Anda di halaman 1dari 9

Dosen : Gusman Arsyad, SST., M.

Kes

MAKALAH PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI

“STRATEGI DAN UPAYA PEMBERANTASAN KORUPSI“

DISUSUN OLEH :

NAMA : WIDYASTUTI

NIM : PO7124319116

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU


JURUSAN KEBIDANAN PRODID-IV KEBIDANAN PALU
ALIH JENJANG
TAHUN 202
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................. 3
C. Tujuan.................................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Pemberantasan Korupsi............................................................................ 5
B. Strategi Pemberantasan Korupsi........................................................................... 6
C. Upaya-Upaya Penindakan Korupsi....................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................ 8
B. Saran...................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Merebaknya praktek korupsi yang terjadi dimana – mana merupakan fakta yang sudah
jelas terbukti. Dalam penjelasan umum UU Republik Indonesia Nomor 30 Tahun
2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi dinyatakan, tindak pidana korupsi di Indonesia
sudah meluas di masyarakat. Perkembangannya terus meningkat dari tahun ke tahun, baik
dari jumlah kasus yang terjadi dan jumlah kerugian keuangan negara maupun dari segi
kualitas tindak pidana yang dilakukan semakin sistematis serta lingkupnya yang memasuki
seluruh aspek kehidupan masyarakat. Meningkatnya tindak pidana korupsi yang tidak
terkendali akan membawa bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional
tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. 
Tindak pidana korupsi yang meluas dan sistematis juga merupakan pelanggaran terhadap
hak-hak sosial dan hak-hak ekonomi masyarakat, dan karena itu semua maka tindak pidana
korupsi tidak lagi dapat digolongkan sebagai kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu
kejahatan luar biasa.
Saat ini, korupsi sudah menjadi hal yang umum diperbincangkan dan banyak dilakukan
oleh kalangan pejabat, pegawai negeri, bahkan masyarakat kalangan menengah kebawah
sekalipun dinegara Indonesia ini. Korupsi seakan sudah menjadi tradisi yang membudaya
dalam bangsa indonesia.
Tingginya hutang negara indonesia membuat perkembangan negara indonesia jelas
sangat lambat. Namun, yang lebih memprihatinkan adalah dalam kondisi ini bangsa
indonesia yang melakukan tindak pidana korupsi justru makin tinggi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Konsep Pemberantasan Korupsi
2. Bagaimana Strategi dalalam Pemberantasan Korupsi
3. Bagaimana Upaya Penindakan Pemberantasan Korupsi.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Konsep Pemberantasan Korupsi
2. Untuk mengetahui Strategi dalalam Pemberantasan Korupsi
3. Untuk mengetahui Upaya-upaya Penindakan Pemberantasan Korupsi
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pemberantasan Korupsi


Saat ini korupsi sudah sampai pada tingkatan terendah sekalipun dan akan selalu ada di
suatu negara. Mengapa demikian? Hal ini tidak bisa dijawab secara sederhana mengapa
korupsi terus berkembang demikian masif.
Negara ini kaya raya akan tetapi rakyatnya miskin karena korupsi tak berkesudahan dan
terjadi pada semua aspek kehidupan masyarakat sehingga sangat sulit utuk di berantas.
Korupsi di Indonesia seperti benang kusut yang sulit diurai. Banyak strategi dan upaya
dilakukan untuk memberantas korupsi, tetapi perlu diingat bahwa strategi tersebut harus
disesuaikan dengan konteks masyarakat maupun organisasi yang dituju. Dengan kata lain,
setiap negara, masyarakat, maupun organisasi harus mencari strategi yang tepat untuk
mencari pemecahannya. Untuk melakukan pemberantasan korupsi yang sangat penting sekali
diingat adalah karakteristik dari berbagai pihak yang terlibat serta lingkungan tempat mereka
bekerja.
Korupsi dapat terjadi jika ada peluang, keinginan, dan bobroknya system pengawasan
dalam waktu yang bersamaan. Korupsi dapat dimulai dari; mana saja, misalnya suap
ditawarkan pada seorang pejabat, atau sebaiknya seorang pejabat, meminta atau bahkan
dengan cara memaksa memberikan uang pelicin. Orang yang menawarkan suap karena ia
menginginkan sesuatu yang bukan haknya dan ia menyuap pejabat supaya pejabat itu
mengabaikan peraturan. Keinginan korupsi dapat timbul karena kemiskinan.
Karena korupsi menyangkut semua aspek bidang kehidupan masyarakat, sehingga sangat
sulit diberantas. konsep pemberantasan korupsi harus disesuaikan dengan konteks,
masyarakat ataupun organisasi yang dituju. Berikut merupakan contoh yang berkaitan
dengan konsep pemberantasan korupsi berdasarkan konteks :
1. Masyarakat dengan konteks atau kondisi taat pada agama akan memilih konsep
pemberantasan korupsi yang berorientasi pada hukun agama. Sehingga dalam
penyusunan konseppun akan mengacu pada hukum agama yang dianut.
2. Suatu organisasi yang memiliki konsep demokratis akan menyusun sebuah konsep yang
menitik beratkan pada nilai-nilai demokratis
B. Strategi Pemberantasan Korupsi
Pasca-reformasi pemberantasan korupsi telah menjadi fokus utama pemerintah. Berbagai
upaya ditempuh baik untuk mencegah maupun untuk menindak tindak pidana korupsi secara
serentak oleh pemegang kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif. Di dalam Rencana
Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, ada enam (6) strategi nasional
yang telah dirumuskan guna mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih dari korupsi
dengan didukung kapasitas pencegahan dan penindakan serta penanaman nilai budaya yang
berintegritas. Strategi tersebut adalah:
1. Pencegahan;
2. Penegakan hukum;
3. Harmonisasi peraturan perundang-undangan;
4. Kerja sama internasional dan penyelamatan aset hasil tindak pidana korupsi;
5. Pendidikan budaya antikorupsi;
6. Mekanisme pelaporan pelaksanaan pemberantasan korupsi.
Komisi Pemberantasan Korupsi dalam bukunya mengenai panduan memberantas korupsi
dengan mudah dan menyenangkan, mengelompokkan strategi pemberantasan korupsi
tersebut ke dalam 3 strategi berikut.
1. Strategi Represif
Strategi ini adalah strategi penindakan tindak pidana korupsi di mana seseorang
diadukan, diselidiki, disidik, dituntut, dan dieksekusi berdasarkan saksi-saksi dan alat
bukti yang kuat.
2. Strategi Perbaikan Sistem
Perbaikan sistem dilakukan untuk mengurangi potensi korupsi. Caranya dengan
kajian sistem, penataan layanan publik melalui koordinasi, supervisi, pencegahan, serta
mendorong transparansi penyelenggara negara.
3. Strategi Edukasi dan Kampanye
Strategi ini merupakan bagian dari upaya pencegahan yang memiliki peran strategis
dalam pemberantasan korupsi. Melalui strategi ini akan dibangun perilaku dan budaya
antikorupsi. Edukasi dilakukan pada segenap lapisan masyarakat sejak usia dini.
Ketiga strategi tersebut harus dilaksanakan secara bersamaan.
C. Upaya Penindakan Pemberantasan Koruspsi
Pada bagian ini akan diuraikan upaya-upaya yang merupakan perwujudan dari strategi
represif, yaitu upaya penindakan. Upaya represif atau upaya melalui jalur penal yaitu upaya
penanganan yang menitikberatkan pada sifat penumpasan setelah kejahatan korupsi terjadi.
Upaya ini dilakukan dengan cara menggunakan hukum pidana. Adapun tahapan upaya
penindakan adalah sebagai berikut;
1. Penanganan laporan pengaduan masyarakat
Pengaduan oleh masyarakat merupakan hal yang sangat penting bagi KPK, namun
demikian untuk memutuskan apakah suatu pengaduan visa dilanjutkan ketahap
penyelidikan harus dilakukan proses ferivfikasi dan penelaahan
2. Penyelidikan
Apabila penyelidik menemukan bukti permulaan yang cukup mengenai dugaan tindak
pidana korupsi dalam waktu paling lambat tujuh hari kerja penyelidik melaporkan ke
KPK.
3. Penyidikan
Dalam tahap penyidikan seorang yang ditetapkan tersangka tindak pidana korupsi
wajib memberikan keterangan kepada penyidik.
4. Penuntutan
Dalam tahap penuntutan, penuntut umum melimpahkan kasus kepengadilan Tipikor
disertai berkas perkara dan surat dakwaan. Dengan pelimpahan ini, kewenang penahanan
secara yuridis beralih ke hakim yang menangani.
5. Pelaksanaan putusan pengadilan (eksekusi)
Eksekusi yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap dilakukan oleh jaksa. Untuk
itu panitera mengirimkan salinan putusan kepada jaksa.
Upaya penindakan ini diharapkan dapat member efek jera terhadap pelaku dan jajaran
para penguasa yang berpotensi melakukan tindak pidana korupsi.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk memberantas korupsi tetapi perlu di ingat
bahwa strategi tersebut harus disesuaikan dengan konteks masyarakat maupun organisasi
yang dituju. Dengan kata lain setiap Negara masyarakat maupun organisasi harus mencari
strategi yang tepat untuk mencari pemecahannya untuk melakukan pemberantasan korupsi
yang sangat penting sekali diingat adalah karakteristik dari berbagai pihak yang terlibat serta
lingkungan dimana mereka bekerja.
Di Indonesia yang memberikan hukum pidana kepada pelaku korupsi dan ditangani oleh
lembaga-lembaga seperti BPK, KPK, dll. Yang paling penting agar tidak terjadi korupsi
adalah disetiap diri harus memiliki nilai-nilai kejujuran dan rasa takut akan hal-hal yang
haram. Karena sejatinya orang yang memiliki harta yang halal adalah orang-orang yang
paling selamat agamanya, paling tenang hati dan pikirannya, paling lapang dadanya, paling
sukses kehidupannya, dipenuhi keberkahan dan kehormatan serta harga diri bersih dan
terjaga.
B. Saran
Tiada kesempurnaan di dunia ini, kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari
makalah ini tujuannya hanyalah demi kesempurnaan. Dan semoga makalah yang telah kami
susun bermanfaat bagi kita semua, Amien.
DAFTAR PUSTAKA

Buku pedoman PBAK ( strategi dan upaya pemberantasan korupsi )

Tim penulis buku pendidikan anti korupsi. (2011) Pendidikan Anti Korupsi Untuk Perguruan
Tinggi. JAKARTA: kementrian pendidikan dan kebudayaan RI Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi Bagian Hukum Kepegawaian

Kemenkes RI. (2014). Buku Ajar Pendidikan dan Budaya Anti Korupsi (PBAK). Jakarta

Anda mungkin juga menyukai