Kronik
Thoraks
EKG
Diagnosis
PPOK eksaserbasi akut
CAP
Penatalaksanaan UGD
• Rawat inap
• O2 5 L/m bila sesak, atau saturasi <90%
• Infus cairan mantainance: Infus RL 1500cc/24jam
• Pantoprazole 1x1 IV
• Ambroxol 3x200mg PO
• Cetirizine 1x1 PO
• Metilprednisolon 2x8mg PO
• Nebulisasi Combivent tiap 8 jam
Follow up Ruangan
Tanggal 6 Januari 2019
• S : Sesak (+), batuk (+), dahak putih kental sedikit hijau (+), mengi
(+) demam (-) mual (-)
• O : kesadaran : CM, sakit sedang
TD : 120/80 mmHg, N:96x/m, Suhu : 36,6 C, R: 29x/m Sp02: 95%
Wajah: PCH (+), pink puffer (+)
Mata : Conjungtiva anemis-/-, sklera ikterik-/-
Leher: JVP 5+2 cmH2O
Pulmo : VBS ka=ki, ronkhi +/+ basah sedang nyaring, wh+/+,
BJ murni reguler
Abdomen : datar, lembut, NT epigastrium +
Ekstremitas : edema pretibial-/-
• A: CAP
PPOK eksaserbasi akut
• P: IVFD RL 1500cc/24jam
Pantoprazole 1x1 IV
Ambroxol 3x200mg PO
Cetirizine 1x1 PO
Metilprednisolon 2x8mg PO
Nebulisasi Combivent tiap 8 jam
Follow up Ruangan
Tanggal 7 Januari
• S : Sesak (+) berkurang , batuk (+) frekuensi berkurang, dahak
kehijauan, demam (-)
• O : kesadaran : CM, sakit sedang
TD : 120/70 mmHg, N:88x/m, Suhu : 37,0 C, R: 24x/m
Wajah: PCH (-)
Mata : Conjungtiva anemis-/-, sklera ikterik-/-
Leher: JVP 5+2 cmH2O
Pulmo : VBS ka=ki, ronkhi +/+ basah sedang nyaring, wh+/+, BJ
murni reguler
Abdomen : datar, lembut, NT epigastrium -
Ekstremitas : edema pretibial-/-
• A: CAP
• PPOK eksaserbasi akut
• P : IVFD RL 1500cc/24jam
Pantoprazole 1x1 IV
Ambroxol 3x200mg PO
Cetirizine 1x1 PO
Metilprednisolon 2x8mg PO
Nebulisasi Combivent tiap 8 jam
Follow up Ruangan
Tanggal 8 Januari 2019
S : Sesak (+) berkurang , batuk (+) frekuensi berkurang, dahak
kehijauan, mual (-), muntah (-), demam (-)
• O : kesadaran : CM, sakit sedang
TD : 110/70 mmHg, N:80x/m, Suhu : 36,8 C, R: 22x/m
Wajah: PCH (-)
Mata : Conjungtiva anemis-/-, sklera ikterik-/-
Leher: JVP 5+2 cmH2O
Pulmo : VBS ka=ki, ronkhi +/+ minimal, wh+/+, BJ murni reguler
Abdomen : datar, lembut, NT epigastrium -
Ekstremitas : edema pretibial-/-
• A: PPOK eksaserbasi akut + CAP
• P: IVFD RL 1500cc/24jam
Pantoprazole 1x1 IV
Ambroxol 3x200mg PO
Cetirizine 1x1 PO
Metilprednisolon 2x16mg PO
Nebulisasi Combivent tiap 8 jam
R/ BLPL
Diagnosa Akhir
PPOK eksaserbasi akut
CAP
Prognosis
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Penyakit yang dikarakteristikan dengan
adanya keterbatasan aliran pernapasan
persisten yang biasanya progresif dan
berhubungan dengan peningkatan respon
inflamasi kronis dalam saluran pernapasan
dan paru akibat pajanan partikel atau gas
berbahaya secara terus menerus
Epidemiologi
• Menurut GOLD 2018, PPOK saat ini menduduki urutan ke-4
sebagai penyebab kematian di dunia. Diproyeksikan akan
menjadi urutan ke-3 pada tahun 2020.
• Lebih dari 3 juta orang meninggal dunia di tahun 2012 karena
PPOK, 6 % dari jumlah kematian secara global
Pembagian PPOK
• Bronkitis Kronik
Kelainan saluran nafas yang ditandai dengan batuk kronik
berdahak minimal 3 bulan dalam satu tahun.
• Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran
rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan
dinding alveoli
• Keduanya
Faktor Risiko PPOK
• Genetik defisiensi Alpha- o Pertumbuhan dan
1 antitrypsinn perkembangan paru
o Riwayat Merokok • Faktor sosioekonomi
o Riwayat terpapar polusi udara • Asthma dan hiperreaktivitas
di lingkungan dan tempat kerja jalan napas
Non Farmakologis:
Edukasi berdasarkan derajat penyakit:
• Ringan: - penyebab dan pola penyakit PPOK
yang ireversibel
- berhenti merokok
- segera berobat bila timbul gejala
• Sedang: - Menggunakan obat dengan tepat
- mengenal dan mengatasi eksaserbasi
dini
- Program latihan fisik dan pernafasan
• Berat: - informasi tentang komplikasi yang dapat
terjadi
- penyesuaian aktivitas dengan keterbatasan
- penggunaan oksigen dirumah
GOLD,2018: Vaksin influenza, vaksin pneumococcus
polysaccharide , aktivitas fisik
• Gejala eksaserbasi:
• Sesak bertambah
• Produksi sputum >>
• Perubahan warna sputum
• Terapi O2 adekuat
Memperbaiki hipoksemia dan mencegah keadaan mengancam
jiwa. Pertahankan PaO2 > 60 mmHg atau SaO2 90%.
Menurut GOLD 2018, target Sp02 88-92%
• Bronkodilator
PPOK stabil: inhalasi
Dalam perawatan: nebulizer atau IV. Pada derajat berat: >> slow
release atau long acting.
Golongan antikolinergik
Golongan agonis beta-2
Kombinasi antikolinergik dan agonis beta-2
Golongan xantin
• Anti inflamasi
Bentuk: oral atau intravena. berfungsi menekan inflamasi yang
terjadi, dipilih golongan metilprednisolon atau prednison.
•Antibiotik (PDPI, 2004)
Disesuaikan pola kuman setempat dan kombinasi antibiotik yang
mutakhir
Menurut GOLD 2018: Antibiotik diberikan jika pasien memiliki 3
tanda kardinal yaitu : peningkatan dyspnea, sputum, dan puruleni
sputum. Pemberian 5-7 hari.
Jenis antibiotik sesuai dengan pola kuman.
• Nutrisi
Nutrisi adekuat mencegah starvasion akibat hipoksemia
berkepanjangan & kelelahan otot bantu nafas
• Antioksidan
Mengurangi eksaserbasi N asetilsistein
• Mukolitik
>> pada PPOK eksaserbasi bronkitis kronik pada sputum
yang viscous
• Monitor balance cairan dan elektrolit
• Pengeluaran sputum
• Tanda-tanda gagal jantung atau aritmia
• Antitusif
Diberikan hati-hati
Indikasi perawatan
Intensif (GOLD 2018)
• Sesak berat setelah penanganan adekuat di IGD atau ruang
rawat
• Penurunan kesadaran, lethargi atau kelemahan otot-otot
respirasi
• Setelah pemberian oksigen tetap terjadi hipoksemia atau
asidosis respiratori
• Memerlukan ventilasi mekanik (invasif atau noninvasif)
• Gangguan hemodinamika
Indikasi penggunaan ventilasi mekanik dengan intubasi: (PDPI)
•Sesak nafas berat, R: >35x/m
•Penggunaan otot respiratori dan pernafasan abdominal
•Kesadaran menurun
•Hipoksemia berat PaO2 < 50 mmHg
•Asidosis pH < 7,25 dan hiperkapnia PaCO2 > 60 mmHg
•Komplikasi kardiovaskuler, hipotensi
•Komplikasi lain, gangguan metabolik, sepsis, pneumonia,
barotrauma, efusi pleura dan emboli masif
•Penggunaan NIPPV yang gagal
Komplikasi
Gagal Nafas: kronik (AGD: PO2 < 60mmHg, pH normal)
Akut pada gagal nafas kronik
Infeksi berulang
Cor Pulmonale (EKG: P pulmonal, Ht > 50%, dapat disertai gagal
jantung kanan)
Malnutrisi
Asidosis Respiratorik
Kriteria PPOK stabil
• Tidak dalam kondisi gagal nafas akut pada gagal nafas kronik
• Stabil, yaitu hasil analisa gas darah menunjukkan PCO2 < 45
mmHg dan PO2 > 60mmhg
•Dahak jernih
•Aktivitas terbatas tidak disertai sesak sesuai derajat berat
PPOK (hasil spirometri)
•Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan
•Tidak ada penggunaan bronkodilator tambahan
Pencegahan
• Mencegah terjadinya PPOK
o Hindari asap rokok
o Hindari polusi udara
o Hindari infeksi saluran nafas berulang
• Mencegah perburukan PPOK
o Berhenti merokok
o Gunakan obat-obatan adekuat
o Mencegah eksaserbasi berulang
Daftar Pustaka
1. Decker R, Wisconcin F. Global inisiative for Chronic Lung Disease for Diagnosis,
Management, and Prevention of COPD BMJ. 2018;
2. Konsensus Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK). From: http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/konsensus-ppok-isi1.
html (accesed 25 February 2018
3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik sebagai Penyakit Sistemik. Available from:http
://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-01-07/jurnal-6.html from:. [accessed 28 February 2018]
4. Management of Community-Acquired Pneumonia in Adult; 2016 Guidelines Update From the
Dutch Working Party on Antibiotics Policy (SWAB) and The Dutch Assosiation of Chest
Physicians (NVALT). Available from:
http://www.swab.nl/swab/cms3.nsf/uploads/6A6E127F9A2C1168C125816F004A013A/$FIL
E/CAP_SWAB_2017-DEF_R5.
pdf (accesed 29 march 2018)
5. Global Strategy for Diagnosis, Management, and Prevention of Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (Updated 2018). Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
(GOLD). GOLD 2018.