Anda di halaman 1dari 26

MASALAH PADA SYSTEM

RESPIRASI
Kategori penyakit system pernafasan

Restriktif :
• Penyakit paru restriktif  sekelompok kondisi kronis di mana paru-
paru penderitanya tdk dpt berkembang dgn baik saat menarik
napas.

Obstrukstif :
• Penyakit ini menghalangi aliran udara  menyebabkan penderita
mengalami kesulitan dlm bernafas.
Apa itu penyakit paru restriktif?

• penyakit paru restriktif terjadi saat paru-paru pasien tdk dpt


membesar secara maksimal ketika sedang menarik napas. Akibatnya,
oksigen yg masuk ke dalam paru-paru menjadi terbatas.
• Penyakit ini menyebabkan penurunan kapasitas atau volume paru
sehingga ritme pernapasan penderitanya semakin cepat u/ memenuhi
kebutuhan oksigen dalam tubuhnya.
• Kebanyakan kasus penyakit paru restriktif bersifat progresif, yg
artinya penyakit akan terus memburuk seiring berjalannya waktu.
Apa saja gejala penyakit paru restriktif ?

• Sesak napas
• Butuh upaya lebih u/ menarik napas
• Merasa tidak mendapatkan napas yg cukup
• Batuk kering atau berdahak yg tak kunjung berhenti
• Berat badan turun drastis
• Nyeri dada
• Mengi (napas berbunyi)
• Kelelahan luar biasa tanpa penyebab yg jelas
• Depresi
• Kecemasan
Penyebab penyakit paru restriktif intrinsik dan ekstrinsik.

1. Penyebab intrinsik
• pneumonia,
• tuberkulosis (TB),
• sarkoidosis,
• fibrosis paru idiopatik,
• penyakit paru interstisial,
• kanker paru,
• rheumatoid arthritis,
• fibrosis akibat radiasi,
• sindrom gagal pernapasan akut (ARDS), dan
• lupus.
2. ekstrinsik
• Efusi pleura
• Skoliosis
• Obesitas
• Penyakit saraf dan otot, seperti multiple sclerosis dan distrofi otot
• Myasthenia gravis
• Adanya tumor ganas
• Cedera atau patah tulang rusuk
• Pembengkakan perut akibat luka atau kanker hati
• Kelumpuhan diafragma
• Hernia diafragmatika
• Gagal jantung
• Paru Obstrukstif :

• PPOK atau chronic obstructive pulmonary disease (COPD) :


• Asma,
• Bronchitis kronis,
• Emfisema
• sering menyerang orang usia paruh baya yg merokok.
Seiring waktu, penyakit ini akan memburuk dan berisiko menyebabkan
penderitanya terkena penyakit jantung dan kanker paru-paru.
Selain itu, penyakit paru obstruktif kronis juga bisa meningkatkan risiko
penderitanya terkena COVID-19.
• Menurut sebuah penelitian, penderita PPOK memiliki risiko 5 kali lipat lebih
tinggi terkena COVID-19 daripada orang yg tdk menderita PPOK.
Penyebab Penyakit Paru Obstruktif Kronis

• Memiliki kebiasaan merokok atau sering terpapar asap rokok


(perokok pasif)
• Terpapar polusi udara, misalnya dari debu jalanan, asap dari
kendaraan, atau asap pabrik dan industri
• Menderita penyakit asma, tuberkulosis, infeksi HIV, dan kelainan
genetik yang menyebabkan kekurangan protein alpha-1-antitrypsin
(AAt)
• Memiliki keluarga dgn riwayat PPOK
• Berusia 40 tahun ke atas
Gejala Penyakit Paru Obstruktif Kronis
 PPOK berkembang secara perlahan dan tdk menunjukkan gejala
khusus pd tahap awal. Gejalanya baru muncul setelah bertahun-
tahun ketika sudah terjadi kerusakan yg signifikan pada paru-paru.
Gejala yg biasanya dialami oleh penderita PPOK :
 Napas tersengal-sengal, terutama saat melakukan aktivitas fisik
 Batuk tdk kunjung sembuh ,disertai dahak
 Berat badan menurun
 Mengi (bengek)
 Nyeri dada
 Lemas
 Pembengkakan di tungkai
Diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis

• Tes fungsi paru-paru (spirometri), mengukur volume udara yg dihirup dan


dikeluarkan oleh pasien, serta u/ mengetahui apakah paru-paru dpt
mengirimkan oksigen dlm jumlah cukup ke dalam darah
• Tes darah, u/ mengukur kadar protein alpha-1-antitrypsin dm darah dan
menyingkirkan kemungkinan gejala disebabkan oleh penyakit lain, seperti
anemia atau polisitemia
• Analisis gas darah arteri, u/ mengukur kadar oksigen dan karbon dioksida
dalam darah
• Pemindaian dengan foto Rontgen dan CT scan, u/ mendeteksi emfisema atau
gangguan lain di paru-paru
• Elektrokardiogram (EKG) dan USG jantung (ekokardiogram), u/ memeriksa
konduksi listrik dan struktur jantung
• Tes sampel dahak, u/ mendeteksi kemungkinan adanya infeksi bakteri atau
jamur
Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

1. Obat-obatan
Obat yg biasanya digunakan u/ meredakan gejala PPOK  obat hirup (inhaler) berupa:
• Bronkodilator, seperti salbutamol, salmeterol, dan terbutaline
• Kortikosteroid, seperti fluticasone dan budesonide
• Tergantung pd kondisi pasien, dokter dpt meresepkan obat-obatan di atas sebagai obat
tunggal atau obat kombinasi.
Jika obat hirup blm dpt meredakan gejala PPOK, dokter akan meresepkan obat minum berupa
kapsul atau tablet, seperti:
• Teofilin, u/ mengurangi pembengkakan di saluran napas
• Mukolitik, seperti ambroxol u/ mengencerkan dahak atau lendir
• Penghambat enzim fosfodiesterase-4, u/ melegakan saluran napas
• Kortikosteroid, u/ mengurangi peradangan di saluran pernapasan
• Antibiotik, jika terdapat tanda-tanda infeksi paru
2. Terapi oksigen
• Terapi ini bertujuan u/ memberikan pasokan oksigen ke paru-paru.
Pasien bisa menggunakan tabung oksigen portabel yg bisa dibawa ke
mana saja.
• Lamanya penggunaan tabung oksigen tergantung pd kondisi pasien.
Sebagian pasien hanya menggunakannya saat sedang beraktivitas
atau saat tidur. Namun, sebagian lain harus menggunakannya
sepanjang hari.
3. Rehabilitasi paru
• Rehabilitasi paru-paru atau fisioterapi dada bertujuan u/
mengajarkan pasien pola makan yang tepat, terapi fisik yg sesuai
dengan kondisinya, serta u/ memberikan dukungan secara emosional
dan psikologis.
Komplikasi Penyakit Paru Obstruktif Kronis

• Gagal napas
• Diabetes
• Demensia
• Hipertensi pulmonal
• Berat badan turun drastis
• Malnutrisi
• Pneumonia
• Pneumothorax
• Sleep apnea
• Kanker paru-paru
• Atrial fibriasi
• Gagal jantung
• Depresi dan cemas
Pencegahan Penyakit Paru Obstruktif Kronis
• PPOK mrpk penyakit yg dpt dicegah.
• Cara utama yg harus dilakukan  berhenti merokok dan hindari asap
rokok.
• Jika Anda perokok aktif, segeralah berhenti merokok agar Anda
dapat terhindar dari komplikasi yg mungkin terjadi di kemudian hari.
Infeksi saluran pernafasan akut
ISPA

• Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) penyakit yg sering


dijumpai dgn manifestasi ringan sampai berat.
• ISPA sering disalah artikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas.
Yg benar ISPA singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
• ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran
pernapasan bagian bawahISPA yg mengenai jaringan paru-paru atau
ISPA berat, dpt menjadi pneumonia.
• ISPA infeksi pernafasan akut  infeksi akut yg menyerang salah
satu bagian/lebih dari saluran napas mulai hidung sampai alveoli
termasuk adneksanya
• ISPA  ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara
pernafasan yg mengandung kuman yg terhirup oleh orang sehat.
• ISPA dpt menyebar ke seluruh sistem pernapasan tubuh.
• Tubuh tdk bisa mendapatkan cukup oksigen karena infeksi yg
terjadi dan kondisiini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin
mematikan
2. FAKTOR PENYEBAB

Bakteri Penyebab dari genus : Virus penyebabnya golongan :


• Streptococcus • Micsovirus
• Stafilococcus • Adenovirus
• Pnemococcus • Coronavirus
• Hemofilus • Picornavirus
• Bordetella dan • Micoplasma
• Corinebakterium. • Herpesvirus
KLASIFIKASI

• Pneumonia berat
• Pneumonia
• Bukan pneumonia

• Klasifikasi dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan . Dan


umur 2 bulan sampai 5 tahun .
KLASIFIKASI ISPA

U/ golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit


yaitu :
• Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan
dinding dada bagian bawah kedalam pd waktu anak menarik napas
(pada saat diperiksa anak harus dlm keadaan tenang tdk menangis
atau meronta).
• Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah u/ usia
2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4
tahun adalah 40 kali per menit atau lebih.
• Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tdk ditemukan tarikan
dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.
Untuk golongan umur 2bulan sampai 5tahun ada 3klasifikasi penyakit
yaitu

• Tanda bahaya pada anak golongan umur < 2 bulan


• Kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun sampai kurang dari
setengah volumen yg biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun,
mendengkur, mengi, demam, dan dingin.
Faktor host Faktor environment
a. Usia a. Rumah
b. Jenis kelamin b. Kepadatan hunian (crowded)
c. Status gizi c. Status sosioekonomi
d. Status imunisasi d. Kebiasaan merokok
e. Pemberian suplemen e. Polusi udara
f. vitamin A
g. Pemberian air susu ibu
(ASI)
Masa inkubasi dan klinis

• Masa inkubasi penyakit ISPA yaitu 1 sampai dengan 14 hari.


Gambaran klinik ISPA 
• pilek,
• nyeri tenggorokan,
• batuk-batuk dgn dahak kering,
• mata merah dgn suhu badan meningkat
• antara 4-7hari lamanya.
Pengobatan

• Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik


parenteral, oksigen dan sebagainya.
• Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral.
• Bila penderita tdk mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dgn
pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dpt dipakai
obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin
prokain.
MASALAH KEPERAWATAN

• Bersihan jalan napas tidak efektif b.d obstruksi mekanik, inflamasi,


peningkatan sekresi
• Pola napas tdk efektif b.d proses inflamasi
• Intoleransi aktivitas b.d proses inflamasi, ketidakseimbangan suplai
dan kebutuhan oksigen
• Ansietas b.d prosedur yg tdk familier atau lingkungan rumah sakit
• Selamat belajar……

Anda mungkin juga menyukai