Anda di halaman 1dari 27

RSKIA VERIFIKASI RESEP OBAT

SUKMA BUNDA
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/223/FARM/RSKIA- 1/1
SB/IX/20017

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Proses penyesuaian obat yang telah disiapkan dengan resep

TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam proses verifikasi


resep obat
KEBIJAKAN Keputusan direktur Sukma Bunda No :
Penggunaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai di RSKIA Sukma Bunda
PROSEDUR 1. Sebelum melakukan penyerahan obat, Apoteker memeriksa
kesesuaian obat yang telah disiapkan, dengan permintaan
resep meliputi :
 Nama obat dan jumlah
 Waktu dan frekuensi pemberian obat
 Dosis pemberian obat
 Rute pemberian dengan resep
2. Jika ditemukan ketidaksesuaian antara obat yang telah
disiapkan dengan resep obat, apoteker menginstruksikan
kepada asisten apoteker untuk menggantinya sesuai dengan
resep obat.
3. Jika telah sesuai, obat diserahkna kepada perawat jika resep
untuk pasien rawat inap.
4. Jika obat untuk pasien rawat jalan obat diserahkan oleh
apoteker kepada pasien .
UNIT TERKAIT Farmasi
RSKIA TELAAH RESEP DAN PENULISAN RESEP YANG TIDAK
SUKMA BUNDA TERBACA ATAU TIDAK JELAS
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/224/FARM/RSKIA- 2/1
SB/IX/2017

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Telaah resep adalah serangkaian kegiatan dalam rangka mengkaji
resep obat oleh apoteker yang mempunyai izin praktek.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menelaah resep
dan penulisan resep yang tidak terbaca atau tidak jelas
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Apoteker memeriksa kelengkapan resep yang diterima


meliputi:
a. Tanggal penulisan resep
b. Nama , nomor SIP dokter penulis resep
c. Tanda R/ pada setiap sediaan
d. Bentuk sediaan serta kekuatannya
e. Jumlah sediaan
f. Bila obat berupa racikan, dituliskan nama setiap jenis
obat atau bahan obat dan jumlahnya.
g. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian)
h. Untuk aturan pakai bila perlu (s.prn) ditulis dosis
maksiml dalam sehari
i. Nama lengkap pasien
j. Nomor rekam medic pasien
k. Umur pasien
l. Berat badan pasien (untuk pasien anak)
2. Apoteker melakukan kajian meliputi :
a. Ketepatan dosis pemakaian obat
b. Ketapatan aturan pakai
c. Alergi
d. Interaksi obat
3. Jika ada tulisan yang tidak terbaca atau tidak jelas, apoteker
atau asisten apoteker menghubungi secara langsung atau
melalui telepon dokter penulis resep
4. Perubahan terhadap resep yang tidak jelas dilakukan
dengan cara :
a. Bila dokter dapat dihubungi langsung maka resep yang
tidak jelas diganti dengan resep yang baru
UNIT TERKAIT Farmasi
RSKIA PENYERAHAN PERBEKALAN FARMASI
SUKMA BUNDA
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/225/FARM/RSKIA- 3/1
SB/IX/2017

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Proses pemberian perbekalan farmasi oleh petugas farmasi kepada
pasien/ penunggu pasien/ dokter/ perawat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam penyerahan
perbekalan farmasi
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang
standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
2. Good Pharmacy Practice (GPP), “Pedoman Cara Pelayanan
Kefarmasian yang baik, 2011
PROSEDUR 1. Petugas farmasi memeriksa ulang perbekalan farmasi
dengan resep/KIO yang ditulis oleh dokter.
2. Petugas farmasi menyerahkan perbekalan farmasi kepada
pasien, penunggu pasien, dokter atau perawat.
3. Khusus obat injeksi diserahkan kepada Dokter yang
menulis resep atau perawat ruangan dan mengisi buku
pengambilan obat.
4. Ketetapan identifikasi pasien dibuktikan dengan minimal 2
identitas yang meliputi nama minimal 2 suku kata, nama
ibu kandung, serta tidak boleh menggunakan nama ruangan
rawat inap/nomor kamar
5. Saat penyerahan disertai dengan informasi obat
UNIT TERKAIT
- Unit Rawat Inap
- Unit Rawat Jalan
DOKUMEN 1. Faktur Pelayanan Obat Pasien
TERKAIT 2. SPO Penyiapan Obat
PEMBERIAN INFORMASI OBAT

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/226/FARM/RSKIA- 4/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan informasi tentang suatu obat baik
mengenai dosis, pemakaian, infikasi, kontraindikasi dan atau hal-
hal lain yang diperlukan oleh dokter, perawat, staf medis lain
maupun pasien.
TUJUAN Untuk memastikan bahwa permintaan informasi telah diproses
sesuai prosedur yang berlaku
KEBIJAKAN 1. Pelayanan informasi obat bisa diberikan setelah adanya
pertanyaan dari dokter, perawat, staf farmasi, pasien dan
lain-lain.
2. Permintaan informasi obat ditindak lanjuti oleh apoteker
yang sedang bertugas di klinik
PROSEDUR 1. Staf farmasi yang menerima permintaan informasi obat
menyiapkan formulir pelayanan informasi obat untuk
mencatat keterangan sebagai berikut :
a. Nama penanya, status (dokter, perawat,pasien) dan
nomor telepon yang bisa dihubungi
b. Metode (melalui telepon atau langsung)
2. Mengusahakan memberikan jawaban yang jelas atas
pertanyaan yang ada saat itu. Bila belum dapat memberikan
jawaban, maka dapat dihubungi kembali.
3. Menghubungi kembali penanya dan berikan informasi yang
diperlukan dan menanyakan kembali apakan ada
pertanyaan lain dan usahakan memberikan informasi yang
jelas.
4. File pencatatan diarsip untuk pengkajian kembali
pelayanan informasi obat
UNIT TERKAIT Dokter, perawat, Apoteker, Pasien
TELAAH RESEP / KIO

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/227/FARM/RSKIA- 5/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Proses menelaah resep oleh Apoteker yang mempunyai izin
praktek
TUJUAN Menjamin pasien mendapat obat sesuai indikasi, dosis, agar terapi
menjadi efektif
KEBIJAKAN Pedoman Pelayanan Farmasi RSKIA Sukma Bunda

PROSEDUR 1. Apoteker memeriksa kelengkapan Resep/KIO yang


diterima meliputi :
a. Tanggal penulisan resep
b. Nama, nomor SIP dokter penulis resep
c. Tanda R/ pada setiap sediaan
d. Bentuk sediaan serta kekuatannya
e. Jumlah sediaan
f. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis
obat atau bahan obat dan jumlahnya
g. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian)
h. Untuk aturan pakai bila perlu (s.prn) ditulis dosis
maksimal dalam sehari
i. Nama lengkap pasien
j. Nomor Rekam Medis pasien
k. Umur pasien
l. Berat badan pasien (untuk pasien anak)
2. Apoteker melakukan kajian meliputi :
a. Ketepatan dosis pemakaian obat
b. Ketepatan aturan pakai
c. Alergi
d. Interaksi obat
e. Duplikasi pengobatan
3. Hasil telaah dicatat dan ditandatangani pada “Formulir
Telaah Resep”
UNIT TERKAIT - Kelompok Staf Medis
PEMBERITAHUAN STOK OBAT KOSONG KEPADA
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PASIEN (DPJP)
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/228/FARM/RSKIA- 6/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Adalah prosedur yang harus dilakukan oleh petugas farmasi dalam
rangka menyediakan informasi daftar stock obat yang kosong di
instalasi farmasi
TUJUAN 1. Menyediakan informasi stok obat kosong kepada DPJP
dilingkungan klinik
2. Mencegah terjadinya pasien tidak dapat obat ketika
mengambil obat di apotek
KEBIJAKAN 1. Pemberitahuan obat kosong dapat langsung disampaikan
oleh petugas farmasi atau atas permintaan DPJP kepada
petugas farmasi
2. Pemberitahuan dapat dilakukan melalui print out, system
informasi rumash sakit (SIM RS) atau dengan telepon
PROSEDUR 1. Apoteker atau petugas farmasi setiap hari memeriksa obat-
obat yang kosong.
2. Apoteker atau petugas farmasi membuat daftar obat kosong
3. Apotekr atau petugas farmasi menginformasikan kepada
DPJP melalui print out daftar, SIM RS atau telepon
UNIT TERKAIT - Kelompok Staf Medis
PENANGANAN BILA TERJADI KEKOSONGAN STOK
OBAT DI KLINIK
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/229/FARM/RSKIA- 7/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan bilamana
terjadi kekosongan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan pasien
di klinik
TUJUAN Tersedianya obat-obat yang diperlukan dalam rangka mendukung
kelancaran pelayanan obat psien
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Bila obat kosong di unit pelayanan, Asisten apoteker


mencatat dibuku catatan obat kosong dan melaporkannya
ke Apoteker penanggung jawab.
2. Asisten apoteker menyerahkan obat sesuai instruksi dokter
UNIT TERKAIT - Unit farmasi
- Apoteker penanggung jawab
PENGELOLAAN OBAT LOOK A LIKE SOUND A LIKE
(LASA)
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/230/FARM/RSKIA- 8/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Pengelolaan obat yang memiliki kemiripan bunyi atau kemiripan
nama dengan obat yang lain, juga penampilan obat dapat terlihat
mirip satu sama lain yang menyebabkan keraguan terutama bagi
petugas yang menyiapkan.
TUJUAN Mengurangi/mengatasi kemungkinan kesalahan pemberian obat
kepada pasien di klinik.
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Penyimpan
a. Obat LASA disimpan sebagaimana obat lainnya yaitu
berdasarkan bentuk sediaan, suhu penyimpanan, tanggal
kadaluarsa (sistem FEFO), dan alfabetis namanya
b. Obat LASA tidak diletakkan berdekatan satu sama lain
dan diberi label LASA.
2. Pelabelan
a. Asisten apoteker menempelkan stiker obat LASA warna
kuning pada luar/kotak obat yang dimasukan dalam
daftar obat LASA.
b. Asisten apoteker menyusun obat LASA sesuai prosedur
penyimpanan obat LASA.
UNIT TERKAIT
PENGELOLAAN OBAT DARI LUAR PADA PASIEN
RAWAT INAP
No. Dokumen: No. Revisi Halaman:
05/231/FARM/RSKIA- 9/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Suatu prosedur tetap yang mengatur tentang tata cara pengelolaan
obat yang dibawa dari luar oleh pasien rawat inap
TUJUAN 1. Memastikan pasien mendapatkan obat yang aman dan terjamin
mutunya.
2. Mengendalikan obat-obatan yang diterima pasien selama
dalam masa perawatan di RSKIA Sukma Bunda.
3. Merekam semua pengobatan yang diterima oleh pasien
sebelum dan selama di rawat.
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Perawat menanyakan kepada pasien /keluarga pasien mengenai


ada/tidaknya obat yang dikonsumsi dan dibawa dari luar
klinik.
2. DPJP menentukan obat yang dapat dilanjutkan.
3. Obat-obat yang dapat dilanjutkan diserahkan oleh keluarga
pasien kepada perawat dan diteruskan kepada petugas farmasi.
4. Obat-obat yang tidak dapat dilanjutkan, diinformasikan kepada
pasien atau keluarga pasien untuk menyimpannya dan tidak
boleh menggunakannya selama dirawat di RSKIA.
5. Petugas farmasi memeriksa kondisi fisik obat (bentuk, warna,
bau) dan melihat tanggal kadaluarsa yang tertera pada bungkus
obat (jika ada). Kemudian menentukan obat-obat yang masih
layak digunakan.
6. Petugas farmasi menyiapkan obat sesuai instruksi dokter dan
diberi label.
UNIT TERKAIT 1. Keperawatan
2. DPJP
3. Unit farmasi
PEGELOLAAN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA

No. Dokumen: No. Revisi Halaman:


05/232/FARM/RSKIA- 10/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN 1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman baik sintetis maupun non sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
2. Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika yang berkhasiat psikiaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktifitas mental dan prilaku.
3. Pengelolaan adalah serangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan, pemesanan, penyimpanan, penyiapan, dan
distribusi

TUJUAN 1. Menjamin ketersediaan obat narkotika dan psikotropika guna


kepentingan pelayanan farmasi
2. Mencegah terjadinya kekurangan dan kekosongan obat
narkotika dan psikotropika
3. Mencegah terjadinya penyalahgunaan obat narkotika dan
psikotropika
KEBIJAKAN SK Direktur No : 02/004/KEP.DIR/RSKIA-SB/VI/2016

PROSEDUR 1. Apoteker penanggung jawab gudang farmasi menyusun


rencana kebutuhan obat narkotik dan psikotropika.
2. Rencana kebutuhan diajukan kepada direktur melalui
Manajer Medik dan Keperawatan untuk disetujui
3. Kepala instalasi farmasi berdasarkan dokumen pengadaan
membuat surat pesanan ke distributor
4. Obat diterima di unit farmasi.
5. Apoteker/ Asisten Apoteker gudang yang bertanggung jawab
menyimpan obat :
a. Obat narkotika di simpan dilemari narkotika
b. Obat psikotropika disimpan dilemari psikotropika
6. Narkotika didistribusikan dikeluarkan berdasarkan resep
dokter
7. Asisten apoteker ditunjuk oleh sub Pj melakukan pengecekan
jumlah dan kondisi narkotika setiap pergantian tugas jaga,
dan bertanggung jawab terhadap kunci lemari, penyimpanan,
pendistribusian, dan pencatatan narkotika
8. Apoteker membuat laporan pemakaian narkotika setiap
bulan.
9. Kepala instalasi farmasi membuat laporan pemakaian
narkotika dan psikotropika kepada direktur dan selanjutnya
diteruskan ke Dinas Kesehatan Kota Padang
UNIT TERKAIT - Kelompok Staf Medis
PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI YANG
MENDEKATI KADALUARSA
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/233/FARM/RSKIA- 11/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Merupakan tata cara pengumpulan data dan fisik perbekalan
farmasi yang kadaluarsa di instalasi farmasi
TUJUAN 1. Memastikan perbekalan farmasi yang diberikan kepada
pasien aman dan bermutu
2. Untuk meminimalisir kerugian klinik yang diakibatkan
oleh perbekalan farmasi yang kadaluarsa
KEBIJAKAN Keputusan direktur SB No:
Tentang kebijakan pengelolaan dan pemusnahan sediaan farmasi,
alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai yang kadaluarsa di
RSKIA Sukma Bunda
PROSEDUR 1. Setiap awal bulan, asisten apoteker mengecek tanggal
kadaluarsa setiap perbekalan farmasi
2. Setiap perbekalan farmasi yang akan kadaluarsa dalam 6
bulan terakhir, dipisahkan dan ditandai.
3. Untuk perbekalan farmasi yang masih dalam kemasan
utuh dan bisa diretur, maka akan di retur ke PBF
4. Untuk perbekalan farmasi yang tidak dalam kemasan
utuh, maka apoteker/ asisten apoteker akan melakukan
beberapa hal :
a. Memberitahu dokter untuk dapat meresepkan
perbekalan farmasi tersebut pada pasien yang
membutuhkan terapi
b. Melakukan konfirmasi penggantian perbekalan
farmasi ke dokter jika ada pasien yang mendapatkan
obat dengan komposisi yang sama
5. Jika langkah No.3 dan 4 telah dilakukan dan masih ada
obat yang sudah kadaluarsa, maka obat tersebut
dipisahkan untuk kemudian dimusnahkan.
UNIT TERKAIT -

DOKUMEN 1. SPO pengembalian obat


TERKAIT 2. SPO pemusnahan obat
PENGEMBALIAN OBAT DAN ALKES YANG TIDAK
TERPAKAI DARI PASIEN
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/234/FARM/RSKIA- 12/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Tata cara pengembalian obat dan alkes yang telah dilayani tapi tidak
jadi dipakai oleh pasien
TUJUAN 1. Menjamin agar tidak ada obat sisa yang tidak digunakan oleh
pasien
2. Menjamin agar obat dan alkes tidak disalahgunakan
3. Meningkatkan efisiensi penggunaan obat
KEBIJAKAN 1. Pedoman pelayanan Farmasi
2. KepMenKes RI Nomor 1197/Menkes/SK/X/2003 tentang
standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
PROSEDUR 1. Obat dan alkes yang diketahui tidak dapat dipakai oleh pasien,
didata oleh perawat diruang rawatan dan diisikan ke formulir
obat yang tidak terpakai (rangkap2)
2. Perawat menyerahkan formulir obat yang tidak terpakai yang
telah diisi kepada asisten apoteker
3. Asisten apoteker mengambil obat dan alkes yang tercantum pada
formulir
4. Perawat dan asisten apoteker menandatangani formulir sebagai
bukti serah terima
5. Asisten apoteker memasukkan kembali obat dan alkes yang tidak
terpakai ke stok unit farmasi
UNIT - Semua unit rawat inap
TERKAIT

DOKUMEN Formulir obat yang tidak terpakai


TERKAIT
DAFTAR LARUTAN OBAT KONSENTRAT

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/235/FARM/RSKIA- 13/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


Daftar Larutan Obat Konsentrat
1. Larutan MgSO4 40%
2. Larutan NaCl 3%
PENGGUNAAN OBAT DI RSKIA SUKMA BUNDA

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/236/FARM/RSKIA- 14/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Merupakan proses kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah dan
harga perbekalan farmasi dalam rangka pengadaan.
TUJUAN Untuk mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan dan anggaran, serta menghindari kekosongan
perbekalan farmasi.
KEBIJAKAN 1. Perencanaan dibuat dengan menggunakan metode kombinasi
antara metode konsumsi dengan epidemiologi disesuaikan
dengan anggaran yang tersedia.
2. Perencanaan berpedoman juga pada Formularium Nasional,
Formularium RSKIA.
3. Perencanaan berpedoman pada anggaran yang dialokasikan
untuk pengadaan perbekalan farmasi.
PROSEDUR 1. Unit farmasi mengusulkan kebutuhan bulanan perbekalan
farmasi.
2. Semua usulan direkap oleh apoteker penanggung jawab dan
diumpanbalikan kepada semua pihak yang mengusulakan
perbekalan farmasi sesuai dengan penggunaan obat di klinik.
UNIT TERKAIT 1. Unit farmasi
2. Depo UGD
3. Unit Layanan Pengadaan
PENYERAHAN PERBEKALAN FARMASI

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/237/FARM/RSKIA- 15/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Serah terima perbekalan farmasi dari petugas kepada
dokter/perawat/pasien atau keluarga pasien.
TUJUAN Memastikan obat diserahkan kepada pasien, penunggu pasien,
dokter atau perawat yang tepat.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur SB No:
tentang kebijakan pengelolaan dan penggunaan sediaan farmasi,
alat kesehatan dan bahan medis habis pakai di RSKIA SB
PROSEDUR 1. Petugas farmasi memeriksa ulang perbekalan farmasi
(mencocokkan kesesuaian antara perbekalan farmasi
dengan resep/ KIO yang ditulis oleh dokter.
2. Petugas farmasi menyerahkan oerbekalan farmasi kepada
pasien, penunggu pasien, dokter atau perawat.
3. Khusus obat injeksi deserahkan kepada dokter yang
menulis resep atau perawat ruangan.
4. Kolom yang menyerahkan ditandatangani oleh petugas
farmasi dan kolom yang menerima ditandatangani oleh
pasien penunggu pasien, dokter atau perawat pasien
5. Ketepatan identifikasi pasien dibuktikan dengan minimal
2 identitas yang meliputi nama minimal 2 suku kata ,
nama ibu kandung, serta tidak boleh menggunakan
ruangan rawat inap/ nomor kamar
6. Saat penyerahan disertai denganinformasi obat
UNIT TERKAIT 1. SMF
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
DOKUMEN 1. Faktur Pelayanan Obat Pasien
TERKAIT 2. SPO penyiapan obat
PENYIMAPAN RESEP

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/238/FARM/RSKIA- 16/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Tata cara penyimpanan resep sebelum dilakukan pemusnahan

TUJUAN Menjamin agar resep tersimpan dan terdokumentasi dengan baik


sebelum dilakukan
KEBIJAKAN KepMenKes RI nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 tentang standar
pelayanan farmasi di rumah sakit
PROSEDUR 1. Asisten apoteker mengumpulkan resep yang sudah dilayani
2. Asisten apoteker menyusun resep dalam kardus penyimpanan
dan member label sesuai tanggal resep
3. Asisten apoteker memberikan resep kepada Instalasi Farmasi
4. Kepala Instalasi Farmasi menerima dan menyimpan ditempat
penyimpanan resep
UNIT
TERKAIT

DOKUMEN Resep
TERKAIT
PEMAKAIAN OBAT EMERGENSI DI RSKIA SUKMA BUNDA
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/239/FARM/RSKIA-SB/2017 17/1

STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :


PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Merupakan prosedur pemakaian obat emergensi yang ada pada lemari
emergensi di ruangan rawatan
TUJUAN Untuk menjamin pelayanan obat emergensi terlaksana secara cepat dan
dapat dipertanggungjawabkan
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Obat emergensi yang terpakai diresepkan oleh dokter yang


merawat
2. Asisten apoteker melakukan pengecekan stok obat emergensi
dan mengganti kembali obat yang terpakai
3. Asisten apoteker mengunci kembali lemari/kit/trolley emergensi
UNIT - Semua SMF
TERKAIT - Semua Kepala Ruangan Perawat
PELAYANAN OBAT PADA SAAT FARMASI TUTUP

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/240/FARM/RSKIA- 18/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Prosedur yang harus ditempuh bilamana pasien rawat inap
membutuhkan obat saat hari libur atau di luar jam kerja farmasi.
TUJUAN Tersedianya obat-obat yang diperlikan dalam rangka mendukung
kelancaran pelayanan yang memerlukan obat
KEBIJAKAN Pedoman pelayanan kefarmasian

PROSEDUR 1. Perawat ruangan mengembil obat di apotek


2. Perawat meninggalkan catatan resep obat apa yang diambil.
3. Perawat mengisi formulir pemakaian obat pasien ranap dan di
tandatangani perawat yang bertanggungjawab saat mengambil
obat.
UNIT - Farmasi
TERKAIT - Ruang Rawat Inap
MEDICATION ERROR

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/241/FARM/RSKIA- 19/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Medication error adalah kejadian yang merugikan pasien , akibat
pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang
sebetulnya dapat dicegah
TUJUAN 1. Meningkatkan keselamatan pasien
2. Memperbaiki system kerja yang dapat menjamin mutu
pelayanan farmasi
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSKIA Sukma Bunda nomor:
Tentang kebijakan pemantauan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai di Sukma Bunda
PROSEDUR 1. Apoteker/ tenaga teknis kefarmasian melakukan kajian
instruksi pengobatan
2. Tenaga teknis kefarmasian melakukan pemeriksaan
sebelum obat diserahkan kepada pasien atau perawat
3. Apoteker melakukan identifikasi masalah terkait obat
4. Bila terjadi Kejadian Nyaris Cedera (KNC) maka
diselesaikan terlebih dahulu dengan unit terkait sebelum
dilaporkan kepada atasan langsung
5. Bila terjadi Kejadian Tanpa Cidera (KTC) atau kejadian
yang Tidak Diharapkan (KTD) maka segera laporkan
kepada atasan langsung
6. Mengirim laporan kesalahan obat dan formulir laporan
insiden ke Tim Keselamatan pasien
UNIT TERKAIT - Kelompok Staf Medis
BILA PERSEDIAAN ATAU STOK OBAT KOSONG

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/242/FARM/RSKIA- 20/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan bilamana terjadi
kekosongan obat yang dibutuhkan untuk pengobatan pasien diklinik
TUJUAN Tersedianya obat-obat yang diperlukan dalam rangka mendukung
kelancaran pelayanan obat pasien
KEBIJAKAN

PROSEDUR 1. Bila obat kosong di Unit pelayan/ depo farmasi, Asisten apoteker
mencatat dibuku catatan obat kosong
2. Asisten apoteker depo farmasi menginformasikan ke Apoteker
penanggungjawab.
3. Apteker melakukan pemesanan obat.
UNIT
TERKAIT - Depo farmasi
PROSES PENGADAAN OBAT YANG TIDAK TERSEDIA DI
RSKIA SUKMA BUNDA
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/243/FARM/RSKIA- 21/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Adalah proses untuk menyetujui dan mengadakan obat-obat yang
diperlukan yang tidak atau secara normal tidak tersedia untuk pelayanan
di klinik
TUJUAN Tersedianya obat-obat yang diperlukan dalam rangka mendukung
kelancaran pelayanan yang memerlukan obat
KEBIJAKAN Obat yang secara normal tidak tersedia di klinik diproses

PROSEDUR 1. Dokter mengajukan permintaan obat.


2. Jika obat yang dimaksud tidak tercantum di formularium, pihak
pemohon mengajukan permintaan secara tertulis dengan cara
mengisi formularium khusus permintaan obat diluar formularium
UNIT - Gudang Farmasi
TERKAIT - Depo Farmasi
- Unit Layanan Pengadaan
PENYIAPAN OBAT

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/244/FARM/RSKIA- 22/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Merupakan proses pengambilan, penghitungan dosis, potensi
inkompatibilitas, peracikan, pengemasan, pemberian identitas
(etiket,label)
TUJUAN Menyediakan obat secara tepat (tepat obat, tepat dosis, tepat
pasien, dan tepat waktu)
KEBIJAKAN 1. KepMenKes RI no. 1197/Menkes/SK/X?2004 tentang
standar pelayanan farmasi rumah sakit
2. Good Pharmacy practice (GPP), “pedoman cara pelayanan
kefarmasian yang baik,2011”
PROSEDUR RACIKAN
1. bersihkan mortar dan stamfer dengan alkohol70% lalu
keringkan dengan lap bersih
2. ambilkan obat dari rak/ tempatnya sesuai dengan jumlah
yang diresepkan (kalau perlu lakukan perhitungan dosis
dan potensi terjadinya penyulit seperti obat tidak
tercampurkan, cmpuran eutetik,dsb)
3. gerus obat dan campur sampai halus dan homogen
4. bila diperlukan penimbangan , obat ditimbang ( terutama
obat-obat dengan indeks terapi sempit)
5. membagi obat yang sudah diracik sesuai dengan jumlah
yang diresepkan
6. masukkan obat yang sudah selesai dibagi kedalam wadah
yang sesuai
7. buatkan etiket yang berisi tanggal peracikan, nama pasien,
dan aturan pakai obat. Etikat putih untuk pemakaian oral
dan Etiket biru untuk pemakaian luar
NON RACIKAN
1. ambilkan obat dari rak/tempatnya
2. hitung jumlah obat sesuai jumlah yang diresepkan
3. kalau obat dalam kemasan blister atau strip, obat dipotong
sesuai jumlah yang dibutuhkan (sesuai resep)
4. pemotongan blister/strip diusahakan sedemikian rupa
sehingga pada sisa pemotongan terlihat tanggal kadaluarsa
dan atau nama/ identitas obat
5. buatkan etiket yang berisi tanggal peracikan, nama pasien,
aturan pemakaian obat. Etiket putih untuk obat peroral,
dan etiket biru untuk pemakaian obat luar
UNIT TERKAIT - SMF, Unit Rawat Inap, Unit Rawat Jalan
PENYIMPANAN OBAT EMERGENSI DI RSKIA SUKMA
BUNDA
No. Dokumen : No. Revisi Halaman:
05/245/FARM/RSKIA- 23/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Merupakan prosedur penyimpanan obat emergensi yang ada pada
lemari emergensi di ruangan rawatan
TUJUAN Untuk menjamin pelayanan obat emergensi terlaksana secara
cepat dan dapat dipertanggungjawabkan
KEBIJAKAN Obat emergensi disimpan dalam trolley/ kit/ lemari emergensi
yang terkunci, diperiksa, dipastikan selalu tersedia dan harus
diganti segera jika jenis dan jumlahnya sedah tidak sesuai
PROSEDUR Penyimpanan obat emergensi dilakukan sesuai persyaratan dan
standar kefarmasian, berdasarkan
a. Bentuk sediaan
b. Suhu penyimpanan dan stabilitasnya
c. Sifat badan
d. Ketahanan terhadap cahaya
e. Susunan alfabetis
f. System FEFO dan FIFO
UNIT TERKAIT - Kepala ruangan perawatan
- Depo farmasi
PELAYANAN RESEP NARKOTIKA

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/247/FARM/RSKIA- 25/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Adalah permintaan tertulis baik dari dokter kepada apoteker
untuk menyiapkan obat narkotika yang diperlukan oleh pasien
TUJUAN 1. Untuk memenuhi ketentuan atau aspek legal dalam
permintaan obat narkotika
2. Agar semua permintaan narkotika terdokumentasi dengan
baik
KEBIJAKAN 1. Yang berhak menulis resep adalah dokter yang memiliki
surat izin praktek (SIP) di klinik
2. Resep yang tidak memenuhi ketentuan kelengkapan
resep tidak akan dilayani.
PROSEDUR 1. Resep narkotika ditulis pada lembar resep/ kartu instruksi
obat (KIO)
2. Asisten apoteker memeriksa kelengkapan resep yang
mengandung narkotika yaitu:
a. Tanggal penulisan resep
b. Nama, nomor SIP dokter penulis resep
c. Tanda R/ pada setiap sediaan
d. Untuk nama obat tunggal ditulis dengan nama
generic, untuk obat kombinasi ditulis sesuai nama
formularium
e. Bentuk sediaan serta kekuatannya
f. Jumlah sediaan
g. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis
obat atau bahan obat dan jumlahnya
h. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian)
i. Untuk aturan pakai bila perlu (sprn) ditulis dosis
maksimal dalam sehari
j. Nama lengkap pasien
k. Alamat pasien
l. Nomor rekam medic pasien
m. Umur pasien
n. Berat badan pasien (untuk pasien anak)
3. Apoteker/ asisten apoteker menggaris dibawah nama obat
dengan tinta berwarna merah
4. Asisten apoteker mengambil obat narkotika sesuai resep
dan mengisi kartu stok narkotika
- Asisten apoteker memeriksa kembali obat narkotika
sebelum diserahkan kepada pasien
UNIT TERKAIT - Kelompok staf Medis
PEMANTAUAN EFEK SAMPING OBAT

No. Dokumen : No. Revisi Halaman:


05/248/FARM/RSKIA- 26/1
SB/IX/2017
STANDAR Tanggal terbit Ditetapkan oleh :
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL September 2017

(dr. Isnaniyah Usman)


PENGERTIAN Merupakan kegiatan pemantauan dan pelaporan respon atau
reaksi terhadap obat yang merugikan/membahayakan dan tidak
dikehendaki , terjadi pada dosis normal yang digunakan pada
pasien untuk profilaksis, diagnosis, terapi penyakit atau untuk
modifikasi fungsi fisiologis
TUJUAN 1. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
memenuhi kebnutuhan perbekalan farmasi di semua depo
dan unit produksi farmasi meningkatkan keamanan
penggunaan obat
2. Menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin
terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang
serta menginformasikan sedini mungkin pula kepada
dokter
3. Menentukan frekuensi dan insiden Efek Samping Obat
yan gsudah dikenal dan baru saja ditemukan.
4. Mengenal semua faktor yang mungkin dapat
menimbulkan/ mempengaruhi timbulnya Efek Samping
Obat.
KEBIJAKAN 1. KepMenKes RI No.1197/MenKes/SK/X/2004 tentang
standar pelayanan farmasi rumah sakit
2. Good Pharmacy practice (GPP) , “Pedoman Cara
Pelayanan Kefarmasian yang Baik,2011”
PROSEDUR 1. Pada saat ditemukan kejadian efek samping obat, maka
dokter atau apoteker atau perawat secara bersama
memberikan penandaan pada data pasien
2. Petugas kesehatan yang menemukan adanya ESO
melaporkan kejadian efek samping obat ke pelayanan
informasi obat (Instalasi Farmasi)
3. Apoteker PIO menuangkan butir 2 ke dalam form
monitoring efek samping obat nasional dan melengkapi
data ESO
4. Apoteker PIO Instalasi Farmasi melaporkan ke Sub
Komite Farmasi dan Terapi serta ke Pusat Monitoring
Obat dan Makanan
5. Apoteker PIO mendokumentasikasn laporan ESO dengan
baik
UNIT TERKAIT - SMF, Instalasi
DOKUMEN Formulir MESO
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai