Anda di halaman 1dari 26

KELOMPOK 7

1. Dini Fauzia
2. Fadlil Khairi
3. Kiki Indah Permata Sari

PENYAKIT PARU OBSTRUKSI


KRONIK
( PPOK )
DEFINISI
• penyakit atau gangguan paru yang
memberikan kelainan ventilasi berupa ostruksi
saluran pernapasan yang bersifat progresif dan
tidak sepenuhnya reversible.
• Obstruksi ini berkaitan dengan respon
inflamasi abnormal paru terhadap partikel
asing atau gas yang berbahaya
• Pada PPOK, bronkitis kronik dan emfisema
sering ditemukan bersama, meskipun
keduanya memiliki proses yang berbeda.
• menurut PDPI 2010, bronkitis kronik dan
emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK,
karena bronkitis kronik merupakan diagnosis
klinis, sedangkan emfisema merupakan
diagnosis patologi.
Epidemiologi
• Di Indonesia tidak ada data yang akurat
tentang kekerapan PPOK.
• Pada Survai Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 1986 asma, bronkitis kronik dan
emfisema menduduki peringkat ke - 5
sebagai penyebab kesakitan terbanyak
dari 10 penyebab kesakitan utama.
• SKRT Depkes RI 1992 menunjukkan
angka kematian karena asma, bronkitis
kronik dan emfisema menduduki
peringkat ke - 6 dari 10 penyebab
tersering kematian di Indonesia.
Paparan Asap rokok

Polusi udara di dalam maupun


FAKTOR ruangan ( partikel atau gas
berbahaya)

Masalah paru-paru dalam


RESIKO masa kanak-kanak atau
gestasional

Genetik ( defisiensi
antitripsin alfa –
1)
PATOGENESIS PPOK
ASMA vs PPOK
DIAGNOSIS

PEMERIKSA
PEMERIKSA
ANAMNESIS AN
AN FISIK
PENUNJAN
G
ANAMNESI
• Batuk Kronis
• Batuk berdahak kronik
• Sesak napas

Faktor Risiko :
• Riwayat paparan asap rokok
• Riwayat paparan polusi udara
• Riwayat penyakit saluran napas
Pemeriksaan Fisik
Inspek Ausku
Palpasi
si lt
Perkusi asi
SDV
Barr
melemah
el Sela iga
chest Ronkhi
meleba atau
Pursed wheezing
r hiperso
lips
breathin nor
g Ekspirasi
Fremitu memanja
s ng
Hipertro
melema
fi otot h Suara
bantu jantung
napas menjauh
Pemeriksaan Penunjang
• Faal paru :
– Spirometri ( tidak dilakukan
saat eksaserbasi )
– Uji bronkhodilator

GOLD 1 Ringan VEP1 ≥ 80% prediksi

GOLD 2 Sedang 50% ≤ VEP1 < 50% prediksi

GOLD 3 Berat 30% ≤ VEP1 < 30% prediksi

Sangat
GOLD 4 VEP1 < 30% prediksi
berat
Pemeriksaan Penunjang
con’t

Laboratoriu
m •Darah rutin ( Hb,
Ht, Leukosit)

• pendulum ( tear drops


•appearance)
Roentge Jantung tampak
Sela iga mendatar
• seperti
n Thorax • meningkat
corakan
AP/Lat • bronkhovaskuler
•n
hiperluse
Hiperinfla
si
Pemeriksaan Penunjang
tidak rutin dilakukan

• Uji latih kardiopulmoner


• Uji provokasi bronkhus
• Uji coba kortikosteroid
• EKG
• Ekokardiografi
• Analisa gas darah
• Pemeriksaan bakteriologis sputum
• Pemeriksaan kadar alfa-1
antitripsin
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
••Tujuan
Tujuanpenatalaksanaan
penatalaksanaanumum
umum PPOK
PPOK
–– Mengurangigejala
Mengurangi gejala
– Mencegah eksaserbasi berulang
– Mencegah eksaserbasi berulang
– Memprebaiki dan mencegah penurunan faal
paru
– Memprebaiki dan mencegah penurunan faal
–paru
Meningkatkan kualitas hidup penderita

– Meningkatkan kualitas hidup penderita


•• Ada 2 kondisi :
– Penatalaksanaan
Ada 2 kondisi : PPOK stabil
– Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi
– Penatalaksanaan PPOK stabil
PPOK Stabil
Eksasers
Pasien Karakteristik Klasifikasi i per CAT mMRC

Spirometri tahun
Risiko
A rendah, GOLD 1-2 ≤1 < 10 0-1
gejala sedikit
Risiko
rendah
B GOLD 1-2 ≤1 ≥ 10 ≥2
,
gejala
banyak
Risiko tinggi,
C gejala GOLD 3-4 ≥2 < 10 0-1
Penatalaksanaan PPOK
Stabil
• Non Farmakologi
– kelompok A :
smoking
cessation
• Farmakologi
(konseling, terapi
pengganti
nikotin, aktivitas
fisik
– kelompok B, C,
D
: smoking
cessation,
Terapi Farmakologi
PPOK Stabil
Grup Pasien Rekomendasi pilihan pertama
 Antikolinergik kerja cepat
A
 Atau β2 agonis kerja cepat

B  Antikonergik kerja lama

 Atau β2 agonis kerja lama

 Kortikosteroid inhalasi + β2 agonis kerja lama


C
 Atau antikolinergik kerja lama

 Kortikosteroid inhalasi + β2 agonis kerja lama


D
 Dan / atau antikolinergik kerja lama
PPOK Eksaserbasi Akut
• Gejala eksaserbasi :
• sesak bertambah
• produksi sputum meningkat
• perubahan warna sputum
• Klasifikasi Eksaserbasi akut :
– eksaserbasi berat : terdapat 3 gejala kardinal
– ekaserbasi sedang : terdapat 2 dari 3 gejala
kardinal
– eksaserbasi ringan : terdapat 1 dari 3 gejala
kardinal ditambah salah satu dari kriteria
tambahan, antara lain infeksi saluran napas > 5
hari, demam tanpa sebab lainnya, peningkatan
batuk, mengi, peningkatan laju pernapasan atau
frekuensi nadi > 20% nilai dasar.
Penatalaksanaan PPOK Eksaserbasi

• Pemeriksaan 3.
penunjang
• DR, Roentgen, AGD
2.
• Pemberian
Oksigen
• Penilaian awal 1.
( derajat, kesadaran )
4. Bronkhodilator
• β2 agonis kerja cepat dengan/tanpa
antikolinergik kerja cepat
• Nebulizer :
– β2 agonis kerja cepat ( salbutamol ) +
antikolinergik { 2,5 + 0,5 mg }  lama
kerja 4-8 jam
• Xantin IV ( bolus dan drip )
– aminofilin (sediaan oral 200mg, IV
240mg, lama kerja 4-6 jam),
– teofilin (oral 100-400mg, lama kerja
bervariasi hingga 24 jam ).
5. Kortikosteroid sistemik
• mempercepat waktu pemulihan,
meningkatkan fungsi paru dan
hipoksemia arteri, menurunkan resiko
relaps, kegagalan terapi dan durasi rawat
inap.
• prednison 30-40 mg selama 10-14 hari.
– per oral  eksaserbasi ringan sedang
– IV  eksaserbasi berat.
– sebaiknya < 2 minggu untuk mencegah efek
samping.
• Terapi suportif
7.
• Misal, furosemide  reensi
cairan

• Antibiotik
• amoksisilin 500 mg 3x/hari PO 6.
3- 14 hari atau
• doksisiklin 100mg 2x/hari PO
3- 14 hari
• Daftar obat yang digunakan dalam
penatalaksanaan PPOK :
• obat PPOK.docx
Indikasi Rawat inap Indikasi Rawat ICU
• Peningkatan intensitas
gejala ( misal, timbul • Sesak berat setelah
saat tidak beraktifitas), tata laksana
• PPOK derajat berat, IGD/ruang rawat inap
• timbul tanda fisik yang • Penurunan
baru (sianosis, edema ), kesadaran,
• tidak ada perbaikan dari kelemahan otot
penatalksanaan inisial, •respirasi,
• terdapat komorbiditas hemodinamik tidak
serius, stabil
• seringnya terjadi • Setelah pemberian
eksaserbasi, oksigen, terjadi
• tidak sanggup untuk hipoksemia atau
melakukan perawatan di PaO2 < 50 mmHg
rumah. atau PaCO2 > 50
mmHg, memerlukan
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai