OBSTRUKTIF KRONIK
(PPOK)
Oleh
dr. Anggita Sifli Pakas
Pembimbing:
dr. Yeni Putri, Sp.P
RSUD SIJUNJUNG
Latar Belakang Masalah
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) merupakan salah satu penyakit yang tidak
menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia.
Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease (GOLD) 2010:
Derajat I: PPOK ringan
Derajat II: PPOK sedang
Gejala batuk kronik dan produksi sputum
Gejala sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan
ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini
kadang ditemukan gejala batuk dan produksi
pasien sering tidak menyadari bahwa faal
sputum. Pada derajat ini pasien biasanya mulai
paru mulai menurun.Keterbatasan aliran
memeriksa kesehatannya.Semakin
udara ringan (VEP1 / KVP < 70%; VEP1≥
memburuknya hambatan aliran udara (VEP1 /
80% prediksi).
KVP < 70%; 50% < VEP1< 80% prediksi).
Derajat III: PPOK berat Derajat IV: PPOK sangat berat
Gejala sesak lebih berat, penurunan
Gejala di atas ditambah tanda-tanda gagal
akitivitas, rasa lelah dan serangan napas atau gagal jantung kanan dan
eksaserbasi semakin sering dan ketergantungan oksigen. Pada derajat ini
berdampak pada kualitas hidup kualitas hidup pasien memburuk dan jika
eksaserbasi dapat mengancam jiwa. Hambatan
pasien. Hambatan aliran udara yang aliran udara yang berat (VEP1 / KVP < 70%;
semakin memburuk (VEP1 / KVP < VEP1 < 30% prediksi atau VEP1 < 50%
70%; 30% < VEP1 < 50% prediksi). prediksi disertai gagal nafas kronik.
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PENUNJANG
ANAMNESIS
1. Riwayat merokok atau bekas perokok
2. Riwayat terpajan zat iritan
3. Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, misal berat badan lahir rendah
(BBLR), infeksi saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara
4. Batuk berulang dengan atau tanpa dahak
5. Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
PEMERIKSAAN FISIK PARU
1. Inspeksi
• Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup / mencucu)
• Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal sebanding)
• Penggunaan otot bantu napas
• Hipertropi otot bantu napas
• Pelebaran sela iga
• Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis leher dan edema tungkai
• Penampilan pink puffer atau blue bloater
2. Palpasi
• Fremitus melemah
• Sela iga melebar.
3. Perkusi
Hipersonor
4. Auskultasi
• Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada
ekspirasi paksa
• Ekspirasi memanjang
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. DARAH LENGKAP
2. EKG
3. RONTGEN THORAX
4. SPIROMETRI
5. AGD
PEMERIKSAAN PENUNJANG
SPIROMETRI
• Kunci pada pemeriksaan spirometri ialah rasio FEV 1 (Forced Expiratory Volume in 1 s)
dan FVC (Forced Vital Capacity). FEV1 adalah volume udara yang pasien dapat
keluarkan secara paksa dalam satu detik pertama setelah inspirasi penuh. FEV 1 pada
pasien dapat diprediksi dari usia, jenis kelamin dan tinggi badan. FVC adalah volume
maksimum total udara yang pasien dapat hembuskan secara paksa setelah inspirasi
penuh.
DIAGNOSA BANDING
PENATALAKSANAAN
• TERAPI NON-FARMAKOLOGI
1. STOP merokok
2. Meningkatkan toleransi paru dengan olahraga dan latihan pernapasan
3. Memperbaiki nutrisi
4. Hindari faktor resiko
PENATALAKSANAAN
TERAPI FARMAKOLOGI
1. Bronkodilator
2. Kortikosteroid
3. Antibiotik
4. Anti inflamasi
5. Mukolitik
KOMPLIKASI
1. GAGAL NAFAS
2. INFEKSI BERULANG
3. COR PULMONAL
4. MALNUTRISI
5. OSTEOPOROSIS
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. S
• Umur : 58 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Padang Laweh, Sijunjung
• MR : 04.28.98
• Tanggal Masuk : 31 Maret 2020
• Tanggal Keluar : 7 April 2020
ANAMNESIS
• Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 1 APRIL
2020 pukul 07.30 WIB di bangsal Paru RSUD Sijunjung
Keluhan utama:
Sesak nafas meningkat sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sesak nafas meningkat sejak ± 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Sesak sudah dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sesak menciut.
Sesak dipengaruhi oleh aktivitas tapi tidak dipengaruhi oleh cuaca,
emosi, dan makanan. Sesak bertambah jika pasien berkontak dengan
asap, terutama asap kayu bakar saat memasak. Sesak berkurang
dengan istirahat dan pasien lebih nyaman dengan posisi setengah
duduk. Sesak mengganggu aktivitas dan tidur di malam hari. Pasien
hanya memakai satu bantal untuk tidur. Saat ditanya pasien masih
bisa menjawab dengan beberapa kalimat.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Batuk lama sejak ± 2 bulan sebelum masuk RS. Batuk meningkat sejak ± 1
minggu sebelum masuk RS, batuk dirasakan terus-menerus, terutama malam
hari. Batuk dengan dahak kental bewarna putih kekuningan, sulit dikeluarkan.
Batuk membuat pasien sulit tidur.
• Batuk darah disangkal.
• Nyeri dada disangkal.
• Demam sejak ± 5 hari sebelum masuk RS, demam hilang timbul, tidak
menggigil dan tidak berkeringat. Saat ini pasien tidak demam.
Riwayat Penyakit Sekarang
• Bentuk : Simetris
• Trakea : Di tengah
• KGB : Tidak ada pembesaran
• JVP : 5 ± 2 cmH2O
• Thorax
• Paru:
• Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan
dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil sama kanan dan kiri
• Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
• Auskultasi : Wheezing (+/+), ekspirasi memanjang (+/+),
Ronkhi (-/-)
• Jantung
• Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
• Perkusi : Batas jantung atas : RIC II linea sternalis
sinistra
• Batas jantung kanan : RIC IV linea midclavicularis dextra
• Batas jantung kiri : RIC V 1 jari medial linea midclavicularis
sinistra
• Auskultasi : Irama reguler, murmur (-), S3 gallop (-)
Abdomen
• Superior : Oedem -/-, sianosis -/-, akral hangat +/+, palmar manus pucat
(-/-)
• Inferior : Pitting oedem -/-, sianosis -/-, akral hangat +/+, CRT < 2 “
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah rutin
• Hb : 15,1 g/dl
• Hematokrit : 37%
• Leukosit : 11.000 /mm3
• Trombosit :272.000 /mm3
Faal ginjal
• Ureum : 34 mg/dl
• Creatinine : 0,9 mg/dl
• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
• O2 3L/menit via nasal kanul— SPO2 : 95%
Farmakologi:
• Drip Aminofilin 1 ampul dalam Nacl 0,9% 12 jam/kolf
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr (IV)—Skintest
• Injeksi Metilprednisolon 2x125 mg (IV)
• Azitromisin Tab 1x500 mg (po)
• Salbutamol Tab 3x2 mg (po)
• Syr Vectryn 2 x Cth II (po)
Diagnosa Banding :
TB paru
Pemeriksaan Anjuran
• Spirometri
• Rontgen Thorax PA
• Cek BTA sputum
• Cek TCM
Hasil Rontgen Thorax PA (IGD/ 31-03-2020)
Interpretasi:
• Trakea ditengah
• Cor: besar dan bentuk kesan normal, CTR 49%
• Pulmo: terdapat infiltrat pada kedua lapang paru, terutama di bagian hilus,
corakan bronkovaskuler meningkat, nodul (-)
• Hiperluscent paru
• Sinus pleura kanan dan kiri tajam
• Diafragma kanan dan kiri normal
• Tulang-tulang : tidak tampak kelainan
Kesan: Bronkitis kronik dengan emfisema pulmonam sesuai gambaran
PPOK + CAP
Hasil EKG di IGD (31/3/2020)
Interpretasi:
ANAMNESIS
• Sesak nafas : (+)
• Demam : (-)
• Batuk : (+) berdahak dengan warna putih kekuningan, sulit dikeluarkan
• Nyeri dada : (-)
• Nafsu makan kurang
• BAB dan BAK biasa
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• TD/Nadi : 110/80 mmHg / 88 x/menit, irama reguler
• Nafas : 24 x/menit, irama teratur
PARU
• Inspeksi : Simetris kiri dan kanan dalam keadaan statis dan dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
• Perkusi : Sonor di paru kanan dan kiri
• Auskultasi : Wheezing (+/+), ekspirasi memanjang (+/+), Rhonki (-/-)
KESAN
PPOK Eksaserbasi Akut + CAP
TERAPI
Non Farmakologi:
• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
• O2 3L/menit nasal kanul (K/P)
Farmakologi:
• Nebu Ipratropium bromida 0,5 mg + salbutamol 2,5 mg 4 x 1 resp
• Drip Aminofilin 1 ampul dalam Nacl 0,9% 8 jam/kolf
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr (IV) Hari ke-3
• Injeksi Metilprednisolon 2x125 mg (IV)
• Azitromisin 1x500 mg (po)--aff
• Infus Levofloxacin 1x750 mg (IV)
• Syr Vectryn 2 x Cth II (po)
• Anjuran tes TCM
FOLLOW UP
JUMAT, 03 APRIL 2020
ANAMNESIS
• Sesak nafas : (+) sudah berkurang
• Demam : (-)
• Batuk : (+) kadang-kadang,dahak warna putih kekuningan, namun sulit
dikeluarkan
• Nyeri dada : (-)
• Nafsu makan : mulai membaik
PEMERIKSAAN FISIK
• KU : sakit sedang
• Kesadaran : CMC
• TD/Nadi : 120/70 mmHg / 86 x/menit, irama teratur
• Nafas : 22 x/menit, irama teratur
PARU
• Inspeksi : Simetris bilateral dalam keadaan statis dan dinamis
• Palpasi : Fremitus taktil kanan dan kiri sama
• Perkusi : Sonor pada paru kanan dan kiri
• Auskultasi : Wheezing (+/+) minimal, ekspirasi memanjang (+/+), rhonki (-/-)
KESAN
• PPOK Eksaserbasi Akut dalam perbaikan + CAP
TERAPI
Non Farmakologi:
• Bed rest
• Kurangi aktivitas fisik yang dapat memperberat keadaan
• O2 1-2 liter/menit nasal kanul (K/P)
Farmakologi:
• Nebu Ipratropium bromida 0,5 mg + salbutamol 2,5 mg 3 x 1 resp
• Drip Aminofilin 1 ampul dalam Nacl 0,9% 8 jam/kolf
• Injeksi Ceftriaxone 2x1 gr (IV) Hari ke-4
• Injeksi Metilprednisolon 2 x 62,5 mg (IV)
• Infus Levofloxacin 1x750 mg (IV)
• Syr Vectryn 2 x Cth II (po)-aff
• Farmavon 3x1 amp (IV)
• Tes TCM (menunggu hasil)
FOLLOW UP
SABTU, 04 APRIL 2020
ANAMNESIS