELITIAN
Bukittinggi, ...................................2020
Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan