Anda di halaman 1dari 100

PENGARUH COUNTER PRESSURE MASSAGE

TERHADAP PENURUNAN NYERI BERSALIN


KALA I FASE AKTIF DI RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

SKRIPSI

Disusun oleh :
Ranti Agustin
1810104347

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS „AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
PENGARUH COUNTER PRESSURE MASSAGE
TERHADAP PENURUNAN NYERI BERSALIN
KALA I FASE AKTIF DI RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

SKRIPSI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Terapan Kebidanan
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh :
Ranti Agustin
1810104347

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS „AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
i
ii
iii
iv
PENGARUH COUNTER PRESSURE MASSAGE
TERHADAP PENURUNAN NYERI BERSALIN
KALA I FASE AKTIF DI RUMAH SAKIT
PKU MUHAMMADIYAH GAMPING
Ranti Agustin2, Fitnaningsih Endang Cahyawati3

ABSTRAK

Nyeri saat persalinan meningkatkan kecemasan pada ibu yang dapat meningkatkan
resiko terjadinya persalinan lama dan tingginya angka secsio caesaria. karena ini
sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat menjalani persalinan normal
atau diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan adanya penyulit yang diakibatkan
nyeri yang sangat hebat, maka sangat penting untuk penolong persalinan memenuhi
kebutuhan ibu akan rasa aman dan nyaman. Mengetahui Pengaruh Counter Pressure
Massage Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif di RS PKU
Muhammadiyah Gamping.Penelitian ini menggunakan metode penelitian
preeksperimen dengan rancangan penelitian one group pretest posttest. Sampel
diambil menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sebanyak 30 ibu bersalin.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar SOP (Standar
Operasional Prosedur). Data dianalisis menggunakan uji wilcoxon signed
ranks.Sebelum dilakukan Counter Pressure Massage sebagian besar responden
berada pada skala 7-9 (Nyeri Berat) sebanyak 23 orang (74,2%.) Sesudah dilakukan
Counter Pressure Massage sebagian besar responden berada pada skala 4-6 (Nyeri
Sedang) sebanyak 20 orang (66,7 %). Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p = 0,002.
Dengan demikian nilai p lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat
pengaruh Counter Pressure Massage terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase
aktif.Ada pengaruh Counter Pressure Massage terhadap penurunan nyeri persalinan
kala I fase aktif di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Diharapkan ibu bersalin
peneliti yang akan datang untuk melakukan Counter Pressure Massage kepada
sehingga dapat dijadikan metode pengurangan rasa nyeri yang efektif.

Kata kunci : Conter Pressure Massage, Nyeri Bersalin, Kala I Fase Aktif
Kepustakaan : 23 Buku, 5 Jurnal
Halaman : xi Halaman depan, 63 Halaman, 7 Tabel, 5 Gambar, 13 Lampiran
1
Judul
2
Mahasiswi Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Universitas „Aisyiyah Yogyakarta.

v
THE EFFECT OF COUNTER PRESSURE MASSSAGE
IN REDUCING ACTIVE PHASE I LABOR
PAIN IN PKU MUHAMMADIYAH
GAMPING HOSPITAL1
Ranti Agustin2, Fitnaningsih Endang Cahyawati3

ABSTRACT

Pain during labor increases maternal anxiety which can increase the risk of
prolonged labor and high rates of secsio caesariabecause this is the determining
point of whether a mother can undergo a vaginal delivery or end with an action due
to complications caused by severe pain.It is very important for the delivery helpers to
meet the mother's need for their security and comfort.The objective of the study was
to determine the effect of counter pressure massage in reducing labor pain during the
active phase I labor in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.This study used
experimental research methods with the research design of one group pretest posttest.
Samples were taken using purposive sampling technique, namely as many as 30
mothers giving birth. The instrument used an SOP sheet (Standard Operating
Procedure). Data were analyzed using the Wilcoxon signed ranks test.Before being
given Counter Pressure Massage, most of the respondents were on a scale of 7-9
(Severe Pain) as many as 23 people (74.2%). After Counter Pressure Massage most
respondents were on a scale of 4-6 (Moderate Pain) as many as 20 people (66.7%).
The Wilcoxon test results obtained p = 0.002. Thus, the p value was smaller than
0.05, so it can be concluded that there was an effect of Counter Pressure Massage on
the intensity of labor pain during the active phase.There was an effect of Counter
Pressure Massage in decreasing labor pain during the first active phase in PKU
Muhammadiyah Gamping Hospital. It is expected that future researchers will carry
out a Counter Pressure Massage for mothers so that they can be used as a method of
effective pain reduction.

Keywords : Counter pressure massage, First active phase, labor pain


References : 23 Books, 5 Journals
Pages : xi Front page , 63 Pages, 7 Tabel, 5 Pictures, 15 Attachments

1
Title
2
Student of Midwifery Program of Applied Science Bachelor Faculty of Health
Sciences, Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta
3
Lecturer Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr. Wb.


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompres
Hangat Terhadap Penurunan Nyeri `Persalinan Kala 1 Fase Aktif di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Gamping ” ini diajukan sebagai syarat untuk memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan di Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta. Penulis menyadaribahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan Skripsi, sangatlah sulit bagi
penulis untuk menyelesaikan Skripsi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Warsiti, M.Kep., Sp. Mat., selaku Rektor Universitas „Aisyiyah Yogyakarta yang
telah memberikan motivasi selama penulis menempuh pendidikan.
2. Moh. Ali Imron, S.Sos., M.Fis., selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas „Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan motivasi selama
penulis menempuh pendidikan.
3. Fitria Siswi Utami, S.Si.T., MNS., selaku Ketua Program Studi Kebidanan
Sarjana Terapan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta yang telah memberikan
motivasi selama penulis menempuh pendidikan.
4. dr. H. Ahmad Faesol, Sp. Rad, M.Kes., MMR., selaku Direktur RS PKU
Muhammadiyah Gamping yang telah membantu dan membimbing dalam
pengambilan data skripsi ini.
5. Ririn Wahyu Hidayati, SST., M.Kes., selaku Penguji Laporan Skripsi yang telah
memberikan motivasi, masukan, saran dan arahan sehingga dapat menyelesaian
skripsi ini.
6. Fitnaningsih Endang Cahyawati, S.Si.T., M. Kes., selaku Dosen Pembimbing
Laporan Skripsi yang telah meluangkan waktu memberikan motivasi, dorongan,
bimbingan dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Program Studi Sarjana Terapan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat selama menempuh pendidikan.
8. Staf Pegawai Universitas „Aisyiyah Yogyakarta yang telah membantu dalam
mempermudah kegiatan perkuliahan selama menempuh pendidikan.
9. Orang tua, sahabat, serta keluarga besar penulis yang sangat dicintai terima kasih
atas do‟a, semangat, dorongan, pengorbanan dan kepercayaan yang telah
diberikan selama ini.
Akhir kata penulis berharap Allah SWT, berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb
Yogyakarta, Juli 201

Penulis

vii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. iii
LEMBAR PE`RNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................. v
ABSTRACT ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIIRAN........................................................................................ xii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian ................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................................7
E. Ruang Lingkup Penelitian...................................................................................8
F. Keaslian Penelitian ..............................................................................................10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Persalinan ............................................................................................................12
B. Nyeri Persalinan ..................................................................................................19
C. Counter Pressure Massage .................................................................................34
D. Tinjauan Islam ....................................................................................................37
E. Kerangka Konsep ................................................................................................38
F. Hipotesis .............................................................................................................38

BAB III METODE PENELITIAN


A. Rancangan Penelitian ..........................................................................................39
B. Variabel Penelitian ..............................................................................................40
C. Definisi Operasional Penelitian ..........................................................................41
D. Populasi dan Sampel ...........................................................................................42
E. Etika Penelitian ...................................................................................................44
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ..................................................................46
G. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...............................................................46
H. Rencana Jalannya Penelitian ...............................................................................48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Gambaran Umum Rumah Sakit ..........................................................................51
B. Hasil Penelitian ...................................................................................................51
C. Pembahasan .........................................................................................................55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan .........................................................................................................62
B. Saran ...................................................................................................................62

viii
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................63
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ..................................................................................10
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................41
Tabel 4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian.............51
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Persalinan Sebelum
dilakukan Counter Pressure Massage.....................................................52
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Persalinan Saat Dilakukan
Counter Pressure Massage .....................................................................53
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas menggunakan Shapiro Wilk Sebelum
dan Saat Dilakukan Counter Pressure Massage .....................................54
Tabel 4.5 Hasil Analisis Data Menggunakan Wilcoxon Sebelum
dan Saat Dilakukan Counter Pressure Massage .....................................55

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Face Rating Scale ..................................................................................30
Gambar 2.2 Skala NRS (Numeric Rating Scale) .......................................................31
Gambar 2.3 Lokasi Nyeri ...........................................................................................34
Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................36
Gambar 3.1 Rancangan One Group Pretest Posttest .................................................39

xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lampiran 2. Instrumen Pengukuran Nyeri
Lampiran 3. SOP Counter Pressure Massage
Lampiran 4. Jadwal Penelitian
Lampiran 5. Lampiran Responden
Lampiran 6. Lampiran SPSS
Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 8. Surat Ijin Studi Pendahuluan di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Lampiran 9. Surat Keterangan Layak Etik
Lampiran 10. Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Lampiran 12. Lembar Bimbingan Tugas Akhir
Lampiran 13. Lembar Mengikuti Seminar

xii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janian dan plasenta)

yang telah cukup bulan atau dapat diluar kandungan melalui jalan lahir atau

melalui jalan lain, dengan bantuan atau bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini

dimulai dengan adanya kontraksi persalinan sejati, yang ditandai dengan

perubahan servik secara progeresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta

(sulistyawati,2013).

Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Secara fisiologi

nyeri persalinan mulai timbul pada persalinan kala I fase aktif dan fase laten, pada

fase laten terjadi pembukaan sampai 3 cm. Pada primigravida kala 1 persalinan

bisa berlangsung kurang lebih 20 jam, pada multigravida kurang lebih 14 jam.

Nyeri disebabkan oleh kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Makin lama nyeri

yang dirasakan akan bertambah kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif, di mana

pembukaan lengkap sampai 10 cm. Intensitas nyeri selama persalinan

mempengaruhi kondisi psikologis ibu, proses persalinan, dan kesejahteraan janin

(Potter dan Perry, 2006, hlm.879).

Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi

kadar katekolamin dan kortisol yang menaikan aktivitas sistem saraf simpatis,

perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dan akibanya

mempengaruhi lama persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus

yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri

persalinan yang berat dan lama dapat mempengaruhi verifikasi sirkulasi maupun

metabolisme yang harus


1
2

segera diatasi karena dapat menyebabkan semakin mengalami nyeri berat.

Penelitian tersebut diperkuat dengan penelitian sebelumnya oleh Sheoran and

Panchal,(2015) melalui survey yang dilakukan di negara China. Dampak nyeri

persalinan adalah hiperventilasi atau nafas cepat, aktivitas uterus kurang

terkoordinasi, saat ibu stres epinefrin dilepaskan dan pembuluh darah uterus

berkonstriksi sehingga menurunkan aliran darah ke plasenta dan janin.

Berdasarkan survey juga mengalami nyeri berat selama persalinan.

Rasa nyeri persalinan yang tinggi dapat menimbulkan kecemasan terutama

pada ibu primigravida. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Klomp et,al.di

Belanda tahun 2013, menyebutkan bahwa terdapat 85,5 % ibu primigravida belum

mendapatkan tindakan untuk mengurangi nyeri. Adanya nyeri saat persalinan

meningkatkan kecemasan pada ibu yang dapat meningkatkan resiko terjadinya

persalinan lama dan tingginya angka secsio caesaria.

Apabila nyeri tidak cepat teratasi maka dapat menyebabkan kematian pada

ibu dan bayi, karena nyeri menyebabkan pernafasan dan denyut jantung ibu akan

meningkat yang menyebabkan aliran darah dan oksigen ke plasenta terganggu.

Penanganan dan pengawasan nyeri persalinan terutama pada kala I fase aktif

sangat penting, karena ini sebagai titik penentu apakah seorang ibu bersalin dapat

menjalani persalinan normal atau diakhiri dengan suatu tindakan dikarenakan

adanya penyulit yang diakibatkan nyeri yang sangat hebat (Mander, 2006,

hlm.78).

Al Quran surat Maryam ayat 23 menyebutkan bahwa nyeri persalinan

adalah ketetapan Allah dimana setiap ibu yang bersalin harus melaluinya. Kata

“Illajidz`innakhlah” yang mengandung arti “bersandar di pohon kurma”

menunjukan bahwa ibu yang bersalin membutuhkan kenyamanan untuk


3

menghilangkan rasa nyeri selama persalinan. Kenyamanan dapat diperoleh

seseorang melalui pengaturan fungsi fisiologis dan psikologis selama persalinan.

Seseorang dapat mengatur fungsi fisiologis dan psikologis tubuh melalui

mobilisasi, pemilihan posisi yang nyaman atau dari intake dan output selama

persalinan, sedangkan pengaturan psikologi berkaitan dengan teknik pengolaan

emosional selama persalinan seperti pengolaan rasa takut, rasa cemas, dan stress

yang diperoleh melalui pengaturan biopsikososial dengan mengatur sitem kerja

saraf otonom pada tiga hirarki yaitu Vogus Bermielin saraf parasimpatis,saraf

simpatis dan vagus/parasimpatis tidak bermielin yang Immobile (Porgres,2011).

Meninjau QS Maryam ayat 24 “ Dan goyangkanlah pohon kurma itu

kearahmu; niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak

kepadamu; maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu”. Kata “bersenang

hatilah kamu” disini memiliki makna bahwa setiap wanita yang bersalin

seharusnya memiliki sikap tenang, tidak takut, tidak cemas serta mampu

mengelolah emosional dalam kondisi apapun.

Penanganan nyeri dalam persalinan merupakan hal utama yang harus

diperhatikan oleh pemberi asuhan. Penolong persalinan seringkali melupakan

untuk menerapkan tehnik pengontrolan nyeri, hal ini akan menyebabkan ibu

bersalin memiliki pengalaman persalinan yang buruk, mengalami trauma

persalinan yang dapat menyebabkan postpartum blues, maka sangat penting untuk

penolong persalinan memenuhi kebutuhan ibu akan rasa aman dan nyaman

(Multi, Handayani, & Arifin, 2007)

Metode non farmakologi yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri

antara lain teknik relaksasi, imajinasi, pergerakan dan perubahan posisi, umpan
4

balik biologis, Effleurage, hidroterapi, hipnoterapi, homeopati, Terapi counter

pressure, terapi musik, akupresur, akupunktur, dan aromaterapi. Penelitian terkait

metode non farmakologi untuk menurunkan nyeri persalinan dengan

menggunakan tehnik counter pressure sudah mulai dilakukan tetapi untuk tehnik

endorphin massage belum pernah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh

Anggaraeni, dkk (2012) tentang efektifitas tehnik abdominallifting dan counter

pressure dalam mengatasi nyeri persalinan didapatkan hasil bahwa tehnik counter

pressur lebih efektif dibanding dengan abdominal lifting.

Berdasarkan alasan tersebut di atas, tindakan non farmakologis dalam

manajemen nyeri merupakan trend baru yang dapat dikembangkan dan

merupakan metode alternative dapat digunakan pada ibu untuk mengurangi nyeri

persalinan. Metode non farmakologis dapat memberikan efek relaksasi kepada

pasien dan dapat membantu meringankan ketegangan otot dan emosi serta dapat

mengurangi nyeri persalinan (Astuti, 2009). Metode non farmakologis juga dapat

meningkatkan kepuasan selama persalinan, karena ibu dapat mengontrol

perasaannya dan kekuatannya. Relaksasi, teknik pernafasan, pergerakan dan

perubahan posisi, massage, hidroterapi, terapi panas/dingin, musik, guided

imagery, akupresur, dan aromaterapi merupakan beberapa teknik non

farmakologis yang dapat meningkatkan kenyamanan ibu saat bersalin dan

mempunyai pengaruh pada koping yang efektif terhadap pengalaman persalinan

(Arifin, 2008).

Bidan mempunyai andil yang sangat besar dalam mengurangi nyeri

nonfarmakologi intervensi yang termasuk dalam pendekatan nonfarmakologi

adalah analgesia psikologis yang dilakukan sejak awal kehamilan, relaksasi,

massage, aromaterapi, akupuntur dan yoga. Studi yang dilakukan oleh National
5

Birthday Trust terhadap 1000 wanita menunjukan 90% wanita merasakan manfaat

relaksasi dan pijatan untuk meredakan nyeri (Schott, et al, 2002). Dua studi skala

kecil menunjukan bahwa pijatan dapat memberikan manfaat bagi wanita hamil

dan wanita bersalin. Wanita yang mendapatkan pijatan selama persalinan

mengalami penurunan kecemasan, pengurangan nyeri dan waktu persalinan lebih

pendek secara bermakna (Schott, et al, 2002).

Massage yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri antara lain

effluerage, counter pressure, kneading (petrissage) dan slow stroke back massage.

Effluerage massage adalah teknik pemijatan dengan penempatan kedua telapak

tangan pada perut ibu bersalin dengan gerakan melingkar kearah pusat dan

simpisis atau dapat juga dengan menggunakan satu telapak tangan dengan gerakan

melingkar atau satu arah. Counter pressure massage adalah pijatan tekanan kuat

dengan cara meletakan tumit tangan atau bagian datar dari tangan atau juga

mengunahkan bola tenis pada daerah lumbal. Kneading massage atau petrissage

massage adalah gerakan memijat ataupun meremas dengan menggunakan telapak

tangan maupun beberapa jari-jari tangan dengan menjepit permukaan kulit. Slow

stoke back massage adalah stimulasi kutan dengan bentuk pijatan perlahan diarea

punggung sebanyak 60 kali dalam satu menit (Atikoh, 2013).

Saat ini telah banyak ditemukan metode penangan nyeri tanpa obat yang

dikembangkan berdasarkan hasil penelitian. Salah satu metode yang

dikembangkan oleh bidan yaitu dengan pijatan, salah satunya Counter pressure

massage adalah salah satu metode non-farmakologis untuk menghilangkan rasa

sakit. Penelitian counter-pressure juga dilakukan oleh Pasongli et al (2014) Hasil

penelitian menunjukkan nyeri persalinan sebelum dilakukan masase Counter-

pressure berada
6

pada skala 9-10 (100%). Dan setelah dilakukan masase Counter-pressure nyeri

menurun paling besar pada skala 3-6 sebanyak 13 responden (86,7%),

Kesimpulan bahwa Counter-pressure efektif untuk menurunkan intensitas nyeri

persalinan kala I fase aktif persalinan normal di rumah sakit advent manado.

Counter pressure dapat mengatasi nyeri tajam dan memberikan sensasi

menyenangkan yang melawan rasa tidak nyaman pada saat kontraksi ataupun

diantara kontraksi. Dengan memberikan tehnik counter pressure dapat menutup

gerbang pesan nyeri yang akan dihantar menuju medulla spinalis dan otak selain

itu tekanan kuat yang diberikan pada saat melakukan tehnik counter pressure

dapat mengaktifkan senyawa endhorphin sehingga transmisi dari pesan nyeri

dapat dihambat yang dapat menyebabkan penurunan intensitas nyeri (Pasongli et

al, 2014).

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah Gamping dalam satu tahun terakhir tahun 2018 terdapat 1077 ibu

post partum, 416 lahir normal. Sehingga rata-rata setiap bulan ada 35 ibu

melahirkan normal.

Berdasarkan hasil survei di ruang VK RS PKU Muhammadiyah Gamping

pada salah satu orang pasien di RS tersebut didapatkan Ny. “P” G1P0A0 hamil 39

minggu inpartu kala 1 fase aktif, ibu menyatakan bahwa persalinan dengan skor

NSR 7 atau nyeri sedang.

Saat ini di RS PKU Muhammadiyah Gamping ini belum pernah dilakukan

Counter pressure massage pada persalinan tetapi beberapa metode sederhana non

farmakologi untuk menguragi nyeri persalinan yang bisa dilakukan seperti

dukungan suami, teknik relaksasi untuk menghasilkan panas.


7

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti tentang

pengaruh counter pressure terhadap perubahan nyeri pada persalinan kala I Fase

Aktif di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

B. Rumusan Masalah

Apakah Counter pressure massage dapat mempengaruhi nyeri bersalin kala

I Fase Aktif di RS PKU Muhammadiyah Gamping?

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh Counter pressure massage terhadap nyeri bersalin

kala I Fase Aktif di RS PKU Muhammadiyah Gamping

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat nyeri persalinan sebelum diberikan Counter pressure

massage pada nyeri bersalin kala I Fase Aktif

b. Mengetahui tingkat nyeri bersalin saat diberikan Counter pressure massage

pada nyeri persalinan kala I Fase Aktif

c. Mengetauhi perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah diberikan Counter

pressure massage pada nyeri bersalin kala I Fase Aktif

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
8

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan

mengenai Pengaruh Counter pressure massage Terhadap nyeri bersalin kala I

Fase Aktif.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instalasi Pendidikan

Memberikan informasi dan sebagai referensi untuk penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan Counter pressure massage dan upaya

untuk mengurangi nyeri bersalin kala I Fase Aktif terutama untuk dosen

Kebidanan

b. Bagi Peneliti Sebelumnya

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk

menambah wawasan pelaksanaan yang berkaitan dengan Counter pressure

massage dan upaya untuk mengurangi nyeri bersalin kala I Fase Aktif.

c. Bagi RS PKU Muhammadiyah Gamping

Memberikan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk mengurangi nyeri bersalin kala I Fase Aktif.

E. Ruang Lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

Penelitian yang dilakukan ini termasuk dalam Ilmu Kebidanan Terapan,

dengan materi yang dibahas dalam penelitian ini adalah kegunaan Counter

pressure massage untuk mengurangi nyeri bersalin kala I Fase Aktif, dengan

jenis penelitian kuantitatif.

2. Ruang lingkup subjek


9

Dalam penelitian ini ibu bersalin yang diambil adalah ibu primigravida

dan multigravida yang bersalin normal di kala I fase aktif

3. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian Ini dilaksanakan pada bulan November 2018- Agustus 2019

4. Ruang lingkup tempat

Lokasi penelitian ini adalah di RS PKU Muhammadiyah Gamping RS

karena di RS PKU Muhammadiyah Gamping belum pernah dilakukan Counter

pressure massage karena dari hasil studi pendahuluan didapatkan sebanyak 35

ibu bersalin per bulan sehingga memenuhi sampel yang dihapatkan, jika

dibandingkan dengan RS PKU yang lain. RS PKU Muhammadiyah Gamping

ini merupakan RS tipe C sehingga angka persalinan normal masih banyak,

sedangkan di RS lain seperti di RS PKU Muhammadiyah Kota Yogyakarta

merupakan tipe Rumah Sakit tipe B yang sebagian besar merupakan pasien

rujukan atau patologi, sehingga persalinan normalnya lebih sedikit

dibadindingkan RS PKU Muhammadiyah Gamping sehingga peneliti tertarik

melakukan penelitian di RS Umum PKU Muhammadiyah Gamping.


10

Keaslian Penelitian
Tabel 1. Keaslian Penelitian

No Nama Tahu Judul Desain/Metode Hasil Penelitian Perbedaan


n
1 Mortazavi 2012 Effect off Exsperiment Massage therapy menurut nyeri dan Penelitian ini varibel
SH, et.al. massage therapy kecemasan selama persalinan serta kepuasan bebas hanya massage
and presence of pasien setelah melahirkan. Kombinasi tidak dikombinasikan
attendant on massage dan pendamping selama persalinan dengan pendamping
pain, anxiety and memiliki pengaruh yang jauh lebih baik persalinan
satisfaction dalam menurunkan nyeri, kecemasan dan
during labour meningkat kepuasan setelah persalinan.
2 Taghinejad 2010 Comparison Exsperimen Massage mengurangi nyeri persalinan lebih Penelitian ini
et.al between massage banyak dibandingkan mendengarkan musik membandingkan
and music yang lembut massage dengan
therapies to perawatan setandar
relieve the
severity of labor
pain.
3 Gallo, et.al 2013 Massage Reduce Randomised Massage megurangi nyeri persalinan, Penelitian ini jelas
severity of pain control Trial setelah intervensi intensitas nyeri pesalinan menggunakan teknik
during labour: a pada kelompok intervensi 52mm(SD 20) counterpressure
Randomised trial dan pada kelompok kontrol 72mm(SD 15)
terjadi perbedaan yang signifikan dengan
mean difference 20mm (95% CI 10-31)
11

4 Novita Sari 2011 Efektifitas pijat Quasi Pijat effluerage menurunkan nyeri Penelitian ini
effluerage Eksperimen persalinan menggunakan teknik
tehadap counterpressure
penurunan nyeri
persalinan kala I
fase aktif ibu
inpartu di klinik
tutun Sehati
Tanjung Morawa
12
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan

cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi belakang kepala

yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada

janin (Prawirohardjo,2014).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun janin (Sukarni,

2013).

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal.

Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga

menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah

melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan

untuk mendeteksi dini adanya komplikasi (Rukiah,dkk, 2013).

Ketika akan memulai persalinan pasien diajarkan do‟a bagi yang


beragama islam
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua
orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan
melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan(QS. Al-Ahqaf/36:15.)

12
13

2. Sebab – sebab Mulainya Persalinan

a. Penurunan kadar progesterone

Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim. Sebaliknya

estrogen meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat

keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah, tetapi

pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his.

b. Teori Oxitosin

Pada akhir kehamilan kadar oxitocin bertambah, oleh karena itu

timbul kontraksi otot-otot rahim.

c. Keregangan Otot

Dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim

sehingga timbullah kontraksi untuk mengeluarkan janin.

d. Pengaruh janin

Hypofise dan kelenjar suprarenal janin dianggap mempunyai peranan

penting oleh karena itu pada ancephalus kelahiran sering lebih lama.

e. Teori Prostaglandin

Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm

terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi meometrium

(Rukiah,dkk, 2014).

3. Persalinan Berdasarkan Teknik

a. Persalinan Spontan : yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan

kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir.


14

b. Persalinan Buatan : yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan ektraksi

forceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria.

c. Persalinan Anjuran : yaitu persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi

baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin

aprostaglandin(Rukiah,dkk, 2014).

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

Keberhasilan proses persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

faktor ibu (power, passage, psikologis) faktor janin (faktor plasenta), dan faktor

penolong persalinan. (Rukiah,dkk, 2014).

a. Power (Kekuatan)

Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi

otor-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari ligamen. Kekuatan primer

yang diperlukan dalam persalinan adalah his, sedangkan sebagai kekuatan

sekundernya adalah tenaga meneran ibu.(rohani.dkk.2012)

b. Passage (jalan lahir)

Jalan lahir terdiri atas panggul ibu, yakni bagian tulang yang padat, dasar

panggul, vagina, dan introitus.Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya

terhadap jalan lahir yang relatif kaku , oleh karena itu ukuran dan bentuk

panggul harus ditentuan sebelum persalinan dimulai. (Rohani,dkk, 2012).


15

c. Passenger (Janin dan Plasenta)

Bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin posisi

dan besar kepala janin dapat mempengaruhi jalannya persalinan sehingga dapat

membahayakan hidup dan kehidupan janin kelah. Hidup sempurna,cacat atau

akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka bagian-

bagian lain dengan mudah menyusul kemudian (Rukiah,dkk, 2014).

d. Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani

komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin, dalam hal ini tergantung

dari kemampuan dan persiapan penolong dalam menghadapi proses persalinan

(Rohani,dkk, 2012)

5. Perjalanan Persalinan secara Klinis

a. Lightening

Pada minggu ke-36 pada primigravida terjadi penurunan fundus

karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan oleh:

1) Kontraksi Braxton hicks

2) Ketegangan dinding perut

3) Ketegangan ligamentum rotundum

4) Gaya berat janin kepala kearah bawah (Manuaba, 2014)


16

b. Terjadinyahis permulaaan

Makin tua usia kehamilan, pengeluaran progesteron dan esterogen

semakin berkurangsehingga oksiosin dapat menimbulkan kontraksi, yang

lebih sering disebut his palsu.

Sifat his palsu :

1) Rasa nyeri ringan dibagian bawah

2) Datangnya tidak teratur

3) Tidak ada perubahan serviks

4) Durasinya pendek

5) Tidak bertambah jika beraktivitas (Manuaba, 2014).

c. Tanda-tanda pesalinan

1) Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai ciri:

a) Pinggang terasa nyeri yang menjalar kedepan

b) Sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuataanya makin besar

c) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks

d) Makin beraktivitas (jalan) kekuatan makin bertambah (Manuaba,

2014).

c. Pengeluaran lendir dan darah

Dengan hispersalinan terjadi perubahan pada serviks yang

menimbulkan pendataran dan pembukaan. Pembukaan menyebabkan lendir

yang terdapat pada kanalis servikalis lepas. Terjadi perdarahan karena kapiler

pembuluh darah pecah (Manuaba, 2014).

1) Pengeluaran cairan
17

Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan

pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang

pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan

berlangsung dalam waktu 24 jam (Manuaba, 2014).

6. Tahapan-tahapan dalam persalinan

a. Kala I (kala pembukaan)

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan

nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan his, kala pembukaan

berlangsung tidak begitu kuat hingga parturient masih dapat berjalan-jalan.

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurva friedman, diperhitungkan

pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2cm/jam

(Manuaba, 2014).

Proses pembukaan servik pada kala I dibagi menjadi dua fase yaitu

sebagai berikut:

1) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat dimulai sejak

awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan secara

bertahap sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam 7 - 8 jam.

(Rohani,dkk,2012).

2) Fase aktif (pembukaan serviks 4 - 10 cm), berlangsung selama 6 jam dan

di bagi 3 subfase.

a) Periode akselarasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm.

b) Periode dilatasi maksimal: berlangsung selama 2 jam, pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm.


18

c) Periode deselerasi: berlangsung lambat, dalam 2 jam pembukaan jadi

10 cm atau lengkap.(Rohani,dkk,2012)

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus

umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali

atu lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau

lebih) dan terjadi penurunan bagian terbawah janin. Berdasarkan

kurve friedman, perhitungan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam

dan pembukaan multigravida 2 cm/jam (Rohani,dkk,2012).

a. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap

(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara

berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1 jam. Tanda dan gejala kala

II, yaitu sebagai berikut:

1) His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit

2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan vagina

4) Perineum terlihat menonjol

5) Vulva-vagina dan sfingter ani terlihat membuka

6) Peningkatan pengeluaran lendir dan darah

Diagnosis kala II ditegakkan atas dasar pemeriksaan dalam yang

menunjukan:

a) Pembukaan serviks telah lengkap

b) Terlihat bagian kepala bayi pada introitus vagina (Rohani,dkk, 2012).

c. Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)


19

Kala III (perlepasan Uri).setelah kala II, kontraksi uterus berhenti

sekitar 5 sampai 10 menit. Dengan lahirnya bayi, mulai berlangsung

perlepasan plasenta pada Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.

Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-

tanda uterus menjadi bundar, uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas

ke segmen bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan.

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan seecara crede pada

fundus uteri.(Manuaba.2014).

d. Kala IV (Kala pengawasan)

Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena perdarahan

postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang

dilakukan meliputi tingkat kesadaran, pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan

darah, nadi dan pernafasan, kontraksi uterus, terjadinya perdarahan.

Perdarahan dianggap normal bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc

(Manuaba, 2014).

B. Nyeri Persalinan

1. Definisi Nyeri Persalinan

Nyeri adalah sensasi yang penting bagi tubuh. Menurut

International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori

subyektif dan emosionalyang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan

kerusakan jaringan aktualmaupun potensial, atau menggambarkan kondisi

terjadinya kerusakan. Nyeri bertindak sebagai tanda peringatan terjadinya

kerusakan jaringan dan bersifat subjektif. Nyeri merupakan alasan utama

seseorang untuk mencari bantuan perawatan kesehatan. Nyeri bisa terjadi


20

bersama proses penyakitatau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan

diagnostik atau pengobatan, demikian juga dengan proses persalinan.

Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik

yang terkait dengan kontraksi uterus, dilastasi dan penipisan serviks, serta

penurunan janin persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi

peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, keringat, dan ketegangan

otot (Cho & Pening, 2007 dalam Pillitteri, 2010). Sedangkan menurut

Cunningham, et.al, 2010) Nyeri persalinan sebagai hasil dari kontraksi

miometrium, yang merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda

pada masing-masing individu.

2. Klasifikasi Nyeri

Pada umumnya nyeri dibagi menjadi 2, yaitu nyeri akut dan nyeri kronis

(Anik, 2010:9):

a. Nyeri akut

Merupakan nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat

menghilang, tidak melebihi 6 bulan, dan ditandai adanya peningkatan

tegangan otot

b. Nyeri Kronis

Merupakan nyeri yang timbul secara perlahan-lahan biasanya

berlangsung dalam waktu yang cukup lama, yaitu lebih dari 6 bulan. Yang

termasuk dalam kategori nyeri kronis adalah nyeri terminal, sindrom nyeri

kronis dan psikosomatik.


21

3. Teori Nyeri Persalinan

Terdapat beberapa teori yang menjelaskan mengenai nyeri dalam

persalinan. Beberapa ahli dalam kebidanan telah menggunakanbeberapa teori

berikut untuk menjelaskan mengenai nyeri dalam persalinan. Teori nyeri

tersebut antara lain adalah (Anik, 2010: 10-12):

a. Specificity Theory

Teori ini menyatakan bahwa reseptor nyeri tertentu distimulasi oleh

tipe stimulus sesnsori spesifik yang mengirimkan impuls ke otak. Teori ini

menguraikan dasar fisiologi adanya nyeri tetapi tidak menjelasakan

komponen-komponen fisiologis dari nyeri maupun derajat toleransi nyeri.

b. Pattern Theory

Teori ini memasukkan faktor-faktor yang tidak dijelaskan oleh

Specificity Theory. Teori ini menyatakan bahwa nyeri berasal dari tanduk

dorsal spinal cord. Pola impuls saraf tertentu diproduksi dan menghasilkan

stimulasi reseptor kuat yang dikodekan dalam sistem saraf pusat dan

menandakan nyeri. Teori ini juga tidak menjelaskan mengenai faktor-faktor

fisiologis nyeri.

c. Gate Control Theory

Teori ini menyatakan bahwa keberadaan dan intesitas pengalaman

nyeri tergantung pada transmisi tertentu pada impuls-impuls saraf.

Mekanisme gate atau pintu sepanjang sistem saraf mengontrol transmisi

nyeri. Jika pintu atau gate terbuka, impuls menyebakan sensasi nyeri dapat

mencapaitingkat kesadaran. Dan jika gate tertutup, impuls tidak mencapai

tingkat kesadaran dan sensasi nyeri tidak dialami.


22

Terdapat tiga tipe utama keterlibatan neurologis yang mempengaruhi

apakah gate terbuka atau tertutup, yaitu:

1) Tipe pertama menyangkut aktifitas dalam serat-serta saraf besar dan kecil

yang mempengaruhi sensasi nyeri. Impuls nyeri melalui serat-serat yang

berdiameter kecil. Serat-serat yang berdiameter besar menutup gate pada

impuls yang melalui serat-serat kecil. Tindakan yang menerapkan ini

meliputi massage, kompres panas dan dingin, sentuhan, akupresur dan

transcutaneous electric nerve stimulation.

2) Tipe kedua yaitu impuls-impuls berasal dari brainsteam yang

mempengaruhi sensasi nyeri. Jika seseorang menerima jumlah stimulasi

yang berlebihan, brainstem menstranmisikan impuls yang menutup gate

dan menghambat impuls nyeri dari yang ditransmisikan. Jika pada bagian

lain, klien mengalami kurangnya input sensori, brainstem tidak

menghambat impuls nyeri, gate terbuka, dan impuls nyeri ditransmisikan.

Tindakan yang menerapkan bagian ini adalah hubungan beberapa cara

pada input sensori seperti tekhnik distraksi, guided imagery, dan

visualisasi.

3) Tipe ketiga adalah impuls neurologis dalam korteks serebri atau

thalamus. Pikiran, emosi dan ingatan seseorang dapat mengaktifkan

impuls tertentu dalam korteks serebri yang menimbulkan impuls nyeri

yang ditransmisikan ke tingkat kesadaran. Tindakan yang menerapkan

teori ini meliputi mengajari berbagai teknik relaksasi.


23

4. Fisiologi Nyeri Persalinan

Pada kala I persalinan, nyeri disebabkan oleh adanya kontraksi uterus

yang mengakibatkan dilatasi dan penipisan serviks dan iskemia pada uterus.

Nyeri akibat dilatasi serviks dan iskemia pada uterus ini adalah nyeri viseral

yang dirasakan olehibu pada bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah

lumbar, punggung, danpaha. Nyeri tersebut dirasakan ibu saat kontraksi dan

menurun atau menghilang padainterval kontraksi.P`ada akhir kala I dan kala II

persalinan, nyeri yang dirasakan ibu adalah nyeri somatik yang dirasakan pada

daerah perineum akibat peregangan pada jaringanperineum, tarikan peritonium

dan daerah uteroservikal saat kontraksi, atau penekanankandung kemih, usus,

dan struktur sensitif panggul oleh bagian terendah janin.

Nyeri yang dirasakan ibu terjadi karena adanya transmisi impuls nyeri

melaluisaraf tertentu. Pada kala I persalinan, impuls saraf nyeri berasal dari

serviks dan corpus uteri. Impuls nyeri yang berasal dari serviks dan korpus

uteri ditransmisikan oleh serabut syaraf aferent melalui pleksus uterus, pleksus

pelvis, pleksus hipogastrik inferior, middle, posterior dan masuk ke lumbal

yang kemudian masuk ke spinal melalui L1, T12, T11, dan T 10. Nyeri yang

dirasakan pada daerah perut bagian bawah dan pinggang yang terjadi pada kala

I persalinan. Sumber nyeri pada akhir kala I dan kala II berasal dari saluran

genital bawah,antara lain perineum, anus, vulva dan klitoris. Impuls nyeri

ditransmisikan melaluisaraf pudendal menuju S4, S3 dan S2. Nyeri yang

dirasakan terutama pada daerah vulva dan sekitarnya serta daerah pinggang.
24

5. Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

a. Umur dan paritas

Serviks pada wanita multipara mengalami perlunakan sebelum onset

persalinan, namun tidak demikian halnya dengan serviks pada wanita

primiparayang menyebabkan nyeri pada primipara lebih berat dari pada

multipara. Intensitas kontraksi uterus yang dirasakan pada primipara lebih

besar daripada multipara terutama, pada akhir kala I dan permulaan kala II

persalinan. Wanita dengan usia muda mengalami nyeri tidak seberat yang

dirasakan pada wanitayang lebih tua.

b. Ras, budaya dan etnik

Berbagai data menyebutkan bahwa ras, budaya dan etnik

berpengaruhterhadap cara orang mengekspresikan nyeri. Ekspresi nyeri

tersebutberdasarkan perilaku lingkungan disekitarnya.Pengkajian yang

akurat tentangkemajuan persalinannya dan tingkat toleransi terhadap nyeri

ibu membantuperawat dalam menentukan kemungkinan komplikasi

persalinan sebagai dampakdari suatu kebiasaan atau kultural tertentu.

c. Mekanisme Koping

Setiap manusia mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi stress

akibat nyeri yang dialaminya. Namun ketika nyeri menjadi sesuatu yang

mengancam integritas indivudu maka akan sulit bagi individu tersebut untuk

mengontrol rasa nyerinya. Dalam hal ini peran perawat adalah

mengobservasi bagaimana ibu dapat menurunkan rasa nyerinya dan

mengkaji efektivitas metode yang digunakannya. Meskipun demikian, tidak

menutup kemungkinan bagi perawat untuk memberikan alternatif metode

penanganan
25

nyeri yang familiarbagi ibu.

d. Metode relaksasi yang digunakan

Apabila seorang ibu yang bersalin mampu melakukan relaksasi

selama kontraksi maka ibu tersebut akan merasakan kenyamanan selama

proses persalinannya. Penggunaan teknik relaksasi yang benar akan

meningkatkan kemampuan ibu dalam mengontrol rasa nyeri, menurunkan

cemas, menurunkan kadar katekolamin, menstimulasi aliran darah menuju

uterus, dan menurunkanketegangan otot.

e. Cemas dan takut

Cemas dan takut menyebabkan peningkatan tegangan otot dan

gangguanaliran darah menuju otak dan otot. Hal tersebut menyebabkan

tegangan pada ototpelvis, kontraksi uterus yang terganggu, dan hilangnya

tenaga pendorong ibuselama kala II persalinan. Ketegangan yang lama akan

menyebabkan kelelahanpada ibu dan meningkatkan persepsi nyeri serta

menurunkan kemampuan ibuuntuk mengontrol rasa nyerinya.

f. Kelelahan

Ibu bersalin yang kelelahan tidak akan mampu menoleransi rasa

nyeri dan tidak mampu menggunakan koping untuk mengatasinya karena

ibu tidak dapatfokus saat relaksasi yang diharapkan dapat mengurangi rasa

nyeri tersebut. Kelelahan juga menyebabkan ibu merasa tersiksa oleh

kontraksi sehingga tidakdapat mengontrol keinginannya untuk meneran.

Pada akhir kehamilan, kelelahan lebih banyak disebabkan oleh gangguan

istirahat dan kurang tidur, kurangnyacairan dan kalori yang dikonsumsi,


26

serta ketidakmampuan ibu dalam mengelola energinya saat persalinan.

g. Lama persalinan

Persalinan yang lama menyebabkan ibu mengalami stress dan

kelelahan lebih lama sehingga rasa nyeri akan meningkat. Lamanya waktu

persalinan bisa disebabkan oleh bayi yang besar atau kelainan pada pelvis

yang mengakibatkan rasa nyeri dan kelelahan yang semakin meningkat

seiring lamanya proses persalinan.

h. Posisi maternal dan fetal

Posisi supinasi pada ibu bersalin menyebabkan rasa tidak nyaman

pada ibu, kontraksi uterus yang tidak efektif dan menyebabkan sindrom

hipotensi supinasi. Sindrom tersebut disebabkan oleh penekanan uterus

dan fetus pada vena cava inferior dan aorta abdomen yang mengakibatkan

penurunan tekanan darah ibu dan penurunan suplai oksigen pada bayi.

Dengan demikian, perlu adanya ambulasi pada ibu bersalin untuk

mengurangi kelelahan dan menurunkan persepsi nyeri. Posisi oksiput

posterior pada bayi menyebabkan penekanan oksiput bayi pada area

sakrum ibu di setiap kontraksi yang mengakibatkan nyeri pada daerah

punggung ibu, dimana nyeri tersebut tidak hilang pada saat bebas konraksi.

Posisi oksiput posterior bayi menyebabkan persalinan lama, sedangkan

nyeri punggung ibu dapat menurun apabila bayi dapat melakukan rotasi

menjadi posisioksiput anterior dan proses persalinan mengalami kemajuan.

6. Penyebab Nyeri Persalinan


27

Banyak teori dari para ahli kebidanan yang menjelaskan mengenai

penyebab nyeri persalinan. Berikut ini dijelaskan penyebab munculnya nyeri

persalinan (Maryunani, 2010 : 23-24):

a. Rasa nyeri tak tertahankan menjelang persalinan menandakan bahwa tubuh

sedang bekerja keras membuka mulut rahim agar bayi bergerak turun

melewati jalan lahir.

b. Kontraki rahim sehingga otot-otot dinding rahim mengerut dan menjepit

pembuluh darah.

c. Jalan lahir atau vagina serta jaringan lunak disekitarnya meregang.

d. Rasa takut, cemas dan tegang memicu produksi hormon prostaglandin

sehingga timbul stres. Kondisi stres dapat mengurangi tubuh menahan rasa

nyeri.

Dengan kata lain, nyeri persalinan akan melalui empat tahap atau kala yaitu:

1) Kala I atau pembukaan biasanya nyeri pada tahap ini diakibatkan oleh

kontraksi rahim dan peregangan mulut rahim

2) Kala II atau kelahirannyeri timbul karena peregangan dasar panggul dan

pengguntingan perineum jika diperlukan

3) Kala III adalah nyeri yang timbul karena pelepasan plasenta

4) Tahap terakhir nyeri yang ditimbulkan karena penjahitan luka perineum.

7. Efek Yang Ditimbulkan Akibat Nyeri Persalinan

Pengaruh utama yang terjadi adalah karena terpicunya sistem simpatis

dimana terjadipeningkatan katekolamin terutama epinefrin. Nyeri yang

diakibatkan oleh persalinan dapat disimpulkan menjadi beberapa

haladiantaranya adalah pada psikologis penderita menjadi ketakutan dan

merasa
28

cemas. Pada sistem kardiovaskuler terjadi peningkatan kardiak output, tekanan

darah, frekuensi nadi dan resistensi sistemik perifer. Pada sistem metabolik

terjadi peningkatan kebutuhan oksigen, asidosis laktat, hiperglikemia dan

liposis. Pada gastrointetinal terjadi penurunan pengosongan lambung. Serta

pada janin terjadi asidosis akibat hipoksia pada janin ( Anik, 2010: 24-

25).Lokasi nyeri selama persalinan dapat di ilustrasikan dalam gambar.

Gambar 2.1: Lokasi nyeriGambar 2.2: Lokasi nyeri selama kala II

Selama kala I persalinan persalinan pembukaan

serviks 10 cm hingga

Nyeri dapat berupa nyeri lokal disertai keram dan sensasi robekan akibat

rengangan dan laserasi serviks ,vagina atau jaringan perineum Rasa nyeri

sering di gambarkan sebagai sensasi terbakar yang di rasakan saat jaringan

merengang. Nyeri alih persalinan mungkin dirasakan di dinding abdomen,

punggung bawah krista iliaka, bokong dan paha. Disfungsi uterus dapat terjadi

akibat nyeri yang tidak mereda (Lowe, 1996; Lowe 2002; Roberts, 1983).

Nyeri mengakibatakan keletihan (Roberts, 1983), perawat memiliki peran

penting dalam meredakan nyeri mengurangi distres, mengurangi ansietas dan

membantu ibu untuk memegang kendali atas pengalaman melahirkan anak

mereka.
29

8. Nyeri Persalinan pada Primipara dan Multipara

Intensitas nyeri persalinan pada primipara sering kali lebih berat dari

pada nyeripersalinan pada multipara. Hal itu karena multipara mengalami

effacement (penipisanserviks) bersamaan dengan dilatasi serviks, sedangkan

pada primipara. Proses inimenyebabkan intensitas kontraksi yang dirasakan

primipara lebih berat daripadamultipara terutama pada kala I persalinan.

Multipara mempunyai pengalaman tentang nyeri pada persalinan

sebelumnyasehingga multipara telah mempunyai mekanisme untuk mengatasi

nyeri persalinannya.Tidak demikian halnya pada primipara dimana proses

persalinan yang dialaminya merupakan pengalaman pertama yang

menyebabkan ketegangan emosi, cemas, dantakut yang dapat memperberat

persepsi nyeri.

Nyeri atau kemungkinan nyeri dapatmenginduksi ketakutan sehingga

timbul kecemasan yang berakhir pada kepanikan.Primipara juga mengalami

proses persalinan lebih lama daripada prosespersalinan pada multipara

sehingga primipara mengalami kelelahan yang lebih lama.Kelelahan

berpengaruh terhadap peningkatan persepsi nyeri. Hal itu

menyebabkanpeningkatan nyeri seperti suatu lingkaran setan.Kebanyakan

primipara merespon nyeri dengan rasa takut dan cemas yang

dapatmeningkatatkan aktivitas sistem saraf simpatis sehingga meningkatkan

sekresikatekolamin (epinefrin dan norepinefrin). Epinefrin akan menstimulasi

reseptor dan ,sedangkan norefinefrin akan menstimulasi reseptor. Stimulasi

pada reseptor menyebabkan uterus berkontraksi dan meningkatkan tonus otot

uterus yang dapat menurunkan aliran darah pada uterus. Sementara itu,

stimulus pada reseptor menyebabkan stimulus pada reseptor menyebabkan


30

pembuluh darah pada uterus dan menyebabkan penurunan aliran darah uterus

relaksasi dan vasodilatasi ke plasenta.

Dengan demikian, sekresi katekolamin yang berlebih akan menyebabkan

penurunan aliran darah ke dan dari plaenta sehingga fetus kekurangan oksigen dan

menurunkanefektifitas kontraksi uterus yang mengakibatkan proses persalinan

menjadi lebih lama. Proses persalinan menyebabkan peningkatan metabolisme dan

peningkatan kebutuhan oksigen, jika ibu mengalami nyeri dan cemas maka dapat

meningkatkan metabolisme tubuhnya yang ditandai dengan pernafasan cepat untuk

mengkompensasi peningkatan kebutuhan oksigen dan melepaskan karbondioksida

secara berlebihan. Perubahan pada respirasi maternal dan metabolisme

menyebabkan gangguan padaplasenta sehingga fetus kekurangan oksigen dan

berlanjut pada terjadinya metabolisme anaerob. Asidosis metabolik ini tidak dapat

boleh segera setelah persalinan yangberbeda dengan asidosis respiratorik yang

dapat segera pulih setelah proses persalinan nyeri menyebabkan peningkatan

cardiac output, penurunan aliran darah ke uterus, takikardia, aritmia, takipnea,

hipervetilasi, dan berkeringat banyak.

9. Pengukuran Intensitas Nyeri

Skala nyeri adalah alat yang digunakan untuk membantu mendiagnosa

dan mengukur intensitas nyeri. Skala yang paling sering digunakan adalah

(Graham, 2006):

a. Skala Visual

Skala visual adalah gambar anatomi wajah manusia untuk membantu

menjelaskan rasa nyeri. Skala visual yang paling popular adalah skala

tingkat nyeri gambar wajah oleh Wong Baker, berupa ekspresi wajah untuk
31

menunjukan rasa nyeri yang dirasakan. Biasanya digunakan pada bayi/anak

yang belum bisa berbicara juga digunakan pada pasien yang sudah tua dan

mengalami kerusakan kognitif/sulit berbicara.

Menurut Perry dan Potter (2009), nyeri tidak dapat diukur secara

Gambar 2.1 Face Rating Scale

objektif misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang

muncul dapat diramalkan berdasarkan tanda dan gejalahnya. Kadang-

kadang bidan hanya bisa mengkaji nyeri dengan berpatokan pada ucapan

dan prilaku klien. Klien kadang-kadang diminta untuk menggambarkan

nyeri yang dialaminya tersebut sebagai nyeri ringan, nyeri sedang, atau

berat. Bagaimanapun makna dari istilah tersebut berbeda antara klien dan

bidan. Tipe nyeri tersebut berbeda pada setiap waktu. Gambaran skala nyeri

merupakan makna yang lebih objektif yang dapat diukur. Gambaran skala

nyeri tidak hanya berguna dalam mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dapat

mengevaluasi perubahan kondisi klien. Pengukuran nyeri dengan

menggunakan Numeric Rating Scale (NRS).

NSR adalah skala sederhana yang digunakan secara linier dan

umumnya digunakan untuk mengukur intensitas nyeri dalam praktek klinis.

NSR khas menggunakan skala 11 point dimana titik akhirnya mewakili

nyeri yang paling ekstrim. NSR ditadai dengan garis angka 0 sampai 10

dengan interval yang sama dimana 0 menunjukkan tidak ada nyeri, 5

menunjukan nyeri sedang, dan 10 menunjukkan nyeri berat (Breivik et.al,

2008).
32

NSR bisa dijelaskan kepada pasien secara verbal, namun dapat

disajikan secara visual. Ketika disajikan secara visual, NSR dapat

ditampilkan dalam horizontal atau vertikal. Alat ini telah menunjukkan

sensitivitas terhadap pengobatan dalam intensitas nyeri dan berguna untuk

membedakan intensitas nyeri saat istirahat dan selama beraktivitas. NSR

dapat digunakan untuk penelitian analgesik yang sesuai untuk penilaian

nyeri secara klinis. Bukti mendukung validitas dan kemampuan dari alat

NSR dapat digunakan pada pasien dewasa dan tua (Welchek et.al, 2009;

Gulati dan Loh, 2011)

Gambar 2.2

Numeric Rating Scale

Intensitas nyeri mengacu kepada kehebatan nyeri itu sendiri. Untuk

menentukan derajat nyeri, petugas kesehatan dapat menanyakan klien tentang

nyeri yang dirasakan dengan menggunakan skala numeric 0-10 atau skala yang

serupa lainnya yang membantu menerangkan bagaimana intensitas nyerinya.

Nyeri yang ditanyakan pada skala tersebut adalah sebelum dan sesudah

dilakukan intervensi nyeri untuk mengevaluasi keefektifannya. Cara mengkaji

nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri, dimana Skala 0

tidak nyeri, skala 1: nyeri hampir tidak terasa (sangat ringan) seperti gigitan

nyamuk. Skala 2: nyeri ringan seperti cubitan pada kulit (tidak menyenangkan).

Skala 3: nyeri yang sangat terasa seperti pukulan pada hidung atau suntikan

oleh dokter (bisa ditoleransi). Skala 4: kuat, nyeri yang dalam seperti sakit gigi

atau
33

rasa dari sengatan lebah (menyedihkan), skala 5: kuat, dalam, nyeri yang

menusuk seperti pergelangan kaki terkilir (sangat menyedihkan). Skala 6: kuat,

dalam, nyeri menusuk begitu kuat sehingga menyebabkan tidak fokus dan

komunikasi terganggu (intens). Skala 7: rasa sakit benar-benar mendominasi

yang menyebabkan tidak dapat berkomunikasi dengan baik dan tidak mampu

melakukan perawatan diri (sangat intens). Skala 8: nyeri begitu kuat sehingga

menyebabkan klien tidak dapat berpikir jernih (benar0benar mengerikan).

Skala 9: nyeri begitu kuat sehingga klien tidak dapat mentolerinnya dan

menuntut untuk segera menghilangkan rasa sakit apapun caranya (menyiksa

tidak tertahankan). Skala 10: nyeri begite kuat sampai klien tidak sadar atau

pingsan (sakit tidak terbayangkan dan tidak dapat diungkapkan) (Judha,2012).

Peneliti menilai nyeri Persalinan kala I fase aktif dengan menggunakan

alat ukur Numeric Rating Scale (NRS)

C. Couter Pressure

1. Definisi Couter Pressure

Counter pressur merupakan tekanan yang menetap yang diberikan oleh

seseorang dengan menekankan kepalan atau bagian bawah telapak tangan ke

daerah sakral. Teknik ini membantu wanita mengatasi sensasi tekanan dari

dalam dan rasa nyeri di punggung bawah (Lowdermilk. D.L., Shannon,

Cashion. K., 2013, p.329). tekanan dapat diberikan dalam gerakan lurus atau

lingkaran kecil. Ibu biasanya akan memberitahu dimana harus menekan (letak

rasa nyeri paling kuat) dan seberapa keras. Jika perlu, tepatkan tangan yang
34

satunya didepan pinggul ibu (di atas spina iliaka anterior superior) untuk

membantu menjaga keseimbangan tubuh ibu.

Gate Control Theory dapat dipakai untuk pengukur efektivitas cara ini.

Ilustrasi Gate Control Theory bahwa serabut nyeri membawa stimulasi nyeri

ke otak lebih kecil dan perjalanan sensasinya lebih lambat dari pada serabut

sentuhan yang luas. Ketika teknik counterpressure dilakukan terjadi tekanan

di tulang sakrum sehingga akan menurunkan intensitas rasa nyeri pada kala I

fase aktif persalinan normal. Tekanan counterpressure dapat mencegah atau

menghambat impuls nyeri yang berasal dari serviks dan korpus uteri dengan

memakai landasan teori gate control. Dengan menggunakan penekanan maka

nyeri yang menjalar dari serabut aferen untuk sampai ke thalamus menjadi

teblokir (Lowdermilk, el.al,2012)

2. Prinsip atau tujuan teknik counter pressure massage

Prinsip atau tujuan teknik counter pressure massage yaitu

memberikan block pada daerah nyeri sehingga nyeri dapat dikurangi (Page,

2000). Pelaksanaan massage yang benar dapat mengurangi nyeri serta

mengurangi ketegangan otot dan individu dapat mempersepsikan massage

sebagai stimulus untuk rileks, kemudian muncul respon relaksasi sehingga

dapat mengurangi tingkat nyeri pinggang persalinan (Potter&Perry, 2005).

3. Teknik Counter Pressure Massage

Teknik counter pressure massage adalah teknik massage untuk nyeri

pinggang persalinan dengan metode nonfarmakologi (tradisional), yaitu

dengan menekan persyarafan pada daerah nyeri pinggang ibu bersalin,

menggunakan kepalan tangan ke pinggang ibu selama 20 menit dengan posisi


35

duduk. Penekanan dilakukan ketika responden mengalami kontraksi uterus

(yang menimbulkan nyeri pinggang) pada kala I fase aktif (Yuliatun, 2008).

Gambar 2.3 Birth Massage

Cara melakukan teknik Counter pressure yaitu dengan menggunakan

bagian tangan yang halus menekan bagian sakrum, bisa juga menggunakan

bagian tangan yang halus menekan bagian sakrum, bisa juga menggunakan

bolla tenis, penekanan bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan atau pendamping

persalinan yang sebelumnya sudah diberi tahu caranya. Teknik Counter

pressure ini bisa dilakukan dengan dua posisi ibu, yaitu posisi duduk dan

berbaring miring kekiri (Lowdermilk et.al, 2012)

Massage Counter pressure dilakukan dengan posisi berbaring dimana

pasien berbring miring kekiri, kemudian bidan atau keluarga melakukan

pemijatan didaerah sakral dari belakang pasien disisi tempat tidur. Posisi

pasien saat dilakukan pijatan bisa juga dengan sandaran dimana posisi pasien

duduk terbalik, bidan atau keluarga memijat dengan posisi jongkok

dibelakang pasien atau ibu, berikut gambar posisi massage Counter pressure

dengan posisi pasien duduk. Proses pemijatan ini dapat dilakukan selama

proses persalinan kala satu atau sesuai keinginan dan kenyamanan pasien.

Pemijatan dapat dilakukan oleh bidan atau keluarga yang mendampingi saat

prosees persalinan berlangsung. (Lowdemilk, et.al,2012).


36

Dengan pemberian masase dengan Teknik Counter Pressure dapat

menutup gerbang pesan nyeri yang akan dihantarkan menuju medulla spinalis

dan otak, selain itu dengan tekanan yang kuat pada saat memberikan teknik

tersebut maka akan dapat mengaktifkan senyawa endhorophin yang berada di

sinaps sel-sel saraf tulang belakang dan otak, sehingga tranmisi dari pesan

nyeri dapat dihambat dan menyebabkan penurunan sensasi nyeri (Nastiti,

2012).

A. Tinjauan Islam

QS. Maryam ayat 23-24

ِ ‫سيبً َم ْى‬
َ ‫سيًّب‬ ِ ‫خبض إِنى ِج ْذ‬
ْ َ‫ع انىَّ ْخهَ ِة قبنَتْ يب نَ ْيتَىي ِمتُّ قَ ْب َم هذا َو ُك ْىتُ و‬ ُ ‫فَأَجب َءهَب ا ْن َم‬

َ ‫فَىبداهب ِمهْ ت َْحتِهب أَالَّ ت َْحزَوي قَ ْذ َج َع َم َربُّ ِك ت َْحت َِك‬


َ ‫س ِزيًّب‬

“Maka rasa sakit akan melahirkan memaksanya bersandar ke pangkal pohon


kurma, seraya berkata: Wahai, alangkah baiknya jika aku mati sebelum ini, dan
jadilah aku seorang yang tidak berarti, lagi dilupakan.Maka menyerulah dia
kepadanya dari tempat yang rendah: Janganlah kau bersedih hati.
sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan di dekatmu sebuah anak sungai”.
Al-Qur‟an surat Maryam ayat 23 menyebutkan bahwa nyeri

persalinan adalah ketetapan Allah dimana setiap ibu yang bersalin harus

melaluinya. Kata “illajidz‟innakhlah” yang mengandung arti “bersandar ke

pangkal pohon kurma” menunjukkan bahwa ibu yang bersalin membutuhkan

kenyamanan untuk menghilangkan rasa nyeri selama persalinan.

Meninjau surat Maryam ayat 24 “Janganlah kau bersedih hati”


memiliki makna bahwa setiap wanita yang bersalin seharusnya memiliki sikap
tenang , tidak takut, tidak cemas serta mampu mengelolah emosional dalam
kondisi apapun.
QS. Al-Fushilat ayat 30

۟ ‫ش ُز‬
‫وا ِبٱ ْن َجىَّ ِة ٱنَّتِى ُكىتُ ْم‬ ِ ‫ىا َوأَ ْب‬ ۟ ُ‫ىا تَتَىَ َّز ُل َعهَ ْي ِه ُم ٱ ْن َم َٰ َٰٓهَئِ َكةُ أَ َّال ت ََخبف‬
۟ ُ‫ىا َو َال ت َْح َزو‬ ۟ ‫ستَ َٰقَ ُم‬
ْ ‫ٱَّللُ ثُ َّم ٱ‬ ۟ ُ‫إِنَّ ٱنَّ ِذيهَ قَبن‬
َّ ‫ىا َربُّىَب‬

َ‫تُى َعذُون‬
37

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”


kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh)
surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.
Berdasarkan surat Al-Fushilat ayat 30 di sebutkan bahwa “Dan
bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah
kepadamu” memiliki makna bahwa setiap kelahiran seorang anak itu akan
membawa kegembiraan untuk setiap orang dan Allah swt. akan menjanjikan
surga kepada setiap ibu yang telah melahirkan anaknya dengan rasa sakit dan
susah payah.
38

4. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent


Counter Pressure Nyeri Persalinan
Massage

Variabel Confounding:
1. Paritas

2. Ras, budaya dan etnik


3. Metode relaksasi yang digunakan
4. Mekanisme koping
5. Cemas dan takut
6. Kelelahan
7. Posisi maternal dan fetal.

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian


Sumber: Maryunani,2010
: Diteliti

: Tidak diteliti

5. Hipotesis

Ada pengaruh Counter pressure Massage terhadap penurunan nyeri

persalinan kala I fase aktif di RS Umum PKU Muhammadiyah Gamping.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian preeksperimen dengan

rancangan penelitian one group pretest posttest. Dalam rancangan ini, tidak ada

kelompok kontrol, tetapi dilakukan penilaian sebelum dan saat diberikan

perlakuan. Bentuk rancangan dapat dilihat pada gambar 3.1berikut:

Pretest Posttest
01 x 02

Gambar 3.1 Rancangan One Group Pretest Posttest

Sumber: Notoatmodjo, 2013, p. 57

Keterangan:

01 : Nilai pretest sebelum dilakukan Counterpressure

X : Perlakuan selama 20 menit

02 : Nilai posttest saat dilakukan Counterpressure

Pada penelitian ini, ibu bersalin dilakukan pengukuran intensitas nyeri

sebelum dan sesudah diberikan Counterpressure untuk mengurangi nyeri

persalinan. Hasil selisih nyeri dibandingkan untuk melihat apakah terjadi

penurunan nyeri persalinan sebelum dan saat diberikan Counterpressure.

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono,


39
40

2015). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian terapi

counter pressure massage pada ibu bersalin kala I fase aktif.

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015:61). Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah penurunan nyeri persalinan pada ibu

inpartu kala I Fase Aktif.

3. Variabel Confounding (Pengganggu)

Variabel confounding adalah suatu variabel bebas (selain dari

penyebab yang dihipotesiskan) yang mempunyai atau dapat menimbulkan

pengaruh pada variabel terikat, tetapi penyebarannya secara sistematik

berkaitan dengan variabel penyebab yang dihipotesiskan (Sugiono, 2018).

Variabel confounding dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Paritas, pada penelitian ini variabel paritas akan dikendalikan karena

peneliti mengambil responden yaitu primipara dan multipara.

b. Umur, pada penelitian ini variabel umur tidak dikendalikan karena peneliti

mengambil semua responden dengan umur <20 tahun, 20-35 tahun dan >35

tahun.

c. Ras, budaya dan etnik, pada penelitian ini variabel ras, budaya dan etnik

tidak dikendalikan karena peneliti tidak melihat ras, budaya dan etnik mana

saja.

d. Metode relaksasi yang digunakan, pada penelitian ini variabel metode

relaksasi yang digunakan dikendalikan karena peneliti mengambil

responden yang tidak menggunakan metode relaksasi saat persalinan.


41

e. Mekanisme koping, pada penelitian ini variabel mekanisme koping tidak

dikendalikan karena peneliti tidak melihat mekanisme koping yang

diguakan responden.

f. Cemas dan takut, pada penelitian ini variabel cemas dan takut tidak

dikendalikan karena peneliti mengambil semua responden dengan keadaan

cemas dan takut.

g. Kelelahan, pada penelitian ini variabel kelelahan tidak dikendalikan karena

peneliti mengambil semua responden yang dalam keadaan keleahan atau

tidak.

C. Definisi Operasional Penelitian

Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Cara Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur Data
Nyeri Perubahan skala Skala Observasi 0 = Tidak Interval
Persalinan rasa sakit yang NRS Nyeri
pada ibu dialami ibu saat 1-3 = Nyeri
bersalin melahirkan karena ringan
kala I kontraksi sebelum 4-6 = Nyeri
Fase Aktif dan sesudah sedang
dilakukan 7-9 = Nyeri
counterpressure berat
pada kala I. 10 = Nyeri
hebat

Pemberian Terapi Counter SOP Intervensi


Counter pressure massage
pressure suatu massage atau
massage pijatan di daerah
punggung untuk
mengurangi nyeri
yang dilakukan
didaerah sakral
dengan cara
ditekan secara
sirkuler
menggunakan
42

kepalan tangan
yang halus yang
dilakukan selama
30 menit saat
berkontraksi. ibu
bersalin primipara
dan multipara
yang akan
dilakukan oleh
peneliti sendiri dan
dibantu oleh
asisten peneliti.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti.

(Notoatmodjo, 2013). Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin di RS

PKU Muhammadiyah Gamping pada tanggal 17 Juni-14 Juli 2019. Jumlah

populasi dalam penelitian ini yaitu ibu bersalinan yang akan bersalinan

perkiraan bulan Juni-Juli tahun 2019.

2. Sampel

a. Pengertian Sampel

Menurut Notoatmodjo (2013, p. 115), sampel adalah sebagian yang

diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi.

b. Teknik Pengambilan Sampel

Sampel diambil dengan menggunakan teknik purposive, yaitu

pengambilan sampel berdasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik

tertentu (Arikunto, 2015, p. 183).


43

Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di RS PKU Gamping

dengan kriteria inklusi:

1) Ibu bersalin kala I Fase Aktif (4-7cm)

2) Ibu bersalin normal.

3) Ibu yang bersalin menggunakan induksi persalinan dengan misoprostol.

4) Usia kehamilan aterm (37 - 42 minggu).

5) Primipara dan Multipara.

6) Umur

7) Paritas

8) Metode relaksasi

9) Bersedia menjadi responden.

10) Mengisi lembar informed concent.

Dan kriteria ekslusi sebagai berikut:

1) Ibu yang mengalami penyulit persalinan.

2) Ibu yang bersalin menggunakan induksi persalinan dengan cyntosinol.

3) Ibu yang tidak bisa di ajak berkomunikasi.

c. Besar Sampel

Gay dan Diehl (1992), berpendapat bahwa sampel haruslah sebesar-

besarnya. Pendapat ini mengasumsikan bahwa semakin banyak sampel yang

diambil, maka akan semakin representatif dan hasilnya dapat digeneralisir.

Ukuran sampel yang diterima akan sangat bergantung pada jenis

penelitiannya. Penelitian eksperimental, minimum sampel 15 subyek per

group. Sehingga peneliti menetapkan sampel sebanyak 30 sampel karena

dalam penelitian ini tidak menggunakan grup kontrol.


44

D. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah langkah-langkah yang harus dilakukan supaya

penelitian memenuhi syarat etis. Supaya penelitian memenuhi syarat etis, peneliti

harus membuat formulir etika penelitian sebaik mungkin (Dahlan, 2012, p.195).

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel ibu bersalin kala I yang

mengalami nyeri persalinan di RS PKU Muhammadiyah Gamping Tahun 2019.

Maka sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan izin persetujuan

penelitian ke Rumah Sakit yang menjadi tempat penelitian. Penelitian ini

dilakukan dengan menekankan etika penelitian dengan prinsip manfaat (Rescpect

Human Dignity And Right To Justice).

Berikut komponen-komponen etika penelitian menurut(Hidayat, A., A. 2007,

p.188), yaitu:

1. Informed consent

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed

consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden, tujuan

pemberiannya agar responden mengerti maksud dan tujuan penelitian serta

mengetahui dampaknya. Jika bersedia, responden harus menandatangani

lembar persetujuan. Sedangkan jika responden tidak bersedia, peneliti harus

menghormati hak pasien.

2. Anomity (tanpa nama)

Anomity menjelaskan identitas responden tidak perlu mencantumkan

nama. Peneliti cukup menuliskan kode untuk menjaga privasi responden.


45

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Kerahasiaan menjelaskan masalah-masalah responden yang harus

dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan

dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan dalam hasil penelitian.

4. Ethical Clearance (EC) atau Kelayakan Etik.

Ethical Clearance (EC) atau Kelayakan Etik adalah keterangan tertulis

yang diajukan sesuai dengan prosedur atau penelitian layak untuk

dilaksanakan. Komisi Etik Penelitian (KEP) Universitas „Aisyiyah Yogyakarta

menyatakan bahwa penelitian kesehatan yang melibatkan manusia sebagai

subjek penelitian telah mendapatkan persetujuan etis (Ethical Approval).

E. Alat dan Metode Pengumpulan Data

1. Alat/Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Notoatmodjo, 2013, p. 87). Penelitian ini menggunakan

instrumen NSR (Numeric Rating Scale) yang merupakan standar emas untuk

mengukur tingkat nyeri di Rumah Sakit dan juga lembar observasi untuk

mengisi biodata pasien, intensitas nyeri sebelum dan sesudah intervensi.

2. Cara Pengumpulan Data

Menurut Notoatmodjo (2012), data terbagi menjadi dua yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden

melalui pertemuan atau percakapan. Data primer dalam penelitian ini

diambil
46

melalui intervensi yang dilakukan pada ibu bersalin di RS PKU

Muhammadiyah Gamping.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah pengumpulan data yang di dapat dari lembaga

atau instansi. Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari catatan medis

di RS PKU Gamping, jurnal-jurnal, dan buku pedoman.

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir dan kuesioner.

b. Coding

Coding adalah kegiatan mengubah data yang berbentuk kalimat atau

huruf menjadi data angka atau bilangan.

c. Processing

Yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang dalam

bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program atau

“softwere” komputer. Program yang akan digunakan adalah program

SPSS.
47

d. Cleaning

Cleaning adalah proses pengecekan kembali untuk melihat

kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan,

dan sebagainya kemudian akan dilakukan koreksi.

e. Tabulating

Tabulating yaitu proses penyusunan data ke dalam bentuk tabel.

Pada tahap ini data dianggap telah selesai diproses sehingga harus segera

disusun kedalam satu tempat yang telah dirancang (Koentjoroningrat).

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2013, p. 182-183) analisis suatu data penelitian,

biasanya melalui prosedur bertahap antara lain:

a. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada analisis ini

hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap tabel.

b. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga

berhubungan atau berkorelasi. Proses ini menggunakan sistem

komputerisasi. Adapun uji statistik yang digunakan sebagai berikut:

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dengan Shapiro Wilk (p ≥ 0,05) untuk

mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas ini

untuk menentukan analisis berikutnya. Bila data berdistribusi normal

akan
48

menggunakan analisis parametrik. Namun, bila data tidak berdistribusi

normal akan menggunakan analisis non parametrik.

2) Wilcoxon

Bila p value ≤ 0,05 berarti ada pengaruh antara variabel

independen dan variabel dependen dan bila p value ≥ 0,05 berarti tidak

ada pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen.

H. Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu:

1. Tahap Persiapan
a. Tahap penelitian dimulai dari penentuan judul, yang kemudian dilanjutkan

dengan studi pendahuluan di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

b. Pengambilan data (studi pendahuluan) dari kampus lalu meminta surat

balasan dari RS PKU Muhammadiyah Gamping. Setelah mendapatkan surat

balasan dan mendapatkan data yang dibutuhkan meliputi jumlah ibu bersalin

di RS PKU Muhammadiyah Gamping.

c. Tahap persiapan akhir yaitu penyusunan proposal, bimbingan proposal,

seminar proposal, melakukan revisi kemudian dilanjutkan dengan

penelitian.

d. Mengajukan surat penelitian dari kampus, lalu untuk pebuatan surat ke RS

PKU Muhammadiyah Gamping dan menunggu surat balasan mendapatkan

izin penelitian dari RS PKU Muhammadiyah Gamping.

2. Tahap Pelaksanaan
a. Melakukan pengkriterian responden menurut kriteria inklusi.
49

b. Menyampaikan manfaat counter pressure massage lalu meminta ibu

menandatangani lembar informed consent dan dilakukan oleh peneliti dan

asisten peneliti.

c. Penelitian counter pressure massage dilakukan selama 20 menit di bagian

sakrum dan hanya dilakukan satu kali jika pasien meminta dilakukan

counter pressure massage lagi maka peneliti dan asisten peneliti meminta

keluarga responden yang melakukannya.

d. Setelah responden dilakukan counter pressure massage selama 20 menit,

responden di observasi untuk mengetahui pengaruh counter pressure

massage terhadap penurunan nyeri pada ibu bersalin kala I fase aktif rata-

rata mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan berkurang dan merasa nyaman

pada saat pemijatan.

3. Tahap Akhir
a. Pengelolaan data yang diperoleh dengan menggunakan komputer.

b. Melakukan analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis

bivariat yaitu uji normaltas menggunakan shapiro wilk dan uji analisis data

menggunakan wilcoxon.

c. Penyajian hasil penelitian, penyusunan pembahasan, serta kesimpulan hasil

penelitian.

d. Seminar ujian hasil penelitian dan melakukan perbaikan.

e. Tahap penyelesaian sebagai tahap akhir penelitian yaitu dengan membuat


laporan, menjadikan dalam bentuk PDF dan menggandakan skripsi
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian


Pelayanan kebidanan di RS PKU Muhammadiyah Gamping saat ini di

RS PKU Muhammadiyah Gamping ini belum dilakukan kompres hangat pada

persalinan tetapi beberapa metode sederhana non farmakologi untuk mengurangi

nyeri persalinan yang biasa dilakukan seperti dukungan suami, teknik relaksasi,

gosok punggung untuk menghasilkan panas.

Pelayanan Kebidanan RS PKU Muhammadiyah Gamping, menata

perawatan kebidanan dan ibu bersalin, dengan memberikan pelayanan yang

khusus kepada wanita dan ibu bersalin, kenyamanan dan ketentraman keluarga

senantiasa terjaga.

Pelayanan kebidanan di RS PKU Muhammadiyah Gampingsekarang ini

sudah ada fasilitas kebidanan seperti PONEK, Rawat Gabung, Poli Kebidanan,
VK (Kamar Bersalin), Kamar Bayi, NICU, dan lain-lain.

50
51

B. Hasil Penelitian

1. Karakteristik Responden Penelitian

Tabel 4.1
Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penelitian
No Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)
1. Umur
<20 Tahun 1 3,3
20-35 Tahun 27 90,0
>35 Tahun 2 6,7
2. Paritas
Primipara 15 50,0
Multipara 15 50,0
3. Pekerjaan
Bekerja 8 26,7
Tidak Bekerja 22 73,3
Total 30 100
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi

responden umur 20-35 tahun sebanyak 27 orang dengan persentase (90 %).

Sedangkan paritas responden merupakan primipara sebanyak 15 orang dengan

persentase (50,0 %) dan sebanyak 22 orang dengan persentase (73,3 %)

menjadi ibu rumah tangga.

2. Analisis Univariat

Analisis data ini dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan

persentase dari variabel-variabel penelitian. Data ditampilkan dalam bentuk

tabel dan teks dibawah ini.

a. Intensitas Nyeri Persalinan Sebelum dilakukan Counter Pressure

Massage

Intensitas nyeri bersalin sebelum dilakukan Counter Pressure Massage

dapat dilihat pada tabel dibawah ini.


52

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Bersalin Sebelum dilakukan
Counter Pressure Massage di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Tahun 2019
Frekuensi
No Intensitas Nyeri Persalinan
`

N %

1 1-3 2 6,7
2 4-6 5 16,1
3 7-9 23 74,2
4 10 0 0
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa intensitas nyeri

persalinan sebelum dilakukan Counter Pressure Massage responden berada

pada skala 7-9 (Nyeri Berat) sebanyak 23 orang dengan persentase (74,2%).

b. Intensitas Nyeri Persalinan Sesudah dilakukan Counter Pressure

Massage

Intensitas nyeri bersalin sebelum dilakukan Counter Pressure

Massage dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Bersalin Sesudah dilakukan Counter
Pressure Massage di RS PKU Muhammadiyah Gamping Tahun 2019
Intensitas Nyeri Persentase
No Frekuensi
Persalinan (%)
1 1-3 1 3,3
2 4-6 20 66,7
3 7-9 9 30,0
4 10 0 0
Jumlah 30 100
Sumber: Data Primer
53

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa intensitas nyeri

bersalin saat dilakukan counter pressure massage responden berada pada

skala 4-6 (Nyeri Sedang) sebanyak 20 orang dengan persentase (66,7 %) .

3. Analisis Bivariats

a. Hasil Uji Normalitas Menggunakan Shapiro Wilk

Hasil uji normalitas mengg

unakan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas menggunakan Shapiro Wilk Sebelum dan Sesudah
Dilakukan counter pressure massage di RS PKU Muhammadiyah
Gamping Tahun 2019
Jenis Data Statistic Df P
Sebelum dilakukan 0,818 30 0,000
Counter Pressure
massage
Sesudah dilakukan 0,875 30 0,002
Counter Pressure
massage
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas

diperoleh nilai p = 0,000 untuk data sebelum dilakukan Counter Pressure

massage. Sedangkan untuk data sesudah dilakukan Counter Pressure

massage diperoleh nilai p = 0,002. Karena nilai p< 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa distribusi data tidak normal. Sehingga analisis data

selanjutnya menggunakan Wilcoxon.

b. Hasil Analisis Data Menggunakan Wilcoxon

Hasil analisis data menggunakan wilcoxon dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.
54

Tabel 4.5
Hasil Analisis Data Menggunakan Wilcoxon Sebelum dan Saat Dilakukan
Counter Pressure Massage di RS PKU Muhammadiyah Gamping Tahun
2019
N Median (minimum- p value
maksimum)
Sebelum dilakukan 30 7 (3-9) 0,002
Counter Pressure
Massage
Sesudah dilakukan 30 5 (3-8)
Counter Pressure
Massage
Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai median sebelum

dilakukan dilakukan Counter Pressure Massage adalah 7 (3-9) sedangkan

nilai median sesudah dilakukan Counter Pressure Massage adalah 5 (3-8).

Terdapat perbedaan rata-rata intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan

Counter Pressure Massage dengan selisih sebesar 2. Hasil uji wilcoxon

diperoleh nilai p = 0,002. Dengan demikian nilai p lebih kecil dari 0,05

sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh Counter Pressure Massage

terhadap intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif di RS PKU

Muhammadiyah Gamping Tahun 2019.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 23 (74,2%)

mengalami nyeri berat sebelum dilakukan counter pressure massage berada pada

skala 7-9 (nyeri berat), hal ini dipengaruhi oleh umur dan paritas dimana

sebebelum dilakukan counter pressure massage sebanyak 13 responden

merupakan primipara dan 10 responden merupakan multipara sedangkan menurut

umur sebanyak 21 responden merupakan umur 20-35 tahun, 1 respondon umur

<20 tahun dan 1


55

responden yg umurnya >35 tahun, sedangkan menurut perkerjaan sebanyak 20

responden tidak berkerja (IRT) dan sebanyak 3 responden yang berkerja.

Penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 20 responden (66,7%) mengalami

nyeri sedang saat dilakukan counter pressure massage yaitu berada pada skala 4-6

(nyeri sedeng), hal ini juga dipengaruhi oleh umur dan paritas dimana saat

dilakukan counter pressure massage sebanyak 12 responden merupakan multipara

dan 8 responden merupakan primipara, sedangkan menurut umur sebanyak 17

responden merupakan umur 20-35, 2 responden merupakan umur >35 tahun , dan

1 responden merupakan umur <20 tahun . sebagian besar intensitas nyeri sesudah

dilakukan counter pressure massage berada pada skala 4-6 (nyeri sedang).

Artinya intensitas nyeri mengalami penurunan sebelum dan sesudah dilakukan

counter pressure massage.

Massage counter pressure adalah pijatan yang dilakukan dengan

memberikan tekanan yang terus-menerus selama kontraksi pada tulang sakrum

pasien dengan pangkal atau kepalan salah satu telapak tangan. Tekanan dalam

massage counter pressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau lingkaran

kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan.Namun

perlu disadari bahwa ada ibu yang tidak biasa dipijat, bahkan disentuh saat

mengalami kontraksi, hal ini disebabkan karena kontraksi sedemikian kuatnya

sehingga ibu tidak sanggup lagi menerima rangsangan apapun pada tubuh.Bidan

harus memahami hal ini dan menghormati keinginan ibu (Danuatmadja dan

Meilasari, 2011).

Faktor yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan yaitu Umur, paritas dan

perkerjaan dimana serviks pada wanita multipara mengalami perlunakan sebelum


56

Onset persalinan, namun tidak demikian halnya dengan serviks pada wanita

primiparayang menyebabkan nyeri pada primipara lebih berat dari pada multipara.

Intensitas kontraksi uterus yang dirasakan pada primipara lebih besar daripada

multipara terutama, pada akhir kala I dan permulaan kala II persalinan. (Anik,

2010: 10-12)

Hasil uji wilcoxon diperoleh nilai p = 0,002. Dengan demikian nilai p lebih

kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh counter pressure

massage terhadap penurunan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Nadia dengan judul

Pengaruh Massage Counter-Pressure Terhadap Adaptasi Nyeri Persalinan Kala 1

Dan Kecepatan Pembukaan Pada Ibu Bersalin, Terdapat perbedaan tingkat nyeri

sebelum dan setelah pemberian intervensi pada kelompok intervensi dan pada

kelompok kontrol terdapat perbedaan tingkat nyeri sebelum dan setelah

pemberian asuhan persalinan norma. Pada laju kecepatan pembukaan juga

terdapat perbedaan yang signifikan pada kedua kelompok. Sehingga diartikan ada

pengaruh pemberian massage Counter-Pressure terhadap adaptasi nyeri

persalinan kala I dan kecepatan pembukaan persalinan pada ibu bersalin. .

Pemberian intervensi massage counter-pressure efektif mengurangi rasa

ketidaknyamanan (nyeri) pada ibu bersalin.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Sri Wahyuni dan

Endang Wahyuningsih di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten tahun

2015 mengenai Pengaruh counter pressure massage terhadap TingkatNyeri

Persalinan Kala I Fase Aktif Pada Ibu Bersalin di RSU PKU Muhammadiyah

Delanggu Klaten 2015 dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa skala nyeri

responden pada
57

kelompok sebelum diberikan counter pressure massage pada rata-rata 5,11 dan

setelah diberikan counter pressure massage rata-rata 2. Hasil analisis data

selanjutnya didapatkan hasil statistik signifikan p 0,000;α=0,05.Simpulan counter

pressure massage berpengaruh untuk menurunkan nyeri persalinan kala I fase

aktif pada ibu bersalin di bangsal bersalin RSU PKU Muhammadiyah Delanggu

Klaten.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Mubsiroh yang berjudul “ Efektivitas Manajemen Nyeri Counter Pressure

Persalinan Di Rsud Dr. Zainoel Abidin Banda Aceh ” yang menyatakan bahwa

pemberian counter pressure massage Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa counter pressure dapat menurunkan intensitas nyeri

persalinan pada ibu bersalin secara bermakna dengan p-value = 0,000. Pemberian

counter pressure massage dapat mengurangi nyeri dan memberikan kenyamanan

ketika ibu mengalami nyeri saat kontraksi pada saat persalinan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Atun Raudatul Marifah yang

berjudul Efektifitas Tehnik Counter Pressure Dan Endorphin Massageterhadap

Nyeri Persalinan Kala 1 Pada Ibu Bersalin Di Rsud Ajibarang, Teknik counter

pressure didapatkanlebih efektif dibandingkan teknik endorphin massage.Masase

bentuk langsung seperti counterpressure sangat efektif unutk mengatasi nyeri

punggung selama persalinan. Counterpressure dapat mengatasi nyeri tajam dan

memberikan sensasi menyenangkan yang melawan rasa tidak nyaman pada saat

kontraksi ataupun di antara kontraksi (Adriana,E.2007).

Nyeri merupakan suatu bentuk ketidaknyamanan yang didefinisikan dalam

berbagai perspektif. Rasa nyeri yang dialami selama persalinan berbeda-beda pada
58

setiap ibu.Ibu selalu berusaha mengatasi rasa nyeri selama bersalin dengan

melakukan berbagai perilaku dan kebiasaan. Salah satu cara untuk mengatasi rasa

nyeri yaitu dengan menggunaan metode nonfarmakologi (Baston, 2011, p.47).

Nyeri adalah hal yang lumrah dalam persalinan. Tetapi apabila tidak diatasi

dengan baik akan menimbulkan masalah lain yaitu meningkatnya kecemasan atau

rasa khawatir karena kurangnya pengetahuan pada ibu akan proses yang terjadi di

saat menghadapi persalinan, sehingga produksi hormon adrenalin meningkat dan

mengakibatkan vasokonstriksi yang menyebabkan aliran darah ibu ke janin

menurun. (Bobak IM, 2012)

Munculnya nyeri berkaitan erat dengan reseptor dan adanya rangsangan.

Reseptor nyeri yang dimaksud adalah nociceptor, merupakan ujung-ujung saraf

sangat bebas yang memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki myelin yang

tersebar pada kulit dan mukosa, khususnya pada visera, persendian, dinding arteri,

hati, dan kandung empedu. Reseptor nyeri dapat memberikan respons akibat

adanya stimulasi atau rangsangan. Stimulasi tersebut dapat berupa kimiawi,

termal, listrik atau mekanis. Stimulasi oleh zat kimiawi diantaranya seperti

histamin, bradikinin, prostaglandin, dan macam-macam asam seperti adanya asam

lambung yang meningkat pada gastritis atau stimulasi yang dilepas apabila

terdapat kerusakan pada jaringan (Uliyah dan Azis, 2015, p. 122-123).

Dalam Al-Qur‟an juga telah dijelaskan tentang nyeri dalam persalinan,

diantaranya dalam Al-Qur‟an surat Maryam ayat 23 menyebutkan bahwa nyeri

persalinan adalah ketetapan Allah dimana setiap ibu yang bersalin harus

melaluinya. Kata “illajidz‟innakhlah” yang mengandung arti “bersandar ke

pangkal
59

pohon kurma” menunjukkan bahwa ibu yang bersalin membutuhkan kenyamanan

untuk menghilangkan rasa nyeri selama persalinan.

Meninjau surat Maryam ayat 24 “Janganlah kau bersedih hati” memiliki

makna bahwa setiap wanita yang bersalin seharusnya memiliki sikap tenang ,

tidak takut, tidak cemas serta mampu mengelolah emosional dalam kondisi

apapun.

Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik

yang terkait dengan kontraksi uterus, dilastasi dan penipisan serviks, serta

penurunan janin persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi

peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, keringat, dan ketegangan

otot (Cho & Pening, 2007 dalam Pillitteri, 2010). Sedangkan menurut

Cunningham, et.al, 2010) Nyeri persalinan sebagai hasil dari kontraksi

miometrium, yang merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda

pada masing-masing individu.

Berdasarkan uraian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa sebelum

dilakukan counter pressure massage lebih dari sebagian ibu bersalin yang

mengalami nyeri berat pada persalinan kala I fase aktif. Tetapi, sesudah

dilakukan counter pressure massage terdapat penurunan nyeri pada sebagian

ibu bersalin sehingga mengalami nyeri sedang. Hal ini disebabkan karena efek

dari counter pressure massage dapat menimbulkan efek relaksasi sehingga

mengurangi ketidaknyamanan pada area yang sakit.

C. Keterbatasan Penelitian

Hal yang menjadi keterbatasan peneliti dalam penelitian eksperimen ini

adalah penelitian melakukan observasi pada ibu inpartu pembukaan serviks yang

berbeda-beda misalnya ada yang pembukaan 4 dan 8 sehingga nyeri


60

yang dirasakan responden juga berbeda (tidak homogen). Selain itu, nyeri saat

proses persalinan bersifat subjektif artinya nyeri yang dirasakan ibu bersalin

setiap orang akan berbeda antara ibu satu dengan ibu yang lainnya.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah melakukan penelitian ini antara

lain counter pressure massage merupakan hal yang masih terasa asing bagi

responden sehingga peneliti harus melakukan pendekatan dan menjelaskan

sebaik mungkin sehingga responden paham akan manfaat counter pressure

massage serta bersedia menjadi responden.


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di RS PKU Muhammadiyah

Gamping tentang pengaruh Counter Pressure Massage terhadap penurunan nyeri

persalinan kala I fase aktif di RS PKU Muhammadiyah Gamping Tahun 2019

dapat disimpulkan bahwa:

1. Intensitas nyeri sebelum dilakukan Counter Pressure Massage adalah 7-9

(nyeri berat).

2. Intensitas nyeri sesudah dilakukan Counter Pressure Massage adalah 4-6

(nyeri ringan).

3. Berdasarkan uji wilcoxon diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,002 lebih

kecil (P Value =0,002< 0,05). Maka dapat dinyatakan ada pengaruh Counter

Pressure Massage terhadap penurunan nyeri persalinan kala I fase aktif.

B. Saran

1. Secara Teoritis

Diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang

salah satu teknik yang digunakan untuk menurunkan intensitas nyeri persalinan

yaitu Counter Pressure Massage.

2. Secara Praktis

a. Bagi RS PKU Muhammadiyah Gamping

Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan di RS PKU

Muhammadiyah Gamping dapat mengaplikasikan Counter Pressure

61
62

Massage sebagai salah satu altenative dalam menurunkan intensitas nyeri

persalinan kala I fase aktif.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi

kepustakaan untuk menambah wawasan dan menunjang penelitian yang

akan datang.

c. Bagi Peneliti yang Akan Datang

Diharapkan kepada peneliti yang akan datang untuk melakukan


Counter Pressure Massage kepada ibu bersalin sehingga dapat dijadikan
metode pengurangan rasa nyeri yang efektif dan menerapkan metode non-
farmakologi lain sebagai bahan perbandingan dengan metode Counter
Pressure Massage. , dan peneliti yang akan datang untuk melakukan
Counter Pressure Massage bisa memberikan lembar SOP Counter Pressure
Massage kepada keluarga pasien agar keluarganya bisa melakukan Counter
Pressure Massage saat terjadinya kontraksi.
DAFTAR PUSTAKA

A.Azis Alimul Hidayat & Musrifatul Uliyah. (2015). Pengantar kebutuhan dasar
manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba medika
Adriana,E. (2007). Melahirkan tanpa Rasa Sakit. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer
Anggraeni, D. (2012). Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Galmas Publisher: Klaten
Anik Maryunani. (2010). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : CV. Trans Info Media
Astuti, Endang Kusuma. (2009). Transaksi Terapeutik Dalam Upaya Pelayanan
Medis di Rumah Sakit. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Arifin, L. (2008). Teknik Akupresur pada persalinan http : // Keperawatan
Superficial Heat-Cold Dan Teknik Counter-Pressure Terhadap Efektivitas
Pengurangan Nyeri Pinggang Pada Kala I Persalinan; Studi Di Rumah
Bersalin Wilayah Klaten.
Baston,Helen & Jennifer Hall. (2011). Antenatal volume 2. Jakarta : EGC
Bobak, Lowdermilk, Jense. (2012). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta:
EGC
Breivik H. et. al. (2008). Assessment of pain. British Journal of Anaesthesia.
101(1): 17-24
Cunningham, F Gary. et al. (2010). Obstetri Williams. USA: The McGraw Hill
Companies,inc.
Danuatmaja, B., Meiliasari, M. (2011). Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit. Jakarta
: Penerbit Puspa Swara
Mander, Rosemary. (2006). Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC.
Manuaba, IAC., I Bagus, dan IB Gde. (2014). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan
dan KB untuk Pendidikan Bidan. Edisi kedua. Jakarta: EGC.
Mulati dkk. (2007). Perbedaan Antara Pengontrolan Nyeri Pinggang Persalinan
Dengan Teknik
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan
Praktik. Edisi 4 volume 1.EGC. Jakarta
Scott et. al. (2002). Buku Saku Obstetri dan Ginekologi, Jakarta: Widya Medika

63
64

Pasongli, S., dkk. (2014). Efektivitas Counterpressure Terhadap Penurunan Intensitas


Nyeri Kala I Fase Aktif Persalinan Normal di Rumah Sakit Advent Manado.
Jurnal Ilmiah Bidan Volume 2, No. 2 ISSN: 2339-173
Pillitteri, A. (2010). Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing &
Childrearing Family, New York : Lippincott Williams & Wilkins.
Prawirohardjo,Sarwono. (2014). Ilmu Kebidanan.Jakarta: PT Bina Pustaka.

Rukiah, Ai Yeyeh,dkk. (2014). Asuhan Kebidanan II Persalinan.Jakarta: CV.Trans


Info Media.

Rohani,dkk. (2012). Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.Jakarta: Salemba


Medika.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistyawati,Ari. (2012). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika.A Potter, & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik, edisi 4, Volume.2. Jakarta: EGC.
Sukarni, I dan Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Yogyakarta:
Nuha Medika
Yuliatun. (2008). buku pijat effrulage.Jakarta : EGC.
LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFORMED CONCENT)

Saya yang bertandatangan di bawah ini:


Nama :
Umur :
Alamat :
Telepon/No.HP :
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
dilakukan oleh Ranti Agustin dengan judul penelitian “Pengaruh Counter Pressure
Massage terhadap Penurunan Nyeri Persalinan Kala I di RS PKU
Muhammadiyah Gamping”.
Setelah saya mendapatkan penjelasan dari peneliti, saya memahami prosedur
penelitian yang akan dilakukan, tujuan, dan manfaat dari penelitian ini. Saya juga
menyadari bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan menimbulkan dampak negatif
bagi saya. Selanjutnya, saya tidak akan menuntut jika terjadi sesuatu di kemudian
hari.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada paksaan
dari pihak manapun.

Yogyakarta, 2019
Responden,

( )

Lampiran 2
INSTRUMEN PENGUKURAN NYERI

No. Responden :
Umur :
Anak ke :
Diagnosis :
Skala sebelum :

Skala Saat :

Keterangan intensitas nyeri:


a. Skala 0 tidak ada rasa nyeri yang dialami.

b. Skala 1-3 merupakan nyeri ringan dimana secara objektif, klien masih dapat

berkomunikasi dengan baik. Nyeri yang hanya sedikit dirasakan.

c. Skala 4-6 merupakan nyeri sedang dimana secara objektif, klien mendesis,

menyeringai dengan menunjukkan lokasi nyeri. Klien dapat mendeskripsikan

rasa nyeri, dan dapat mengikuti perintah. Nyeri masih dapat dikurangi dengan

alih posisi.

d. Skala 7-9 merupakan nyeri berat dimana klien sudah tidak dapat mengikuti

perintah, namun masih dapat menunjukkan lokasi nyeri dan masih respon

terhadap tindakan. Nyeri sudah tidak dapat dikurangi dengan alih posisi.
(Lanjutan)

e. Skala 10 merupkan nyeri hebat. Klien sudah tidak dapt berkomunikasi klien

akan menetapkan suatu titik pada skala yang berhubungan dengan persepsinya

tentang intensitas keparahan nyeri.

Lampiran 3 : SOP Counter Pressure Massage


DASAR TEORI

PROSEDUR PELAKSANAAN

TEKNIK COUNTER PRESSURE MASSAGE

Counter Pressure massage merupakan salah satu metode nonfarmakologi

yang memberikan stimulasi pada bagian sacrum dengan penekanan pada sacrum

yang dapat mengurangi ketegangan sendi sacroiliakus.

PETUNJUK

1. Jaga privasi klien

2. Perhatikan keadaan umum ibu

3. Pemeriksaan dilakukan dengan memerhatikan situasi, kondisi emosional ibu

selama melakukan tindakan.

PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. Tempat tidur

2. Selimut / Sarung

3. Jam

4. Baby oil
5. Handscrub

PROSEDUR PELAKSANAAN

1. Jelaskan pada ibu maksud dan tujuan dilakukan tindakan counter pressure

massage

2. Cuci tangan menggunakan handscrub

3. Jaga privasi ibu

4. Lakukan penilaian secara sistematis keadaan umum ibu

5. Posisikan ibu atau pasien berbaring miring

6. Longgarkan pakaian ibu ketika tidak ada his / kontraksi

7. Oleskan baby oil pada kedua tangan dan daerah sacrum ibu

8. Posisikan tangan secara mantap dengan posisi tangan dikepalkan seperti bola

tenis dengan posisi ibu jari didalam

9. Tekan daerah sacrum secara mantap dengan kedua tangan secara sirkuler

selama kontraksi dimulai saat awal kontraksi

10. Lakukan gosokan lembut dengan kedua tangan pada sacrum ibu bersalin

selama 20 menit dengan frekuensi 30-40x gosokan permenit


11. Sesuaikan kekuatan penekanan saat kontraksi akan berbeda tingkat

kekuatannya setelah kontraksi / his hilang dengan tujuan memberikan

kenyamanan pada ibu

12. Lakukan penilaian dengan skala ukur menurut bourbonis.


Lampiran 4

JADWAL PENELITIAN

Bulan
Des 2018 Jan 2019 Feb 2019 Mar 2019 Apr 2019 Mei 2019 Jun 2019
Agustus Jul 2019
No. Keterangan
2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan judul
2. Konsultasi
skripsi
3. Seminar
proposal
4. Revisi
5. Etical Clearen
6. Pengambilan
data penelitian
7. Pengolahan
hasil
8. Konsultasi hasil
9. Seminar hasil
10. Revisi
11. Pengumpulan
skripsi
Lampiran 5

No Nama Umur Paritas Perkerjaan Skala Skala


(Tahun) Nyeri nyeri saat
sebelum diberikan
diberikan intervensi
intervensi
1 Responden 1 29 Primipara IRT 8 6
2 Responden 2 28 Primipara IRT 7 8
3 Responden 3 30 Multipara IRT 7 5
4 Responden 4 31 Multipara IRT 6 7
5 Responden 5 24 Primipara IRT 7 5
6 Responden 6 32 Multipara IRT 8 5
7 Responden 7 28 Primipara IRT 6 7
8 Responden 8 26 Primipara IRT 7 5
9 Responden 9 21 Primipara IRT 6 6
10 Responden 10 30 Multipara IRT 5 4
11 Responden 11 30 Multipara IRT 6 5
12 Responden 12 21 Primipara SWASTA 7 8
13 Responden 13 34 Multipara IRT 8 5
14 Responden 14 22 Primipara IRT 6 8
15 Responden 15 30 Multipara SWASTA 7 6
16 Responden 16 27 Multipara IRT 7 5
17 Responden 17 20 Primipara IRT 9 7
18 Responden 18 33 Multipara IRT 6 4
19 Responden 19 22 Primipara IRT 8 6
20 Responden 20 35 Multipara WIRASWASTA 7 5
21 Responden 21 20 Primipara IRT 6 5
22 Responden 22 26 Primipara Guru 8 5
23 Responden 23 37 Multipara IRT 7 5
24 Responden 24 19 Primipara IRT 7 4
25 Responden 25 22 Primipara IRT 8 5
26 Responden 26 27 Multipara WIRASWASTA 5 6
27 Responden 27 25 Multipara IRT 7 8
28 Responden 28 36 Multipara IRT 8 5
29 Responden 29 23 Primipara SWASTA 6 8
30 Responden 30 30 Multipara IRT 8 8
Lampiran 6

KARAKTERISTIK RESPONDEN (UNIVARIAT)

Statistics

paritas Perkerjaan umur

N Valid 30 30 30

Missing 0 0

paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid primipara 15 48.4 50.0 50.0

multipara 15 48.4 50.0 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid primipara 15 48.4 50.0 50.0

multipara 15 48.4 50.0 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0
umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <20 tahun 1 3.2 3.3 3.3

20-35 27 87.1 90.0 93.3

>35 2 6.5 6.7 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

PRESENTASE PRE-POST

Pre

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 5 2 6.5 6.7 6.7

6 8 25.8 26.7 33.3

7 11 35.5 36.7 70.0

8 8 25.8 26.7 96.7

9 1 3.2 3.3 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

Post

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 4-6 nyeri sedang 21 67.7 70.0 70.0

7-9 nyeri berat 9 29.0 30.0 100.0

Total 30 96.8 100.0

Missing System 1 3.2

Total 31 100.0

UJI NORMALITAS DATA

Descriptives

Statistic Std. Error

pre Mean 6.87 .248

95% Confidence Interval for Lower Bound 6.36


Mean
Upper Bound 7.37

5% Trimmed Mean 6.98

Median 7.00

Variance 1.844

Std. Deviation 1.358

Minimum 3

Maximum 9

Range 6

Interquartile Range 2

Skewness -1.513 .427

Kurtosis 2.872 .833

post Mean 5.83 .254

95% Confidence Interval for Lower Bound 5.31


Mean Upper Bound 6.35

5% Trimmed Mean 5.85

Median 5.00

Variance 1.937

Std. Deviation 1.392

Minimum 3
Maximum 8

Range 5

Interquartile Range 2

Skewness .318 .427

Kurtosis -.724 .833

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

pre .272 30 .000 .818 30 .000

post .259 30 .000 .875 30 .002

a. Lilliefors Significance Correction

UJI BEDA WILCOXON

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


a
pre – post Negative Ranks 9 7.11 64.00
b
Positive Ranks 18 17.44 314.00
c
Ties 3

Total 30

a. pre < post

b. pre > post

c. pre = post

b
Test Statistics

pre - post
a
Z -3.041

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Based on negative ranks.


b
Test Statistics

pre - post
a
Z -3.041

Asymp. Sig. (2-tailed) .002

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test

Lampiran 7
Lampiran 8
Lampiran 9
Lampiran 10
Lampiran 11
Lampiran 12
Lampiran 13

Anda mungkin juga menyukai