Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN ANAK BRONCHOPNEUMONIA

Disusun Oleh :

Fitriani Zainuddin

20190305025

PROGRAM STUDI PROFESI

KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA

UNGGUL

JAKARTA BARAT

2020
LAPORAN PENDAHULUAN

BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK

A. KONSEP DASAR
1. PENGERTIAN
Bronchopneumoni merupakan salah satu jenis pneumonia yang memiliki pola
penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam
bronchi & meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Smeltzer &
Suzanne C, 2002 ).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh bermacam-
macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing ( Ngastiyah,2005).
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli
atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara
penyebaran langsung melalui saluran pernafasan atau melalui hematogen sampai
ke bronkus.(Riyadi sujono&Sukarmin,2009).

2. ETIOLOGI
1. Bakteri : Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia, dimana pada
anak-anak serotipe 14, 1, 6, dan 9, Streptokokus dimana pada anak-anak dan
bersifat progresif, Stafilokokus, H. Influenza, Klebsiela, M. Tuberkulosis,

Mikoplasma pneumonia.
2. Virus : Virus adeno, Virus parainfluenza, Virus influenza, Virus respiratori
sinsisial.
3. Jamur : Kandida, Histoplasma, Koksidioides.
0. Protozoa : Pneumokistis karinii. Biasanya menjangkiti pasien yang mengalami
immunosupresi (Reeves, 2000)
5. Bahan kimia :

Aspirasi makanan/susu/isi lambung

Keracunan hidrokarbon (minyak tanah, bensin, dan sebagainya).


3. KLASIFIKASI
Berikut merupakan klasifikasi pneumonia :
Community Acquired Pneunomia dimulai juga sebagai penyakit
pernafasan umum & dapat berkembang menjadi sebuah pneumonia.
Pneumonia Streptococal ialah suatu organisme penyebab umum. Type
pneumonia ini umumnya menimpa kalangan anak-anak atau kalangan
orang lanjut usia
Hospital Acquired Pneumonia dikenal juga sebagai pneumonia
nosokomial. Organisme seperti ini ialah suatu aeruginisa pseudomonas.
Klibseilla / aureus stapilococcus, ialah bakteri umum penyebab hospital
acquired pneumonia.
Lobar & Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi
infeksi. Saat Ini ini pneumonia diklasifikasikan berdasarkan organisme,
bukan cuma menurut lokasi anatominya.
Pneumonia viral, bakterial & fungi dikategorikan berdasarkan dari agen
penyebabnya, kultur sensifitas dilakukan untuk dapat mengidentifikasikan
organisme perusak.(Reeves, 2001).

7. MANIFESTASI KLINIK
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
bronchopneumonia mengalami tanda dan gejala yang khas seperti menggigil,
demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis (Barbara C. long, 1996).
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika terjadi
konsolidasi (pengisian rongga udara oleh eksudat).
Tanda gejala yang muncul pada bronkopneumonia adalah:
1. Kesulitan dan sakit pada saat pernafasan
a. Nyeri pleuritik
b. Nafas dangkal dan mendengkur
c. Takipnea
2. Bunyi nafas di atas area yang menglami konsolidasi
a. Mengecil, kemudian menjadi hilang
b. Krekels, ronki,
c. Gerakan dada tidak simetris
3. Menggigil dan demam 38,8 ° C sampai 41,1°C, delirium
4. Diafoesis
5. Anoreksia
6. Malaise
7. Batuk kental, produktif Sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi
kemerahan atau berkarat
8. Gelisah
9. Sianosis Area sirkumoral, dasar kuku kebiruan
10. Masalah-masalah psikososial : disorientasi, ansietas, takut mati (Martin

tucker, Susan. 2000)

2. PATOFISIOLOGI
Sebagian besar penyebab
dari bronkopneumonia
ialah mikroorganisme
(jamur, bakter, virus) &
sebagiannapas).
saluran kecil oleh
Awalnya mikroorganisme dapat masuk melalui percikan ludah
penyebab lain seperti
(droplet) infasi ini dapat masuk ke saluran pernapasan atas & menimbulkan reaksi
hidrokarbon (bensin,
imunologis
minyak tanah,dari
& tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, di mana ketika
terjadi peradangan
sejenisnya). ini tubuh dapat menyesuaikan diri maka timbulah gejala
Serta aspirasi
(masuknya isi lambung
demam
ke dalampada penderita. Reaksi peradangan ini dapat menimbulkan secret.
Semakin lama sekret semakin menumpuk di bronkus maka aliran bronkus

menjadi semakin sempit & pasien dapat merasa sesak. Tidak Hanya terkumpul di
bronkus, lama kelamaan secret dapat sampai ke alveolus paru & mengganggu

sistem pertukaran gas di paru. Tidak Hanya menginfeksi saluran napas, bakteri ini
dapat juga menginfeksi saluran cerna ketika ia terbawa oleh darah. Bakteri ini

dapat membuat flora normal dalam usus menjadi agen patogen sehingga timbul

masalah GI tract.
9. KOMPLIKASI

1.Emfisema
: terdapatnya pus pada rongga pleura.
2.Atelektasis
: pengembangan paru yang tidak sempurna.
3.Abses:paru
pengumpulan pus pada jaringan paru yg mengalami
4.Meningitis
: peradangan
peradangan. pada selaput otak.
Infeksi sistomik
: peradangan pada endokardium.
Endokarditis

10. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium
Leukosit meningkat mencapai 15.000-40.000/mm3
Laju endap darah meningkat mencapai 100mm
Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat adanya albumin urin ringan lantaran adanya p
2.Pemeriksaan Radiologi
ASTO meningkat pada adanya infeksi streptococcus.
Tampak adanya bercak- bercak pada bronkus hingga lobus.
GDA menunjukkan adanya hipoksemia tanpa hiperkapnea atau sebuah retensi CO2

11. PENATALAKSANAAN
1. Terapi oksigen (O2)
2. Antibiotic seperti ; penisilin, kindomisin, eritromicin, dan sefalosforin.
Pada penyakit yang ringan, mungkin virus tidak perlu antibiotic. Pada penderita
yang rawat inap (penyakit berat) harus segera diberi antibiotic. Pemilihan jenis
antibiotic didasarkan atas umur, keadaan umum penderita dan dugaan kuman penyebab.
a. Umur 3 bulan-5 tahun, bila toksis mungkin disebabkan oleh
Streptokokus pneumonia, Hemofilus influenza atau Stafilokokus. Pada
umumnya tidak dapat diketahui kuman penyebabnya, maka secara
praktis dipakai : Kombinasi :
• Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali sehari,
dan Kloramfenikol 50-100mg/kg/24 jam IV/oral, 4 kali sehari.
atau kombinasi :
• Ampisilin 50-100 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan
Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari.
atau kombinasi :
• Eritromisin 50 mg/kg/24 jam, oral, 4 kali sehari dan Kloramfenikol
(dosis sda).
b. Umur < bulan, biasanya disebabkan oleh : Streptokokus pneumonia,

Stafilokokus atau Entero bacteriaceae.


Kombinasi :
• Penisilin prokain 50.000-100.000 KI/kg/24jam IM, 1-2 kali
sehari, dan Gentamisin 5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
atau kombinasi :
• Kloksasilin 50 mg/kg/24 jam IM/IV, 4 kali sehari dan Gentamisin
5-7 mg/kg/24 jam, 2-3 kali sehari.
• Kombinasi ini juga diberikan pada anak-anak lebih 3 bulan dengan

malnutrisi berat atau penderita immunocompromized.


c. Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :
Streptokokus pneumonia :
• Penisilin prokain IM atau
• Fenoksimetilpenisilin 25.000-50.000 KI/kg/24 jam oral, 4 kali
sehari atau
• Eritromisin (dosis sda) atau
• Kotrimoksazol 6/30 mg/kg/24 jam, oral 2 kali sehari.
Bila kuman penyebab dapat diisolasi atau terjadi efek samping obat (misalnya alergi) atau hasil pengobatan tid
Lamanya pemberian antibiotic bergantung pada :
kemajuan klinis penderita
jenis kuman penyebab
Nebulizer, agar dapat mengencerkan dahak yang kental dan pemberian bronkodilator.
Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan therapy eritromicin 4x 500 mg
/ hari atau tetrasiklin 3-4 x 500mg/ hari.
Istirahat yang cukup.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Identitas.

b. Riwayat Keperawatan.
Keluhan utama.
Biasanya anak sangat gelisah, terjadi dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai adanya pernapasan
Kadang disertai muntah serta diare, tinja berdarah dengan atau tanpa adanya lendir, dan anoreksia
Riwayat penyakit sekarang.
Bronkopneumonia umumnya didahului oleh infeksi saluran pernapasan pada bagian atas selama beber
Riwayat penyakit dahulu.
Biasanya pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan menurunnya sistem imun
4) Riwayat kesehatan keluarga.
Apabila ada anggota keluarga yg menderita penyakit ispa mka keluarga lain dapat
tertular.
5) Riwayat kesehatan lingkungan.
Pneumonia umumnya sering terjadi pada musim hujan dan awal musim semi.
Selain itu pemeliharaan kesehatan & kebersihan lingkungan yg kurang juga dapat
menyebabkan anak menderita sakit.
6) Imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap sangat beresiko tinggi untuk
mendapat penyakit ispa atas atau bawah lantaran sistem pertahanan tubuh yang
tidak cukup kuat untuk dapat melawan infeksi sekunder.

c. Pemeriksaan persistem.

1) Sistem kardiovaskuler.
Takikardi, iritability.
2) Sistem pernapasan.
Adanya sesak napas, retraksi dada, pernapasan cuping hidung, , takipnea, ronki,
wheezing, batuk produktif atau non produktif, pernapasan tidak teratur/ireguler,
pergerakan dada asimetris, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi,
terdapat adanya sputum/sekret.
3) Sistem pencernaan.
Anak biasanya malas minum/makan, muntah, berat badan mengalami penurunan,
lemah.
4) Sistem eliminasi.
Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum bisa
memahami mengenai alasan anak menderita diare sampai terjadi adanya dehidrasi
(ringan sampai berat).
5) Sistem saraf.
Biasanya anak mengalami demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan
menangis terus pada anak-anak atau malas minum.
Sistem lokomotor/muskuloskeletal.
Tonus otot menurun, lemah secara umum,
Sistem endokrin.
Tidak ada kelainan atau masalah.
Sistem integumen.
Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering.
Sistem penginderaan.
Tidak ada masalah attau kelainan.

1.PATHWAY
2. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan produk mukus berlebihan dan
kental, batuk tidak efektif.

2. Hipertermi berhubungan dengan adanya bakteri dan infeksi virus


3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara pemasukan dan
pengeluaran oksigen.
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet
yang kurang
5. Resiko ketidaksimbangan volume cairan berhubungan dengan demam, menurunnya
intake dan tachipnea
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN

N Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

o
Ketidakefektifan bersihan jalan
1 NOC : NIC :
nafas berhubungan dengan produk
Airway suction
mukus berlebihan dan kental, batuk a. Respiratory status :
Ventilation a. Pastikan kebutuhan oral / tracheal
tidak efektif.
b. Respiratory status : suctioning
Airway patency
c. Aspiration Control b. Auskultasi suara nafas sebelum dan
sesudah suctioning.

Kriteria Hasil : c. Informasikan pada klien dan


keluarga tentang suctioning
a. Mendemonstrasikan batuk
efektif dan suara nafas yang d. Minta klien nafas dalam sebelum
bersih, tidak ada sianosis dan suction dilakukan.
dyspneu (mampu mengeluarkan
sputum, mampu bernafas e. Berikan O2 dengan menggunakan
dengan mudah, tidak ada pursed nasal untuk memfasilitasi suksion
lips) nasotrakeal
b. Menunjukkan jalan nafas yang
paten (klien tidak merasa f. Gunakan alat yang steril sitiap

tercekik, irama
melakukan
nafas,tindakan
pernafasandalamrentang frekuensi
normal, tidak ada suara nafasg.Anjurkan pasien untuk istirahat dan abnormal)napas dalam setelah kateter dikeluarkan
c. Mampumengidentifikasikandari nasotrakeal dan mencegah factor yang dapat
menghambat jalan nafash.Monitor status oksigen pasien
Airway Management

Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion


Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi

Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

Pasang mayo bila perlu

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Keluarkansekretdengan batukatau

suction

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Lakukan suction pada mayo

Berikan bronkodilator bila perlu

Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.

Monitor respirasi dan status O2

2 Hipertermi berhubungandengan NOC : Thermoregulation NIC :


adanya bakteri dan infeksi virus

Kriteria Hasil : Fever treatment

Monitor suhu sesering mungkin


Monitor IWL
Suhu tubuh dalam rentang
Monitor warna dan suhu kulit

normal w
• Nadi dan RR a
dalam rentang r
normal n

• Tidak ada perubahan a


kulit dan tidak ada • Monitor tekanan darah, nadi dan RR
• Monitor penurunan tingkat kesadaran
• monitor WBC, Hb, dan Hct
• Monitor intake dan output
• Berikan anti piretik
pusing, merasa nyaman
Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam
Selimuti pasien


Lakukan tapid sponge
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya menggigil

Temperature regulation

Monitor suhu minimal tiap 2 jam


Rencanakan monitoring suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Beritahukan
tentang
indikasi
terjadinya keletihan dan penanganan
Selimutipasienuntukmencegah hilangnya kehangatan tubuh
emergency
Ajarkan padayang diperlukan
pasien cara mencegah keletihan akibat panas
Ajarkan indikasi dari hipotermi
Diskusikantentangpentingnya dan penanganan
pengaturan yang
suhu dan diperlukan
kemungkinan
Berikan anti dari
efek negatif piretik jika perlu
kedinginan
Intoleransiaktivitasberhubungan
3 dengan ketidakseimbangan antara NOC : NIC :

pemasukan dan pengeluaran


Self Care :ADLs •
Observasi adanya pembatasan klien
oksigen. dalam melakukan aktivitas
Toleransi aktivitas

Konservasi eneergi Kaji adanya faktor yang menyebabkan


kelelahan
Setelah dilakukan tindakan •
Monitor nutrisi dan sumber energi
keperawatan selama …. yang adekuat


Monitor pasien akan adanya kelelahan
Pasien bertoleransi terhadap
fisik dan emosi secara berlebihan

aktivitas dengan Kriteria Monitor respon kardivaskuler


terhadap aktivitas (takikardi,
Hasil : disritmia, sesak nafas, diaporesis,

pucat, perubahan hemodinamik)


Berpartisipasi dalam
Monitor pola tidur dan lamanya
aktivitas fisik tanpa disertai
tidur/istirahat pasien
peningkatan tekanan darah,

nadi dan RR • Kolaborasikan dengan Tenaga


➢ Mampu melakukan Rehabilitasi Medik dalam
aktivitas sehari hari merencanakan progran terapi yang
(ADLs) secaramandiri tepat.
➢ Keseimbangan aktivitas • Bantu klien untuk mengidentifikasi
dan istirahat aktivitas yang mampu dilakukan
• Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social
• Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan
untuk aktivitas yang diinginkan
• Bantu untuk mendpatkan alat bantuan
aktivitas seperti kursi roda, krek
• Bantu untuk mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam
beraktivitas

Sediakan penguatan positif bagi yang


aktif beraktivitas
Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan pen


Monitor respon fisik, emosi, social
dan spiritual
Resikoketidaksimbangan volume NIC :
4 cairan berhubungan dengan demam, NOC :

menurunnya intake dan tachipnea Kaji adanya tanda dehidrasi


Nutritional Status : food and Fluid
Intake Jaga kelancaran aliran infus
Periksa adanya tromboplebitis
Pantau tanda vital tiap 6 jam
Lakukan kompres dingin jika terdapat hipertermia suhu diata
Kriteria Hasil :
Pantau balance cairan
Berikan nutrisi sesuai diit
a.Adanya Awasi turgor kulit
peningkatanberatbadan sesuai dengan tujuan

b. Volumecairan
normal

c. Pengeluaran BAB
normal (tidakterjadi
peningkatan)

d. Tidak ada tanda


dehidrasi

e.Suhu tubuh
f.K elopak
normal mata
36,5-37 0C
g.tidak
Turgor kulit baik
cekung
h Akral hangat
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
5NOC : NIC :
dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan asupan diet yang kurangNutritional Status : food and FluidNutrition Management
Intake
a.Kaji adanya alergi makanan

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


b.
Kriteria Hasil : menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan p

Adanya
peningkatan berat badan sesuai c.Anjurkan pasien untuk meningkatkan dengan tujuanintake Fe

Berat badan ideal d.Anjurkan pasien untuk meningkatkan sesuai dengan tinggi badanprotein dan v

c. Mampu e. Berikan substansi gula


mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi f. Yakinkandietyangdimakan
mengandung tinggi serat untuk mencegah

d.Tidak ada tandakonstipasi


e.penurunan
tandaTidak
beratterjadi(
badan
malnutrisi sudah
yangdikonsultasikan dengan ahli gizi)
g.berarti Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Berikanmakananyangterpilih

Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori


Nutrition Monitoring
a. BB pasien dalam batas normal
b.Monitoradanyapenurunan
berat
Berikan
Monitorinformasi
tipe tentang
dan kebutuhan
jumlah aktivitasnutrisi
badan
yang biasa dilakukan
Kajikemampuanpasienuntuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
e. Monitor lingkungan selama makan

Jadwalkan pengobatandan tindakan


tidak selama jam makan

Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi

h. Monitor turgor kulit

i.Monitor kekeringan, rambut kusam,


dan mudah patah

j. Monitor mual dan muntah

k.Monitor kadar albumin, total protein,


Hb, dan kadar Ht

l. Monitor makanan kesukaan

m. Monitor pertumbuhan dan


perkembangan

n.Monitorpucat,kemerahan,dan
kekeringan jaringan konjungtiva

o. Monitor kalori dan intake nuntrisi

p.Catatadanyaedema,hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas oral.

q. Catat jika lidah berwarna magenta,

scarlet
DAFTAR PUSTAKA

Martin Tucker, Susan. 2000. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis, dan
Eνaluasi. Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Suriadi, Yuliani. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto
Reevers, Charlene J et all. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba
Medica Behrman, dkk. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi l5. Jakarta: EGC
Djojodibroto, Darmanto. 2009. Respirologi (respiratory medicine). Jakarta: EGC
Grace, Pierce A dan Borley, Neil R. At a Glance Ilmu Bedah. Terjemahan oleh Vidhia Umami.
2006. Jakarta: Erlangga
Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak Edisi 2. Jakarta: Salemba
Medika
Hidayat, A Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta: Salemba Medika
Muscari, Mary E. Panduan belajar: keperawatan pediatrik, Ed 3. Terjemahan oleh Alfrina
Hany. 2005. Jakarta: EGC
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika

Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Standar Perawatan Pasien: proses
keperawatan, diagnosis, dan eνaluasi. Terjemahan oleh Susan Martin Tucker, et al. 1998.
Jakarta: EGC
Smeltzer, Suzanne C. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume I. Jakarta : EGC
Somantri, Irman. 2007. Keperawatan Medikal Bedah: Asuhan Keperawatan pada Pasien
dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA, interνensi
NIC, kriteria hasil NOC, ed 9. Jakarta: EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai