Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH

MASALAH - MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI

OLEH
KELOMPOK 1
1. Dini Fauzia
2. Dona Puspita Sari
3. Ega Puspita
4. Ela Elfany
5. Mega Suci
6. Nova Ellya Muslim
7. Ramdanil Arifin
8. Reffi Dewita Ayu
9. Tisna Irawati
10.Veronika Cynthia Dewi

Dosen pembimbing

Shantrya Dhelly Susanti, S.ST, M.Kes

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, yang


telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh


dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini . Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
kami khususnya .

Bukit Tinggi, 27 Oktober 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO)

adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanya tidak

adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungan dengan

sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses-prosesnya (Harahap, 2003).

Pada era globalisasi dan modernisasi ini telah terjadi perubahan dan

kemajuan disegala aspek dalam menghadapi perkembangan lingkungan,

kesehatan dan kebersihan, dimana masyarakat dituntut untuk selalu menjaga

kebersihan fisik dan organ atau alat tubuh. Adapun masalah-masalah kesehatan

reproduksi ini diantaranya yaitu infertilitas, Sexually Transmitted Desease, dan

Gangguan Haid

Infertilitas adalah gangguan dari sistem reproduksi yang ditandai dengan

kegagalan mengalami kehamilan setelah 12 bulan atau lebih dan telah melakukan

hubungan sanggama tanpa kontrasepsi secara teratur (Cavallini & Beretta,

2015).Infertilitas tidak hanya merupakan suatu masalah kesehatan, tetapi juga

suatu masalah sosial. Masalah infertilitas dapat mempengaruhi hubungan

interpersonal, perkawinan dan sosial, serta dapat menyebabkan gangguan secara

emosional dan psikologis yang signifikan . Dari semua pasangan yang aktif secara

seksual, 12 – 15 % mengalami infertilitas.

Tidak hanya di indonesia tetapi seluruh dunia kasus Sexually Transmitted

Disease(STD) atau Penyakit Menular Seksual (PMS) jumlahnya semakin


meningkat. Kasus penyakit menular seksual ini tidak hanya dialami oleh orang

dewasa, tetapi juga para remaja yang rentan berperilaku tidak sehat.Menurut data

Badan Pusat Statistik diperkirakan 20 – 25% dari semua infeksi HIV di dunia

terjadi pada remaja.

Haid adalah pendarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai

pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus haid yang normal atau

dianggap sebagai suatu siklus yang klasik adalah 28 hari , tetapi cukup bervariasi

tidak sama untuk setiap wanita. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2

hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai 7-8 hari.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Infertilitas?

2. Apa yang dimaksud dengan Seksual Transmitted Desease?

3. Apa saja gangguan haid ?

C. Tujuan

1. Mengetahui tentang Infertilitas?

2. Mengetahui tentang Seksual Transmitted Desease?

3. Mengetahui tentang gangguan haid?


BAB II
PEMBAHASAN

A. Infertilitas

1. Pengertian

Infertilitas, atau terkadang disebut kemandulan, adalah sebuah istilah

dapat juga diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat

membentuk.Istilah infertilitas banyak digunakan pada bidang reproduksi yang

dimaksudkan untuk membuahkan keturunan.

Menurut dunia medis Infertilitas adalah istilah yang di gunakan untuk

menyebut pasangan yang belum mempunyai anak walaupun sudah berhubungan

intim secara teratur tanpa alat kontrasepsi dalam kurun waktu satu tahun.

2. Jenis-jenis Infertilitas

a. Infertilitas primer

Berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah

memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2—3 kali per

minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.

b. Infertilitas sekunder

Berarti pasangan suami-istri telah atau pernah memiliki anak

sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun

berhubungan seksual sebanyak 2—3 kali per minggu tanpa menggunakan alat

atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.


3. Faktor Penyebab Infertilitas

a. Pada Wanita

1) Gangguan Organ Reproduksi :

 Infeksi vagina menyebabkan meningkatnya keasaman vagina

yang akan membunuh sperma, dan pengkerutan vagina akan

menghambat transportasi sperma ke vagina.

 Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen

yang mengganggu pengeluaran mukus serviks. Apabila mukus

sedikit di serviks, perjalanan sperma ke dalam rahim

terganggu. Selain itu, bekas operasi pada serviks yang

menyisakan jaringan parut juga dapat menutup serviks

sehingga sperma tidak dapat masuk ke rahim

 Kelainan pada uterus, misalnya diakibatkan oleh malformasi

uterus yang mengganggu pertumbuhan fetus, mioma uteri dan

adhesi uterus yang menyebabkan terjadinya gangguan suplai

darah untuk perkembangan fetus dan akhirnya terjadi abortus

berulang.

 Kelainan tuba falopii akibat infeksi yang mengakibatkan

adhesi tuba falopii dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan

sperma tidak dapat bertemu.

2) Gangguan Ovulasi

Gangguan ovulasi ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan

hormonal seperti adanya hambatan pada sekresi hormone FSH dan LH


yang memiliki pengaruh besar terhadap ovulasi. Hambatan ini dapat

terjadi karena adanya tumor cranial, stress, dan pengguna obat-obatan

yang menyebabkan terjadinya disfungsi hiotalamus dan hipofise. Bila

terjadi gangguan sekresi kedua hormone ini, Maka folikel mengalami

hambatan untuk matang dan berakhir pada gangguan ovulasi.

3) Kegagalan Implantasi

Wanita dengan kadar progesteron yang rendah mengalami

kegagalan dalam mempersiapkan endometrium untuk nidasi. Setelah

terjadi pembuahan, proses nidasi pada endometrium tidak berlangsung

baik.Akibatnya fetus tidak dapat berkembang dan terjadilah abortus.

4) Endometriosis

Endometriosis adalah jaringan endometrium yang semestinya

berada di lapisan paling dalam rahim (lapisan endometrium) terletak

dan tumbuh di tempat lain. Endometriosis bisa terletak di lapisan

tengah dinding rahim (lapisan myometrium) yang disebut juga

adenomyosis, atau bisa juga terletak di indung telur, saluran telur, atau

bahkan dalam rongga perut. Gejala umum penyakit endometriosis

adalah nyeri yang sangat pada daerah panggul terutama pada saat haid

dan berhubungan intim, serta tentu saja infertilitas.

5) Faktor Immunologis

Apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka

tubuh ibu memberikan reaksi sebagai respon terhadap benda asing.

Reaksi ini dapat menyebabkan abortus spontan pada wanita hamil.


6) Faktor Lingkungan

Paparan radiasi dalam dosis tinggi, asap rokok, gas ananstesi,

zat kimia, dan pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian

tubuh termasuk organ reproduksi yang akan mempengaruhi

kesuburan.

b. Pada Pria

1) Gangguan Hormonal :

 Hipotiroid. Kadar hormon tiroid yang rendah dapat

menurunkan kualitas air mani, fungsi testis, dan mengganggu

libido.

 Hiperprolaktinemia. Kondisi hormon prolaktin yang tinggi.

Kondisi ini ditemukan 10-40 persen pada pria yang tidak

subur. Kadar prolaktin yang tinggi dapat mengurangi produksi

sperma dan hasrat seksual, sekaligus menyebabkan impotensi.

 Hipogonadotropik hipopituitarisme. Rendahnya

produksi follicle stimulating hormone (FSH)

dan lutenizing hormone (LH) dari kelenjar pituitari. Hal itu

menyebabkan terganggunya perkembangan sperma dan

menurunnya jumlah sperma dalam testis. Keadaan ini dapat

memicu infertilitas pria.

 Hiperplasia adrenal congenital atau disingkat HAK terjadi

ketika kelenjar pituitari tertekan oleh kenaikan tingkat hormon

androgen adrenal sehingga menyebabkan rendahnya produksi


sperma, kurang aktifnya gerak sperma, serta banyaknya sel

sperma yang tidak benar-benar berkembang dengan baik.

 Panhipopituitarisme. Kegagalan kelenjar pituitari secara total

dimana terdapat kekurangan hormon pertumbuhan, TSH

(thyroid stimulating hormone), dan tingkat LH dan FSH.

Gejala-gejalanya antara lain testis yang berukuran normal atau

kecil, impotensi, dan hasrat seks yang menurun.

2) Gangguan Fisik

 Infeksi dan penyakit.

Beberapa jenis infeksi dan penyakit tertentu, seperti radang

testis dan saluran testis dapat mengganggu produksi atau

kondisi sperma. Bahkan kemungkinan menghambat jalannya

sperma. Di antaranya infeksi saluran kemih dan penyakit

menular seksual seperti gonore dan sifilis.

 Varikokel.

Terjadinya pelebaran pembuluh darah dalam skrotum dan

mencegah darah mengalir dengan baik. Varikokel terdapat

pada sekitar 15-40 persen dari para pria yang sedang

melakukan evaluasi masalah kesuburan.

 Kelainan saluran sperma.

Tabung yang membawa sperma atau saluran sperma dapat

mengalami kerusakan lantaran cedera atau penyakit. Sebagian

pria mengalami sumbatan pada testis yang menyimpan sperma


atau hambatan pada satu atau kedua saluran yang membawa

sperma dari testis.

 Torsio testis.

Yaitu kondisi dimana testis memutar di dalam skrotum secara

ekstrim, biasanya dapat terlihat dari timbulnya

pembengkakan. Torsio testis dapat menyebabkan gangguan

aliran darah di dalam testis.

 Penyakit genetic.

Meski tidak banyak ditemukan, penyakit atau kelainan bawaan

tertentu, seperti sindrom Jacob dan fibrosis kistik atau, juga

dapat menyebabkan infertilitas pria.

 Ejakulasi retrograde.

Kelainan ini menyebabkan air mani memasuki kandung

kemih, bukannya keluar dari penis saat ejakulasi.

Kemungkinan penyebabnya yakni komplikasi dari operasi

prostat, kandung kemih, atau saluran kemih. Selain itu bisa

akibat efek samping obat tertentu atau penyakit diabetes.

3) Gangguan Kombinasi Fisik dan Psikologis

 Impotensi.

Bisa disebabkan oleh satu atau kombinasi beberapa faktor.

Dulu kondisi ini dianggap sebagai masalah psikologis. Namun,

penelitian terbaru menyebut ini sebagai masalah fisik yang


kemudian diperburuk dengan masalah psikologis seperti stres,

cemas, rendahnya rasa percaya diri, dan depresi.

 Ejakulasi dini.

Ketika seorang pria tidak dapat mengendalikan respons

ejakulasi setelah penetrasi minimal 30 detik. Ejakulasi

dini menjadi masalah kesuburan ketika ejakulasi terjadi

sebelum penis benar-benar berada di dalam vagina.

 Inkompetensi ejakulasi.

 Kondisi psikologis ini membuat seorang pria tidak mampu

ejakulasi selama hubungan seksual, namun dapat

melakukannya saat masturbasi.

4. Contoh Kasus Infertilitas

a. Endometriosis

Salah satu gangguan yang sering dialami para wanita saat

haid adalah endometriosis.Endometriosis diketahui sebagai lapisan

pada dinding rahim yang tumbuh di beberapa tempat tertentu dan

menyebabkan nyeri hebat saat haid. Dokter Spesialis Obstetri dan


Ginekologi Luki Satria mengatakan, satu dari 10 wanita dengan

usia reproduksi di dunia mengalami endometriosis. "Saat ini

kurang lebih wanita usia 15-49 tahun menderita endometriosis, ada

176 juta wanita di dunia menderita penyakit ini,"

Waspadai Endometriosis Namun, di Indonesia sulit

ditemukan adanya laporan endometroisis lantaran nyeri haid

dianggap sebuah hal yang biasa. "Kita punya budaya kalau

penyakit khusus yang diderita wanita ini adalah hal yang wajar,"

kata dia. Padahal, dalam kasus tertentu, endometriosis juga bisa

menjelma menjadi kanker meskipun kemungkinan endometriosis

berubah menjadi kanker sangat kecil.Endometriosis sendiri

merupakan suatu kondisi ketika jaringan yang mirip dengan lapisan

dalam rahim atau sering disebut endometrium ditemukan di luar

rahim."Makanya kadang ada orang haid itu, kalau nangis sampai

air mata darah keluar, karena saat itu endometrium tumbuh di

kelenjar mata.

B. Seksual Transmitted Desease

1. Pengertian

Infeksi menular seksual (IMS) disebut juga Penyakit Menular Seksual

(PMS) atau dalam bahasa Inggrisnya Sexually Transmitted Disease (STDs),

Sexually Transmitted Infection (STI) or Venereal Disease (VD).Dimana

pengertian dari IMS ini adalah infeksi yang sebagian besar menular lewat
hubungan seksual dengan pasangan yang sudah tertular. IMS disebut juga

penyakit kelamin atau penyakit kotor. Namun ini hanya menunjuk pada

penyakit yang ada di kelamin. Istilah IMS lebih luas maknanya, karena

menunjuk pada cara penularannya (Ditjen PPM & PL, 1997).

IMS atau Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau

penyakit yang ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak

hubungan seksual. IMS yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes,

namun yang paling terbesar diantaranya adalah AIDS, karena mengakibatkan

sepenuhnya pada kematian pada penderitanya. AIDS tidak bisa diobati dengn

antibiotik (Zohra dan Rahardjo, 1999).

Menurut Aprilianingrum (2002), Infeksi Menular Seksual (IMS)

didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena adanya invasi

organisme virus, bakteri, parasit dan kutu kelamin yang sebagian besar

menular melalui hubungan seksual, baik yang berlainan jenis ataupun sesama

jenis.

2. Jenis-jenis Seksual Transmitted Disease

a. Gonore (kencing nanah)

Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual. Sebutan lain

penyakit ini adalah kencing nanah. Penyakit ini menyerang organ

reproduksi dan menyerang selaput lendir, mucus, mata, anus dan

beberapa organ tubuh lainnya.Bakteri yang membawa penyakit ini adalah

Neisseria Gonorrhoeae.

Gejala akibat penyakit ini pada wanita antara lain :


1) Keputihan kental berwarna kekuningan

2) Rasa nyeri di rongga panggul

3) Dapat juga tanpa gejala

Sedangkan gejala pada laki – laki antara lain:

1) Rasa nyeri pada saat kencing

2) Keluarnya nanah kental kuning kehijauan

3) Ujung penis agak merah dan bengkak

b. Sifilis

Penyakit ini disebut raja singa dan ditularkan melalui hubungan

seksual atau penggunan barang-barang dari seseorang yang tertular

(misalnya : baju, handuk dan jarum suntik). Penyebab timbulnya

penyakit ini adanya kuman Treponema pallidum, kuman ini menyerang

organ penting tubuh lainya seperti selaput lender, anus, bibir, lidah dan

mulut.

Penularan biasanya melalui kontak seksual, tetapi ada beberapa

contoh lain seperti kontak langsung dan kongenital sifilis (penularan

melalui ibu ke anak dalam uterus). Dengan gejala klinis : Luka atau

koreng, jumlah biasanya satu, bulat atau lonjong, dasar bersih, dengan

perabaan kenyal sampai keras, tidak ada rasa nyeri pada penekanan

c. Chlamydia Trachomatis

Chlamydia trachomatis adalah salah satu dari tiga spesies bakteri

dalam genus Chlamydia, famili chlamydiaceae, kelas Chlamydiae, filum

Chlamydiae, domain Bacteria.


Chlamydia trachomatis adalah agen chlmydial pertama yang

ditemukan dalam tubuh manusia.Bakteri ini pertama kali diidentifikasi

tahun 1907. Infeksi chlamydia trachomatis sering tidak menimbulkan

gejala dan sangat beresiko bila terjadi pada ibu-ibu karena dapat

menyebabkan kehamilan ektopik, infertilitas dan abortus. Dengan gejala

klinis :

 Pada pria duh (sekret/cairan) tubuh uretra dapat disertai eritema

meatus

 Pada wanita duh tubuh serviks seropurulen, serviks mudah

berdarah.

d. Herpes Genitali

Saat ini dikenal dua macam herpes yakni herpes zoster dan herpes

simpleks.Kedua herpes ini berasal dari virus yang berbeda.Herpes zoster

disebabkan oleh virus Varicella zoster, sedangkan herpes simpleks

disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV). Gejala klinis yang

disebabkan oleh Virus Herpes Simplex sebagai berikut :

1) Herpes genital pertama : diawali dengan bintil lentingan dan

luka/erosi berkelompok, di atas dasar kemerahan, sangat nyeri,

pembesaran kelenjar lipat paha dan disertai gejala sisitemik

2) Herpes genital kambuhan : timbul bila ada faktor pencetus

yaitu : daya tahan tubuh menurun, stres pikiran, senggama

berlebihan, kelelahan.

e. Kondiloma akuminata(Kutil Genitalis)


Kutil Genitalis (Kondiloma Akuminata) merupakan kutil di dalam

atau di sekeliling vagina, penis atau dubur, yang ditularkan melalui

hubungan seksual.Kutil genitalis sering ditemukan dan menyebabkan

kecemasan karena tidak enak dilihat, bisa terinfeksi bakteri, bisa

merupakan petunjuk adanya gangguan sistem kekebalan.Pada wanita,

virus papiloma tipe 16 dan 18, yang menyerang leher rahim tetapi tidak

menyebabkan kutil pada alat kelamin luar dan bisa menyebabkan kanker

leher rahim. Virus tipe ini dan virus papiloma lainnya bisa menyebabkan

tumor intra-epitel pada leher rahim (ditunjukkan dengan hasil pap smear

yang abnormal) atau kanker pada vagina, vulva, dubur, penis, mulut,

tenggorokan atau kerongkongan.

f. HIV-AIDS

HIV singkatan dari Human Immuno Deficiency Virus, yaitu

sejenis virus yang menyebabkan AIDS. HIV ini menyerang sel darah

putih dalam tubuh sehingga jumlah sel darah putih semakin berkurang

dan menyebabkan sistem kekebalan tubuh menjadi lemas.AIDS adalah

singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan

dampak atau efek dari perkembang biakan virus HIV dalam tubuh

makhluk hidup.Sindrom AIDS timbul akibat melemah atau

menghilangnya system kekebalan tubuh karena sel CD4 pada sel darah

putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.

g. Ulkus mole
Disebabkan oleh : Haemophillus Ducreyi, dengan gejala klinis

seperti koreng jumlahnya banyak, bentuk tidak teratur, dasar kotor, tepi

bergaung, sekitar koreng merah dan edema, sangat nyeri.

3. Cara Penularan Seksual Transmitted Desease

Penularan Seksual Trasmitted Desease pada umumnya adalah melalui

hubungan seksual (95 %), sedangkan cara lainnya yaitu melalui transfusi

darah, jarum suntik, plasenta (dari ibu kepada anak yang dikandungannya).

Penularan dapat terjadi dari faktor-faktor salain penularan secara

seksual/tranmisi seksual diantaranya :

a. Infeksi Pelvik

b. Infeksi Tractus Urinarius

c. Syndrome Shock Toxic

Beberapa cara penularan IMS menurut Ditjen PPM & PLP (1997)

yaitu melalui:

a. Hubungan seks lewat liang senggama tanpa kondom

b. Hubungan seks lewat dubur tanpa kondom

c. Seks oral tanpa menggunakan kondom

4. Contoh Kasus Seksual Transmitted Desease

a. “ GONORE (Penyakit Kencing Nanah)


Penyakit Gonore atau gonorrhea dapat menyebar melalui aliran darah ke

bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.Wanita dan pria homoseksual

yang melakukan hubungan seksual melalui anus dapat menderita gonore pada

rektumnya.Penderita merasakan tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari

rektumnya keluar cairan.Melakukan hubungan seksual melalui mulut (oral seks)

dengan seorang penderita penyakit gonorrhea dapat menyebabkan gonore pada

tenggorokan (faringitis gonokokal).Biasanya infeksi ini tidak menimbulkan

gejala, tetapi kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan menelan.Jika

cairan yang terinfeksi mengenai mata maka dapat terjadi infeksi mata luar

(konjungtivitis gonore).
Bayi baru lahir dapat terinfeksi gonore dari ibunya selama proses kelahiran

sehingga terjadi pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan dari matanya

keluar nanah. Jika infeksi ini tidak segera diobati maka dapat menyebabkan

kebutaan.

Penderita penyakit gonore harus memperhatikan apa saja makanan dan

minuman yang dilarang untuk dikonsumsi. Makanan yang dilarang bagi penderita

gonore, antara lain :

1. Pantangan bagi penderita gonorrhea sejenis sayuran: bawang, jahe,

bawang putih, cabai, merica, jinten, beberapa makanan yang digoreng,

makanan pedas, serta daun seledri, rebung, sawi, labu, bayam, dan lain-

lain. Makanan atau bahan makanan ini mudah untuk menginduksi luka

kulitakanan yang digoreng.

2. Pantangan bagi penderita gonorrhea sejenis buah-buahan yang harus

dihindari: penderita gonorrhea tidak boleh mengonsumsi buah persik,

aprikot, gingko, mangga, bayberry merah, cherry, lychee, dan melon.

Karena dengan makan buah persik akan rentan terhadap panas dalam,

timbul carbuncle, luka, gangrene, bisul, dan rakhitis. Makanan yang

mengandung stagnasi adalah daging kambing dan biji teratai.

3. Pantangan bagi penderita gonorrhea sejenis ternak seperti : ayam jantan,

kepala ayam, daging babi, angsa, kaki ayam, daging keledai, rusa, sapi,

kambing, telur angsa, bebek, dan lain-lain. Makanan sejenis ini akan

mudah untuk menginduksi atau memperburuk luka yang ada pada kulit

anda.
Selain itu, penderita juga harus bisa membiasakan hidup sehat. Ada 2 hal yang

harus dilakukan agar terhindar dari penyakit gonore, yaitu :

1. Menghindari gaya hidup seks bebas

2. Setia pada satu pasangan saja.

3. Bersikap terbuka pada pasangan apakah anda memiliki penyakit gonorrhea

supaya pasangan dapat mengingatkan pantangan bagi penderita gonorrhea

yang harus dijauhi.

C. Gangguan Haid/Menstruasi

1. Pengertian

Haid (menstruasi) adalah perdarahan uterus secara periodic dan silik

yang disertai pelepasan endometrium. Umumnya siklus haid adalah 28 haid.

Jumlah darah yang keluar rata-rata 20-60 ml. Menstruasi pertama kalinya

pada perempuan terjadi pada usia 10-16 tahun yang disebut menarche.

2. Pembagian Siklus haid

Siklus haid dibagi menjadi 3 fase, yaitu:

1) Fase Menstruasi

Fase paling jelas, ditandai dengan pengeluaran darah dan

sisa endometrium melalui vagina.Fase ini bersamaan dengan fase

folikular ovarium. Saat korpus luteum berdegenerasi karena tidak

terjadi fertilisasi, kadar progesteron dan estrogen menurun tajam,

merangsang pembebasan prostaglandin yang menyebabkan


vasokonstriksi vaskular endometrium. Penurunan distribusi

oksigen menyebabkan kematian endometrium beserta vaskularnya.

Perdarahan yang terjadi melalui kerusakan vaskular ini

membilas jaringan yang mati ke lumen uterus dan hanya

menyisakan sebuah lapisan tipis epitel dan kelenjar yang nantinya

menjadi asal 8 regenerasi endometrium.Prostaglandin uterus juga

merangsang kontraksi ritmik ringan miometrium uterus yang

membantu mengeluarkan darah dan sisa endometrium melalui

vagina. Kontraksi yang terlalu kuat akibat produksi prostaglandin

berlebih dapat menyebabkan rasa kram yang disebut dismenorea.

2) Fase Poliferasi

Berlangsung bersamaan dengan bagian akhir fase folikular

ovarium.Ketika darah haid berhenti, endometrium mulai

memperbaiki diri dan berproliferasi di bawah pengaruh estrogen

dari folikel-folikel yang baru berkembang.Estrogen memacu

proliferasi sel epitel, kelenjar, dan vaskular endometrium. Fase ini

berlangsung dari akhir menstruasi hingga ovulasi, kadar puncak

estrogen memicu lonjakan LH yang menjadi penyebab ovulasi.

3) Fase Sekretorik

Berlangsung bersamaan dengan fase luteal ovarium.Setelah

ovulasi, terbentuk korpus luteum baru yang mengeluarkan

sejumlah besar progesteron dan estrogen. Progesteron mengubah


endometrium menjadi kaya vaskular dan glikogen yang mana

dipersiapkan untuk implantas.

3. Gangguan haid

Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan

dalam:

a) Gangguan siklus haid

a. Menorrhagia (Hipermenorrhea)

Mentsruasi dengan jumlah darah yang banyak. Penyebab :

Komplikasi kehamilan, Disfungsi bleeding, Tumor Maligma, IUD

dll

b. Metrorrhagia (Intermentrual Bleeding)

Perdarahan yang terjadi pada setiap waktu di antara periode

menstruasi. Penyebabnya: Polip endometrium, karsinoma serviks,

dll

c. Menometrorraghia

Perdarahan yang terjadi dengan interval yang tidak teratur.

Jumlah dan lamanya perdarahan juga bervariasi

d. Polimenorhea

Siklus haid lebih pendek dari normal, yaitu kurang dari 21

hari, perdarahan kurang lebih sama atau lebih banyak daripada

haid normal. Penyebabnya adalah gangguan hormonal, kongesti

ovarium karena peradangan, endometriosis, dan lai-lain.

e. Oligomerea
Siklus haid lebih panjang dari normal, yaitu lebih dari 35

hari, dengan perdarahan yang lebih sedikit. Umumnya pada kasus

ini kesehatan penderita tidak terganggu dan fertilitas cukup baik.

Biasanya dihubungkan dengan anovulasi, kehilangan berat badan,

tumor yang memproduksi estrogen.

f. Amenorea

Keadaan dimana tidak adanya haid selama minimal 3 bulan

berturut-turut.Amenorea dibagi menjadi 2, yaitu amenorea primer

dan sekunder.Amenorea primer ialah kondisi dimana seorang

perempuan berumur 18 tahun atau lebih tidak pernah haid,

umumnya dihubungkan dengan kelainan-kelainan kongenital dan

genetik.Amenorea sekunder adalah kondisi dimana seorang pernah

mendapatkan haid, tetapi kemudian tidak mendapatkan haid,

biasanya merujuk pada gangguan gizi, gangguan metabolisme,

tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Ada pula amenorea

fisiologis yaitu masa sebelum pubertas, masa kehamilan, masa

laktasi, dan setelah menopause.

b) Gangguan Volume dan Lama Haid

a. Hipermenorea (Menoragia)

Merupakan perdarahan haid yang lebih banyak dari normal,

atau lebih lama dari 8 hari.Penyebab kelainan ini terdapat pada

kondisi dalam uterus.Biasanya dihubungkan dengan adanya mioma


uteri dengan permukaan endometrium yang lebih luas dan

gangguan kontraktilitas, polip endometrium, gangguan peluruhan

endometrium, dan sebagainya. Terapi kelainan ini ialah terapi pada

penyebab utama

b. Hipomenorea

Merupakan perdarahan haid yang lebih pendek dan atau

lebih sedikit dari normal.Penyebabnya adalah terdapat pada

konstitusi penderita, kondisi uterus, gangguan endokrin, dan lain-

lain.Terapi hipomenorea adalah bersifat psikologis untuk

menenangkan penderita, kecuali bila sudah didapatkan penyebab

nyata lainnya. Kondisi ini tidak memperngaruhi fertilitas

c) Gangguan lain terkait haid

(1) Dismenorea

Dismenorea adalah gangguan ginekologik berupa nyeri saat

menstruasi, yang umumnya berupa kram dan terpusat di bagian

perut bawah. Rasa kram ini seringkali disertai dengan nyeri

punggung bawah, mual muntah, sakit kepala atau diare. Istilah

dismenorea hanya dipakai jika nyeri terjadi demikian hebatnya,

oleh karena hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak di

perut bagian bawah sebelum dan selama haid. Dikatatakan

demikian apabila nyeri yang terjadi ini memaksa penderita untuk

beristirahat dan meninggalkan aktivitasnya untuk beberapa jam

atau hari
Disminorea dibagi 2, yaitu:

 Disminorea Primer

Merupakan nyeri menstruasi yang diasosiasikan dengan

siklus ovulasi dan merupakan hasil dari kontraksi

miometrium tanpa teridentifikasinya kelainan

patologik.Dismenorea primer umumnya terjadi 12-24 bulan

setelah menarche, ketika siklus ovulasi sudah terbentuk

 Disminorea Sekunder

Merujuk pada nyeri saat menstruasi yang diasosiasikan

dengan kelainan pelvis, seperti endometriosis, adenomiosis,

mioma uterina dan lainnya. Oleh karena itu, dismenorea

sekunder umumnya berhubungan dengan gejala

ginekologik lain seperti disuria, dispareunia, perdarahan

abnormal atau infertilitas

Beberapa faktor penyebab terjadinya disminorea, yaitu:

 Faktor Kejiwaan

Keadaan emosi yang tidak stabil

 Faktor Konstitusi

Faktor ini erat hubungannya dengan faktor kejiwaan, dapat

juga menurunkan ketahanan pada rasa nyeri, seperti

anemia, penyakit menahun, dan lainnya dapat

mempengaruhi timbulnya dismenorea

 Faktor Endokrin
Kontraksi uterus yang berlebihan umumnya dianggap

sebagai sebab kejang yang terjadi pada dismenorea primer

 Faktor Alergi

Faktor ini dikemukakan setelah adanya hubungan

dismenorea dengan urtikaria, migraine atau asma bronkial.

Beberapa terapi yang diberikan pada penderita gangguan haid,

diantaranya:

1) Nasihat

Perlu dijelaskan bahwa dismenorea adalah gangguan yang tidak

berbahaya bagi kesehatan dan diberi nasihat mengenai makanan

yang sehat, istirahat yang cukup serta olahraga

2) Analgetik

Dapat diberikan sebagai terapi simptomatik, seperti kombinasi

aspirin, fenasetin, dan kafein.

3) Terapi Hormonal

Terapi hormonal berupa kontrasepsi oral juga efektif pada

dismenorea dan dapat menjadi pilihan pertama pada perempuan

yang aktif secara seksual yang membutuhkan kontrasepsi

4) Kompres Hangat

Kompres hangat selama beberapa jam dapat mengurangi nyeri

(2) Pre Mesntrual Syndrome


Merupakan kumpulan keluhan yang umumnya dimulai datu

minggu hingga beberapa hari sebelum mulainya haid dan menghilang

sesudah haid mulai, meskipun terkadang berlangsung sampai selesai

haid.Keluhan yang sering muncul umumnya berupa iritabilitas,

gelisah, insomnia, nyeri kepala, perut kembung, mual, pembesaran

dan rasa nyeri payudara, dan lain-lain. Keluhan pada kasus berat dapat

meliputi depresi, rasa takut, gangguan konsentrasi, dan lain-lain

Penyebabnya belum diketahui dengan jelas, tetapi salah satu

faktor yang berpengaruh adalah ketidakseimbangan antara estrogen

dan progesteron yang mengakibatkan retensi cairan dan natrium,

penambahan berat badan, serta terkadang edema.Faktor kejiwaan serta

masalah-masalah sosial juga berpengaruh.

Penanganannya adalah Pembatasan konsumsi garam dan

pengurangan minum selama 7-10 hari sebelum haid serta pemberian

diuretik dapat dilakukan untuk mengurangi retensi cairan dan

natrium.Progesteron sintetik dosis kecil dapat diberikan untuk

mengimbangi kelebihan relatif estrogen. Terapi psikologis juga dapat

diberikan pada penderita.

d) Contoh kasus gangguan haid


Hamil anggur adalah tumbuhnya jaringan yang secara normal

berkembang menjadi janin di rahim seorang wanita, tetapi pada kondisi ini

terjadi ketidaknormalan pertumbuhan jaringan tersebut.Meskipun jaringan

tersebut bukanlah embrio, pertumbuhan jaringan ini menimbulkan gejala-

gejala seperti pada masa kehamilan. Seperti tidak lagi mengalami silkus

menstruasi atau mengalami morning sickness.Oleh karena itu, wanita yang

mengalami masalah ini sering kali menyangka bahwa gejala dialaminya

adalah gejala normal ibu hamil.

Selain gejala-gejala yang serupa dengan kehamilan normal, kasus

kehamilan anggur ini juga menimbulkan gejala yang lain, misalnya

terjadinya pendarahan pada vagina, rahim yang menjadi lebih besar

daripada biasanya, mual-mual dan muntah yang berat, mengalami tanda-

tanda hipertiroid seperti seringkali merasa gugup atau lelah, detak

jantung yang tiba-tiba semakin cepat dan tidak teratur, berkeringat

berlebihan. Gejala kasus kehamilan ini yang lainnya adalah merasakan

tidak nyaman pada bagian pinggul dan keluarnya jaringan tubuh


menyerupai anggur dari vagina. Sebagian besar gejala tersebut juga

dialami pada saat kehamilan normal, kehamilan kembar dan keguguran.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Infertilitas, atau terkadang disebut kemandulan, adalah sebuah istilah

dapat juga diartikan sebagai kegagalan, tidak berhasil, atau tidak dapat

membentuk.Istilah infertilitas banyak digunakan pada bidang reproduksi yang

dimaksudkan untuk membuahkan keturunan.

Seksually Transmitted Disease adalah suatu gangguan atau penyakit yang

ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak hubungan seksual. IMS

yang sering terjadi adalah Gonorhoe, Sifilis, Herpes, namun yang paling terbesar

diantaranya adalah AIDS, karena mengakibatkan sepenuhnya pada kematian pada

penderitanya.

Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan

dalam:

1. Gangguan siklus haid

a. Menorrhagia (Hipermenorrhea)

b. Metrorrhagia (Intermentrual Bleeding)

c. Menometrorraghia

d. Polimenorhea

e. Oligomerea

f. Amenorea

2. Gangguan Volume dan Lama Haid

a. Hipermenorea (Menoragia)
b. Hipomenorea

3. Gangguan lain terkait haid

a. Dismenorea

b. Pre Mesntrual Syndrome

B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/43097298/Makalah_Gangguan_Haid_dan_Pelvic_Infl
amatory_Desease
https://www.academia.edu/34440682/MAKALAH_PAPER_PENCEGAHAN_D
AN_PENANGANAN_INFERTILITAS
https://www.academia.edu/33588332/Sexual_transmitted_Disease
https://www.alodokter.com/hamil-anggur
https://www.alodokter.com/sifilis
https://www.alodokter.com/endometriosis

Anda mungkin juga menyukai