pejamu terkait manifestasi ketombe (Xu dkk, 2016; Pouradier dkk, 2017). Penelitian
fisiologi pejamu dengan ketombe dan dengan microbioma kulit kepala (Tabel S2).
Didapatkan korelasi positif yang signifikan (FDR adj. P ≤ 0,05) antara skor ketombe, rasa
gatal dan TEWL (Gambar S5). Tingkat hidrasi dan kadar sebum juga berkorelasi positif satu
sama lain. Selain itu, TEWL yang diamati menunjukkan korelasi negatif dengan dua
dengan kulit kepala sehat dan berketombe (Gambar S6). Hal ini menunjukkan tingkat skor
ketombe dan rasa gatal yang lebih tinggi secara signifikan pada kulit kepala berketombe (p ≤
0,0001, uji Wilcoxon). Selain itu, TEWL diamati lebih tinggi secara signifikan pada kulit
kepala berketombe dibandingkan dengan kulit kepala yang sehat (p = 0,035). Telah diketahui
bahwa perubahan kadar sebum menyebabkan gangguan pada kualitas barrier kulit kepala,
yang lebih banyak menyebabkan peningkatan TEWL pada kulit kepala berketombe daripada
kulit kepala yang sehat yang selanjutnya mengganggu fungsi barrier kulit kepala (Turner dkk,
2012). Hasil korelasi dari penelitian ini juga menunjukkan temuan yang serupa mengenai
parameter fisiologis yang berhubungan dengan kulit kepala pejamu pada populasi India.
Ketiga subkelompok Malassezia, Malassezia sp., dan Malassezia yang tidak terkultur
menunjukkan korelasi positif yang signifikan (FDR adj. p ≤ 0,05) pada skor ketombe dan rasa
gatal, sedangkan M. globosa, yang menunjukkan kelimpahan yang lebih tinggi pada kulit
kepala yang sehat, berkorelasi negatif dengan parameter ini (Gambar 3A). Malassezia yang
tidak terkultur juga menunjukkan korelasi negatif yang signifikan dengan tingkat hidrasi.
korelasi positif yang signifikan (FDR adj. p ≤ 0,05) dengan skor ketombe, TEWL dan rasa
gatal (Gambar 3B). Spesies ini juga berkorelasi negatif dengan tingkat hidrasi. Meskipun
jumlahnya rendah, Pseudomonas spp. menunjukkan korelasi negatif dengan parameter ini.
Takson bakteri dan jamur yang kurang berlimpah lainnya juga menunjukkan korelasi yang
Untuk menyelidiki potensi fungsional kelompok mikrobial kulit kepala, suatu analisis
metagenom komprehensif juga dilakukan. Suatu keberagaman metabolic jamur yang lebih
tinggi (KO) didapatkan pada kulit kepala berketombe jika dibandingkan dengan kulit kepala
yang sehat (Gambar S7), yang sesui dengan keberagaman alfa yang lebih tinggi dari populasi
jamur pada kulit kepala berketombe (Gambar 1A). Beberapa jalur KEGG jamur didapatkan
memiliki berbagai signifikansi (p ≤ 0,05, uji Wilcoxon) antara kulit kepala yang sehat dan
berketombe (Gambar 4A, B). Jalur metabolisme asam amino (metabolisme histidin, sistein,
dan metionin) dan jalur metabolisme asam lipoat didapatkan lebih berlimpah pada kulit
kepala yang sehat dibandingkan dengan yang berketombe. Selain itu, jalur biosintesis N-
glycan, yang melibatkan interaksi sel-pejamu, diperkaya pada kulit kepala yang berketombe
kepala sehat dan berketombe. (A) Keragaman indeks shannon untuk populasi bakteri yang
diamati dalam kulit kepala sehat dan berketombe. (B, C) UniFrac menghitung tanpa batas
untuk populasi bakteri di kulit kepala sehat dan berketombe (*** p ≤ 0.001). Kotak orange
menunjukkan jarak dalam sample kelompok kulit kepala sehat dan ketombe, sedangkan
kotak hijau menunjukkan jarak antara sampel kelompok kulit kepala sehat dan ketombe.
(D) berarti relatif lima spesies bakteri dalam kulit kepala sehat dan berketombe (*** p ≤
0,0001, *** p ≤ 0.001, Wilcoxon test). (E) Rasio perbedaan Propionibacterium acnes dan
N-glycosylation diperkaya pada kulit kepala berketombe (Gambar S8) dan M. restricta
didapatkan berkontribusi secara bermakna pada jalur biosintesis N-glycan (Gambar S9).
Suatu pengamatan yang menarik adalah diperkayanya jalur yang terkait dengan fungsi umum
dan informasi serta pemrosesan genetik (sistem estafet sulfur, jalur proteasome, siklus sel
dalam yeast, dan meiosis) di kulit kepala ketombe yang dibandingkan dengan kulit kepala
yang sehat. Analisis korelasi menunjukkan bahwa M. restricta secara signifikan berkontribusi
pada jalur fungsi umum ini (Gambar S9). Jalur eukariotik seluler lainnya untuk pemrosesan
informasi genetik (perbaikan eksisi dasar, rekombinasi homolog, perbaikan mismatch, jalur
fosforilasi oksidatif, dll.) diperkaya pada kulit kepala yang sehat. Kumpulan jalur flagellar
dan chemotaxis diperkaya pada kulit kepala sehat oleh M. obtusa dan M. furfur. Korelasi
positif yang signifikan dari jalur seluler esensial (biosintesis N-glycan, siklus sel dalam yeast,
RNA polimerase, proteasome, transportasi RNA, dll) diamati dengan parameter klinis yang
terkait ketombe (skor ketombe, rasa gatal dan TEWL). Sebaliknya, jalur lain seperti asam
amino dan metabolisme asam lipoat, menunjukkan korelasi negatif dengan parameter ini
(Gambar 4C).
Gambar 3. Spearman’s membandingkan korelasi antara microbioma taxa dan parameter
fisiologis pejamu. (A) jamur dan (B) bakteri taxa menunjukan korelasi yang signifikan
(+, FDR disesuaikan p ≤ 0,05) dengan salah satu parameter dipetakan sebagai heatmap.
Mikrobioma bakteri menunjukkan jumlah jalur metabolisme KEGG yang lebih tinggi
daripada microbiome jamur, yang mana menunjukkan variasi signifikan (p ≤ 0.05, uji
Wilcoxon) antara kulit kepala sehat dan berketombe (Gambar 5A, B) (Gambar S10). Jalur
yang berhubungan dengan vitamin dan kofaktor (biotin, porfirin dan klorofil, vitamin-B6,
dan asam amino (alanin, aspartat, arginin, glutamat dan prolin dan metabolisme dan
biosintesis lisin) secara signifikan lebih tinggi pada kulit kepala yang sehat daripada kulit
kepala berketombe (Gambar S11) serta modul KEGG juga menunjukkan kecenderungan
yang sama (Gambar S12). Jalur ini berkorelasi negatif dengan skor ketombe dan rasa gatal
(Gambar 5C). Kelimpahan tinggi resistensi antibiotik dan jalur biosintesis juga diamati pada
menunjukkan variasi signifikan antara kulit kepala sehat dan yang berketombe, dan
menunjukkan korelasi negatif yang signifikan pada skor ketombe dan rasa gatal. Adanya jalur
ini juga didapatkan pada kulit kepala yang sehat dalam penelitian sebelumnya (Oh dkk,
2014).