1. Definisi Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu atau lebih batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal. Secara garis besar pembentukan batu ginjal dipengaruhi oleh faktor intrinstik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu umur, jenis kelamin, dan keturunan. Sedangkan faktor ekstrinsik yaitukondisi geografis, iklim, kebiasaan makan, zat yang terkandung dalam urin, dan pekerjaan. Komposisi utama dari batu ginjal adalah kalsium oslat yang mencapai 80%. Nefroliatisi berdasarkankomposisianya terbagi menjadi batu kalsium, batu struvit, batu asam urat, batu sistin, batu xantin, batutriameteren, dan batu silikat. Pembentukan batu ginjal pada umumnya membutuhkan keadaan supesaturasi. Namun pada urin normal, diperlukan adanya zat inhibitor pembentuk batu. Pada kondisi- kondisi tertentu,terdapat zat reaktan yang dapat menginduksi pembentukan batu. Adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan pada pervikalises, hiperplasia prostat benigna, strikura, dan buli buluneurogenik ikut berperandalam proses pembentukan batu 2. Manifestasi klinis Menurut Purnomo (2011) beberapa tanda dan gejala yang dapat ditemukan dan dirasakan pada pasien batu ginjal yaitu : a. Nyeri Nyeri mungkin bisa berupa nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi karenaaktivitas peristaltic otot polos sistem kalises ataupunn ureter meningkat dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih. b. Batu di ginjal dapat menimbulkan obstruksi dan infeksi. c. Hematuria yang disebabkan akibat trauma mukosa saluran kemih karena batu. d. Demam e. Perubahan dalam Buang air kecil dan warna urin Apabila ginjal manusia mengalami gangguan maka akan terjadi gangguan pada pembentukan urin,baik dari warna,bau dan karakterisitiknya. f. Tubuh mengalami pembengkakan Ketika ginjal gagal untuk melakukan fungsinya, yakni mengeluarkan cairan atau toksindalam tubuh , maka tubuh akan dipenuhi cairan yang mengakibatkan pembengkakan terhadap beberapa bagian tubuh, diantaranya di bagian kaki, pergelangan kaki, wajah dan atau tangan. g. Tubuh cepat lelah / kelelahan h. Bau Mulut / ammonia breath i. Gangguan gastrointestinal: Rasa Mual dan Ingin Muntah 3. Etiologi Menurut Sakhae et al, 2012. Ada beberapa penyebab terbentuknya batu ginjal yang dapat dipicu oleh faktor keturunan, makanan, dan obat-obatan, antara lain : a. Hiperkalsuria Penyebab pembentukan batu kalsium. Disebabkan peningkatan penyerapan kalsium usus,menurunnya reabsorbsi kalsium di ginjal dan peningkatan mobilisasi dari tulang. b. Hiperurikosuria Terdeteksi dari 10% pembentuk batu kalsium. Berdasarakan fisikokimia batu kalsium terbentuk akibat supersaturasi kemih dengan monosodium koloid kristalisasi kalsium oksalat yang diinduksi oleh urat. c. Hipositraturia Sitrat adalah inhibitor endogen pembentukan batu kalisum. Rendahnya ekskresi sitrat urinditemukan pada 20-60% nefrolitiasis. Penentu utama ekskresi sitrat urin adalah keseimbangan asam basa. Umumnya terjadi dengan asidosis metabolik, peran penghambatan sitrat juga melibatkan pembentukan larutan kompleks dan pengurangan kejenuhan. d. Hiperoksaluria Oksalat dan kalsium dapat meningkatkan supersaturasi kalsium oksalat pada kemih (merupakan 10-15% pembentuk batu kalsium). Disebabkan oleh produksi oksalat yang berlebih akibat dari gangguan metabolisme, peningkatan penyerapan oksalat usus, peningkatan asupan makanan bioavaibilitas, dan pH urin. Urin yang sangat asam (pH 5.5) dan urin yang sangat basa (pH 6.7) dapat mempengaruhi pembentukan batu kalsium. Dengan pH yang terlalu asam makaurin menjadi jenuh dengan asam urat yang berperam dalam kristalisasi kalsium oksalat.Sedangkan urin yang sangat alkalin dapat meningkatkan monohidrogen fosfat yang dalamkombinasi dengan kalsium berubah menjadi termodinamika brusit yang tidak stabil danakhirnya terbentuk hidroksiapatit 4. Pemeriksaan penunjang a. Urin 1) PH lebih dari 7,6 2) Sedimen sel darah merah lebih dari 90% 3) Biakan urin 4) Ekskresi kalsium fosfor, asam urat b. Darah 1) Hb turun 2) Leukositosis 3) Urium kreatinin 4) Kalsium, fosfor, asam urat c. Radiologi 1) Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu 2) USG abdomen 3) PIV (Pielografi Intravena) 4) Sistoskopi
5. Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi
a. Terapi Medis Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu yang dapat dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan pelarut solutin G. Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri.Selain itu dapat diberikan minum yang lebih/banyak sekitar 2000 cc/hari dan pemberian diuretik bendofluezida 5-10 mg/hr. b. Terapi mekanik (Litotripsi) Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada diginjal. Cara ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan gelombang kejut. c. Tindakan bedah Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, (alat gelombang kejut). Pengangkatan batu ginjal secara bedah merupakan mode utama. Namun demikian saat ini bedah dilakukan hanya pada 1-2% pasien. Intervensi bedah diindikasikan jika batu tersebut tidak berespon terhadap bentuk penanganan lain. Ini juga dilakukan untuk mengoreksi setiap abnormalitas anatomik dalam ginjal untuk memperbaiki drainaseurin B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a. Riwayat keperawatan 1) Riwayat Kesehatan Sekarang Biasanya keluhan utama klien merasakan nyeri, akut/kronik dan kolik yang menyebar ke paha dan genetelia. Yang dimana keluhan yang paling dirasakan oleh pasien itu sendiri adalah terjadi penurunan produksi miksi. Tidak bisa BAK (produksi sedikit), sering BAK pada malam hari, kelemahan otot atau tanpa keluhan lainnya. 2) Riwayat kesehatan lalu Biasanya klien yang menderita penyakit batu ginjal, pernah menderita penyakit infeksi saluran kemih. Riwayat terpapar toksin, obat nefrotik dengan penggunaan berulang, riwayat tesdiagnostik dengan kontras radiografik. 3) Riwayat kesehatan keluarga Tidak adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat ginjal. b. Pemeriksaan fisik: data fokus 1) Keadaan umum Klien tampak sakit sedang, nyeri dibagian punggung bawah hingga pangkal paha dan gangguan dalam berkomunikasi. 2) Tanda-tanda vital : Nadi : 60-100 x/menit Respirasi : 16-2 0x/menit Suhu tubuh : 37 derajat c Tekanan darah : 100-120 / 10-80 mmHgd. 3) Pemeriksaan fisik : head to toe - Kepala Inspeksi : bentuk bulat, tidak ada lesi, distribusi rambut baik, warna rambut hitam - Mata Inspeksi : konjungtiva tidak anemis - Telinga Inspeksi : simetris kanan dan kiri, terlihat sedikit serumen, tidak ada lesi - Hidung Inspeksi : tidak ada polip ataupun lesi. - Mulut Inspeksi : bau mulut (ammonia breath), tidak ada lesi, terkadang timbul stomatitis. - Leher Inspeksi dan palpasi : tidak ada pembesaran kelenjat tiroid dan vena jugularis. - Dada Ispeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris. Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi paru simetris saat inspirasi dan ekspirasi. Perkusi : suara resonan. Auskultasi : tidak ada bunyi wheezing - Abdomen Inspeksi : tidak ada lesi Auskultasi : terdengar bising usus Perkusi : tidak terdapat massa abdomen, bunyi timpani. Palpasi : sedikit mengeras dan adanya nyeri tekan pada perut bagian bawah - Ekstremitas atas Inspeksi : pergerakan tangan kanan dan kiri baik, ROM baik. - Ekstremitas bawah Inspeksi : pergerakan tangan kanan dan kiri baik, ROM aktif. - Genetalia Inspeksi : penyebaran rambut pubis merata, kebersihan baik. 2. Patofisiologi 3. Diagnosa Keperawatan a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase batu ginjal dan atau insisi bedah. b. Perubahan eliminasi urine berubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik, atau inflamasi. c. Intoleransi Aktivitas d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak adanya informasi. 4. Perencanaan N Diagnosa Tujuan / Kriteria Intervensi Rasional o Hasil 1 Gangguan rasa Tujuan = Setelah 1.Catat lokasi, 1.Membantu nyaman : Nyeri dilakukan lamanyaintensi mengevaluasi berhubungan dengan tindakan selama tas dan tempat obstruksi adanya atau pasase 3 x 24 jam nyeri penyebaran dan kemajuan batu ginjal dan atau hilang,keseimban 2.Jelaskan gerakan kalkulus insisi bedah. gan cairan penyebabnyeri 2.Pemberian dipertahankan. dan analgesic sessuai b.Kriteria hasil = pentingnya waktu pasien bebas dari melaporkan ke 3.Meningkatkan rasa nyeri pasien perawat terkait relaksasi,menurun tampak rileks, perubahan kan tegangan otot bisa tidur dan karakteristik 4.Diberikan istirahat. nyeri selama akut untuk 3.Berikan menurunkan kolik tindakan uretral dan nyaman meningkatkan 4.Berikan obat relaksasi sesuai indikasi otot/mental : :contoh 5.Menghilangkan meperidin teganganotot dan (demerol)dan dapat morfin. menurunkan 5.Berikan reflex spasme kompreshanga t 2 Perubahan eliminasi Tujuan = setelah 1.Awasi 1. Memberikan urine berubungan dilakukan output dan informasi tentang dengan stimulasi tindakan selama input fungsi ginjal dan kandung kemih oleh 3 x 24 jam pasien karakteristik adanya batu, iritasi ginjal, mampu berkemih urin. komplikasi atau ureter, obstruksi dengan normal. 2.Tentukan (infeksi dan mekanik, atau Kriteria hasil = pola berkemih pendarahan) inflamasi. pola eliminasi normal pasien 2.Kalkulus dapat urine dan output dan perhatikan menyebabkan dalam batas variasi eksitabilitas saraf, normal, tidak 3.Dorong yang menunjukkan peningkatan menyebabkan adanya tanda- pemasukan sensasi kebutuhan tanda obstruksi cairan sensasi segera (tidak ada rasa 4.Awasi 3.Peningkatan sakit saat pemeriksaan hidrasi membilas berkemih), LAB bakteri pengeluaranurin (elektrolit, 4.Peninggian lancar BUN,kretainin BUN, kretinin ) dan elektrolit 5.Ambil urin mengindikasikan untuk culture disfungsi ginjal dan sensifitas 5.Menentukan adanya ISK,yang menjadi penyebab komplikas 3 Intoleransi aktivitas Tujuan = setelah a.kaji tingkat a.untuk b.d. penurunan dilakukan kelelahan, mengetahui produksi energi tindakan selama tidur , tingkat aktivitas metabolic,anemia,ret 3 x 24 jam pasien istirahat. dan pola istirahat. ensi produk sampah mampu b.Kaji b.untuk berpartisipasi kemampuan mengetahui dalam aktivitas toleransi seberapa jauh yang dapat aktivitas tingkat toleransi ditoleransi c.Identifikasi aktivitas selama Kriteria hasil: faktor yang sakit. klien mampu menimbulkan c.untuk memenuhi energi keletihan mengetahui faktor untuk melakukan d.Rencanakan yang dapat aktivitasnya periode mempengaruhi secara mandiri istirahat keletihan. adekuat d.untuk e.Tingkatkan mendapatkan aktivitas istirahat yang sesuai adekuat toleransi,anjur e.untuk kan aktivitas membantu alternative menjalankan sambil aktivitas secara istirahat bertahap 4 Defisit pengetahuan Tujuannya 1. Jelaskan Agar pasien dan berhubungan dengan diharapkan kepada pasien keluarga tidak adanya pasien mampu dan keluarga mengetahui informasi. mengetahui tentang sehinga akan leih tentang pengertian, kooperatif dalam penyakitnya penyebab, proses dengan kriteria tanda gejala, pengobatan. hasil : pencegahan -Pasien dan hingga keluarga mampu pengobatan memahami 2. kaji tentang kemampuan penyakitnya keluarga hingga dalam pengobatannya. merawat C. Daftar Pustaka 1. PPNI, Tim Pokja SDKI. “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia”. Jakarta selatan : DPP: DewanPengurus Pusat. 2016. 1-22. 2. PPNI, Tim Pokja SDKI. “Standar Luaran Keperawatan Indonesia”. Jakarta selatan : DPP: DewanPengurus Pusat. 2016. 1-23. 3. PPNI, Tim Pokja SIKI. “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia”. Jakarta selatan : DPP: DewanPengurus Pusat. 2016. 1-24. 4. Purnomo, Basuki B. “dasar-dasar urologi.” Jakarta : Sagung seto. 2011, 6-95. 5. Sakhae. “kindey stones 2012: pathogenesis, diagnosis, and managemen”. The Journal of clinicalEndocrinology & Metabolisme, 2012 6. Setiadi, Setiadi. 2017. Konsep manajemen keperawatan.
Pembedahan Skoliosis Lengkap Buku Panduan bagi Para Pasien: Melihat Secara Mendalam dan Tak Memihak ke dalam Apa yang Diharapkan Sebelum dan Selama Pembedahan Skoliosis