Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

SISTEM PERKEMIHAN

Nama : Dahlia Soraya

Kelas : 7B

Nim : 2017720187
LAPORAN PENDAHULUAN
BATU GINJAL

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Batu ginjal atau nefrolitiasis merupakan suatu keadaan dimana terdapat satu
atau lebih batu di dalam pelvis atau kaliks dari ginjal. Secara garis besar pembentukan
batu ginjal dipengaruhi oleh faktor intrinstik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik yaitu
umur, jenis kelamin, dan keturunan. Sedangkan faktor ekstrinsik yaitukondisi
geografis, iklim, kebiasaan makan, zat yang terkandung dalam urin, dan pekerjaan.
Komposisi utama dari batu ginjal adalah kalsium oslat yang mencapai 80%.
Nefroliatisi berdasarkankomposisianya terbagi menjadi batu kalsium, batu struvit,
batu asam urat, batu sistin, batu xantin, batutriameteren, dan batu silikat.
Pembentukan batu ginjal pada umumnya membutuhkan keadaan supesaturasi. Namun
pada urin normal, diperlukan adanya zat inhibitor pembentuk batu. Pada kondisi-
kondisi tertentu,terdapat zat reaktan yang dapat menginduksi pembentukan batu.
Adanya hambatan aliran urin, kelainan bawaan pada pervikalises, hiperplasia prostat
benigna, strikura, dan buli buluneurogenik ikut berperandalam proses pembentukan
batu
2. Manifestasi klinis
Menurut Purnomo (2011) beberapa tanda dan gejala yang dapat ditemukan dan
dirasakan pada pasien batu ginjal yaitu :
a. Nyeri
Nyeri mungkin bisa berupa nyeri kolik ataupun bukan kolik. Nyeri kolik terjadi
karenaaktivitas peristaltic otot polos sistem kalises ataupunn ureter meningkat
dalam usaha untuk mengeluarkan batu dari saluran kemih.
b. Batu di ginjal dapat menimbulkan obstruksi dan infeksi.
c. Hematuria yang disebabkan akibat trauma mukosa saluran kemih karena batu.
d. Demam
e. Perubahan dalam Buang air kecil dan warna urin
Apabila ginjal manusia mengalami gangguan maka akan terjadi gangguan pada
pembentukan urin,baik dari warna,bau dan karakterisitiknya.
f. Tubuh mengalami pembengkakan
Ketika ginjal gagal untuk melakukan fungsinya, yakni mengeluarkan cairan atau
toksindalam tubuh , maka tubuh akan dipenuhi cairan yang mengakibatkan
pembengkakan terhadap beberapa bagian tubuh, diantaranya di bagian kaki,
pergelangan kaki, wajah dan atau tangan.
g. Tubuh cepat lelah / kelelahan
h. Bau Mulut / ammonia breath
i. Gangguan gastrointestinal: Rasa Mual dan Ingin Muntah
3. Etiologi
Menurut Sakhae et al, 2012. Ada beberapa penyebab terbentuknya batu ginjal yang
dapat dipicu oleh faktor keturunan, makanan, dan obat-obatan, antara lain :
a. Hiperkalsuria
Penyebab pembentukan batu kalsium. Disebabkan peningkatan penyerapan
kalsium usus,menurunnya reabsorbsi kalsium di ginjal dan peningkatan mobilisasi
dari tulang.
b. Hiperurikosuria
Terdeteksi dari 10% pembentuk batu kalsium. Berdasarakan fisikokimia batu
kalsium terbentuk akibat supersaturasi kemih dengan monosodium koloid
kristalisasi kalsium oksalat yang diinduksi oleh urat.
c. Hipositraturia
Sitrat adalah inhibitor endogen pembentukan batu kalisum. Rendahnya ekskresi
sitrat urinditemukan pada 20-60% nefrolitiasis. Penentu utama ekskresi sitrat urin
adalah keseimbangan asam basa. Umumnya terjadi dengan asidosis metabolik,
peran penghambatan sitrat juga melibatkan pembentukan larutan kompleks dan
pengurangan kejenuhan.
d. Hiperoksaluria
Oksalat dan kalsium dapat meningkatkan supersaturasi kalsium oksalat pada
kemih (merupakan 10-15% pembentuk batu kalsium). Disebabkan oleh produksi
oksalat yang berlebih akibat dari gangguan metabolisme, peningkatan penyerapan
oksalat usus, peningkatan asupan makanan bioavaibilitas, dan pH urin. Urin yang
sangat asam (pH 5.5) dan urin yang sangat basa (pH 6.7) dapat mempengaruhi
pembentukan batu kalsium. Dengan pH yang terlalu asam makaurin menjadi
jenuh dengan asam urat yang berperam dalam kristalisasi kalsium
oksalat.Sedangkan urin yang sangat alkalin dapat meningkatkan monohidrogen
fosfat yang dalamkombinasi dengan kalsium berubah menjadi termodinamika
brusit yang tidak stabil danakhirnya terbentuk hidroksiapatit
4. Pemeriksaan penunjang
a. Urin
1) PH lebih dari 7,6
2) Sedimen sel darah merah lebih dari 90%
3) Biakan urin
4) Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
b. Darah
1) Hb turun
2) Leukositosis
3) Urium kreatinin
4) Kalsium, fosfor, asam urat
c. Radiologi
1) Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu
2) USG abdomen
3) PIV (Pielografi Intravena)
4) Sistoskopi

5. Penatalaksanaan farmakologi dan non farmakologi


a. Terapi Medis
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu yang
dapat dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan pelarut solutin G.
Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri.Selain itu dapat
diberikan minum yang lebih/banyak sekitar 2000 cc/hari dan pemberian
diuretik bendofluezida 5-10 mg/hr.
b. Terapi mekanik (Litotripsi)
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan
untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada diginjal. Cara ini
disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering
dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan
gelombang kejut.
c. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, (alat gelombang
kejut). Pengangkatan batu ginjal secara bedah merupakan mode utama.
Namun demikian saat ini bedah dilakukan hanya pada 1-2% pasien. Intervensi
bedah diindikasikan jika batu tersebut tidak berespon terhadap bentuk
penanganan lain. Ini juga dilakukan untuk mengoreksi setiap abnormalitas
anatomik dalam ginjal untuk memperbaiki drainaseurin
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat keperawatan
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya keluhan utama klien merasakan nyeri, akut/kronik dan kolik yang
menyebar ke paha dan genetelia. Yang dimana keluhan yang paling dirasakan
oleh pasien itu sendiri adalah terjadi penurunan produksi miksi. Tidak bisa
BAK (produksi sedikit), sering BAK pada malam hari, kelemahan otot atau
tanpa keluhan lainnya.
2) Riwayat kesehatan lalu
Biasanya klien yang menderita penyakit batu ginjal, pernah menderita penyakit 
infeksi saluran kemih. Riwayat terpapar toksin, obat nefrotik dengan
penggunaan berulang, riwayat tesdiagnostik dengan kontras radiografik.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Tidak adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat ginjal.
b. Pemeriksaan fisik: data fokus
1) Keadaan umum
Klien tampak sakit sedang, nyeri dibagian punggung bawah hingga pangkal
paha dan gangguan dalam berkomunikasi.
2) Tanda-tanda vital :
Nadi : 60-100 x/menit
Respirasi : 16-2 0x/menit
Suhu tubuh : 37 derajat c
Tekanan darah : 100-120 / 10-80 mmHgd.
3) Pemeriksaan fisik : head to toe
- Kepala
Inspeksi : bentuk bulat, tidak ada lesi, distribusi rambut baik, warna rambut
hitam
- Mata
Inspeksi : konjungtiva tidak anemis
- Telinga
Inspeksi : simetris kanan dan kiri, terlihat sedikit serumen, tidak ada lesi
- Hidung
Inspeksi : tidak ada polip ataupun lesi.
- Mulut
Inspeksi : bau mulut (ammonia breath), tidak ada lesi, terkadang timbul
stomatitis.
- Leher
Inspeksi dan palpasi : tidak ada pembesaran kelenjat tiroid dan vena
jugularis.
- Dada
Ispeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, ekspansi paru simetris saat inspirasi dan
ekspirasi.
Perkusi : suara resonan.
Auskultasi : tidak ada bunyi wheezing
- Abdomen
Inspeksi : tidak ada lesi
Auskultasi : terdengar bising usus
Perkusi : tidak terdapat massa abdomen, bunyi timpani.
Palpasi : sedikit mengeras dan adanya nyeri tekan pada perut bagian bawah
- Ekstremitas atas
Inspeksi : pergerakan tangan kanan dan kiri baik, ROM baik.
- Ekstremitas bawah
Inspeksi : pergerakan tangan kanan dan kiri baik, ROM aktif.
- Genetalia
Inspeksi : penyebaran rambut pubis merata, kebersihan baik.
2. Patofisiologi
3. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman : Nyeri berhubungan dengan adanya atau pasase batu
ginjal dan atau insisi bedah.
b. Perubahan eliminasi urine berubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh
batu, iritasi ginjal, atau ureter, obstruksi mekanik, atau inflamasi.
c. Intoleransi Aktivitas
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan tidak adanya informasi.
4. Perencanaan
N Diagnosa Tujuan / Kriteria Intervensi Rasional
o Hasil
1 Gangguan rasa Tujuan = Setelah 1.Catat lokasi, 1.Membantu
nyaman : Nyeri dilakukan lamanyaintensi mengevaluasi
berhubungan dengan tindakan selama tas dan tempat obstruksi
adanya atau pasase 3 x 24 jam nyeri penyebaran dan kemajuan
batu ginjal dan atau hilang,keseimban 2.Jelaskan gerakan kalkulus
insisi bedah. gan cairan penyebabnyeri 2.Pemberian
dipertahankan. dan analgesic sessuai
b.Kriteria hasil = pentingnya waktu
pasien bebas dari melaporkan ke 3.Meningkatkan
rasa nyeri pasien perawat terkait relaksasi,menurun
tampak rileks, perubahan kan tegangan otot
bisa tidur dan karakteristik 4.Diberikan
istirahat. nyeri selama akut untuk
3.Berikan menurunkan kolik
tindakan uretral dan
nyaman meningkatkan
4.Berikan obat relaksasi
sesuai indikasi otot/mental
: :contoh 5.Menghilangkan
meperidin teganganotot dan
(demerol)dan dapat
morfin. menurunkan
5.Berikan reflex spasme
kompreshanga
t
2 Perubahan eliminasi Tujuan = setelah 1.Awasi 1. Memberikan
urine berubungan dilakukan output dan informasi tentang
dengan stimulasi tindakan selama input fungsi ginjal dan
kandung kemih oleh 3 x 24 jam pasien karakteristik adanya
batu, iritasi ginjal, mampu berkemih urin. komplikasi
atau ureter, obstruksi dengan normal. 2.Tentukan (infeksi dan
mekanik, atau Kriteria hasil = pola berkemih pendarahan)
inflamasi. pola eliminasi normal pasien 2.Kalkulus dapat
urine dan output dan perhatikan menyebabkan
dalam batas variasi eksitabilitas saraf,
normal, tidak 3.Dorong yang
menunjukkan peningkatan menyebabkan
adanya tanda- pemasukan sensasi kebutuhan
tanda obstruksi cairan sensasi segera
(tidak ada rasa 4.Awasi 3.Peningkatan
sakit saat pemeriksaan hidrasi membilas
berkemih), LAB bakteri
pengeluaranurin (elektrolit, 4.Peninggian
lancar BUN,kretainin BUN, kretinin
) dan elektrolit
5.Ambil urin mengindikasikan
untuk culture disfungsi ginjal
dan sensifitas 5.Menentukan
adanya ISK,yang
menjadi penyebab
komplikas
3 Intoleransi aktivitas Tujuan = setelah a.kaji tingkat a.untuk
b.d. penurunan dilakukan kelelahan, mengetahui
produksi energi tindakan selama tidur , tingkat aktivitas
metabolic,anemia,ret 3 x 24 jam pasien istirahat. dan pola istirahat.
ensi produk sampah mampu b.Kaji b.untuk
berpartisipasi kemampuan mengetahui
dalam aktivitas toleransi seberapa jauh
yang dapat aktivitas tingkat toleransi
ditoleransi c.Identifikasi aktivitas selama
Kriteria hasil: faktor yang sakit.
klien mampu menimbulkan c.untuk
memenuhi energi keletihan mengetahui faktor
untuk melakukan d.Rencanakan yang dapat
aktivitasnya periode mempengaruhi
secara mandiri istirahat keletihan.
adekuat d.untuk
e.Tingkatkan mendapatkan
aktivitas istirahat yang
sesuai adekuat
toleransi,anjur e.untuk
kan aktivitas membantu
alternative menjalankan
sambil aktivitas secara
istirahat bertahap
4 Defisit pengetahuan Tujuannya 1. Jelaskan Agar pasien dan
berhubungan dengan diharapkan kepada pasien keluarga
tidak adanya pasien mampu dan keluarga mengetahui
informasi. mengetahui tentang sehinga akan leih
tentang pengertian, kooperatif dalam
penyakitnya penyebab, proses
dengan kriteria tanda gejala, pengobatan.
hasil : pencegahan
-Pasien dan hingga
keluarga mampu pengobatan
memahami 2. kaji
tentang kemampuan
penyakitnya keluarga
hingga dalam
pengobatannya. merawat
C. Daftar Pustaka
1. PPNI, Tim Pokja SDKI. “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia”. Jakarta selatan :
DPP: DewanPengurus Pusat. 2016. 1-22.
2. PPNI, Tim Pokja SDKI. “Standar Luaran Keperawatan Indonesia”. Jakarta selatan : DPP:
DewanPengurus Pusat. 2016. 1-23.
3. PPNI, Tim Pokja SIKI. “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia”. Jakarta selatan :
DPP: DewanPengurus Pusat. 2016. 1-24.
4. Purnomo, Basuki B. “dasar-dasar urologi.” Jakarta : Sagung seto. 2011, 6-95.
5. Sakhae. “kindey stones 2012: pathogenesis, diagnosis, and managemen”. The Journal of
clinicalEndocrinology & Metabolisme, 2012
6. Setiadi, Setiadi. 2017. Konsep manajemen keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai