D
DENGAN NEFROLITIASIS
DISUSUN OLEH :
1. AGUS RAMDANI.
2. ELAWATI.
3. FUAD HASYIM AF.
4. NONIH NURHASANAH.
5. RAHIMIN.
F. Diagnosis
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk
menegakkan diagnosis, penyakit batu ginjal perlu
didukung dengan pemeriksaan radiologik,
laboratorium, dan penunjang lain untuk menentukan
kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi
dan gangguan faal ginjal.
1. Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh.
Keluhan nyeri harus dikejar mengenai onset
kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri,
aktivitas yang dapat membuat bertambahnya nyeri
ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross
hematuria, dan riwayat nyeri yang sama
sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu
sebelumnya sering mempunyai tipe nyeri yang
sama.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat,
dapat disertai takikardi, berkeringat, dan nausea.
b. Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada
penderita dengan obstruksi berat atau dengan
hidronefrosis.
c. Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah
kostovertebra, tanda gagal ginjal dan retensi
urin.
d. Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus
dapat ditemukan pada pasien dengan urosepsis.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Radiologi
Secara radiologi, batu dapat radiopak atau
radiolusen. Sifat radiopak ini berbeda untuk
berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat
diduga batu dari jenis apa yang ditemukan.
Radiolusen umumnya adalah jenis batu asam urat
murni.
Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto
polos sudah cukup untuk menduga adanya batu
ginjal bila diambil foto dua arah. Pada keadaan
tertentu terkadang batu terletak di depan
bayangan tulang, sehingga dapat luput dari
penglihatan. Oleh karena itu foto polos sering
perlu ditambah foto pielografi intravena
(PIV/IVP). Pada batu radiolusen, foto dengan
bantuan kontras akan menyebabkan defek
pengisian (filling defect) di tempat batu berada.
Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang
mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga
kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini
perludilakukan pielografi retrograd.
Ultrasonografi (USG) dilakukan bila pasien tidak
mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu pada
keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras,
faal ginjal yang menurun dan pada wanita yang
sedang hamil . Pemeriksaan USG dapat untuk
(3)
2. Pemeriksaan fisik.
a. Keadaan umum.
1) Kesadaran : Composmentis
2) Penampilan umum : agak lemah
3) Nadi : 90 kali / menit
4) Suhu : 36 C
5) Pernafasan : 26 kali / menit
b. Sistem pernafasan.
Bentuk, ukuran, dan letak hidung simetris, tidak
ada benjolan atau kelainan di rongga hidung,
tidak ada sekret, mukosa mulut lembab, tidak ada
pernafasan cuping hidung.
Bentuk dada simetris, tidak ada nyeri tekan, pada
dada tidak ada bunyi tambahan seperti wheezing
ataupun ronchi. Vokal premitus jelas pada dada
kiri dan kanan.
c. Sistem kardiovaskuler.
Konjunctiva tidak anemis, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening, sklera tidak ikterik, CRT
kurang dari 3 detik.
d. Sistem pencernaan.
Bibir lembab, tidak ada lesi, keadaan mulut
bersih, gigi bersih, tidak ada keluhan nyeri
menelan, mual, muntah. Pada auskultasi
terdengar BU 10 kali / menit.
e. Sistem persyarafan.
1) Status mental.
Orientasi tempat, orang dan waktu dapat
dijawab oleh klien dengan baik
2) Tingkat kesadaran.
GCS 15 yaitu klien dapat membuka mata
dengan spontan, motorik sesuai perintah,
verbal klien dapat menjawab sesuai
pertanyaan.
f. Sistem endokrin.
Tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid.
g. Sistem urinaria.
Alat genetalia bersih, klien mengeluh nyeri di
daerah perut kanan bawah sebelah kanan, nyeri
tekan (+).
h. Sistem muskuluskeletal.
1) Ekstrimitas atas.
Bentuk dan ukuran simetris, tidak terdapat
lesi, dapat digerakan dengan baik seperti
fleksi, ekstensi.
2) Ekstrimitas bawah.
Bentuk simetris, pergerakan bebas.
i. Sistem integumen.
Kulit lembab, warna sawo matang, tidak terdapat
edema, turgor kluit baik, kuku pendek dan
bersih.
3. Pola aktifitas sehari-hari di rumah sakit.
a. Makan.
Frekuensi makan 3 kali/ hari, jumlah ½ porsi,
jenis nasi.
b. Minum.
Frekuensi minum 6 – 8 kali / hari dengan jumlah
1500 – 200 cc / hari
c. Eliminasi.
1) BAB
Frekuensi 1 kali / hari, warna kuning,
konsistensi lembek.
2) BAK
Frekuensi 4 – 6 kali / hari, warna kuning
jernih, jumlah 1300 – 1700 cc / hari.
d. Personal hygine.
Klien mandi 2 kali perhari dibantu oleh ibunya
dengan cara di washlap.
e. Istirahat tidur.
1) Tidur siang 12.00 – 15.00
2) Tidur malam 20.00 – 05.00
4. Data psikologis.
a. Klien labil dan merasa takut akan penyakitnya.
5. Data sosial.
Klien adalah seorang anak kecil yang dapat bermain
dengan teman sebayanya sebagaimana masanya.
6. Data spiritual.
Klien beragama islam sebagaimana yang dianut oleh
kedua orang tunya.
7. Data penunjang.
Hasil laboratorium
N Jenis Hasil Nilai normal
o pemeriksaan
1 Hematologi
Retikulosit 2.9 % 0.5 – 1.5
HB 10.7 g / dl 11.5 – 13.5
Hematokrit 33 % 34 – 40
Leukosit 13.330 / mm3 5.000 –
trombosit 401.000 19.500
100.000 –
440.000
2 Kimia klinik
Serum iron 82 59 – 158
(fe) 482 260 - 445
TiBC
3 Kimia urin
BJ urin 1.010 1.002 – 1.030
PH 8.0 4.8 – 7.5
Protein 75 / + -
4 Mikroskopi
urun Banyak 1
Eritrisit Banyak 6
Leukosit 0.1
Sel epitel
B. Intra op.
1. Instrumen yang dipakai untuk tindakan operasi
Nefrotiliasis yaitu set Open Kidney. Dengan rincian
sebagai berikut :
Knife handle no. 3 L : 1 buah
Knife handle no. 3 : 1 buah
Potts smith dressing fcp 8 ¼ : 1 buah
Dressing forceps 10 : 1 buah
Dressing forceps 8 : 1 buah
Tissue fcp 1 x 2 teeth 8 : 1 buah
Tissue fcp 1 x 2 teeth 5 ½ : 1 buah
Tissue fcp 1 x 2 teeth 7 ¼ : 1 buah
Mayo scissor : 1 buah
Metzenbaum cvd scissor : 1 buah
Nelson scissor cvd 9 : 1 buah
Operating scissor str : 1 buah
Halsed mosquito str : 5 buah
Delicate pean hemostatic fcp cvd : 10 buah
Rochester pean fcp str 6 ¼ : 5 buah
Halsed hemostatic fcp str : 5 buah
Rochester pean classic hemostatic fcp cpd : 5
buah
Rochester oscher fcp str 6 ¼ : 5 buah
Kidney clamp (mayo guyon kidney clamp) : 2
buah
Mixter clamp : 2 buah
Allis tissue forceps 7 : 1 buah
Babcock tissue fcp 9 ½ : 1 buah
Babcock tissue fcp 7 ¾ : 1 buah
Tubing clamp : 1 buah
Backhaus towel clamp : 6 buah
Mayo hegar needle holder 7 : 1 buah
Mayo hegar needle holder : 3 buah
Sponge holding forcep : 5 buah
Yankauer suchtion tube : 1 buah
Cushing vein retractor : 2 buah
Volkman retractor 4 prong : 2 buah
Langenback retractor : 2 buah
Langenback med retractor (Hak zul) : 2 buah
Abdominal spatula : 1 buah
Finochietto rib retractor : 1 buah
Kidney bacin : 2 buah
Small bacin : 1 buah
Slang suchtion : 1 buah
Tray instrument : 1 buah
2. BMHP (Barang Medis Habis Pakai) untuk operasi
Nefrotiliasis diantaranya yaitu :
Hanscoon no. 7 : 3 buah
Hanscoon no. 7, 5 : 5 buah
NGT no. 8 : 1 buah
Spuit 10 cc : 2 buah
Spuit 50 cc : 1 buah
Urografin : 2 ampul
Jelly KY : 1 tube
Urine bag : 3 buah
NaCL : 7 labu
Safil 2/0 : 1 buah
Cromic 3/0 : 4 buah
Cromis 2/0 jarum besar : 2 buah
Pisau 10 : 1 buah
Pisau 11 : 1 buah
Tranfusi set : 1 buah
VK 3 : 1 buah
Silk 3/0 : 1 buah
Silk 2/0 cutting : 1 buah
Folk WSP : 1 buah
Silicone drain 0,4 : 1 buah
Nelaton catheter : 1 buah
3. Analisa data intra op
N Data Penyebab Masalah
o
(1 (2) (3) (4)
)
1. Ds : - Prosedur operasi Potensial
Do : ↓ gangguan
o Jumlah darah Tindakan invasif keseimbanga
↓ n cairan
yang keluar
Pembukaan kavum
selama op abdomen antero
lateral
500 cc
↓
o Jumlah urine Daerah operasi
terekspos luas
tertampung : ↓
100 cc Reseksi ginjal
↓
o Jumlah kasa Pengeluaran cairan
lepas : 30 dan darah yang
berlebihan
buah ↓
Potensial gangguan
keseimbangan
cairan
2. Ds : - Proses pembedahan Potensial
↓ tertinggalnya
Do :
Insisi kavum benda asing
o Daerah abdominal antero
lateral
operasi
↓
terekspos Lapangan operasi
terekspos luas
luas
↓
o Penggunaan Kebutuhan area op
yang bersih
BMHP kasa ↓
lepas dan Penggunaan bahan-
bahan penyerapan
abdominal cairandan darah di
saat operasi dalam rongga
↓
Potensial
tertinggalnya benda
asing
C. Post op.
1. Analisa data post op
N Data Penyebab Masalah
o
(1 (2) (3) (4)
)
1. Ds : - Pengaruh narkose Potensial
Do : ↓ injuri (jatuh
o Klien dalam Penurunan dari tempat
kesadaran tidur)
keadaan
↓
belum Disorientasi ruang
waktu
sepenuhnya
↓
sadar gelisah
↓
o Klien tampak
Potensial injuri
gelisah dan (jatuh dari tempat
tidur)
tidak
kooperatif
2. Ds : Proses pembedahan Gangguan
↓ rasa nyaman
o Keluarga
Terputusnya nyeri
mengatakan kontinuitas jaringan
↓
klien
Merangsang
mengeluh mediator-mediator
kimia, bradikinin,
nyeri
serotinin dan
o Klien prostagladin
↓
mengatakan Merangsang nyeri di
nyeri di pusat hipotalamus
dan thalamus
daerah luka ↓
bekas operasi Nyeri dipersepsikan
Do :
o Klien tampak
meringis
kesakitan.
o Klien tampak
memegang
daerah
operasi
III. ASKEP.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi
ke-2. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran – EGC.
2004. 756-763.
2. Webmaster. Batu Saluran Kemih. Diunduh dari :
http://www.medicastore.com. Last update : Januari
2008.
3. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta
: Perpustakaan Nasional republik Indonesia. 2003. 62-
65.
4. Webmaster. Renal Calculus. Diunduh dari :
http://www.icm.tn.gov.in. Last update : November
2007.
5. Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s General Urology.
Edisi ke-16. New York : Lange Medical Book. 2004.
256-283.