Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN SGD 14

MATERI KMB 2 LBM 3

KENAPA KENCINGKU MERAH….DUHH NYERINYA…


Tutor SGD : Ns. Eni Setyowati,S.Kep
NAMA ANGGOTA :
1. ANIK RESTIAWATI (30901800014)
2. CICHA CORNELIASARI (30901800032)
3. DIAN PRATIWI (30901800049)
4. FENI FITRIYANI (30901800067)
5. IMRUCHA SILVIA OKTAVIANA (30901800085)
6. LAILI ULIN NI’MAH (30901800103)
7. MUSTIKANINGTYAS DEWI Q.A (30901800121)
8. PUTRI AURA RAMADINI (30901800139)
9. SEVA IKHSAN PAMBUDI (30901800158)
10. SYAHRUR RAMADHAN (30901800177)
11. VITA MARISCHA PUTRI (30901800195)

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2020
LBM 2
KENAPA KENCINGKU MERAH….DUH SAKITNYA…..
NEFROLITIASIS

Skenario

Seorang Pria usia 31 tahun mengatakan sering merasakan nyeri dipinggang sebelah
kanan sejak satu tahun terakhir dengan skala nyeri 7, saat BAK sering terasa nyeri
dan BAK tidak tuntas, sekitar 2 tahun yang lalu pasien pernah BAK berdarah dan
merasakan nyeri, pemeriksaan laboratorium Hb 15,5 g/dL (13-18 g/dL), Ht 46 (40-
52%), Leukosit 11010 µl (4800-10800 µl), Ureum 26 mg/dL, creatinin 1,5 mg/dL (0,5-
1,5mg/dL), Asam urat 8 mg/dL (3,4 – 7 mg/dL). Pemeriksaan USG Abdomen : Ginjal
kanan : Besar, bentuk baik, system pelviokalises sedikit melebar, tampak batu di
ureter distal dengan ukuran 2 x 8 cm, kesan Hidronefrosis kanan grade 2-3. Terapi
ceftriaxone 1 x 2 gr (IV), Lasix 1 x 1 gr (IV), profenid 3 x 1 supp. Pasien akan
dilakukan operasi URS Litotripsi.

Problem
1. Batu ginjal (aura)
2. Batu saluran kemih (laili)
STEP 1 KATA SULIT
1. URS Litotripsi (chica)
Jawab :suatu prosedur tindakan untuk pemeriksaan saluran kandung kemih
menggunakan suatu alat untuk memecahkan batu ginjal. (feni)
2. Hidronefrosis (vita)
Jawab : pembengkakan akibat penupukan urine dimana urine tidak bisa mengalir
dari ginjal ke kandung kemih (anik)
3. Pelviokalises (seva)
Jawab :
- Saluran penerimaan aliran urine (aura)
-Muara yang terdapat pada saluran penerimaan aliran kandung kemih urine (icha)
4. Terapi ceftriaxone (Mustika)
Jawab : obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi bakteri (syahrur)
5. Creatinin (laili)
Jawab :
-Hasil limbah yang ditemukan di dalam darah (dian)
-Produk limbah kimia hasil metabolisme otot yang digunakan selama kontraksi
(laili)

STEP 2 PERTANYAAN
1) Apa definisi dari batu ginjal /nefrolitiasis (syahrur)
2) Etiologi pada penyakit nefrolitiasis (vita)
3) Manifestasi pada penyakit nefrolitiasis (feni)
4) Apa faktor resiko pada penyakit nefrolitiasis (mustika)
5) Komplikasi pada penyakit nefrolitiasis (aura)
6) Bagaimana penatalaksanaaan (anik)
7) Patofisiologi dan Pathway (dian)
8) Apa pemeriksaan penunjang dari penyakit nefrolitiasis (laili)
9) Tanda dan gejala penyakit nefrolitiasis (icha)
10) Bagaimana pencegahan penyakit nefrolitiasis (icha)
11) Askep pre dan post op nefrolitiasis (seva)
12) Jelaskan tentang system lower urinary tract pada nefrolitiasis
13) Jelaskan faktor pembentukan batu ginjal

STEP 3 MENGANALISIS MASALAH


1. Apa definisi dari batu ginjal /nefrolitiasis (syahrur)
Jawab:
- Batu ginjal adalah suatu keadaan dimana terdapat satu/beberapa
seperti masa berbentuk batu pada pelvus dan celyces pada saluran
kemih (icha)
- Salah satu penyakit ginjal yaitu ditemukannya batu yang
mengandung Kristal dan matrix organic (aura)
- Kondisi saat material keras menyerupai batu terbentuk dalam ginjal
(vita)
2. Etiologi pada penyakit nefrolitiasis (vita)
Jawab :
- Intrinsik (genetik, umur, jenis kelamin)
- Ekstrinsik (iklim, temperature, diit, pekerjaan, asupan air) (feni)
- Kebiasaan menahan BAK, jumlah air yang diminum (chica)
- Suplemen, minuman berenergi dan minuman keras (seva)
- Makanan yang mengandung natrium oksalat seperti brokoli,
bayam, dan bisa telur, tuna, kacang-kacangan (icha)
3. Manifestasi pada penyakit nefrolitiasis (mustika)
Jawab :
- Nyeri pinggang bagian kanan,BAK berdarah,ginjal kanan
membesar,system pelviokalises melebar,batu diureter distal (laili)
- Leukosit diatas normal (4800-10800), asam urat diatas normal
(feni)
- Jika nyerinya hebat disertai mual, muntah , dyaporesis, ansietas
(aura)
- Hematuria/ mengalami pergesekan pada saluran kemih dan merasa
menggigil (icha)
4. komplikasi pada penyakit nefroliatisis (feni)
jawab :
- cedera pada ureter, perdarahan di dalam tubuh, infeksi yang
menyebar di seluruh tubuh melalui darah / bakteremia (dian)
- infeksi saluran kemih (vita)
- komplikasi akut (kehilangan fungsi ginjal dan kematian)
- Komplikasi jangka panjang ( berakhir pada kegagalan faal pada
ginjal) (anik)
5. Apa faktor resiko pada penyakit nefroliatisis (mustika)
Jawab :
- Dehidrasi, tubuh yang mengalami kekurangan cairan bisa menjadi
penyebab batu ginjal
- Diet tertentu yang tinggi protein,sodium dan gula bisa menjadi
penyebab batu ginjal, obesitas (syahrur)
- adanya riwayat penyakit asam urat (aura)
6. Bagaimana penatalaksanaaan nefrolitiasis (anik)
Jawab :
- Terapi ceftriaxone 1 x 2 gr (IV), Lasix 1 x 1 gr (IV), profenid 3 x 1
supp (farmakologi) (seva)
- Terapi ceftriaxone 1 x 2 gr (IV), Lasix 1 x 1 gr (IV), profenid 3 x 1
supp (farmakologi) (seva)
- Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih sehari 2 liter (anik)
- Mengajari tarik nafas dalam dan terapi 5 jari (feni)
- Hindari makanan yang mengandung asam urat tinggi seperti keju,
wine, diet rendah oksalat seperti teh, kopi instan, aktivitas dan
mobilitas seperti banyak olahraga (aura)
- Anjurkan pasien agar tidak menahan BAK (cicha)
- Terapi kejut / non infasif dengan cara melakukan penembakan pada
area batu ginjal dari luar dengan menggunakan sinar X-ray agar
batu ginjal dapat hancur menjadi serpihan dan bisa dibuang melalui
urine (icha)
- Pembedahan terbuka (mustika)
7. Apa pemeriksaan penunjang nefroliatisis (laili)
Jawab :
- Pemeriksaan lab (Hb, Ht, leukosit, creatinin, asam urat)
- Pemeriksaan USG abdomen ( vita)
- Pemeriksaan urinalisa, edoskopi ginjal,, foto rontgen, USG ginjal
(laili)
8. Klasifikasi nefroliatisis (icha)
Jawab :
- Batu kalsium, batu asam urat (cicha)
- Batu sistin, batu xantine, batu silica (aura)
- Batu sentruvite, kalium fosfat ( icha)
- Batu triamteren (anik)
9. Bagaimana pencegahan nefroliatisis (chicha)
Jawab :
- Minum air putih yang banyak, kurangi asupan garam, membatasi
konsumsi oksalat (mustika)
- Sering beraktivitas dan tidak duduk berlama-lama serta
berolahraga (icha)
- Jangan sering menahan BAK, kencing (seva)
10. Askep pre dan post op nefroliatisis (seva)
Jawab :
- Ds: pasien mengatakan sering merasakan nyeri dipinggang sejak 1
tahun terakhir
Do: skala nyeri 7
Dx: nyeri akut b.d
Intervensi: distraksi, relaksasi
11. Jelaskan tentang system lower urinary tract pada nefroliatisis
12. Patofisiologi dan pathway pada nefroliatisis
13. Jelaskan faktor pembentukan batu ginjal
STEP 4 KONSEP MAPPING

Batu ginjal

Definisi manifestasi klinis Patofisiologi pemeriksaan penatalaksanaan


penunjang

ASKEP
STEP 5 LEARNING ISSUE

1. Bagaimana penatalaksanaaan nefrolitiasis ?


2. Apa pemeriksaan penunjang nefrolitiasis ?
3. Klasifikasi nefrolitiasis ?
4. Mengapa pada pasien nefrolitiasis harus membatasi konsumsi oksalat ?
5. Askep pre dan post op nefrolitiasis ?
6. Jelaskan tentang system lower urinary tract pada nefrolitiasis ?
7. Patofisiologi dan pathway pada nefrolitiasis ?
8. Jelaskan faktor pembentukan batu ginjal ?

STEP 6 BELAJAR MANDIRI

STEP 7 MENJAWAB LEARNING ISSUE BERDASARKAN LITERATUR

1. Bagaimana penatalaksanaaan nefrolitiasis ?


Jawaban Syahrur :
1. Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu
yang dapat dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan pelarut
solutin G. Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri.
Selain itu dapat diberikan minum yang lebih/banyak sekitar 2000
cc/hari dan pemberian diuretik bendofluezida 5-10 mg/hr.
2. Terapi mekanik (Litotripsi) Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan
dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser
melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini disebut
nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering
dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy) adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh
dengan menggunakan gelombang kejut.
3. Tindakan bedah Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat
litotripsor, (alat gelombang kejut). Pengangkatan batu ginjal secara
bedah merupakan mode utama. Namun demikian saat ini bedah
dilakukan hanya pada 1-2% pasien. Intervensi bedah diindikasikan jika
batu tersebut tidak berespon terhadap bentuk penanganan lain. Ini juga
dilakukan untuk mengoreksi setiap abnormalitas anatomik dalam
ginjal untuk memperbaiki drainase urin. Jenis pembedahan yang
dilakukan antara lain:
 Pielolititomi : jika batu berada di piala ginjal
 Nefrolithotomi/nefrektomi : jika batu terletak didalam ginjal
 Ureterolitotomi : jika batu berada dalam ureter
 Sistolitotomi : jika batu berada di kandung kemih

Sumber : jurnal nefrolitiasis, Muhammad Asrul, 2011

Jawaban Aura :

1. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)

2. PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy)

3. Bedah terbuka

4. Terapi Konservatif atau Terapi Ekspulsif Medikamentosa (TEM)

Sumber : Nefrolitiasis Ahmad Fauzi1, Marco Manza Adi Putra Bagian


Ortopedi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Mahasiswa,
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |71 dan 72

Jawaban cicha :

Tujuan utama tatalaksana pada pasien nefrolitiasis adalah mengatasi nyeri,


menghilangkan batu yang sudah ada, dan mencegah terjadinya
pembentukan batu yang berulang.
1. ESWL (Extracorporeal Shockwave Lithotripsy)
Alat ini ditemukan pertama kali pada tahun 1980 oleh Caussy. Bekerja
dengan menggunakan gelombang kejut yang dihasilkan di luar tubuh
untuk menghancurkan batu di dalam tubuh. Batu akan dipecah menjadi
bagian-bagian yang kecil sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran
kemih 11 ESWLdianggap sebagai pengobatancukup berhasiluntuk
batuginjalberukuranmenengahdanuntukb atuginjal berukuran
lebihdari20- 30mmpada pasienyang lebih memilihESWL, asalkan
mereka menerimaperawatanberpotensi lebih.
2. PCNL (Percutaneus Nephro Litholapaxy)
Merupakan salah satu tindakan ourologi untuk mengeluarkan batu
yang berada di saluran ginjal dengan cara memasukan alat endoskopi
ke dalam kalises melalui insisi pada kulit. Batu kemudian dikeluarkan
atau dipecah terlebih dahulu menjadi fragmen-fragmen kecil.
AsosiasiEropaPedomanUrologitentangurol
ithiasismerekomendasikanPNLsebagaipen gobatan utama
untukbatuginjalberukuran >20mm, sementaraESWLlebih
disukaisebagailini keduapengobatan,karenaESWLsering
membutuhkanbeberapa perawatan, dan memilikirisikoobstruksiureter,
serta kebutuhan adanyaprosedurtambahan. Ini adalah alasan utama
untuk merekomendasikan bahwa PNL adalah baris pertama untuk
mengobati pasien nefrolitias.

3. Bedah terbuka Untuk pelayanan kesehatan yang belum memiliki


fasilitas PNL dan ESWL, tindakan yang dapat dilakukan melalui bedah
terbuka. Pembedahan terbuka itu antara lain pielolitotomiataunefrolitotomi
untuk mengambil batu pada saluran ginjal.

4. Terapi Konservatif atau Terapi Ekspulsif Medikamentosa (TEM)


Terapi dengan mengunakan medikamentosa ini ditujukan pada kasus
dengan batu yang ukuranya masih kurang dari 5mm, dapat juga diberikan
pada pasien yang belum memiliki indikasi pengeluaran batu secara aktif.
Terapi konservatif terdiri dari peningkatan asupan minum dan pemberian
diuretik; pemberian nifedipin atau agen alfablocker, seperti tamsulosin;
manajemen rasa nyeri pasien, khusunya pada kolik, dapat dilakukan
dengan pemberian simpatolitik, atau antiprostaglandin, analgesik;
pemantauan berkala setiap 1- 14 hari sekali selama 6 minggu untuk
menilai posisi batu dan derajat hidronefrosis.

Marco Manza Adi Putra dan Ahmad Fauzi | Nefrolitiasis| Volume 5 |


Nomor 2 | April 2016

 Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan


mengurangi pembentukan batu yang baru.

 Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari)

 Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.

  Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan


batukalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.

Sumber: Sjamsuhidrajat (2004)

2. Apa pemeriksaan penunjang nefrolitiasis ?


Jawaban Anik :
1) Evaluasi skrining yang terdiri dari sejarah rinci medis dan makanan, kimia
darah, dan urin pada pasien.
2) Foto Rontgen Abdomen yang digunakan untuk melihat adanya
kemungkinan batu radio-opak.
3) Pielografi Intra Vena yang bertujuan melihat keadaan anatomi dan fungsi
ginjal. Pemeriksaan ini dapat terlihat batu yang bersifat radiolusen.
4) Ultrasonografi (USG) dapat melihat semua jenis batu.
5) CT Urografi tanpa kontras adalah standar baku untuk melihat adanya batu
di traktus urinarius.
Sumber : Marco ManzaAdi Putra, Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April
2016 |69

Jawaban Laili :

• Pemeriksaan diagnostik

• Pemeriksaan laboratorium

• Pemeriksaan radiologi

• Pemeriksaan urine

• Pemeriksaan darah

• CT helikal tanpa kontras

• USG abdomen

Sumber : jurnal nefrolitisis, Takiya atung, 2012

Jawaban Vita :

• Tes urin --> dengan mengumpulkan sempel urine untuk mengetahui


apakah urine banyak mengandung kalsium atau asam urat

• Tes darah --> untuk mengetahui fungsi ginjal dan kadar zat tertentu
didalamnya.yang menyebabkan batu ginjal

• Pemindaian --> untuk mengidentifikasi keberadaan batu ginjal secara


tepat.

• CT scan

• Foto Rontgen

• USG

• Analisis batu ginjal yang keluar


• Sistoureteroskopi

Sumber : Alelign, T, Petros,B. (2018). Kidney atore Diseases : An


Updated on Current Concepts. Adveances in Urology.

3. Klasifikasi nefrolitiasis ?
Jawaban Dian :
1. Batu kalsium, batu yang sering terjadi pada kasus batu ginjal.
Kandungan batu jenis initerdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfot, atau
campuran dari kedua unsur tersebut. Faktor- factor terbentuknya batu
kalsium adalah:
a. hiperkalsiuri, terdiri dari hiperkalsiuri renal, dan hiperkalsiuri
resorptif. Hiperkalsiuri absorbtif terjadi adanya peningkatan
absorbs kalsium melalui usus, hiperkalsiuri renal terjadi adanya
gangguan kemampuan reabsosi kalsium melalui tubulus ginjal.
b. hiperoksaluri, merupakan eksresi oksalat urin yang melebihi 45 gram
perhari.
c. hiperurikosuria, kadar asam urat di dalam urin yang melebihi
850mg/24 jam
d. hipositraturia, sitrat yang berfungsi untuk menghalangi ikatan
kalsium dengan oksalat atau fosfot sedikit.
e. hipomagnesuria, magnesium yang bertindak sebagai penghambat
timbulnya batu kalsium kadarnya sedikit dalam tubuh. Penyebab tersering
hipomagnesuria adalah penyakit inflamasi usus yang diikuti dengan
gangguan malabsorbsi.
2. Batu struvit, batu yang terbentuk akibat adanya infeksi saluran kemih.
3. Batu asam urat, biasanya diderita pada pasien-pasien penyakit
mioeloproliferatif yang mendapatkan terapi anti kanker.
4. Batu jenis lain, batu sistin, batu triamteran dan batu silikat jarang dijumpai
Marco Manza Adi Putra dan Ahmad Fauzi | Nefrolitiasis
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |71
e.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/1080/920https
://juk
Jawaban Mustika :
1. Menurut tempat terbentuknya
a. Batu ginjal
b. Batu kandung kemih
2.Menurut lokasi keberadaannya :
a. Batu urin bagian atas (mulai ginjal sampai ureter distal)
b. Batu urin bagian bawah (Mulai kandung kemih sampai uretra)
3.Menurut Keadaan Klinik :
a. Batu urin metabolic aktif : bila timbul dalam satu tahun trakhir, batu
bertambah
besar atau kencing batu.
b. Batu urin metabolic inaktif : bila tidak ada gejala seperti yang aktif
c. Batu urin yang aktifitasnya diketahui (asimtomatik)
d. Batu urin yang perlu tindakan bedah (surgically active) bila
menyebabkan
obstruksi, infeksi, kolik, hematuria.
Sumber : NHS. https://www.nhs.uk/conditions/kidney-stones
Diakses pada 26 September 2018
Jawaban Imrucha :
Terdapat beberapa jenis variasi dari batu ginjal, yaitu:
1. Batu Kalsium : Batu yang paling sering terjadi pada kasus batu ginjal.
Kandungan batu jenis ini terdiri atas kalsium oksalat, kalsium fosfat, atau
campuran dari kedua unsur tersebut. Faktor-faktor terbentuknya batu
kalsium adalah:
a. Hiperkalsiuri Terbagi menjadi hiperkalsiuri absorbtif, hiperkalsiuri renal,
dan hiperkasiuri resorptif. Hiperkalsiuri absorbtif terjadi karena adanya
peningkatan absorbsi kalsium melalui usus, hiperkalsiuri renal terjadi
akibat adanya gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium melalu tubulus
ginjal dan hiperkalsiuri resorptif terjadi karena adanya peningkatan
resorpsi kalsium tulang.
b. Hiperoksaluri Merupakan eksresi oksalat urin yang melebihi 45 gram
perhari.
c. Hiperurikosuria Kadar asam urat di dalam urin yang melebihi 850mg/24
jam.
d. Hipositraturia Sitrat yang berfungsi untuk menghalangi ikatan kalsium
dengan oksalat atau fosfat sedikit.
e. Hipomagnesuria Magnesium yang bertindak sebagai penghambat
timbulnya batu kalsium kadarnya sedikit dalam tubuh.
f. Batu Struvit Batu yang terbentuk akibat adanya infeksi saluran kemih.
g. Batu Asam Urat Biasanya diderita pada pasien-pasien penyakit gout,
penyakit mieloproliferatif, pasien yang mendapatkan terapi anti kanker,
dan yang banyak menggunakan obat urikosurik seperti sulfinpirazon,
thiazid, dan salisilat.
h. Batu Jenis Lain Batu sistin, batu xanthine, batu triamteran, dan batu silikat
sangat jarang dijumpai.
i. Berdasarkan penelitian Martha di RSUP Prof Dr.R.D. Kandou Manado
dengan menggunakan 35 orang sample, didapatkan jumlah penderita
dengan lokasi batu di pielum adalah 30 penderita ( 85,75%), lokasi batu di
kaliks adalah 2 penderita (5,7%), dan lokasi batu di pelviokaliks adalah 3
penderita (8,7%).
Sumber:https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article
/viewFile/1080/920
4. Mengapa pada pasien nefrolitiasis harus membatasi konsumsi oksalat ?
Jawaban Feni :
 Bersama kalsium, oksalat (asam yang mengandung satuan COO2)
dapat membentuk kristal penyebab batu ginjal. Oleh karena itu,
penderita batu ginjal disarankan untuk mengurangi atau bahkan
menghindari sama sekali makanan yang banyak mengandung
oksalat. Diantaranya adalah bayam, strawberry, cokelat, gandum,
biji-bijian dan teh. Penderita batu ginjal disarankan untuk
membatasi konsumsi oksalat tidak lebih dari 50 mg/hari
 Oksalat dapat mengikat kalsium dan mineral lainnya, membentuk
kristal yang dapat meyebabkan pembentukan batu. Namun,
makanan tinggi oksalat juga cenderung sangat sehat, sehingga diet
rendah oksalat yang ketat tidak lagi direkomendasikan untuk
semua individu pembentuk batu ginjal, diet rendah oksalat hanya
disarankan untuk orang yang mengalami hiperokaluria, suatu
kondisi yang ditandai dengantingginya kadar oksalat dalam urin.

Sumber : Nursalam.2006. Askep Pada Pasien dengan Gangguan


Sistem Perkemihan, Edisi I. Salemba Medika:Jakarta

Jawaban Seva :

Oksalat hasil sampingan pemecahan Vitamin C Dari tubuh tetapi ada juga
Oksalat dari tumbuhan yaitu Bayam, kiwi , almond , kacang Mede . Jika
kadar oksalat dalam tubuh berlebihan maka akan meningkat pula kadar
kalsium dalam urine dan akan mengakibatkan batu kalsium.

Sumber:https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article
/viewFile/1080/920

Jawaban Laili :

Karena asam oksalat merupakan asam organik yang utama yang tergolong
dalam bahan anti nutrisi. Yang membentuk senyawa yang tak larut dan tak
dapat diserap tubuh.

Contoh : bayam, cokelat,sodium atau garam, makanan laut, tomat

Sumber : Rizka Amalia dan Riris Yuliana R.S, “Studi Pengaruh


Proses Perendaman Dan Perebusan Terhadap Kandungan Kalsium
Oksalat Pada Umbi senthe (Alocasia Macrorrhiza L Schoot)”,
JurnalTeknologi Kimia Dan Industri, 2 No: 3 (2013), h. 18.

5. Askep pre dan post op nefrolitiasis ?


Jawaban Feni :

 Pengkajian
o Identitas :
Nama : Tn.x
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
2. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama : Nyeri pinggang sebelah kanan sejak satu
tahun terakhir dengan skala nyeri 7
- Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan sering
merasakan nyeri dipinggang sebelah kanan sejak satu tahun
terakhir dengan skala nyeri 7, saat BAK sering terasa nyeri dan
BAK tidak tuntas.
- Riwayat penyakit dahulu : sekitar 2 tahun yang lalu pasien
pernah BAK berdarah dan merasakan nyeri
3. Pemeriksaan Penunjang
Px laboratorium
- Hb 15,5 g/dL (13-18 g/dL)
- Ht 46 (40-52%)
- Leukosit 11010 µl (4800-10800 µl)
- Ureum 26 mg/dL, creatinin 1,5 mg/dL (0,5-1,5mg/dL)
- Asam urat 8 mg/dL (3,4 – 7 mg/dL).

. Px USG Abdomen :
- Ginjal kanan : besar, bentuk baik, system pelviokalises
sedikit melebar, tampak batu di ureter distal dengan ukuran 2 x
8 cm, kesan Hidronefrosis kanan grade 2-3.
 .Diagnosa Keperawatan
1. Pre operasi
1) Nyeri kronis b.d Spasme batu ginjal d.d
DO : Ditemukan pada px USG abdomen Ginjal kanan :
besar, system pelviokalises sedikit melebar, tampak batu di
ureter distal dengan ukuran 2 x 8 cm, kesan Hidronefrosis
kanan grade 2-3.
DS : Pasien mengatakan sering merasakan nyeri
dipinggang sebelah kanan sejak satu tahun terakhir dengan
skala nyeri 7, saat BAK sering terasa nyeri dan BAK tidak
tuntas. (buku sdki, hal 174, D.0078)
2) Gangguan eliminasi urin b.d obstruksi batu ginjal d.d
DO : hasil USG abdomen : ginjal kanan à besar,bentuk
baik,system pelviokalises sedikit melebar,tampak batu ureter
distal dengan ukuran 2x8 cm,kesan Hidronefrosis kanan grade
2-3
DS : pasien mengatakan sering tidak tuntas saat BAK,2
tahun lalu klien pernah BAK berdarah
Defisit pengetahuan klien tentang penyakitnya b.d kurangnya
informasi d.d (SDKI, hal 246, D.0111)
DO : pasien klien mengatakan tidak tahu tentang penyebab
penyakitnya
DS : -
2. Post operasi
 Pengkajian
o Identitas
Nama : Tn.x
Umur : 31 tahun
Jenis kelamin : Laki- laki
2. Riwayat Kesehatan
- Keluhan utama : Nyeri pinggang sebelah kanan sejak satu
tahun terakhir dengan skala nyeri 7
- Riwayat penyakit sekarang : pasien mengatakan sering
merasakan nyeri dipinggang sebelah kanan sejak satu tahun
terakhir dengan skala nyeri 7, saat BAK sering terasa nyeri dan
BAK tidak tuntas.
- Riwayat penyakit dahulu : sekitar 2 tahun yang lalu pasien
pernah BAK berdarah dan merasakan nyeri
3. aktivitas/istirahat
Setelah di operasi klien susah untuk bergerak karna ada
verband dan kalau mau BAK harus di antar salah satu keluarga
4.Nyeri
Setelah di operasi klien merasa nyeri di bagian yang telah di
operasi
5. cairan/makanan
Setelah di operasi klien buang merasa susah buat makan
dan minum,karena terhambat oleh aktivitas
6.intregitas ego
Klien setelah di operasi merasa stres karena luka bekas
operasi sangat mengganggu aktivitas klien,dan takut kalau
bekas lukanya dapat terinfeksi
7.hygine
Klien setelah operasi aktivitas sehari-hari seperti mandi di
bantu oleh keluarga,karena terbatasnya aktivitas setelah di operasi
 Diagnosa Keperawatan
o Diagnosa 1: ansietas b.d kurangnya informasi tentang pengobatan
dan perawatan selanjutnya
Ds: -
Do: klien cemas,tanda-tanda vital dalam keadaan abnormal
Intervensi:
cemas berkurang
-klien nampak tenang
-berikan informasi tentang penyakitnya dan teknik pengobatannya
o Diagnosa 2: resiko tinggi terhadap infeksi b.d insisi bedah/adanya
luka operasi dan prosedur invasi
Ds:-
Do: adanya luka operasi di balut dengan verband,terpasang
infus,terpasang kateter,terpasang drain
Intervensi:
tidak ada tanda-tanda infeksi
-ganti balutan dengan sering,pembersihan dan pengeringan kulit
sepanjang masa penyembuhan
-kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi

6. Jelaskan tentang system lower urinary tract pada nefrolitiasis ?


Jawaban Anik :
Gangguan berkemih, terutama yang menyertai penyakit saraf,
dapat menimbulkan keluhan yang berat dan sulit ditangani. Keluhan yang
dapat dialami utamanya adalah urgensi dan urgensi inkontinensi. Kedua
istilah ini merujuk pada keluhan tidak bisa menunda dorongan untuk
segera berkemih, dengan disertai episode ngompol (inkontinensi).
Gangguan ini secara umum disebut sebagai Adult Neurogenic Lower
Urinary Tract Dysfunction (Gangguan Saluran Kemih Bagian Bawah
Neurogenik). Karena luasnya peran system persarafan pada saluran kemih,
maka gangguan ini tidak hanya terbatas pada keluhan yang telah
disebutkan, namun meliputi segala kelainan struktur, fungsi maupun
sensasi yang terkait. Selain menimbulkan keluhan yang mengganggu
kualitas hidup, pada sebagian penderita terjadi gangguan fungsi ginjal atau
umum disebut sebagai gagal ginjal yang dapat mengancam jiwa.
Timbulnya infeksi saluran kemih yang berulang juga seringkali menyertai
gangguan ini.
Sumber : M Ayodhia Soebadi
Jawaban Aura :
LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms) adalah istilah umum
untuk menjelaskan berbagai gejala berkemih yang dikaitkan dengan BPH.
Keluhan pasien BPH berupa LUTS terdiri atas gejala obstruksi (voiding
symptoms) maupun iritasi (storage symptoms). Obstruksi yang disebabkan
oleh BPH tidak hanya disebabkan oleh adanya massa prostat (merupakan
komponen statis) yang menyumbat urethra posterior tetapi juga
disebabkan oleh peningkatan tonus otot polos (merupakan komponen
dinamis) yang terdapat pada stroma prostat, kapsul prostat, dan leher
kandung kemih.
Sumber : (Hariati.faktor resiko infeksi saluran kemih.2019.fakultas
keperwatan.universitas Sumatra utara)
Jawaban Vita :
sekelompok gejala kemih yang dipicu oleh obstruksi kelainan, infeksi,
atau iritasi pada uretra, kandung kemih, leher kandung kemih, sfinger
kemih dan prostat (pada pria). LUT juga dapat disebabkan oleh kondisi
kesehatan neurologis atau cedera. gejala saluran kemih yang lebih rendah
dapat dikategorikan sebagai yang berhubungan dengan penyimpanan urin
atau berkemih ( obstruksi ) dan muncul sebagai berbagai disfungi
berkemih. baik pria maupun wanita didiagnosis dengan gejala saluran
kemih bawah. tetapi paling sering didiagnosis pada pria dengan
benign prostatic hyperplasia.
Sumber : (Hariati.faktor resiko infeksi saluran kemih.2019.fakultas
keperwatan.universitas Sumatra utara
7. Patofisiologi dan pathway pada nefrolitiasis ?
Jawaban Mustika :
nefrolitiasis didasari pada dua fenomena, yaitu supersaturasi urin dan
deposisi batu pada ginjal. Komposisi senyawa yang paling banyak
menyebabkan batu ginjal adalah kalsium oksalat (CaOx) sebanyak 80%
dan kalsium fosfat (CaP) sebanyak 15%.
Pembentukan batu pada ginjal umumnya membutuhkan keadaan
supersaturasi. Namun pada urin normal, ditemukan adanya zat inhibitor
pembentuk batu. Pada kondisi-kondisi tertentu, terdapat zat reaktan yang
dapat menginduksi pembentukan batu. Adanya hambatan aliran urin,
kelainan bawaan pada pelvikalises, hiperplasia prostat benigna, striktura,
dan buli bulineurogenik diduga ikut berperan dalam proses pembentukan
batu.
Sumber : Sinnott B. Kidney Stones 2012: pathogenesis, diagnosis and
management
Jawaban Imrucha :
Nephrolithiasis: kristalisasi dari mineral dan matriks seperti pusdarah,jarin
gan yang tidak vital dan tumor. Komposisi dari batu ginjal bervariasi, kira-
kira tiga perempatdari batu adalah kalsium,fosfat,.Peningkatan konsentrasi
larutan akibat dari intake yang rendah dan juga peningkatan bahan-
bahan organic akibat infeksi saluran kemih atau urinststis membuat tempat
untuk pembentukan batu. Ditambah denganadanya infeksi meningkatkan
kebasaan urin oleh produksi ammonium yang berakibat presipitasi kalsium
dan magnesium pospat.
Sumber:https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view
File/1080/920
Jawaban Aura :
• Adanya kalkuli dalam traktus urinarius disebabkan oleh dua fenomena
dasar. Fenomena pertama adalah supersaturasi urin oleh konstituen
pembentuk batu, termasuk kalsium, oksalat, dan asam urat. Kristal atau
benda asing dapat bertindak sebagai matriks kalkuli, dimana ion dari
bentuk kristal super jenuh membentuk struktur kristal mikroskopis.
Kalkuli yang terbentuk memunculkan gejala saat mereka membentur
ureter waktu menuju vesica urinaria.
• Fenomena kedua, yang kemungkinan besar berperan dalam pembentukan
kalkuli kalsium oksalat, adalah adanya pengendapan bahan kalkuli matriks
kalsium di papilla renalis, yang biasanya merupakan plakat Randall (yang
selalu terdiri dari kalsium fosfat).
• Kalsium fosfat mengendap di membran dasar dari Loop of Henle yang
tipis, mengikis ke interstitium, dan kemudian terakumulasi di ruang
subepitel papilla renalis. Deposit subepitel, yang telah lama dikenal
sebagai plak Randall, akhirnya terkikis melalui urothelium papiler.
Matriks batu, kalsium fosfat, dan kalsium oksalat secara bertahap
diendapkan pada substrat untuk membentuk kalkulus pada traktus urinariu
Sumber : (I NYOMAN GEDE WARDANA.2017.BAGIAN ANATOMI
FK UNUD.DENPASAR)
Jawaban Laili :

8. Jelaskan faktor pembenbentukan batu ginjal ?


Jawaban Feni :
1. Faktor Intrinsik
 Umur : usia 30-50 thn , karena dengan bertambahnya umur
menyebabkan gangguan peredaran darah seperti hipertensi dan
kolestrol tinggi. Hipertensi dapat menyebabkan pangapuran ginjal
yang dapat berubah menjadi batu., sedangkan kolestrol tinggi
merangsang agregasi dengan kristal kalsium oksalat dan kalsium
fosfat sehingga mempermudah bentuknya batu
 Jenis Kelamin : jmlh pasien laki-laki lebh banyak dibandingkan
perempuan. Hal ini karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan
utama pembentuk batu lebih rendah pada perempuan dari pada
laki-laki, dan kadar sitrat air kemih sebgai bahan penghabat
terjadinya batu pada perempuan lebih tinggi dari pada laki-laki.
Selain itu, hormon estrogen pada perempuan mampu mencegah
agregasi garam kalsium, sedangkan hormon testosteron yang tinggi
pada laki-laki menyebabkan peningktan oksalat endogen oleh hati
yang selanjutnya memudahkan terjadinya kristalisasi
 Hyperkalsemia : meningkatnya kalsium dalam darah
 Hyperkasiuria : meningkatnya kalsium dalam urin
 Ph urin
 Kelebihan pemasukan cairan dalam tubuhyang bertolak belakangan
dengan kesimbangan cairan yang masuk dalam tubuh
2. Faktor Ekstrinsik
 Air minum : kurang air minum atau kurang mengkonsumsi air
mengakibatkan terjadinya pengendapan kalsium dalam pelvis renal
akibat ketidakseimbangan cairan yang masuk
 Suhu : individu yang menetap didaerah beriklim panas dengan
paparan ultaviolet tinggi akan cenderung mengalami dehidrasi
serta peningkatan produksi vitamin D ( memicu peningkatan
ekskresi kalsium dan oksalat) serta menyebabkan pengeluaran
keringat yang banyak sehingga mengurangi produksi urin dan
mempermudah terbentuknya batu
 Makanan : kurangnya mengkonsumsi protein dapat menjadi faktor
terbentuknya batu
 Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah
terjadinya batu
 Pekerjaan : pekerjaan yang banyak duduk atau kurang aktifitas
 Infeksi : infeksi oleh bakteri yang memecahkan ureum dan
membentuk amonium akan mengubah pH urin menjadi alkali dan
akan mengendapkan garam fosfat sehingga akan mempercepat
pembentukan batu yang telah ada.
Sumber : Sjamsuhidrajat, R Jong Wim De. 1998. Buku Ajar
bedah. Jakarta:EGC
Jawaban Seva :
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Iklim geografis
4. Ras

Sumber:https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority
/article/viewFile/1080/920

Jawaban Anik :

Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah


terjadinya batu saluran kemih pada seseorang, yaitu faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik

Faktor Intrinsik:

1. Herediter (keturunan): penyakit ini diduga diturunkan dari


orang tua

2. Umur: paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

3. Jenis kelamin: jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak


dibandingkan dengan pasien perempuan

Faktor Ekstrinsik:
1. Geografi: pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian
batu saluran kemih yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga
dikenal sebagai daerah stone belt(sabuk batu), sedangkan daerah
Bantu di Afrika Selatan hampir tidak dijumpai penyakit batu
saluran kemih.

2. Iklim dan temperature: pada daerah yang temperaturnya lebih


tinggi memberikan prevalensi pembentukan batu ginjal lebih
banyak.

3. Asupan air: kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral


kalsium pada air yang dikonsumsi, dapat meningkatkan insiden
batu saluran kemih.

4. Diet: diet banyak purin, oksalat, dan kalsium mempermudah


terjadinya penyakit batu saluran kemih

5. Pekerjaan: penyakit ini sering dijumpai pada orang yang


pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas atau sedentary
life.

Sumber : Wanna Eka Fildyanti, Vol.1 | No.1 | Februari 2019 |


Jurnal Medical Profession (MedPro)
DAFTAR PUSTAKA
Alelign, T, Petros,B. (2018). Kidney atore Diseases : An Updated on
Current Concepts. Adveances in Urology.
Amalia,Rizka dan Riris Yuliana R.S, “Studi Pengaruh Proses Perendaman
Dan Perebusan Terhadap Kandungan Kalsium Oksalat Pada Umbi senthe
(Alocasia Macrorrhiza L Schoot)”, JurnalTeknologi Kimia Dan Industri, 2 No: 3
(2013), h. 18.
Asrul,Muhammad,2011,jurnal nefrolitiasis
Atung,Takiya,2012,jurnal nefrolitisis
B,Sinnott Kidney Stones 2012: pathogenesis, diagnosis and management
Fauzi1,Ahmad, Marco Manza Adi Putra ,Volume 5 | Nomor 2 | April 2016
|71 dan 72, Nefrolitiasis, Bagian Ortopedi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung Mahasiswa, Fakultas Kedokteran,
Hariati.faktor resiko infeksi saluran kemih.2019.fakultas
keperwatan.universitas Sumatra utara
Manza,Marco Adi Putra dan Ahmad Fauzi,2012,Nefrolitiasis
Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |71
Nursalam.2006. Askep Pada Pasien dengan Gangguan Sistem Perkemihan,
Edisi I. Salemba Medika:Jakarta
Putra,Marco ManzaAdi, Majority | Volume 5 | Nomor 2 | April 2016 |69
Sjamsuhidrajat, R Jong Wim De. 1998. Buku Ajar bedah. Jakarta:EGC
Wanna Eka Fildyanti, Vol.1 | No.1 | Februari 2019 | Jurnal Medical
Profession (MedPro)

Anda mungkin juga menyukai