Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

BATU GINJAL

Oleh :

Satria Wahyu Pramardika


P. 27220008 031

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

2010
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian

Merupakan suatu penyakit yang salah satu gejalanya adalah pembentukan


batu di dalam ginjal

a. Batu ginjal adalah bentuk defosit mineral paling umum oksalat Ca 2+ dan
fosfat Ca 2+ namun asam urat dan kristal lain juga pembenuk batu.
Meskipun kulkulus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran
perkemihan, batu ini paling umum ditemukan pada pelvis dan kolik
ginjal (Doengoes, 1999: 686).

b. Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi dengan gejala penggumpalan


batu ginjal karena terjadi stagnasi urine. Biasanya terjadi pada orang
yang kurang minum sehingga terjadi penggumpalan serta kristalisasi
zat-zat yang seharusnya dibuang dari ginjal keluar tubuh (Selamiharja,
Nanny, 1998).

c. Batu ginjal adalah terdapatnya batu dalam sistem pelvis dan kalises
ginjal, biasanya kalsium, yang dapat pula terjadi dalam jaringan ginjal
atau nefrokalsinosis (Ovedoff, David, 2002: 993).

d. Batu ginjal adalah masa keras seperti batu yang terbentuk pada ginjal dan
biasanya menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih
tau infeksi (Maupathi, David, 2000).

B. Etiologi

Terbentuknya batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan


gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi,
dan keadaan-keadaan lain yang masih belum terungkap (idiopatik). Secara
epidemiologik terdapat beberapa faktor yang mempermudah terbentuknya
batu pada saluran kemih pada seseorang. Faktor tersebut adalah faktor
intrinsik yaitu keadaan yang berasal dari tubuh orang itu sendiri dan faktor
ekstrinsik yaitu pengaruh yang berasal dari lingkungan di sekitarnya

Faktor intrinsik antara lain :

1. Herediter (keturunan) : penyakit ini diduga diturunkan dari orang tuanya.


2. Umur : penyakit ini paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

3. Jenis kelamin : jumlah pasien laki-laki tiga kali lebih banyak dibandingkan
dengan pasien perempuan

Faktor ekstrinsik diantaranya adalah :

1. Geografis : pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian batu


saluran kemih yang lebih tinggi dari pada daerah lain sehingga dikenal
sebagai daerah stonebelt.
2. Iklim dan temperatur

3. Asupan air : kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium
pada air yang dikonsumsi.

4. Diet : Diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya


batu.

5. Pekerjaan : penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya


banyak duduk atau kurang aktifitas.
C. Patofisiologi

Terbentuknya batu biasanya terjadi air kemih jenuh dengan garam-garam


yang dapat membentuk batu atau karena air kemih kekurangan penghambat
pembentukan batu yang normal. Sekitar 80% batu terdiri dari kalsium sisanya
mengandung berbagai bahan, termasuk asam urat, sistin dan mineral struvit.

Terdapat beberapa teori tentang pembentukan batu pada ginjal, yaitu:

a. Teori inti matrik

Terbentuknya batu ginjal, batu seperti pada saluran kemih atau ginjal
memerlukan substansi organik sebagai inti pebentukan. Matrik organik
berasal dari serum dan protein urine yang memberikan kemungkinan
pengendapan kristal sehingga akan menjadi pembentukan inti.

b. Teori saturasi

Teori ini berkaitan dengan terjadinya kejenuhan substansi


bembentukan batu di ginjal, dalam urine seperti sistin, vantin, asam
urat, kalsium oksalat akan mengakibatkan pembentukan batu.

c. Teori presipitasi- kristal

Terjadinya perubahan pH urine mempengaruhi substansi dalam urine.


Pada urine yang bersifatasam akan mengendap asam urat, garam urat,
sistin dan santin. Sedangkan urine yang bersifat basa akan
mengendapkan garam-garam fosfat. Pengendapan ini baik urine yang
bersifat asam maupun basa akan menjadi inti pembentukan batu.

Teori berkurangnya faktor penghambat seperti peptisida fosfat, pirofosfat,


sistrat, magnesium akan mempermudah terbentuknya batu pada ginjal
D.PATHWAY

Batu Saluran Kemih

Pielonefritis
Obstruksi Infeksi
Ureritis

Sistitis

Hidronefrosis Pionefrosis

Hidroureter Urosepsis

Gagal Ginjal

E. Manifestasi Klinis

Batu ginjal dapat bermanifestasi tanpa gejala sampai dengan gejala berat.
Umumnya gejala berupa obstruksi aliran kemih dan infeksi. Gejala dan tanda
yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain :

1. Tidak ada gejala atau tanda

2. Nyeri pinggang, sisi, atau sudut kostovertebral

3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik

4. Pielonefritis dan/atau sistitis

5. Pernah mengeluarkan baru kecil ketika kencing

6. Nyeri tekan kostovertebral


7. Batu tampak pada pemeriksaan pencitraan

8. Gangguan faal ginjal.

Efek Batu Pada Saluran Kemih :

Ukuran dan letak batu biasanya menentukan perubahan patologis yang


terjadi pada traktus urinarius :

a. Pada ginjal yang terkena

- Obstruksi

- Infeksi

- Epitel pelvis dan calis ginja menjadi tipis dan rapuh.

- Iskemia parenkim.

- Metaplasia

b. Pada ginjal yang berlawanan

- Compensatory hypertrophy

- Dapat menjadi bilateral

F. Komplikasi

Beberapa komplikasi dari nekrolitiasis (Selamiharja, Nanny, 1998).

a. Retensi urine

b. Hidroureter

c. Hidronefrosis
d. Abses ginjal

e. Pleonefrosis

f. Urosepsis

g. Gagal ginjal

G. Penatalaksanaan

1. Terapi medis dan simtomatik

Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu.


Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat
diberikan minum yang berlebihan/ banyak dan pemberian diuretik.

2. Litotripsi

Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan


untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara
ini disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering
dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
yang adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan
menggunakan gelombang kejut.
3. Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, alat
gelombang kejut, atau bila cara non-bedah tidak berhasil.
H. Pencegahan

Cara penanggulangan batu ginjal dan kemih bervariasi. Yang utama


dicari kasusnya, letak dan ukuran batunya. Kemudian baru ditentukan diatasi
dengan cara yang mana yang paling tepat atau kombinasi berbagai cara. Kalau
letak batu sulit dijangkau atau terlalu besar, jalan satu-satunya dengan
pembedahan. Kalau ginjal yang ditumbuhi batu mulai rusak, harus diangkat,
agar ginjal yang masih sehat tidak ikut rusak.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah timbulnya


batu ginjal (Selamiharja, Nanny, 1998) yaitu:

a. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan mengurangi


pembentukan batu yang baru.

b. Dianjurkan untuk banyak minum air putih (8-10 gelas per hari)

c. Diet rendah kalsium seperti ikan salam, sarden, keju, sayur kol. Makin
tinggi kalsium, kian tinggi pula eskresinya yang menambah
pembentukan kristalisasi garam-garam kapur.

d. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentuk batu


kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalsium sitrat.

e. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong


terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat mengkonsumsi makanan
yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacang-kacangan, merica
dan teh). Oleh arena itu asupan makanan tersebut dikurangi.

f. Pengobatan penyakit yang dapat menimbulkan batu ginjal seperti


hyperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis
tubulus renalis atau kanker.
g. Dianjurkan mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, jeroan karena
makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di
dalam air kemih.

h. Untuk mengurangi pembentukan asam urat biasa diberikan allopurinol.

i. Kurangi minuman bersoda dan es teh karena mengandung asam osfalat


yang akan meningkatkan pembentukan batu dalam ginjal.

j. Mulailah berolahraga dan kurangi berat badan.


ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

a. Anamnesis

Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus


dikejar mengenai onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri,
aktivitas yang dapat membuat bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya
nyeri, riwayat muntah, gross hematuria, dan riwayat nyeri yang sama
sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya sering
mempunyai tipe nyeri yang sama.(5)

b. Pemeriksaan Fisik

- Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,


berkeringat, dan nausea.

- Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi


berat atau dengan hidronefrosis.

- Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal


ginjal dan retensi urin.

- Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada


pasien dengan urosepsis

c. Pemeriksaan penunjang

- Radiologi

Secara radiologi, batu dapat radiopak atau radiolusen. Sifat radiopak


ini berbeda untuk berbagai jenis batu sehingga dari sifat ini dapat
diduga batu dari jenis apa yang ditemukan. Radiolusen umumnya
adalah jenis batu asam urat murni.

Pada yang radiopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup


untuk menduga adanya batu ginjal bila diambil foto dua arah. Pada
keadaan tertentu terkadang batu terletak di depan bayangan tulang,
sehingga dapat luput dari penglihatan. Oleh karena itu foto polos
sering perlu ditambah foto pielografi intravena (PIV/IVP). Pada batu
radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek
pengisian (filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan
adalah bila ginjal yang mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga
kontras ini tidak muncul. Dalam hal ini perludilakukan pielografi
retrograd

- Ultrasonografi (USG)

Dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP,


yaitu pada keadaan-keadaan; alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal
yang menurun dan pada wanita yang sedang hamil . Pemeriksaan
(3)

USG dapat untuk melihat semua jenis batu, selain itu dapat ditentukan
ruang/ lumen saluran kemih. Pemeriksaan ini juga dipakai unutk
menentukan batu selama tindakan pembedahan untuk mencegah
tertinggalnya batu

- Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium diperlukan untuk mencari kelainan kemih


yang dapat menunjang adanya batu di saluran kemih, menentukan
fungsi ginjal, dan menentukan penyebab batu.
Menurut Nasution , Yusum (2001, 299) pemeriksaan yang diperlukan
adalah

a. Pemeriksaan urin

Guna mengetahui komponen-komponen yang ada di dalamnya.

b. Pemeriksaan darah lengkap

Dibutuhkan untuk mengetahui kadar darah terutama kandungan ureum


dan kreatinin darah yang berperan dalam menunjukan adanya
gangguan pada ginjal atau tidak.

c. Pemeriksaan BNO- IVP

Untuk mengetahui komponen-komponen didalamnya ginjal dan


kandung kemih.

d. Pemeriksaan radiologi (USG, CT-Scan, MRI)

Dengan pemeriksaan radiologi ini, dapat teridentifikasi batu-batu yang


kecil yang sulit ditemukan dengan cara konvensional
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjamsuhidrajat R, 1 W. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta :


Penerbit Buku Kedokteran – EGC. 2004. 756-763.
2. Webmaster. Batu Saluran Kemih. Diunduh dari :
http://www.medicastore.com. Last update : Januari 2008.

3. Purnomo BB. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Ke-2. Jakarta : Perpustakaan


Nasional republik Indonesia. 2003. 62-65.

4. Webmaster. Renal Calculus. Diunduh dari : http://www.icm.tn.gov.in. Last


update : November 2007.

5. Tanagho EA, McAninch JW. Smith’s General Urology. Edisi ke-16. New
York : Lange Medical Book. 2004. 256-283.

Anda mungkin juga menyukai