Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Anik Restiawati
30901800014
2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN
Bronkopneumia disebut juga pneumonia loburalis yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai
alveolus disekitarnya, yang disebabkan oleh bermacam-macam etiologi sperti bakteri,
virus, jamur, dan benda-benda asing (Bennete, 2013).
Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis yaitu suatu peradangan pada
parenkim paru yang terlokalisir yang biasanya mengenai bronkiolus dan juga mengenai
alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-anak dan balita, yang disebabkan
oleh bermacammacam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing.
Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme, tetapi ada juga
sejumlah penyebab non infeksi yang perlu dipertimbangkan. Bronkopneumonia lebih
sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya
tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-
anak dan orang dewasa (Bradley et.al.,2011).
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan
bronkus atau bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy
distribution). Pneumonia merupakan penyakit peradangan akut pada paru yang
disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil disebabkan oleh penyebab
non-infeksi yang akan menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan gangguan
pertukaran gas setempat (Bradley et.al., 2011).
B. KLASIFIKASI
3. Lobar & Bronkopneumonia dikategorikan berdasarkan lokasi anatomi infeksi. Saat Ini
ini pneumonia diklasifikasikan berdasarkan organisme, bukan cuma menurut lokasi
anatominya.
C. ETIOLOGI
Sebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme (virus, bekteri,
jamur), dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin,
atau sejenisnya) dan masuknya makanan, minuman, susu, isi lambung kedalam saluran
pernafasan (aspirasi). Berbagai penyebab bronkopneumonia tersebut dikelompokan
berdasarkan golongan umur, berat ringannya penyakit dan penyulit yang menyertainya
(komplikasi). Mkroorganisme tersering sebagai penyebab bronkopneumonia adalah virus
dan bakteri yaitu Diplococcus pneumonia, Streptococcus pneumonia, Virus Influenza.
Awalnya, mikroorganisme masuk melalui percikan ludah (droplet), kemudian terjadi
penyebaran mikroorganisme dari saluran nafas bagian atas ke jaringan (parenkim) paru dan
sebagian kecil karena penyebaran melalui aliran darah (Misnadiarly, 2008).
Menurut Mansjoer (2008), etiologi terjadinya pneumonia diantaranya:
1. Bakteri
d. Streptokokus, lebih banyak pada anak-anak dan bersifat progresif, resisten terhadap
pengobatan dan sering menimbulkan komplikasi seperti : abses paru, empiema,
tension pneumotoraks
2. Virus
Virus respiratory syncytial, virus influenza, virus adeno, virus sistomegalik.
3. Aspirasi
Makanan, pada tetanus neonatorum, benda asing, koreson.
4. Pneumonia hipostatik
Penyakit ini disebabkan tidur terlentang terlalu lama, missal pada anak sakit dengan
kesadaran menurun.
5. Jamur
Histoplasmamosis capsultatum candi dan abicans,biastomokasis, kalsedis mikosis,
aspergilosis dan aktino mikosis.
6. Tanda empiema berupa perkusi pekak, nyeri dada, kaku kuduk, nyeri abdomen.
7. Infeksi ekstrapulmonal.
1. Manifestasi nonspesifik infeksi dan toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel,
gelisah, malaise, nafsu makan kurang, keluhan gastrointestinal.
2. Gejala umum pernafasan bahwa berupa batuk buruk, ekspektorasi sputum, cuping
hidung, sesak, sianosis.
3. Tanda pneumonia berupa peningkatan frekuensi nafas, suara nafas melemah,
ronchi, wheezing.
4. Tanda empiema berupa perkusi pekak, nyeri dada, kaku kuduk, nyeri
5. Infeksi ekstrapulmonal.
E. ANATOMI FISIOLOGI
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat
yang sama melepaskan produk oksidasinya Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan
hydrogen dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses
metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangn dalam bentuk
karbondioksida dan air dihilangkan.
Pernafasan merupakan proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan
atau “pernapasan dalam” dan didalam paru-paru atau “pernapasan luar”.
Udara ditarik kedalam paru-paru pada waktu menarik napas dan didorong keluar paru-
paru pada waktu mengeluarkan napas (Pierce, 2009).
Anatomi
Struktur tubuh yang berperan dalam sistem pernafasan :
a. Saluran pernafasan bagian atas, antara lain :
1) Hidung (Nasal)
2) Faring (Tekak)
3) Laring (Pangkal Temggorokan)
b. Saluran pernafasan bagian bawah, antara lain :
1) Trakea (Batang Tnggorokan)
2) Bronkus (Cabang Tenggorokan )
3) Paru-paru
F. Pathway
G. PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Laboratoriuma.
c. Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat adanya albumin urin
ringanlantaran adanya peningkatan suhu tubuh.
2. Pemeriksaan Radiologi
H. Penatalaksanaan
c. Anak-anak > 5 tahun, yang non toksis, biasanya disebabkan oleh :Streptokokus
pneumonia :
d. Bila kuman penyebab dapat diisoalasi atau terjadi efek samping obat (misalnya
alergi) atau hasil pengobatan tidak memuaskan, perlu dilakukan reevaluasi apakah
perludipilih antibiotic lain.
3. Nebulizer, agar dapat mengencerkan dahak yang kental dan pemberian bronkodilator.
I. PENCEGAHAN
1. Hindari anak dari adanya paparan asap rokok, polusi dan tempat keramaian yang
berpotensi terjadinya penularaN.
4. Segera berobat apabila terjadi demam, batuk, dan pilek, terlebih disertai suara sesak
dansesak pada anak.
J. KOMPLIKASI
5. Infeksi sistomik
K. ASUHAN KEPERAWATAN
I. Fokus Pengkajian
1. Keluhan utama : sesak nafas
2. Riwayat penyakit
a. Pneumonia virus : ditandai gejala-gejala infeksi saluran nafas, termasuk renitis dan
batuk, serta suhu tubuh lebih rendah dari pneumonia bakteri
b. Pneumonia bakteri : ditandai oleh infeksi saluran pernafasan akut atau bawah dalam
beberapa hari hingga seminggu, suhu tubuh tinggi, batuk, kesulitan bernafas.
3. Riwayat kesehatan dahulu
Sering menderita penyakit pernafasan bagian atas, riwayat penyakit peradangan
pernafasan dengan gejala bertahap panjang dan lama yang disertai wheezing.
4. Pengkajian fisik
a. Insperksi : perlu diperhatikan adanya takipnea, dypsnea, sianosis sirkumoral,
pernafasan cuping hidung, distensi abdomen, batuk semula non
produktif menjadi produktif, serta nyeri dada waktu bernafas, adanya
retraksi dinding dada.
b. Palpasi : hati mungkin akan membesar, flemitus raba mungkin meningkat pada
sisi yang sakit dan megalami peningkatan denyut nadi.
c. Perkusi : suara redup pada sisi yang sakit
Arway management
NIC
Airway and Vital Sign Management
NIC
Airway management
Respiratory Monitoring
Activity therapy
Nutrition management
Martin Tucker, Susan. 2000. Standar Perawatan Pasien: Proses Keperawatan, Diagnosis,
dan Evaluasi. Jakarta: EGC
Jakarta: EGC
Reevers, Charlene J et all. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medica
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Anik Restiawati
30901800014
2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus :
Seorang ibu membawa anak nya kerumah sakit dengan keluhan anak sesak nafas terus menerus
dan batuk–batuk disertai dahak, badan panas pasien menangis dan rewel jika ingin tidur, nafsu
makan menurun, dan klien sering mual muntah klien tampak lemas.
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama : An. A
Tempat Tanggal Lahir : Pangkalan Bun, 19 Juni 2014
Umur : 6 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Jl. Merak Gg. Kelapa
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Tanggal masuk RS : Senin, 29 Juni 2020
Tanggal Pengkajian Awal : Selasa, 30 Juni 2020
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. R
Umur : 37 Tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Merak Gg. Kelapa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wirasuasta
Hub dengan klien: Ayah Klien
B. Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan klien batuk, pilek, badan panas dan sesak nafas, nafsu makan menurun, mual
muntah dan sering rewel
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien datang bersama orang tua ke rumah sakit dengan keluhan, batuk, pilek, badan panas, dan sesak
nafas suara nafas sampai terdengar.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu klien mengatakan bahwa klien dulu pernah mengalami keluhan yang sama pada usia 3 bulan.
4. Riwayat Penyakit keluarga
Tidak terdapat anggota keluarga yang mengalami penyakit saluran pernafasan
C. Pemeriksaan Umum
1. Kesadaran : Composmentis
2. TTV :
TD : 90/60 mmHg
S : 38,5ºC
N : 110 x/menit
RR : 30 x/menit
3. BB : 25 Kg
4. TB : 110 cm
D. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bentuk kepala simetris, rambut hitam, tidak terdapat ketombe, tidak terdapat lesi
2. Mata
Sklera berwarna agak merah, konjungtiva anemis, tidak terdapat alat bantu penglihatan
3. Telinga
Simetris, telinga bersih tidak terdapat kotoran, tidak terdapat lesi dan alat bantu pendengaran
4. Hidung
Terdapat skret, tidak terdapat penafasaan cuping hidung
5. Mulut
Bibir tampak pucat, mukosa bibir kering, mulut bersih tidak terdapat sariawan
6. Dada
1. Paru-paru
- Inspeksi : irama nafas tidak teratur, pernapas tampak dangkal
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : Ronchi
2. Jantung
- Inspeksi : tidak terdapat pembesaran pada dada sebelah kiri
- Palpasi: tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : suara jantung terdengar redup
- Auskultasi : nada S1 S2 dan lub dup
7. Abdomen
- Inspeksi : simetris
- Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
- Perkusi : Thympani
- Auskultasi : bising usung 4-9 x/menit
8. Ekstermitas
Atas : Tangan Kanan klien terpasang infus
Bawah : -
9. Genetalia
Bersih, tidak terdapat masalah
F. Analisa Data
2. DS :
- Klien mengatakan sesak nafas
- Ibu klien mengatakan sering rewel
DO :
Pola napas tidak efektifHambatan upaya nafas
- TTV : S : 38ºC N : 110 x/menit
RR : 30 x/menit
- Pasien tampak pucat
3. DS :
- Ibu klien mengatakan nafsu makan
menurun
- Ibu klien mengatakan anaknya sering
mual muntah
- Sering rewel
DO : Resiko defisit Ketidakmampuan
nutrisi mencerna
- Bibir klien tampak pucat makanan
- Mukosa bibir kering
- Pasien tampak tidak menghabiskan
porsi makan klien hanya makan 3-4
sendok
- TTV : S : 38ºC N : 110 x/menit
RR : 30 x/menit
H. Prioritas Masalah
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d sekresi yang tertahan d/d sputum berlebih
2. Pola nafas tidak efektif b/d hambatan upaya nafas
3. Resiko defisit nutrisi b/d ketidakmampuan mencerna makanan
I. Intervensi
No Dx Tujuan dan Intervensi
kriteria hasil
1. Tujuan : Observasi
Bersihan jalan nafas efektif
Kriteria Hasil : - Monitor pola nafas (Frekuensi, kedalaman, usaha
Setelah dilakukan tindakan napas
keperawatan 1x24 jam - Monitor bunyi nafas tambahan
diharapkan : - Monitor sputum (jumlah, warna dan aroma)
Sesak berkurang, betuk berkurang, Terapeutik
klien dapat mengeluarkan
sputum dan frekuensi napas - Pertahanan kepatenan jalan napas dengan head tilt
membaik , TTV dalam batas dan chin lift
normal - Posisikan semi fowler atau fowler
- Berikan minuman hangat
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
J. Implementasi
No Diagnosa implementasi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d - Memonitor pola nafas (Frekuensi, kedalaman, usaha
sekresi yang tertahan d/d sputum napas
berlebih - Memonitor bunyi nafas tambahan
- Memonitor sputum (jumlah, warna dan aroma)
- Mempertahanan kepatenan jalan napas dengan head
tilt dan chin lift
- Memosisikan semi fowler atau fowler
- Memberikan minuman hangat
- Memberikan oksigen, jika perlu
- Mengajarkan batuk efektif
- mengkolaborasi pemberian bronkodilator,
ekspektoran, mukolitik, jika perlu
2. Pola nafas tidak efektif b/d - Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
hambatan upaya nafas napas
- Memonitor pola napas
- Memonitor kemampuan batuk efektif
- Memonitor adanya sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Mempalpasi kesimetrisan ekspansi paru
- Mengauskultasi bunyi napas
- Monitor saturasi oksigen
- Mengatur interval pemantau respirasi sesuai kondisi
pasien
- Mendokumentasi hasil pemantauan
- Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
Resiko defisit nutrisi b/d - Memonitor asupan dan keluarnya makanan dan
3. ketidakmampuan mencerna cairan serta kebutuhan kalori
makanan - Menimbang berat badan secara rutin
- Mendiskusikan perilaku makan dan jumlah aktivitas
- Mengidentifikasi status nutrisi
- Mengidentifikasi makanan yang disukai
- Memonitor asupan makan
- Mengajarkan membuat catatan harian tentang
perasaan dan situasi pemicu pengeluaran
makananajrkan pengaturan diet yang tepat
- Mengajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaiaan masalah perilaku makan
- Mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang target
berat badan, kebutuhan kalori dan pilihan makanan
K. Evaluasi
31 Juni 2020 Pola nafas tidak efektif b/d S : Ibu klien mengatakan anaknya sudah lebih
08.20 hambatan upaya nafas membaik, batuk sudah berkurang, dan tidak
merasa sesak lagi
O : Klien tampak tidak sulit bernafas
RR : 23 x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan
upaya napas
- Monitor pola napas
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya sputum
- Monitor adanya sumbatan jalan napas
- Auskultasi bunyi napas
- Atur interval pemantau respirasi sesuai
kondisi pasien
31 Juni 2020 Resiko defisit nutrisi b/d S : Ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya
08.35 ketidakmampuan mencerna membaik porsi makan hampir habis
makanan O : Klien tampak menghabiskan makananya,
nafsu makan meningkat
A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Timbang berat badan secara rutin
- Diskusikan perilaku makan dan jumlah
aktivitas
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi makanan yang disukai
- Monitor asupan makan
1 Juli 2020 Bersihan jalan nafas tidak efektif S : Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sudah
14.00 b/d sekresi yang tertahan d/d baik, sudah tidak merasa batuk dan sesak
sputum berlebih nafas
O : Pasien tampak tidak sulit bernafas, pasien
bernafas normal
RR : 20 x/menit
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
1 Juli 2020 14.15 Pola nafas tidak efektif b/d S : Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
hambatan upaya nafas merasa sesak
O : Pasien tampak bernafas dengan normal
A : Masalah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
1 Juli 2020 14.22Resiko defisit nutrisi b/d S : ibu klien mengatakan nafsu makan anaknya
ketidakmampuan mencerna kembali normal dan klien juga menghabiskan
makanan 1 porsi makanannya
O : Klien tampak menghabiskan porsi
makannnya
A : Masalah teratasi
P : Intervensi Dihentikan
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Anik Restiawati
30901800014
2019/2020
A. Latar Belakang
Mendapatkan Asi Susu Ibu atau ASI adalah proses pemenuhan hak pertama yang harus
diterima oleh anak ketika baru lahir dan sebelum mendapatkan hak yang lain. Namun pada
kenyataannya hak dasar anak ini banyak yang belum terpenuhi. Penyebabnya bermacam-
macam, misalnya karena ASI belum atau tidak keluar, kondisi ibu yang belum
memungkinkan menyusui satu jam pasca melahirkan maka bayi diberi susu formula. Alasan
tersebut sering digunakan untuk tidak memberikan ASI pada saat bayi baru lahir, sehingga
menyebabkan bayi tidak terpenuhi haknya. Hal ini banyak terjadi pada bayi dimanapun,
tidak terkecuali di lampangan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian ASI Ekslusif diharapkan ibu dapat
mengerti dan memahami manfaat ASI Ekslusif bagi ibu dan bagi bayi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang pemberian ASI Ekslusif diharapkan ibu mampu
:
C. Kepanitiaan*
- Ketua : Anik Restiawati
- Pemateri : Anik Restiawati
- Dokumentasi : Neni Nafiatun N
D. Setting Acara*
1. Penyuluhan Kesehatan Tentang Personal Hygiene (Perawatan Diri) Selama 30 Menit
2. Pembukaan : Moderator (08.30-08.32)
3. Pemaparan Materi : Pemateri (08.32-08.45)
4. Diskusi : Moderator Dan Pemateri ( 08.45-08.53)
5. Evaluasi : Pemateri (08.53-08.57)
6. Penutup : Moderator (08.57-09.00)
E. Setting Tempat
: Audients
: Presenter
F. Kegiatan
No. Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Media
langkah
G. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
H. Media
1. Poster Berisi Tulisan Tentang Pengertian, Tujuan, Manfaat Menyusui Dini, kelebihan
Dan Keunggulan Dari ASI Ekslusif
I. Rencana Evaluasi Kegiatan (struktur, proses, hasil)
1. Struktur (Persiapan)
- Sudah membuat setting acara sejak 2 hari sebelum promkes
- Sudah survei ketempat yang akan dilaksanakan promkes sebelum 1 hari promkes
- Sudah setting tempat sejak 1 hari sebelum promkes
- Sudah menyediakan poster sebelum 1 hari promkes
- Sudah menetapkan hari dan tanggal sebelum 1 hari promkes
2. Proses
- Sasaran memperhatikan dan mendengarkan selama pendidikan kesehatan berlangsung.
- Sasaran aktif mampu menjelaskan manfaat ASI Ekslusif bagi ibu dan bayi
- Sasaran memberi jawaban atas pertanyaan yang diberikan pemateri
- Sasaran tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan berlangsung
- Sasaran dapat mendemonstrasikan kembali
3. Hasil
- Pendidikan kesehatan dikatakan berhasil apabila sasaran mampu menjawab pertanyaan
dan mendemonstrasikan 80% lebih dengan baik
- Pendidikan kesehatan cukup berhasil/cukup baik apabila sasaran mampu menjawab
pertanyaan antara 50-80% dengan benar
- Pendidikan kesehatan kurang atau tidak apabila sasaran hanya mampu menjawab
kurang dari 50% dengan benar.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Anik Restiawati
30901800014
2019/2020
A. Latar Belakang
Bernyanyi adalah kegiatan yang digemari oleh setiap orang, salah satunya digemari oleh
anak-anak, diantara mereka banyak yang memiliki suara yang bagus tetapi tidak
memperhatikan tekhnik bernyanyi yang benar. Kemampuan bernyanyi pada usia anak
biasanya didasari oleh pengalaman mendengarkan musik, dan mamp untuk mempraktekkan
teknik vocal yang harus dikuasai pada saat bernyanyi
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun tujuan bernyanyi yang akan dicapai adalah untuk mengetahui perbendaharaan
kosakata, terhadap motivasi belajar anak usia dini.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang terapi bermain diharapkan Anak-Anak mampu :
: Audients
: Presenter
F. Kegiatan
No. Langkah- Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Media
langkah
G. Metode
1. Bernyanyi
2. Dan tepuk tangan