Disusun Oleh :
Fitriani Zainuddin
20190305025
UNGGUL
JAKARTA BARAT
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Bronchopneumoni merupakan salah satu jenis pneumonia yang memiliki pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi & meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002 ).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing ( Ngastiyah,2005).
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli
atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara
penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai
ke bronkus.(Riyadi sujono&Sukarmin,2009).
2. ETIOLOGI
1. Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada
anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada anak-anak dan
bersifat progresif, Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis,
Mikoplasma pneumonia.
2. Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza, Virus respiratori
sinsisial.
3. Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
0. Protozoa : Pneumokistis karinii. Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami
immunosupresi (Reeves, 2000)
5. Bahan kimia :
7. MANIFESTASI KLINIK
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,
demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis (Barbara C. long, 1996).
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi
konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).
Tanda gejala yang muncul pada bronkopneumonia adalah:
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
a. Nyeri pleuritik
b. Nafas dangkal dan mendengkur
c. Takipnea
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang
b. Krekels, ronki,
c. Gerakan dada tidak simetris
3. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium
4. Diafoesis
5. Anoreksia
6. Malaise
7. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi
kemerahan atau berkarat
8. Gelisah
9. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
10. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati (Martin
2. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar penyebab
dari bronkopneumonia
ialah mikroorganisme
(jamur, bakter, virus) &
sebagiannapas).
saluran kecil oleh
Awalnya mikroorganisme dapat masuk melalui percikan ludah
penyebab lain seperti
(droplet) infasi ini dapat masuk ke saluran pernapasan atas & menimbulkan reaksi
hidrokarbon (bensin,
imunologis
minyak tanah,dari
& tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, di mana ketika
terjadi peradangan
sejenisnya). ini tubuh dapat menyesuaikan diri maka timbulah gejala
Serta aspirasi
(masuknya isi lambung
demam
ke dalampada penderita. Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan secret.
Semakin lama sekret semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus
menjadi semakin sempit & pasien dapat merasa sesak. Tidak Hanya terkumpul di
bronkus, lama kelamaan secret dapat sampai ke alveolus paru & mengganggu
sistem pertukaran gas di paru. Tidak Hanya menginfeksi saluran napas, bakteri ini
dapat juga menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini
dapat membuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul
masalah GI tract.
9. KOMPLIKASI
1.Emfisema
: terdapatnya pus pada rongga pleura.
2.Atelektasis
: pengembangan paru yang tidak sempurna.
3.Abses:paru
pengumpulan pus pada jaringan paru yg mengalami
4.Meningitis
: peradangan
peradangan. pada selaput otak.
Infeksi sistomik
: peradangan pada endokardium.
Endokarditis
Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit meningkat mencapai 15.000-40.000/mm3
Laju endap darah meningkat mencapai 100mm
Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat adanya albumin urin ringan lantaran adanya p
2.Pemeriksaan Radiologi
ASTO meningkat pada adanya infeksi streptococcus.
Tampak adanya bercak- bercak pada bronkus hingga lobus.
GDA menunjukkan adanya hipoksemia tanpa hiperkapnea atau sebuah retensi CO2
11. PENATALAKSANAAN
1. Terapi oksigen (O2)
2. Antibiotic seperti ; penisilin, kindomisin, eritromicin, dan sefalosforin.
Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita
yang rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis
antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab.
a. Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh
Streptokokus pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada
umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara
praktis dipakai : Kombinasi :
• Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari,
dan Kloramfenikol 50-100mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
atau kombinasi :
• Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.
atau kombinasi :
• Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol
(dosis sda).
b. Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia,
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas.
b. Riwayat Keperawatan.
Keluhan utama.
Biasanya anak sangat gelisah, terjadi dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai adanya pernapasan
Kadang disertai muntah serta diare, tinja berdarah dengan atau tanpa adanya lendir, dan anoreksia
Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia umumnya didahului oleh infeksi saluran pernapasan pada bagian atas selama beber
Riwayat penyakit dahulu.
Biasanya pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan menurunnya sistem imun
4) Riwayat kesehatan keluarga.
Apabila ada anggota keluarga yg menderita penyakit ispa mka keluarga lain dapat
tertular.
5) Riwayat kesehatan lingkungan.
Pneumonia umumnya sering terjadi pada musim hujan dan awal musim semi.
Selain itu pemeliharaan kesehatan & kebersihan lingkungan yg kurang juga dapat
menyebabkan anak menderita sakit.
6) Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap sangat beresiko tinggi untuk
mendapat penyakit ispa atas atau bawah lantaran sistem pertahanan tubuh yang
tidak cukup kuat untuk dapat melawan infeksi sekunder.
c. Pemeriksaan persistem.
1) Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
2) Sistem pernapasan.
Adanya sesak napas, retraksi dada, pernapasan cuping hidung, , takipnea, ronki,
wheezing, batuk produktif atau non produktif, pernapasan tidak teratur/ireguler,
pergerakan dada asimetris, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi,
terdapat adanya sputum/sekret.
3) Sistem pencernaan.
Anak biasanya malas minum/makan, muntah, berat badan mengalami penurunan,
lemah.
4) Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum bisa
memahami mengenai alasan anak menderita diare sampai terjadi adanya dehidrasi
(ringan sampai berat).
5) Sistem saraf.
Biasanya anak mengalami demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan
menangis terus pada anak-anak atau malas minum.
Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan atau masalah.
Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering.
Sistem penginderaan.
Tidak ada masalah attau kelainan.
1.PATHWAY
2. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produk mukus berlebihan dan
kental, batuk tidak efektif.
o
Ketidakefektifan bersihan jalan
1 NOC : NIC :
nafas berhubungan dengan produk
Airway suction
mukus berlebihan dan kental, batuk a. Respiratory status :
Ventilation a. Pastikan kebutuhan oral / tracheal
tidak efektif.
b. Respiratory status : suctioning
Airway patency
c. Aspiration Control b. Auskultasi suara nafas sebelum dan
sesudah suctioning.
tercekik, irama
melakukan
nafas,tindakan
pernafasandalamrentang frekuensi
normal, tidak ada suara nafasg.Anjurkan pasien untuk istirahat dan abnormal)napas dalam setelah kateter dikeluarkan
c. Mampumengidentifikasikandari nasotrakeal dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafash.Monitor status oksigen pasien
Airway Management
Keluarkansekretdengan batukatau
suction
normal w
• Nadi dan RR a
dalam rentang r
normal n
•
Lakukan tapid sponge
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil
Temperature regulation
•
Monitor pasien akan adanya kelelahan
Pasien bertoleransi terhadap
fisik dan emosi secara berlebihan
•
Monitor respon fisik, emosi, social
dan spiritual
Resikoketidaksimbangan volume NIC :
4 cairan berhubungan dengan demam, NOC :
b. Volumecairan
normal
c. Pengeluaran BAB
normal (tidakterjadi
peningkatan)
e.Suhu tubuh
f.K elopak
normal mata
36,5-37 0C
g.tidak
Turgor kulit baik
cekung
h Akral hangat
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
5NOC : NIC :
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan diet yang kurangNutritional Status : food and FluidNutrition Management
Intake
a.Kaji adanya alergi makanan
Adanya
peningkatan berat badan sesuai c.Anjurkan pasien untuk meningkatkan dengan tujuanintake Fe
Berat badan ideal d.Anjurkan pasien untuk meningkatkan sesuai dengan tinggi badanprotein dan v
n.Monitorpucat,kemerahan,dan
kekeringan jaringan konjungtiva
p.Catatadanyaedema,hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
scarlet
DAFTAR PUSTAKA
Martin Tucker, Susan. 2000. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis, dan
Eνaluasi. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto
Reevers, Charlene J et all. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba
Medica Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi l5. Jakarta: EGC
Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi (respiratory medicine). Jakarta: EGC
Grace, Pierce A dan Borley, Neil R. At a Glance Ilmu Bedah. Terjemahan oleh Vidhia Umami.
2006. Jakarta: Erlangga
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika
Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
Muscari, Mary E. Panduan belajar: keperawatan pediatrik, Ed 3. Terjemahan oleh Alfrina
Hany. 2005. Jakarta: EGC
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika
Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Standar Perawatan Pasien: proses
keperawatan, diagnosis, dan eνaluasi. Terjemahan oleh Susan Martin Tucker, et al. 1998.
Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I. Jakarta : EGC
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA, interνensi
NIC, kriteria hasil NOC, ed 9. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC