ANALISA KLINIK
KELOMPOK IV
1. AYU GUSTINOLA
2. AYUNING
3. ENDANG SURYANI
4. JENI RAHMAYOZA
5. NOVI WIDIA
6. NUZULIA ANNISA
7. TAUFIK HERMANSYAH
8. WINI ANDRIANI
ANAMNESIS
Seorang laki-laki berumur 35 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan :
• Demam lebih dari 3 hari
• Dada terasa sakit saat bernafas
• Batuk dan beringus lebih sudah 7 hari
• Badan terasa lemah dan nyeri
• Riwayat penyakit dahulu : TB (-), asma (-)
• Riwayat merokok : perokok aktif sampai sekarang
• Riwayat pengobatan sebelumnya : sudah minum obat sebelum datang ke
puskesmas
PEMERIKSAAN FISIK
3. Pneumonia Viral
Pneumonia viral berlangsung lebih singkat dan gejalanya lebih ringan. Kasus pneumonia viral
juga bisa berakibat fatal, terutama jika penyebabnya adalah virus influenza, SARS-CoV-2 (COVID-
19) dan MERS. Anak-anak, lansia, dan orang yang memiliki daya tahan tubuh lemah lebih
berisiko untuk mengalami pneumonia viral
4. Pneumonia Fungal
Pneumonia jenis ini disebabkan oleh infeksi jamur. Pneumonia fungal jarang terjadi dan biasanya
dialami oleh orang yang menderita penyakit kronis atau memiliki daya tahan tubuh yang lemah.
Contoh orang yang rentan mengalami pneumonia fungal adalah penderita AIDS, penderita kanker
yang sedang menjalani kemoterapi, penderita penyakit autoimun, atau penerima transplantasi
organ yang harus mengonsumsi obat-obatan penekan sistem imun tubuh.
KLASIFIKASI
Macam-macam pneumonia berdasarkan tempat terjadiinya infeksi
Hipetermi Hipoksia
Kekurangan cairan
Ketidakefektifan jalan napas
Intoleransi aktivitas sianosis
GEJALA
1. Infeksi aliran darah (bakteremia) terjadi akibat adanya bakteri masuk ke aliran darah
dan menyebabkan infeksi ke organ lain dan mengakibatkan syok sepsis yang bisa
menyebabkan kematian
paru
3. Efusi pleura adalah kondisi cairan memenuhi ruang antara lapisan pleura yaitu
• HASIL LAB:
• Dari Hasil Anamnesis Dan Pemeriksaan Fisik Menurut Penilaian MTBS Dapat Disimpulkan Pasien Terdiagnosis
Pneumonia, Dengan Itu Kita Akan Memberikan Terapi Berupa Medikamentosa Dan Non Medikamentosa.
Medikamentosa Yaitu Amoksisilin Pulv ( 2 X 320mg / Hari) Selama 3 Hari, Paracetamol ( 3 X 10 Ml/ Hari) Jika Perlu.,
Ambroxol 4,8 Mg + Ctm 1mg Pulv ( 2 X 1 /Hari) Selama 3 Hari, Dan Vitamin Procurma Syr ( 1x 5 Ml/ Hari).
KULTUR SPUTUM
Pemeriksaan kultur sputum dilakukan di laboratorium dengan standar apd dan
biosafety yang terjaga. Kultur sputum deilakukan dengan cara menambahkan
sampel sputum ke media kultur, di simpan dalam incubator dengan suhu 370C
untuk pertumbuhan bakteri dan 300C untuk pertumbuhan jamur
Hasil dikatakan positif jika nampak pertumbuhan organisme pathogen setelah
minimal 24 jam inkubasi
Hasil negative dikatakan jika tidak ada pertumbuhan organisme pathogen dalam
6-8 mingguuntuk media kultur padat dan 6 minggu untuk media kultur cair
Untuk kultur sputum positif dilanjutkan dengan pemeriksaan mikroskopik,
morfologi koloni atau pemeriksaan biokimia untuk mengidentifikasi jenis bakteri
atau jamur
PEWARNAAN GRAM
Teknik pewarnaan gram dimulai dari pengambilan specimen,
persiapan apusan, pewarnaan gram dan pemeriksaan slide di
bawah mikroskop
Bakteri gram positif memiliki lapisan peptidoglikan yang tebal
yaitu 20 – 80 nm sehingga akan tampak ungu kebiruan
Bakteri gram negatif memiliki lapisan peptidoglikan yang tipis
1-3 nm, kandungan lipid yang lebih banyak dan persentase
cross linked yang rendah diikuti dengan lapisan membrane
luar yang tipis 7-8 nm maka gram negatif tidak mengikat
kompleks dan tampak warna merah di bawah mikroskop
Pemeriksaan Biomarker Inflamasi
1. Procalcitonin (PCT) merupakan peptida yang secara ummum akan
meningkat kadarnya saat terjadi infeksi bakteri dibandingkan virus
pada saluran pernapasan bawah. Kadar pct rendah : <0,1 ng/ml
2. C-reactive protein (crp), digunakan untuk diagnosis pada
pneumonia bakterial
3. Interleukin-6 (il-6), terlibat dalam berbagai respon hematopoietic,
imun dan inflamasi karena meningkatkan deferensiasi sel T
melalui induksi il-2. Il-6 lebih sensitive pada infeksi lokal dan
memprediksi keparahan pneumonia
ANALISA GAS DARAH (AGD)
AGD adalah adalah alat diagnostic umum digunakan
untuk menilai tekanan parsial gas dalam darah dan
kandungan asam basa. Pada pasien pneumonia terjadi
keadaan distress pernapasan, kadar PaO2 akan menurun
disertai dengan paCO2 meningkat (hiperkapnia) akibat
hiperventilasi. Kondisi ini mengakibatkan hipoksemia
yang dditandai dengan asidosis respiratorik (pH < 7,35)
POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)
•Uji PCR adalah pemeriksaan molecular untuk mengidentifikasi
mikrobiologi pathogen pernapasan. Spesimen uji pcr berasal dari
specimen nasofaring dan sputum. Pasien pneumonia disebut lebih
sensitive dibandingkan dengan kultur, khususnya pada pasien yang
menerima terapi antibiotik
•Pemeriksaan pcr memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang tinggi yaitu
berkisar antara 81-98% dan 72-100% dengan waktu pemeriksaan yang
cepat 4 jam tergantung pada platform uji yang digunakan
TAHAPAN