Anda di halaman 1dari 2

BAB III

KESIMPULAN

Myasis adalah infestasi larva lalat ke dalam suatu jaringan hidup termasuk manusia.
Myasis hidung ialah terdapatnya infestasi larva (belatung = ulat ) dari lalat pada hidung
manusia. Myiasis ini banyak ditemukan pada negara negara tropis dan subtropis seperti
Afrika dan Amerika. Diantara lalat penyebab myiasis di dunia, lalat Chrysomya bezziana
mempunyai nilai medis yang penting karena larvanya bersifat obligat parasit. Tanda-tanda
myiasis hidung biasanya berkaitan dengan keberadaan dan pergerakan larva, yang meliputi
sensasi adanya benda asing, dengan atau tanpa sensasi gerakan, hidung dan wajah menjadi
edema dan eritem, adanya noda darah atau cairan hidung mukopurulen, berbau busuk, dan
anosmia. Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan Rhinoskopi akan tampak edema,
ulserasi membran mukosa yang berisi material nekrotik dan belatung. Pemeiksaan Penunjang
yang dapat dilakukan yaitu Nasoendoskopi, dan CT-Scan. Untuk penatalaksanaan diberikan
antibiotik spektrum luas atau antibiotik yang sesuai dengan hasil kultur bakteri yang berasal
dari luka myiasis dan resistensi kuman. Selain itu juga diberikan minyak terpentin dan
parafin. Pencegahan myiasis hidung memerlukan pengendalikan populasi lalat dan
perlindungan terhadap pasien dengan hambatan fisik. Komplikasi dapat berupa selulit pada
wajah, ulserasi dinding faring posterior, perforasi septum nasi dengan gambaran hidung
pelana, perforasi palatal, perforasi periorbital dengan edema ringan tanpa adanya diplopia.
Prognosis myiasis hidung baik jika perawatan dilakukan dengan benar.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Wu C J.Nasal Myiasis in a Bedridden Patient and Literature Review. Journal Medical


Science. Taiwan.2012.p.39-41
2. Widyaningsih I, Supriyono B. Miasis. Surabaya; Universitas Wijaya Kusuma..p.1-5
3. Lee T Y, et al. Nosocomial Nasal Myiasis in an Intubated Patient. Journal of the
Chinese Medical Association. A Case Report..2011.p.369-71
4. Francesconi F, Lupi O. Myiasis. Clinical Microbiology Reviews. 2012.p.79-98
5. Wardhana A H. Chrysomya Bezziana; Penyebab Myiasis pada Hewan dan Manusia :
Permasalahan dan Penanggulangannya. Bogor; Balai Penelitian
Veteriner.2006.p.146-59
6. Arora S, et al.Clinical Etiology of Myiasis in ENT: a Retrogade Period-Interval
Study. Brazilian Journal of Otorhinolaryngology. An Original Article.2009.p.356-61
7. Burgess I F. Myiasis : Maggots Infestasion. Cambridge.2003.p.51-3
8. Rangan R K, et al. Endoscopic Management of Nasal Myiasia : A 10 Years
Experience. A Case series.2013.p.58-60
9. Spradbery J C.Life Cycle. In A Manual for the Diagnosis of Srew-worm Fly. Australia
; Commonwealth of Australia. 2002.p.4-8
10. Netter F H, Machado C A G. Netters Atlas of Human Anatomy. Acces on : March
14th 2014.Available at : www.netterart.com.
11. D S Dhillon, C A East.Ear,Nose and Paranasal Sinuses. In Ear,Nose,and Throat,and
Head and Neck surgery. Second Edition. Toronto : Harcourt Publishers Limited.2000.
p.30-1
12. Soepardi F A,et al. Sumbatan Hidung. In Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala dan Leher.Edisi keenam. Jakarta; FKUI.2006. p.118-22,143

16

Anda mungkin juga menyukai