Dosen Pengajar :
Ibu Wintarsih, M. Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas C2
Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat waktu yang berjudul “Isu-Isu Pada
Kebijakan Kebidanan”
Kami menyadari sepenuhnya dalam Menyusun makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
baik dalam sistematika penulisan maupun penggunaan bahasa, oleh karena itu, kritik dan saran
dari dosendan teman-teman yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi lebih baiknya
makalah ini.
Kami berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu wawasan kita
mengenaik “Isu-Isu Kebijakan Kebidanan”.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita Aamiin.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………1
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan…………………….……………….…………….………..2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan…………………………………………………………………...………….18
B. Saran……………………………………………………………………………...……...18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kepemimpinan dalam kebidanan sangatlah penting, namun untuk menjadi pemimpin yang
sesuai dengan profesi kebidanannya tidaklah mudah, tentunya ada beberapa hambatan-
hambatan yang harus di atasi dalam rangka memperbaiki kinerja bidan tersebut, dalam
hal ini bidan harus bisa berkomitmen agar dapat mengutamakan wanita wanita yang
berpusat tentang perawatan.
Bidan telah memfasilitasi suatu budaya kerja yang mendukung dan proaktif di mana setiap
individu didorong untuk secara teratur menilai dan memperbarui pengetahuan mereka
untuk kepentingan praktik mereka sendiri dan untuk melindungi keselamatan perempuan dan
bayi dalam perawatan mereka.
Selanjutnya, bidan melaksanakan kegiatan kepemimpinan dalam praktek sehari-hari mereka,
meskipun mereka mungkin tidak menyadari hal itu. lni termasuk memprioritaskan
kebutuhan perawatan, bidan memiliki kemampuan untuk menjadi agen perubahan dan
mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka. Tergantung bagaimana bidan itu bisa
menerapkan konsep-konsep kepemimpinan nya. Semua bidan juga dapat meningkatkan
keterampilan nya melalui beberapa pelatihan, keterbatasan individu lah yang menentukan
hal ini bisa efektif atau tidak. Dan untuk mengembangkan ini harus di dorong oleh kemauan
dan kesempatan untuk melakukannya.
Bidan dapat mengatasi hambatan dan memastikan profesi mereka dilengkapi dengan para
pemimpin yang efektif, memerlukan upaya kolaborasi (Tucker, 2003). Namun, para
pemimpin yang ada harus mengakui bat-ma dalam profesi yang didominasi perempuan,
karir pilihan dan peluang pembangunan harus memfasilitasi kualitas bawaan biologis
perempuan, dan bahwa prioritas bidan individu akan berbeda (Pashley, 1998). Oleh karena
itu, penting untuk mengidentifikasi para bidan, untuk dapat manjadi pemimpin
profesional yaitu melalui pembangunan mereka sendiri sebagai pemimpin, dan sesama
orang-
orang praktisi yang berkontribusi dengan mendukung, mentoring dan mendorong
rekan-rekan mereka. Bidan juga harus dapat berperan sebagai advokator untuk
dapat mempengaruhi masyarakat agar terjadinya perubahan dalam kebijakan publik
secara bertahap maju & semakin baik terutama dalam bidang kesehatan.
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui definisi manejemen dan kepemimpinan dalam pelayanan kebidanan
2. Mengetahui isu-isu pelayanan kebidanan
3. Mengetahui isu-isu kebijakan kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan
metode pemecahan masalah secarasistematis mulai dari pengkajian, analisis data
didagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi Menurut Buku 50 Tahun IBI
2007.
Menurut Depkes RI 2005 Manajemen Kebidanan adalah metode dan pendekatan
pemecahan masalah ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
1. lsu yang terjadi antara bidan dengan klien, keluarga dan masyarakat mempunyai
hubungan erat dengan nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan. Dalam kode etik
profesi bidan, bidan mempunyai kewajiban terhadap klien dan masyarakat sebagai berikut :
a) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan
sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
b) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan..
c) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,
tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
d) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.
e) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan
kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan
tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.
Contoh Kasus : Di sebuah desa wilayah bidan X, bidan membuka praktik swasta
mandiri. Suatu hari datang bersamaan 2 pasien ke bidan. Pasien satu datang dengan
membawa mobil pribadi dengan tujuan untuk menyuntik KB. Pasien kedua datang
dengan diantarkan oleh tukang becak dengan pengeluaran darah yang banyak dari jalan
lahir.
2. lsu Etik yang terjadi antara bidan dengan Teman Sejawat
Dalam kode etik profesi bidan terdapat kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga
kesehatan lainnya SebagaI berikut :
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
b. Setia bidan dalam melaksanakan tugasny harus saling menghormat baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
Contoh kasus : Di suatu wilayah desa terdapat dua orang bidan yaitu bidan "A"
dan bidan "B" yang sama-sama memiliki BPS dan ada persaingan diantara dua
bidan tersebut. Pada suatu hari datang seorang pasien yang akan melahirkan di BPS
bidan "B" yang lokasinya tidak jauh dengan BPS bidan "A". Setelah dilakukan
pemeriksaan ternyata pembukaan masih belum lengkap dan bidan "B" menemukan
letak sungsang dan bidan tersebut memutuskan menolong Persalinan tersebut.
Sedangkan bidan "A" mengetahui hal tersebut. Jika bidan "B" tetap akan menolong
persalinan tersebut, bidan "A" akan melaporkan bidan "B" untuk menjatuhkan
bidan "B" karena dianggap melanggar wewenang profesi bidan.
lsu moral : Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan normal.
Konflik moral : Menolong persalinan sungsang untuk mendapatkan pasien demi
persaingan atau dilaporkan oleh bidan"A".
Dilema moral : Bidan "B" tidak melakukan pertolongan persalinan sungsang tersebut
namun bidan kehilangan satu pasien. Bidan "B" menolong persalinan tersebut tapi
akan dijatuhkan oleh bidan "A" dengan dilaporkan ke lembaga yang berwenang.
3. lsu Etik yang terjadi antara bidan dengan Tim kesehatan lainnya
Pengertiannya yaitu perbedaan sikap etika yang terjadi pada bidan dengan tenaga
medis lainnya sehingga menimbulkan kesalahpahaman. Kode etik profesi bidan
menyebutkan bahwa Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
adalah :
a. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk
menciptakan suasana kerja yang serasi.
b. Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik
terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
Contoh Kasus : Pada suatu wilayah desa terdapat terdapat bidan dan dokter umum yang
sama-sama membuka praktik mandiri. Dokter merupakan dokter baru di wilayah
tersebut. Banyak diantara warga masyarakat tersebut yang menyuntikkan KB dan
memeriksakan kehamilan ke tempat praktik dokter umum. Bidan merasa tersaingi
karena pasiennya tidak sebanyak pasien dokter tersebut. Akhirnya bidan melaporkan
perihal tersebut kepada kepala puskesmas dan menyatakan keberatan dengan hadirnya
dokter tersebut di wilayahnya.
4. lsu Etik yang terjadi antara bidan dengan Organisasi
Profesi lsu etik yang terjadi antara bidan dan organisasi profesi adalah suatu topik
masalah yang menjadi bahan pembicaraan antara bidan dengan organisasi profesi
karena terjadinya suatu hal-hal yang menyimpang dari aturan-aturan yang telah
ditetapkan. Kode etik profesi bidan menyampaikan pesan bahwa kewajiban bidan
terhadap profesinya meliputi :
a. Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi
dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan
yang bermutu kepada masyarakat.
b. Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan
kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat mening: katkan mutu dan citra profesinya.
Contoh Kasus : Datang seorang wanita GIP2AO hamil 9 bulan dengan keluhan sudah
kontraksi dan mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir ke BPS bidan "X". Hasil
pemeriksaan bidan tensi ibu 150/90 mmHG. Pembukaan 3 cm. Protein urin ++. Bidan
mengharuskan ibu dibawa ke Rumah Sakit saat itu juga tidak boleh ditunda karena ibu
terdiagnosa inpartu dengan preeklamsia berat. Suami merasa keberatan dengan itu dan
meminta bidan untuk mau menolong persalinan istrinya jika bidan tidak mau
menolongnya suami memutuskan untuk pulang dengan meminta pertolongan paraji
untuk persalinan istrinya.
Bagian ini merangkum temuan-temuan dari asesrnen situasional cepat mengenai status
kebidanan di Indonesia (tabel 5). Sebuah perangkat WH068 menjadi dasar penilaian.
Untuk tolok ukur ada skala 0-3. Berdasarkan umpan balik yang diberikan dalam satu
lokakarya, Indonesia mendapat nilai keseluruhan 17 dari total nilai 36 yang mungkin
diraih.
1 Prosedur perizinan ulang ada Ada prose3dur perizinan Bidan di indonesia
dan di hubungkan dengan ulang 5 tahunan yang dapat menjalani 2
peningkatan kompetesi dalam memastikan adanya jenis jenjang
praktik. Prosedur ini berjalan kompetensi yang pendidikan
dan dinilai efektif. berkelanjutan dan ada (Diploma III atau
rencana untuk Diploma IV). Tidak
memastikan bahwa jelas bagaimana
prosedur perizinan diploma ini akan
ul;ang terkait dengan disejajarkan dengan
praktik yang kompeten. kerangka kualifikasi
Proses ini mencakup indonesia dan
pelaporan dirio, buktik kursus kebidanan
buku log praktik dan lainnya (para
poin kredit untuk pelayanan)
pendidikan berkelanjutan
-pre-service,saat
pelayanan
-in-service, dan
pendidikan
berkelanjutan (CPD
Di Indonesia)