Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN DENGAN PNEUMONIA

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bagian
bawah.Pada penyakit infeksi saluran pernafasan akut, sekitar 15-20%
ditemukan pneumonia ini.Pneumonia didefinisikan sebagai penyakit infeksi
dengan gejala batuk disertai dengan sesak nafas (WHO, 2002).
Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan
adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli.
Pneumonia adalah keradangan dari parenkim paru dimana asinus terisi
dengan cairan radang dengan atau tanpa disertai infiltrasi dari sel radang ke
dalam dinding alveoli dan rongga intestinum.
Pneumonia adalah Radang parenkim paru. Menurut anatomi, pneumonia
dibagi menjadi pneumonia laboris, pneumonia lobularis, bronkopneumonia dan
pneumonia interstisialis (Makmuri, MS)
2. Etiologi
a. Bakteri
1) Pneomokok, merupakan penyebab utama pneumonia. Pada orang dewasa
umumnya disebabkan oleh pneumokokus serotipe 1 sampai 8. Sedangkan
pada anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9. Insiden meningkat pada usia
lebih kecil 4 tahun dan menurun dengan meningkatnya usia.
2) Streptokokus
Sering merupakan komplikasi dari penyakit virus lain, seperti morbili dan
varisela atau komplikasi penyakit kuman lainnya seperti pertusis,
pneumonia oleh pneumokokus.
3) Basil gram negatif seperti hemiphilius influenza, pneumokokus
aureginosa, tuberculosa.
4) Streptokokus
Streptokokus, lebih banyak pada anak-anak dan bersifat progresif,
resisten terhadap pengobatan dan sering menimbulkan komplikasi
seperti abses paru, empiema, tension pneumotoraks.

1
b. Virus
Virus respiratory syncytial, virus influensa, virus adeno, virus sistomegalik.
c. Protozoa
Menimbulkan terjadinya pneumocystis crania (CPC).Biasanya menjangkiti
pasien yang mengalami imunosupresi (Reavers, 2001).
3. Clinical Pathway
 ISPA (Pneumothoraks)
 Daya Tahan Tubuh Menurun
 Penyakit Menahun

Bronchpneumonia
(Panas tinggi, gelisah, dispneu, napas cupping hidung, muntah
diare, batuk kering kemudian produktif)

Respon Infeksi Paru


peradangan
Eksudat Intra Alveolus
Pertahanan tubuh
nonspesifik

Retensi Mukus
Hipertermi

Gangguan Pertukaran Gas


Gangguan Pembersihan Jalan
Napas
Oksigenasi Berkurang

Gangguan Keseimbangan cairan


dan Elektrolit

4. Tanda dan Gejala


Gejala penyakit pneumonia biasanya didahului infeksi saluran nafas atas
akut selama beberapa hari. Selain didapatkan demam, menggigil, suhu tubuh
meningkat dapat mencapai 40c, sesak, nyeri dada, dan batuk dengan dahak
kental, terkadang dapat berwarna merah karat (untuk streptokokus
pneumoniae), merah muda (untuk staphylokokus aureus), atau kehijauan

2
dengan bau khas (untuk pseudomonas aeruginosa). Pada sebagian penderita
juga ditemui gejala lain seperti nyeri perut, kurang nafsu makan, dan sakit
kepala.
a. Sesak Nafas
b. Suara nafas lemah
c. Retraksi intercostalis
d. Penggunaan otot bantu nafas
e. Batuk nonproduktif
f. Ingus (nasal discharge)
g. Suara napas lemah
h. Retraksi intercosta
i. Penggunaan otot bantu nafas
j. Frekuensi napas:
 umur 1 - 5 tahun 40 x/menit ataulebih
 umur 2 bln-1 tahun 50 x/menit atau lebih
 umur < 2 bulan 60 x/menit
k. Demam
l. Ronchii
m. Cyanosis
n. Leukositosis
o. Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar.
p. Mual sampai muntah, kadang-kadang perut kembung
5. Penatalaksanaan Medis
a. Perhatikan hidrasi
b. Berikan cairan i.v sekaligus antibiotik bila oral tidak memungkinkan
c. Perhatikan volume cairan agar tidak ada kelebihan cairan karena seleksi
ADH juga akan berlebih
d. Setelah hidrasi cukup turunkan cairan i.v 50-60% sesuai kebutuhan
e. Distress respiratori diatasi dengan oksigenasi, konsentrasi tergantung
dengan keadaan klinis pengukuran pulse oksimetri
f. Pengobatan antibiotika (Lab/UPFIKA,1994:234)
 Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotika
 Pada pasien yang dirawat inap (penyakit berat) harus segera diberi
antibiotika

3
 Pemilihan jenis antibiotika didasarkan atas umur, keluhan utama
pasien, dugaan kuman Penyebab
1) Umur 3 bulan–5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh
streptokokus pneumonia, hemofilus influenza atau stafilokokus.
Pada umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya,
maka secara praktis dipakai Kombinasi:
PP 50.000–100.000 KI/Kg/24 jam, IM, 1–2 x/hari dan
Kloramfenikol 50–100 mg/kg/24 jam IV/oral, 4 x/hari
Atau kombinasi:
Ampisilin 50–100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 x/hari dan Kloksasilin
50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 x/sehari
Atau Kombinasi :
Eritromisin 50 mg/kg kloramfenikol (dosis sediaan). Bila ada
alergi terhadap penisilin
2) Umur <3 bulan, biasanya disebabkan oleh Streptokokus
pneumonia, Stafilokokus
Kombinasi: PP (dosis sediaan) dan Gentamisin 5–7 mg/kg/24
jam IM/IV, 2–3 x/hari
Atau kombinasi :
Kloksasilin (dosis sediaan) dan Gentamisin (dosis sediaan).
Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak > 3 bulan dengan
malnutrisi berat atau pasien immuno–compromized
3) Anak-anak > 5 tahun yang non toksit biasanya disebabkan oleh
Steptokokus pneumonia
 PP Im atau
 Fenoksimetilpenisilin 25.000–50.000 KI/ kg/24 jam oral, 4
x/hari atau
 Eritromisin (dosis sediaan) atau Kotrimoksazol 6/30
mg/kg/24 jam oral, 2 x/hari
g. Penyapihan ventilasi mekanik
Ventilasi mekanik adalah alat bantu pernafasan bertekanan negatif atau
positif yang dapat mempertahankan ventilasi dan pemberian oksigen
dalam waktu yang lama (Brunner dan Sudarrth, 1996).

4
6. Pemeriksaan Penunjang
Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000-40.000/m
dengan pergeseran ke kiri LED meninggi. Pengambilan sekret secara
broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung biakan dan test
resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin
dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan
memasukkan kuman dari luar. Foto rontgen dilakukan untuk melihat :
 Komplikasi seperti empiema, atelektasis,perikarditis,pleuritis, dan OMA.
 Luas daerah paru yang terkena.
 Evaluasi pengobatan
Pada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu
atau beberapa lobur.
Hb menurun/normal
Analisa Gas Darah: acidosis respiratorik, penurunan kadar oksigen darah, kadar
karbon darah meningkat/normal
Elektrolit: Natrium/kalsium menurun/normal.
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas:
1) Anak-anak cenderung mengalami infeksi virus dibanding dewasa
2) Mycoplasma terjadi pada anak yang relatif besas
3) Sering terjadi pada bayi dan anak
4) Banyak pada anak < 3 tahun
5) Kematian terbanyak bayi < 2 bulan
b. Keluhan Utama: Sesak napas
c. Riwayat Keperawatan Sekarang
1) Didahului oleh infeksi saluran pernapasan atas selama beberapa hari,
kemudian mendadak timbul panas tinggi, sakit kepala/dada (anak besar)
kadang-kadang pada anak kecil dan bayi dapat timbul kejang, distensi
addomen dan kaku kuduk. Timbul batuk, sesak, nafsu makan menurun.
2) Anak biasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau
batuk-batuk disertai dengan demam tinggi. Kesadaran kadang sudah
menurun apabila anak masuk dengan disertai riwayat kejang demam
(seizure).

5
d. Riwayat Keperawatan Sebelumnya:
1) Anak sering menderita penyakit saluran pernapasan atas.
2) Predileksi penyakit saluran pernafasan lain seperti ISPA, influenza sering
terjadi dalam rentang waktu 3-14 hari sebelum diketahui adanya
penyakit pneumonia.
3) Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan dapat
memperberat klinis klien.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tempat tinggal/lingkungan dengan sanitasi buruk beresiko lebih besar
f. Nutrisi/Cairan
Nafsu makan/minum menurun, mual, muntah, kembung, turgor jelek, kulit
kering.
g. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi:
a. Adanya PCH
b. Sesak napas, dyspnea
c. Sianosis sirkumoral
d. Distensi abdomen
e. Batuk non produktif sampai produktif
f. Nyeri dada
Palpasi:
a. Fremitus raba meningkat disisi yang sakit
b. Hati kemungkin membesar
Perkusi:Suara redup pada paru yang sakit
Auskultasi: Ronkhi halus, ronkhi basah, tachicardia
1) Sistem Pulmonal
Subyektif: sesak nafas, dada tertekan, cengeng
Obyektik: Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk
(produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan,
pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat,
terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,
2) Sistem Cardiovaskuler
Subyektif: sakit kepala

6
Obyektif: Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas
darah menurun
3) Sistem Neurosensori
Subyektif: gelisah, penurunan kesadaran, kejang
Obyektif: GCS menurun, refleks menurun/normal, letargi
4) Sistem genitourinaria
Subyektif :-
Obyektif : produksi urine menurun/normal,
5) Sistem digestif
Subyektif: mual, kadang muntah
Obyektif: konsistensi feses normal/diare.
6) Sistem Musculoskeletal
Subyektif: lemah, cepat lelah
Obyektif: tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan
penggunaan otot aksesoris pernafasan
7) Sistem Integumen
Subyektif: -
Obyektif: kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder),
banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan
2. Diagnosa Keperawatan.
a. Ketidak efektifan jalan nafas berhubungan dengan penumpukkan sekret pada
jalan napas
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan respiratory distress, penurunan
intake cairan.
c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori sekunder terhadap infeksi.
d. Hipotermi berhubungan dengan invasi kuman ke pusat pengatur panas
(Hypotalamus)
e. Kecemasan: anak berhubungan dengan hospitalisasi, respiratory distress.
f. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala, nyeri dada.
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan distres pernafasan, latergi,
penurunan intake, demam.
3. Intervensi Keperawatan
a. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan infeksi paru-paru.

7
Karakteristik : batuk (baik produktif maupun non produktif) haluaran nasal,
sesak nafas, Tachipnea, suara nafas terbatas, retraksi, demam, diaporesis,
ronchii, cyanosis, leukositosis
Tujuan:Anak akan menunjukkan pola nafas yang efektif
Kriteria:
 RR dalam batas normal, suara nafas bersih dan sama pada kedua sisi,
suhu dalam batas normal (36,5 – 37,2OC).
 Tidak ditemukan : batuk, Sianosis, haluaran hidung, Retraksi dan
diaporesis.
 Jumlah sel darah putih normal.
 Rontgen dada bersih
 Saturasi oksigen 85 % - 100 %.
Intervensi :
1. Observasi: RR, suhu, suara nafas, Saturasi oksigen dan tanda-tanda
keefektifan jalan napas.
Rasional : Evaluasi dan reassessment terhadap tindakan yang
akan/telah diberikan. Memonitoring perkembangan keadaan jalan napas
guna pedoman tindakan selanjutnya.
2. Lakukan fioterapi dada sesuai jadwal.
Rasional: Mengeluarkan sekresi jalan nafas, mencegah obstruksi.
Melatih otot – otot pernapasan.
3. Berikan oksigen yang dilembabkan dan kaji keefektifan terapi
Rasional: Meningkatkan suplai oksigen jaringan paru
4. Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis dan kaji keefektifan dan
efek samping (ruam, diare).
Rasional: Pemberantasan kuman sebagai faktor causa gangguan dan
mencegah infeksi yg lebih parah guna mempercepat proses
penyembuhan paru.
5. Lakukan pengecekan hitung SDM dan photo thoraks.
Rasional : Evaluasi terhadap keefektifan sirkulasi oksigen, evaluasi
kondisi jaringan paru
6. Lakukan suction secara bertahap.
Rasional : Membantu pembersihan jalan nafas
7. Catat hasil pulse oximeter bila terpasang, tiap 2–4 jam

8
Rasional : Evaluasi berkala keberhasilan terapi/tindakan tim kesehatan
b. Defisit volume cairan berhubungan dengan Respiratory distress, penurunan
intake cairan, Peningkatan IWL akibat pernafasan cepat dan demam.
Karakteristik: Hilangnya nafsu makan/minum, letargi, demam, muntah, diare,
membrana mukosa kering, turgor kulit buruk, penurunan output urine.
Tujuan: Anak akan menunjukkan volume cairan yang adekuat.
Kriteria:
 Intake cairan adequat, baik IV maupun oral
 Tidak adanya lethargi, muntah, diare
 Suhu tubuh normal, mukosa membran lembab
 Turgor kulit kembali cepat
 Urine output normal, Bj urine normal (1.008–1,020).
Intervensi:
1. Catat intake dan output, berat diapers untuk output.
Rasional: Evaluasi ketat kebutuhan intake dan output
2. Kaji dan catat suhu setiap 4 jam, tanda devisit cairan dan kondisi IV
line.
Rasional: Meyakinkan terpenuhinya kebutuhan cairan
3. Catat BJ Urine tiap 4 jam atau bila perlu.
Rasional: Evaluasi obyektif sederhana devisit volume cairan
4. Lakukan Perawatan mulut tiap 4 jam.
Rasional: Meningkatkan bersihan sal cerna, meningkatkan nafsu
makan/minum
5. Beri cairan sesuai advis
Rasional: Untuk memenuhikebutuhan cairan Klien.
6. Kaji tentang pengetahuan dan partisipasi keluarga dalam. Monitoring
intake dan output, Mengenali tanda dan gejala kekurangan cairan
sekaligus berikan H.E tentang masalah tersebut.
Rasional: Melaksanakan fungsi education Perawat terhadap keluarga
klien agar dapat membantu dalam pemeliharaan kesehatan anaknya
sendiri.
c. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
respiratory distress, anoreksia, vomiting, peningkatan konsumsi kalori
sekunder terhadap infeksi.
9
Tujuan : Selama dalam perawatan klien tidak kekurangan kebutuhan
nutrisi dengan kriteria : Anoreksia ( -), Vomiting ( - ), Berat badan Normal.
Intervensi :
1. Kaji dan monitoring terus tentang output dan intake nutrisi
Rasional : Untuk mengetahui perkembangan intake dan output cairan
sehingga dapat menentukan keputusan untuk tindakan selanjutnya.
2. Berikan makanan sedikit demi sewdikit tetapi sering.
Rasional : Dengan makan yg sedikt-sedikit tapi sering maka kebutuhan
akan nutrisinya bisa tercukupi.
d. Hipotermi berhubungan dengan invasi kuman ke pusat pengatur panas
(Hipotalamus)
Tujuan : Selama berada di RS, Klien akan merasa nyaman dan tidak cemas
dengan kriteria : Klien tidak rewel, klien bisa bermain dengan tenang, anak
tidak ketahutan dan anak kooperatif.
Intervensi
1. Ciptakan situasi / area yang nyaman
Rasional : Mengurangi rasa takut klien..
2. Berikan mainan yang sesuai.
Rasional : Memenuhi kebutuhan bermain anak, sekaligus
menggairahkan anak.
3. Berikan cerita-cerita yang lucu dan menarik anak.
Rasional : Menciptakan hubungan yang baik denga anak.

10
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.A DENGAN DOIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA
BERAT DI RUANG IGD RSUD PATUT PATUH PATJU LOMBOK BARAT

A. PENGKAJIAN
1. Identitas
Nama : An. M.
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia : 2 Tahun
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Alamat : Kekalik jaya
Pendidikan : Belum sekolah
Pekerjaan :-
Tanggal masuk : 22-10-2019
No RM : 288855
Tanggal pengkajian : 22-10-2019 jam 11.30 WITA
Diagnosa Medik : Pneumonia
2. Alasan MRS :
Pasien datang ke IGD RSUD P3 dengan keluhan sesak, batuk disertai demam selama
4 hari, sudah berobat ke dokter tapi belum ada perubahan.
3. Keluahan utama
Keluarga pasien mengatakan sesak.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Airway : Jalan nafas tidak efektif, Rhonci/Wheezing (+/-)
b. Breathing :pasien sesak dengan frekuensi nafas 55x/menit, Rhonci/Wheezing
(+/-).
c. Circulation : Irama jantung S1 S2 regular, tidak terdengar suara tambahan, N
157x/menit, S 39,10c, SpO2 99%, akral hangat, CRT <2 detik. Pasien tampak
sesak
d. Disability : Kesadaran Composmentis, reflek pupil isokor, reflek cahaya (+/+)
e. Vital Sign
N : 157x/menit
RR : 44x/menit

11
S : 39,10c
BB : 8,7 Kg
f. Head to toe
1) Kepala
Bentuk kepala : Messo sepal
Rambut : lurus hitam, kulit kepala bersih.
Mata : sklera ikterik, konjungtiva tidak anemis, pupil isokor,
reflek cahaya (+).
Hidung : bersih, tidak ada polip hidung, tampak napas cuping
hidung.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, reflek pendengaran baik.
Mulut : tidak ada stomatitis, gigi lengkap, mukosa bibir kering.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak tampak
tarikan vena jugularis.
2) Dada
Inspeksi : pengembangan dada kanan kiri simetris, tampak tarikan
dinding dada.
Palpasi : ictus cordis di interkosta ke 4
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I-II reguler, tidak ada suara tambahan, terdengar
rhonci pada dada kiri dan kanan.
3) Abdomen
Inspeksi : datar
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak terdapat masa
4) Genitalia
Jenis kelamin laki-laki
5) Ektremitas
Atas : CRT <2 detik, tidak tampak sianosis
Bawah : Tidak terdapat oedem, akral hangat.

12
5. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga pasienmengatakan sebelumnya tidak pernah mengalami sesak, hanya
batuk dan panas jika berobat biasanya cepat sembuh.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat penyakit
menular atau keturunan, DM, HT, Ashma, dll.
Genogram

Keterangan:
: Laki-laki/perempuan
: Garis pernikahan
: Garis Keturunan
: Garis tinggal serumah
: Pasien
7. Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan
Keluarga pasien mengatakan apabila ada keluarga yang sakit, segera berobat ke
dokter terdekat, dan apabila belum teratasi, segera ke rumah sakit.
b. Pola nutrisi dan metabolisme
Keluarga pasien mengatakan anaknya tidak mau menyusu.
c. Pola eliminasi
BAB lancar 1-2x/hari, BAK lancar semalam 4-5x/hari
d. Pola aktivitas dan latihan
Tidak dikaji.
e. Pola tidur dan istirahat
Keluarga pasien mengatakan anaknya rewel dan susah tidur.
f. Pola seksual dan reproduksi
Tidak dikaji.
g. Pola persepsi dan sensori

13
Penglihatan, pendengaran tidak mengalami gangguan,
h. Pola kognitif
Tidak dapat dikaji.
i. Pola peran dan persepsi diri
Pasienmerupakan anak pertama berumur 9 bulan.
j. Pola mekanisme koping
Keluarga pasien mengatakan jika ada permasalahan dalam keluarga akan
diselesaikan secara musyawarah.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien beragama islam
8. Data penunjang
a. Hasil Laboratorium
Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal
22-10-2019 HGB 8,0 g/dl L : 10,7-14,7
HCT 26,9 % L : 31,0 – 43,0
RBC 5,57 10^6/uL L : 3,70 – 5,70
WBC 15,75 10^3/uL 5,00 – 14,50
PLT 386 10^3/uL 181 – 521
PCT 0,387 % 0,108 – 0,282
GDS 71mg/dl 70,0 – 115,0
9. Penatalaksanaan
Terapi Pengobatan :
- O2 Nasul kanal 2 lpm
- Nebulizer ventolin + NaCl 0,9% / 8 jam
- Infus D5 ¼ Ns 25 tpm mikro
- Inj. Ceftriaxon 435 mg/24 jam
- Inj. Gentamicin 53 mg selanjutnya 43,5 mg/24 jam
- PCT 3x4 ml
- PreTransfusi PRC105 cc

14
Analisa Data
No Data Fokus Etiologi Masalah
1 DS: Ostruksi Jalan Bersihan jalan nafas
- Ibu pasien mengatakan anaknya sesak, Nafas tidak efektif
batuk dan demam selama 5 hari
DO:
- Pasien tampak batuk
- Pasien tampak sesak
- Secret (+)
- Terdengar suara ronchi
- TTV :
S : 39,1°
N : 157x/menit
R : 44x/menit

B. Diagnosa keperawatan :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d ostruksi Jalan Nafas

C. Intervensi
DX Tujuan & KH Intervensi Rasional
I Setelah diberikan Observasi: - Pernfasan meningkat
tindakan keperawatn 1. Observasi tanda-tanda menandakan adanya
1 x 24 jam vital; terutama gangguan pada saluran
diharapkan jalan pernafasan nafas
nafas paten dengan 2. Observasi bersihan jalan - Penumpukan sekret
dengan kriteria: nafas : sputum, mulut, menyumbat saluran nafas
1. Tidak ada secret ronchii sehingga anak tampak sesak
2. tidak ada ronchi Mandiri: - Kepala hiperekstensi
3. Jalan nafas bersih 3. Atur posisi anak, kepala, memberikan posisi yang
4. RR : 30-40x/mnt hiperekstensi nyaman dengan membuka
4. Evaluasi hasil kegiatan jalan nafas bagian atas
Edukasi - menilai pola nafas sesering
5. Anjurkan keluarga mungkin untuk
memberikan minum air mengantisipasi gawat napas
hangat. - cara pengeluaran sekret
Kolaborasi: diantaranya dengan banyak
6. Berikan O2 Nasal Kanul minum air hangat
7. Lakukan nebulasi - pemberian penguapan
ventolin / 8 jam dan /nebulizer dapat
pemberian PCT memudahkan pengeluaran
secret.
15
D. Implementasi
DX Hari/Tgl Implementasi Paraf
I Rabu, Observasi:
22-10-2019 1.Mengobservasi tanda-tanda vital; terutama pernafasan
2.Mengobservasi bersihan jalan nafas : sputum, mulut, ronchi.
Jam 11.30
Mandiri::
Wita 3.Mengatur posisi anak, kepala, hiperekstensi.
4.mengevaluasi hasil kegiatan
Edukasi:
5.Meganjurkan keluarga memberikan minum air hangat
Kolaborasi:
6.Memberikan O2 Nasal Kanul 2 lpm
7. Melakukan nebulasi ventolin /8 jam dan berikan PCT 4 ml

E. Evaluasi
DX Hari/Tgl Evaluasi Paraf
I Selasa, S:
22-10-2019 - Ibu pasien mengatakan anaknya masih sesak dan batuk,
O:
Jam 11.00
- Tampak sesak
Wita - Terdengar suara ronchi
TTV :
- S : 36,3°
- N : 157x/menit
- R : 30x/menit
A: Masalah belum Teratasi
P: Intervensi dilanjutkan di ruang rawat inap
1. Observasi tanda-tanda vital; terutama pernafasan
2. Observasi bersihan jalan nafas : sputum, mulut, ronchii
3. Pertahankan O2 Nasal Kanul 2 lpm
4. Lakukan nebulasi ventolin / 8 jam
5. Inj. Ceftriaxon 435 mg/24 jam
6. Inj. Gentamicin 43,5 mg/24 jam
7. PCT 3x4 ml
8. Pre Transfusi PRC 105 cc

16

Anda mungkin juga menyukai