Anda di halaman 1dari 85

PENYAKIT PARU

OBSTRUKTIF KRONIK
(PPOK)
Oleh
dr. Anggita Sifli Pakas

Pembimbing:
dr. Yeni Putri, Sp.P

RSUD SIJUNJUNG
Latar Belakang Masalah
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan salah satu penyakit yang tidak
menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.

Di Indonesia, PPOK meningkat dikarenakan oleh bertambahnya usia harapan hidup,


tingginya kekerapan merokok pada laki-laki dan tingginya kejadian polusi udara.
Oleh sebab itu perlu pengetahuan yang tepat dan menyeluruh dalam patofisiologi,
diagnosis dan penatalaksanaan PPOK ini.
DEFENISI
Penyakit Paru Obstrutif Kronik (PPOK) adalah penyakit saluran nafas yang dapat
dicegah dan diobati, ditandai dengan gejala pernapasan persisten dan keterbatasan
aliran udara.
Bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru terhadap partikel
atau gas yang beracun / berbahaya, disertai efek ekstraparu yang berkontribusi
terhadap derajat berat penyakit.
ETIOLOGI
1. Asap Rokok
2. Polusi Udara
3. Stres Oksidatif
4. Infeksi
5. Sosial Ekonomi
6. Asma
7. Bronkitis kronik
8. Gen
PATOFISIOLOGI
DERAJAT PPOK

Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2010:
Derajat I: PPOK ringan
 Derajat II: PPOK sedang
Gejala batuk kronik dan produksi sputum
Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan
ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini
kadang ditemukan gejala batuk dan produksi
pasien sering tidak menyadari bahwa faal
sputum. Pada derajat ini pasien biasanya mulai
paru mulai menurun.Keterbatasan aliran
memeriksa kesehatannya.Semakin
udara ringan (VEP1 / KVP < 70%; VEP1≥
memburuknya hambatan aliran udara (VEP1 /
80% prediksi).
KVP < 70%; 50% < VEP1< 80% prediksi).
 
Derajat III: PPOK berat Derajat IV: PPOK sangat berat
Gejala sesak lebih berat, penurunan
Gejala di atas ditambah tanda-tanda gagal
akitivitas, rasa lelah dan serangan napas atau gagal jantung kanan dan
eksaserbasi semakin sering dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini
berdampak pada kualitas hidup kualitas hidup pasien memburuk dan jika
eksaserbasi dapat mengancam jiwa. Hambatan
pasien. Hambatan aliran udara yang aliran udara yang berat (VEP1 / KVP < 70%;
semakin memburuk (VEP1 / KVP < VEP1 < 30% prediksi atau VEP1 < 50%
70%; 30% < VEP1 < 50% prediksi). prediksi disertai gagal nafas kronik.
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
1. Riwayat merokok atau bekas perokok
2. Riwayat terpajan zat iritan
3. Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misal berat badan lahir rendah
(BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
4. Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
5. Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
PEMERIKSAAN FISIK PARU

1. Inspeksi
• Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup / mencucu)
• Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding)
• Penggunaan otot bantu napas
• Hipertropi otot bantu napas
• Pelebaran sela iga
• Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan edema tungkai
• Penampilan pink puffer atau blue bloater
2. Palpasi
• Fremitus melemah
• Sela iga melebar.

3. Perkusi
Hipersonor
4. Auskultasi
• Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
• Ekspirasi memanjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. DARAH LENGKAP
2. EKG
3. RONTGEN THORAX
4. SPIROMETRI
5. AGD
PEMERIKSAAN PENUNJANG

SPIROMETRI

• Kunci pada pemeriksaan spirometri ialah rasio FEV 1 (Forced Expiratory Volume in 1 s)
dan FVC (Forced Vital Capacity). FEV1 adalah volume udara yang pasien dapat
keluarkan secara paksa dalam satu detik pertama setelah inspirasi penuh. FEV 1 pada
pasien dapat diprediksi dari usia, jenis kelamin dan tinggi badan. FVC adalah volume
maksimum total udara yang pasien dapat hembuskan secara paksa setelah inspirasi
penuh.
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
• TERAPI NON-FARMAKOLOGI

1. STOP merokok
2. Meningkatkan toleransi paru dengan olahraga dan latihan pernapasan
3. Memperbaiki nutrisi
4. Hindari faktor resiko
PENATALAKSANAAN
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Bronkodilator
2. Kortikosteroid
3. Antibiotik
4. Anti inflamasi
5. Mukolitik
KOMPLIKASI
1. GAGAL NAFAS
2. INFEKSI BERULANG
3. COR PULMONAL
4. MALNUTRISI
5. OSTEOPOROSIS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. S
• Umur : 58 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Padang Laweh, Sijunjung
• MR : 04.28.98
• Tanggal Masuk : 31 Maret 2020
• Tanggal Keluar : 7 April 2020
ANAMNESIS
• Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 1 APRIL
2020 pukul 07.30 WIB di bangsal Paru RSUD Sijunjung

Keluhan utama:
Sesak nafas meningkat sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sesak nafas meningkat sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Sesak sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sesak menciut.
Sesak dipengaruhi oleh aktivitas tapi tidak dipengaruhi oleh cuaca,
emosi, dan makanan. Sesak bertambah jika pasien berkontak dengan
asap, terutama asap kayu bakar saat memasak. Sesak berkurang
dengan istirahat dan pasien lebih nyaman dengan posisi setengah
duduk. Sesak mengganggu aktivitas dan tidur di malam hari. Pasien
hanya memakai satu bantal untuk tidur. Saat ditanya pasien masih
bisa menjawab dengan beberapa kalimat.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Batuk lama sejak ± 2 bulan sebelum masuk RS. Batuk meningkat sejak ± 1
minggu sebelum masuk RS, batuk dirasakan terus-menerus, terutama malam
hari. Batuk dengan dahak kental bewarna putih kekuningan, sulit dikeluarkan.
Batuk membuat pasien sulit tidur.
• Batuk darah disangkal.
• Nyeri dada disangkal.
• Demam sejak ± 5 hari sebelum masuk RS, demam hilang timbul, tidak
menggigil dan tidak berkeringat. Saat ini pasien tidak demam.
Riwayat Penyakit Sekarang

• Penurunan nafsu makan sejak ± 5 hari sebelum masuk RS.


• Penurunan berat badan disangkal.
Riwayat Penyakit Sekarang

• Keringat malam disangkal


• Mual dan muntah disangkal
• BAK dalam batas normal, jumlah dan warna urine biasa.
• BAB dalam batas normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pernah dirawat pada tahun 2016 di bangsal paru RSUD
Sijunjung dengan keluhan yang sama selama 1 minggu dan
pulang dengan perbaikan.
• Riwayat minum OAT (-)
• Riwayat asma (-)
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19 dalam 14
hari terakhir (-), Riwayat kontak dengan pasien
terkonfirmasi covid-19 (-).
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat minum OAT (-)
• Riwayat asma (-)
• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat DM (-)
• Riwayat perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19 dalam 14 hari
terakhir (-), Riwayat kontak dengan pasien terkonfirmasi covid-19
(-).
Riwayat Pekerjaan dan Kebiasaan
• Pekerjaan : Petani karet
• Kebiasaan:
• Merokok : (-)
• Suami perokok : (+)
• Mulai merokok : Umur 20 tahun
• Berhenti merokok : Umur 55 tahun
• Jumlah batang/hari: 10 batang
• Indeks Brinkman : 350 (perokok sedang)
• Narkoba : (-)
• Alkohol : (-)
• Riwayat memasak dengan kayu bakar (+) selama ± 30
tahun, sudah berhenti sejak ± 1 tahun yang lalu.
PEMERIKSAAN FISIK

• Kesadaran : Composmentis cooperatif


• Keadaan Umum : Sakit sedang
• SPO2 : 90%
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 100 x/menit, irama reguler
• Nafas : 28 x/menit, pola nafas tidak teratur
• Suhu : 37,0 ⁰C
• Tinggi Badan : 150 cm
• Berat Badan : 54 kg
• Status gizi : Normoweight
• IMT : 24,0 kg/m2
STATUS GENERALISATA
• Kepala
• Mata
• Konjungtiva : anemis (-/-)
• Sklera : ikterik (-/-)
• Hidung : Nafas cuping hidung (-/- )
• Mulut : Sianosis (-), pursed-lips breathing (+)
Leher

• Bentuk : Simetris
• Trakea : Di tengah
• KGB : Tidak ada pembesaran
• JVP : 5 ± 2 cmH2O
• Thorax
• Paru:
• Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan
dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil sama kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
• Auskultasi : Wheezing (+/+), ekspirasi memanjang (+/+),
Ronkhi (-/-)
• Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung atas : RIC II linea sternalis
sinistra
• Batas jantung kanan : RIC IV linea midclavicularis dextra
• Batas jantung kiri : RIC V 1 jari medial linea midclavicularis
sinistra
• Auskultasi : Irama reguler, murmur (-), S3 gallop (-)
Abdomen

• Inspeksi : Perut datar, simetris, sikatrik (-)


• Palpasi : Soepel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar dan lien tidak
teraba
• Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas

• Superior : Oedem -/-, sianosis -/-, akral hangat +/+, palmar manus pucat
(-/-)
• Inferior : Pitting oedem -/-, sianosis -/-, akral hangat +/+, CRT < 2 “
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Darah rutin
• Hb : 15,1 g/dl
• Hematokrit : 37%
• Leukosit : 11.000 /mm3
• Trombosit :272.000 /mm3
Faal ginjal
• Ureum : 34 mg/dl
• Creatinine : 0,9 mg/dl

GDR : 129 mg%


• Kesan : Leukositosis
• Diagnosa Kerja:
PPOK Eksaserbasi Akut +CAP
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi :

• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
• O2 3L/menit via nasal kanul— SPO2 : 95%
Farmakologi:
• Drip Aminofilin 1 ampul dalam Nacl 0,9% 12 jam/kolf
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr (IV)—Skintest
• Injeksi Metilprednisolon 2x125 mg (IV)
• Azitromisin Tab 1x500 mg (po)
• Salbutamol Tab 3x2 mg (po)
• Syr Vectryn 2 x Cth II (po)
Diagnosa Banding :
TB paru
Pemeriksaan Anjuran
• Spirometri
• Rontgen Thorax PA
• Cek BTA sputum
• Cek TCM
Hasil Rontgen Thorax PA (IGD/ 31-03-2020)
Interpretasi:
• Trakea ditengah
• Cor: besar dan bentuk kesan normal, CTR 49%
• Pulmo: terdapat infiltrat pada kedua lapang paru, terutama di bagian hilus,
corakan bronkovaskuler meningkat, nodul (-)
• Hiperluscent paru
• Sinus pleura kanan dan kiri tajam
• Diafragma kanan dan kiri normal
• Tulang-tulang : tidak tampak kelainan
Kesan: Bronkitis kronik dengan emfisema pulmonam sesuai gambaran
PPOK + CAP
Hasil EKG di IGD (31/3/2020)
Interpretasi:

• Irama: Sinus rthym


• Heart rate : 90x/i
• Axis : Normal
• Gelombang P : Normal
• Gelombang PR : Normal (<0,20 s)
• Gelombang QRS : Normal (<0,12 s)
Kesan: Normal sinus rhtym 90x/i
FOLLOW-UP
RABU, 1 APRIL 2020
ANAMNESIS

• Sesak nafas (+) belum berkurang


• Demam tidak ada
• Batuk (+). Dahak (+) bewarna putih kekuningan, sulit dikeluarkan
• Nyeri dada (-)
• Nafsu makan kurang
• BAB dan BAK biasa
PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan umum : Sakit sedang


• Kesadaran : Composmentis cooperatif
• TD/nadi : 110/70 mmHg / 90 x/menit, irama reguler
• Nafas : 24 x/menit, irama teratur
PARU
• Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
• Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
• Auskultasi : Wheezing (+/+), ekspirasi memanjang (+/+), Ronkhi (-/-)
KESAN : PPOK eksaserbasi akut + CAP
TERAPI :
Non Farmakologi:
• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
• O2 3L/menit nasal kanul (K/P)
Farmakologi:
• Nebu Ipratropium bromida 0,5 mg + salbutamol 2,5 mg 4 x 1 resp
• Drip Aminofilin 1 ampul dalam Nacl 0,9 % 8 jam/kolf
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr (IV) Hari ke-2
• Injeksi Metilprednisolon 2x125 mg (IV)
• Azitromisin Tab 1x500 mg (po)
• Salbutamol Tab 3x2 mg (po)--aff
• Syr Vectryn 2 x Cth II (po)
FOLLOW UP
KAMIS, 02 APRIL 2020

ANAMNESIS
• Sesak nafas : (+)
• Demam : (-)
• Batuk : (+) berdahak dengan warna putih kekuningan, sulit dikeluarkan
• Nyeri dada : (-)
• Nafsu makan kurang
• BAB dan BAK biasa
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• TD/Nadi : 110/80 mmHg / 88 x/menit, irama reguler
• Nafas : 24 x/menit, irama teratur
PARU
• Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
• Perkusi : Sonor di paru kanan dan kiri
• Auskultasi : Wheezing (+/+), ekspirasi memanjang (+/+), Rhonki (-/-)
KESAN
PPOK Eksaserbasi Akut + CAP
 
TERAPI
Non Farmakologi:
• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
• O2 3L/menit nasal kanul (K/P)
Farmakologi:
• Nebu Ipratropium bromida 0,5 mg + salbutamol 2,5 mg 4 x 1 resp
• Drip Aminofilin 1 ampul dalam Nacl 0,9% 8 jam/kolf
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr (IV) Hari ke-3
• Injeksi Metilprednisolon 2x125 mg (IV)
• Azitromisin 1x500 mg (po)--aff
• Infus Levofloxacin 1x750 mg (IV)
• Syr Vectryn 2 x Cth II (po)
• Anjuran tes TCM
FOLLOW UP
JUMAT, 03 APRIL 2020

ANAMNESIS
• Sesak nafas : (+) sudah berkurang
• Demam : (-)
• Batuk : (+) kadang-kadang,dahak warna putih kekuningan, namun sulit
dikeluarkan
• Nyeri dada : (-)
• Nafsu makan : mulai membaik
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• TD/Nadi : 120/70 mmHg / 86 x/menit, irama teratur
• Nafas : 22 x/menit, irama teratur
PARU
• Inspeksi : Simetris bilateral dalam keadaan statis dan dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
• Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
• Auskultasi : Wheezing (+/+) minimal, ekspirasi memanjang (+/+), rhonki (-/-)
KESAN
• PPOK Eksaserbasi Akut dalam perbaikan + CAP
TERAPI
Non Farmakologi:
• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
• O2 1-2 liter/menit nasal kanul (K/P)
Farmakologi:
• Nebu Ipratropium bromida 0,5 mg + salbutamol 2,5 mg 3 x 1 resp
• Drip Aminofilin 1 ampul dalam Nacl 0,9% 8 jam/kolf
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr (IV) Hari ke-4
• Injeksi Metilprednisolon 2 x 62,5 mg (IV)
• Infus Levofloxacin 1x750 mg (IV)
• Syr Vectryn 2 x Cth II (po)-aff
• Farmavon 3x1 amp (IV)
• Tes TCM (menunggu hasil)
FOLLOW UP
SABTU, 04 APRIL 2020
ANAMNESIS

• Sesak nafas : (+) sudah berkurang


• Demam : (-)
• Batuk : (+) kering
• Nyeri dada : (-)
• Nafsu makan : Baik
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• TD/Nadi : 130/80 mmHg / 84 x/menit, irama teratur
• Nafas : 22 x/menit
PARU
•Inspeksi: Simetris bilateral dalam keadaan statis dan dinamis
•Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
•Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
•Auskultasi : Wheezing (-/-) , ekspirasi memanjang (+/+),rhonki (-/-)
 
KESAN
•PPOK Eksaserbasi Akut dalam perbaikan + CAP
 
TERAPI
Non Farmakologi:
• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
• O2 1-2 liter/menit nasal kanul (K/P)
Farmakologi:
• Nebu Ipratropium bromida 0,5 mg + salbutamol 2,5 mg 3 x 1 resp
• Drip Aminofilin 1 ampul dalam Nacl 0,9% 12 jam/kolf
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr (IV) Hari ke-5
• Infus levofloxacin 1x750 mg (IV)
• Metilprednisolon 2x16 mg (po)
• Farmavon 3x1 amp (IV)
• Tes TCM (menunggu hasil)
FOLLOW UP
SENIN, 06 APRIL 2020
ANAMNESIS

• Sesak nafas : (+) sesekali


• Demam : (-)
• Batuk : Sudah berkurang
• Nyeri dada : (-)
• Nafsu makan : Baik
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• TD/Nadi : 110/80 mmHg / 84 x/menit, irama teratur
• Nafas : 22 x/menit, irama teratur
PARU
• Inspeksi : Simetris bilateral dalam keadaan statis dan dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
• Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
• Auskultasi : Wheezing (-/-),ekspirasi memanjang (+/+) minimal, rhonki (-/-)
KESAN
PPOK Eksaserbasi Akut dalam perbaikan + CAP
TERAPI
Non Farmakologi:
• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
• O2 1-2 liter/menit nasal kanul (K/P)
 
Farmakologi:
• Nebu Ipratropium bromida 0,5 mg + salbutamol 2,5 mg 3 x 1 resp (K/P)
• Drip Aminofilin 1 ampul dalam Nacl 0,9% 8 jam/kolf—aff
• IVFD Nacl 0,9 % 12 jam/kolf
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr (IV) Hari ke-5--aff
• Infus levofloxacin 1x750 mg (IV)
• Metilprednisolon 2x16 mg (po)
• Syr Vectryn 2 x Cth II (po)-aff
• Farmavon 3x1 amp (IV)
• Hasil TCM : 6/04/2020
Negatif
FOLLOW UP
SELASA, 07 APRIL 2020
ANAMNESIS
• Sesak nafas : (-)
• Demam : (-)
• Batuk : (-)
• Nyeri dada : (-)
• Nafsu makan : Baik
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• TD/Nadi : 120/70 mmHg / 82 x/menit, irama teratur
• Nafas : 20 x/menit, irama teratur
PARU
• Inspeksi : Simetris bilateral dalam keadaan statis dan dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
• Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
• Auskultasi : Wheezing (-/-) , ekspirasi memanjang (-/-),rhonki (-/-)
KESAN
• PPOK Eksaserbasi Akut dalam perbaikan + CAP
TERAPI
Non Farmakologi:
• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
Farmakologi:
• Levofloxacin 1x750 mg (po)
• Aminofilin 2x150 mg (po)
• Metilprednisolon 2x16 mg (po)
• Salbutamol 2x2 mg (po)
• Vectryn syr 2xCth II (po)
• Boleh pulang
• Kontrol poli paru selasa depan (14/04/2020)
 
ANALISA KASUS
Pada laporan kasus ini, Ny. S (58 tahun) didiagnosis dengan PPOK
eksaserbasi akut. Diagnosis berdasarkan dari anamnesis yaitu sesak
nafas meningkat sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit.
Sesak sudah dirasakan sejak ± 1 minggu yang lalu. Sesak menciut.
Sesak dipengaruhi oleh aktivitas dan tidak dipengaruhi oleh cuaca,
emosi dan makanan. Sesak mengganggu aktivitas dan tidur malam
hari. Batuk (+), sejak ± 2 bulan yang lalu, hilang timbul, batuk
berdahak warna putih kekuningan, sulit dikeluarkan.Batuk darah
disangkal.
Demam sejak ±5 hari SMRS, demam hilang timbul, tidak menggigil.
Saat ini pasien tidak demam. Keringat malam tidak ada. Penurunan
nafsu makan sejak 5 hari ini , penurunan berat badan disangkal.BAB
dan BAK dalam batas normal.
Dari riwayat penyakit sebelumnya yaitu riwayat minum OAT, riwayat
asma, hipertensi, penyakit jantung, riwayat DM, riwayat perjalanan ke
daerah terjangkit Covid-19 disangkal.
• Dari riwayat pekerjaan dan kebiasaan, pasien seorang perempuan
usia 58 tahun adalah seorang petani karet. Pasien memiliki kebiasaan
memasak dengan kayu selama ± 30 tahun, sudah berhenti sejak ± 6
bulan yang lalu.Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 100 x/menit, nafas 28 x/menit. Pada
pemeriksaan paru ditemukan inspeksi: simetris kiri dan kanan dalam
keadaan statis dan dinamis, palpasi: fremitus taktil kiri meningkat
dari yang kanan, perkusi : redup pada paru kiri atas, sonor pada paru
kanan dan kiri, auskultasi : wheezing (+/+), ekspirasi memanjang
(+/+), ronkhi (-/-).
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka diberikan terapi
farmakologi dan non-farmakologi. Non-farmakologi yaitu bed rest dan
mengurangi aktivitas berat. Farmakologi yaitu pemberian O2 3L/menit via nasal
kanul, nebu Ipatropium bromida 0,5 mg + salbutamol 2,5 mg 3x1 resp, drip
Aminofilin 13,5 cc dalam Nacl 0,9% 8 jam/kolf, Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr
(IV)—Skintest, Injeksi Metilprednisolon 2x125 mg (IV), Injeksi Omeprazole
1x40 mg (IV), Salbutamol Tab 3x2 mg (po), Azitromisin 1x500 mg (po), Syr
Vectryn 2 x Cth II (po). Pasien dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan
spirometri dan rontgen thorax PA. Namun secara klinis PPOK sudah bisa
ditegakkan. Sehingga pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan spirometri.
Pasien dirawat di ruang paru selama 7 hari dan mendapat
obat pulang: levofloxacin 1x750 mg (po), aminofilin 2x150
mg (po), metilprednisolon 2x16 mg (po), salbutamol 2x2
mg (po), vectryn syr 2x Cth II (po) dan di anjurkan kontrol
poli paru satu minggu lagi. 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai