Anda di halaman 1dari 32

Pajanan Okupasional

KONSELING DAN TES HIV 2017


Oleh : dr. Kusworo Yulianto
Pajanan Okupasional /
Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)

adalah pengobatan antiretroviral


jangka pendek untuk menurunkan
kemungkinan terjadinya infeksi
pasca pajanan.
TUJUAN TATALAKSANA PAJANAN

adalah untuk mengurangi waktu


kontak dengan darah, cairan tubuh
atau jaringan sumber pajanan serta
untuk membersihkan dan melakukan
dekontaminasi tempat pajanan.
Profilaksis Pasca Pajanan
Kewaspadaan Universal merupakan prioritas
utama.
Semua petugas kesehatan berisiko terkena
penularan penyakit infeksi saat melakukan
pekerjaannya jangan terburu-buru.
Setiap Rumah Sakit / Puskesmas perlu memiliki
protokol tatalaksan pasca pajanan / pengobatan.
Selalu melakukan pemantauan dan pencatatan
setiap pajanan pada kecelakaan kerja
PENYEBAB TERJADINYA PAJANAN

Kurangnya kesadaran dari tenaga


kesehatan

Kualitas dan ketrampilan kerja kurang


memadai

Meremehkan risiko kerja, tidak


menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai ketentuan
Cairan tubuh yang infeksius HIV

Potensial berisiko (OPIM=


other potentially
infectious material)
• Cairan serebrospinal
Risiko tinggi
• Cairan amnion
 Darah
• Cairan pleura
 Cairan sperma
• Cairan peritoneal
 Cairan vagina
 ASI
• Cairan perikardial
• Cairan sendi
Tidak dianggap
infeksius,
kecuali
• cairan serviks terkontaminasi
• muntah darah yang
• feses terlihat
• air liur
• keringat
• air mata
• Urin
• Cairan nasal
• sputum
HIV masuk kedalam tubuh pada awal infeksi

 Dlm 24 jam post


exposure ,virus
masuk atau ditangkap
oleh dendritic cells di
mukosa membran /
kulit.
 Terjadi dalam 2 hari
pertama infeksi.
 Infeksi menjalar ke seluruh
jaringan dalam 3 hari
 Infeksi menyebar ke
macrofag jaringan
mengaktifkan CD4 sel dalam
lymph node
 Masuk dalam peredaran
darah
 Masuk kedalam organ
INGAT!
HIV lebih cenderung ditularkan melalui
 HUBUNGAN SEKSUAL atau
TRANSFUSI DARAH yang terkontaminasi

Kemungkinan tertular sebagai akibat pajanan


pada kecelakaan kerja lebih kecil
Tatalaksana Pajananan :

Jangan Panik !
Tapi selesaikan
dalam

Waktu <4 jam


11
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI TEMPAT KERJA

Langkah 1: Cuci

Tindakan darurat,segera cuci pada bagian terpajan


PERTOLONGAN PERTAMA PAJANAN OKUPASIONAL
TERHADAP DARAH / CAIRAN TUBUH INFEKSIUS

R A
G E
SE

► Mata  bilas dengan air mengalir (irigasi) atau dengan air


garam fisiologis selama 15 menit. Posisi kepala miring ke
asal mata terpercik
► Kulit utuh tanpa luka / tusukan  bilas dengan sabun dan
air mengalir selama 1 menit
► Mulut  ludahkan dan kumur-kumur selama 1 menit
► Hidung  hembuskan keluar dan bersihkan dengan air
PERTOLONGAN PERTAMA PADA PAJANAN OKUPASIONAL
TERHADAP DARAH / CAIRAN TUBUH INFEKSIUS

R A
G E
SE
► Tertusuk Jarum  bilas dengan air mengalir dan sabun /
cairan antiseptik sampai bersih.
► Bagian tubuh yang tertusuk tidak boleh ditekan dan dihisap.
► Disinfeksi luka dan daerah sekitar kulit dengan salah satu:
 Betadine (povidone iodine 2.5%) selama 5 menit
 Alcohol 70% selama 3 menit
► Segera hubungi Dokter yang berwenang untuk melakukan
perawatan pasca pajanan
► Lapor ke Komite / Tim PPI , panitia K3RS atau sesuai alur RS
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI TEMPAT KERJA

Langkah 2: Lapor pada yang berwenang


Setiap pajanan dicatat dan dilaporkan kepada yang berwenang yaitu atasan
langsung dan Komite PPI atau K3.

Langkah 3 : Penilaian Resiko Pajanan


Secepatnya dilakukan PPP (Profilaksis Paska Pajanan),< 4 jam dan tidak
lebih dari 72 jam.
 Perlakukan sebagai keadaan darurat  Obat PPP harus diberikan sesegera
mungkin bila diperlukan (dalam 1-2 jam)
PPP setelah 72 jam tidak efektif
Tetap berikan PPP bila pajanan risiko tinggi meski hingga satu minggu
setelahnya (maks)
Pantau sesuai dengan protokol pengobatan ART
Hitung sel darah, LFT, kepatuhan & dukungan
Penilaian Resiko Pajanan dan umpan balik atas
resiko, didasarkan atas 4 prinsip penularan ESSE
Exit (keluar) :
virus harus keluar dr dalam tubuh orang yg terinfeksi
HIV
Survive (hidup) :
virus harus tetap bertahan hidup
Sufficient (cukup) :
jumlah virus harus cukup untuk menginfeksi .
jumlah virus < 1.500 copy tidak menular
Enter :
virus masuk ke dalam tubuh melalui aliran darah.
Penilaian Resiko Pajanan :

Pajanan pada kecelakaan kerja ;


- Jenis Pajanan
- Bahan Pajanan
Status Infeksi
Kerentanan
Pajanan pada Kecelakaan Kerja
Jenis Pajanan : Bahan Pajanan :
Perlukaan kulit Darah

Pajanan pd Cairan bercampur darah yang


kasat mata
selaput mukosa Cairan yang potensial terinfeksi:
Pajanan melalui semen, cairan vagina, cairan
kulit yg luka serebrospinal, c. sinovia, c.
Gigitan yg pleura, c peritoneal, c.
perickardial, c amnion
berdarah
Virus yang terkonsentrasi
Status Infeksi
- Tentukan status infeksi sumber pajanan (bila belum diketahui),
dilakukan pemeriksaan:
HbsAg untuk Hepatitis B
Anti HCV untuk Hepatitis C
Anti HIV untuk HIV
Untuk sumber yang tidak diketahui, pertimbangkan adanya faktor risiko
yang tinggi atas ketiga infeksi di atas
- Menetapkan kriteria yang menerima PPP

Kerentanan
Tentukan kerentanan orang yang terpajan
Pernahkah mendapat vaksinasi Hepatitis B
Status serologi terhadap HBV (titer Anti HBs) bila pernah mendapatkan
vaksin.
Pemeriksaan Anti HCV (untuk hepatitis C)
Anti HIV (untuk infeksi HIV)
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI TEMPAT KERJA

Langkah 4 : Konseling Pra Tes


 Memberikan informasi singkat mengenai HIV :
Pentingnya adherence :
Kepatuhan minum obat (tepat dosis, tepat waktu, tepat cara
pemberian).
Kemungkinan efek samping.
Masa jendela yang tertunda (delay window periode)
Nasehat tentang resiko penularan
Menurunkan risiko penularan
Dukungan emosional
Persetujuan untuk dilakukan tes HIV untuk petugas kesehatan
yang terpajan (informed consent).
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI TEMPAT
KERJA

Langkah 5 : Tes HIV & Tes Serologi


lain
Tes awal HIV yang dilakukan setelah seseorang
terpajan merupakan data dasar untuk memonitor
serokonversi setelah mengalami pajanan.
Tes awal ini hanya dapat memberikan gambaran
mengenai kasus pajanan dan status HIV sebelumnya.
Data dasar penting dimana mereka perlu mendapatkan
informasi dan penilaian resiko individu.
 Pemeriksaan tes serologi lain :
 HbsAg untuk Hepatitis B
Anti HCV untuk Hepatitis C
Syphilis

 Bentuk pemeriksaan laborat HIV ada 4 macam :


1. Pemeriksaan Antibody ( Rapid,Elissa,Western Blot )
2. Pemeriksaan Kultur /Biakan
3. Pemeriksaan Viral Load ( PCR-HIV RNA,PCR HIV
DNA )
4. Antigen P24
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI TEMPAT
KERJA

Langkah 6 : Konseling Paska Tes


 Berikan hasil tes awal secepat mungkin kepada
terpajan.
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI TEMPAT
KERJA

Langkah 7 : Pemberian Obat untuk PPP HIV


 Obat-obat yang sering digunakan sebagai PPP
adalah :
 AZT : Zidovudine 200mg / 300mg
 3TC : Lamivudine 150mg
 LPV/rt : Lopinavir/ritonavir 400/100
 TDF : Tenovofir 300mg
 FTC : Entricitabine
 Indinavir 800mg

Panduan Pemberian obat untuk PPP adalah sbb:


PPP untuk pajanan HIV
Status infeksi sumber pajanan
Jenis Pajanan HIV positif Kelas 1* HIV positif Kelas 2* Tidak diketahui HIV negatif
HIV Asimtomatis atau HIV Simtomatis, AIDS, (mis, pasien meninggal
diketahui beban viral serokonversi akut, atau & tidak dapat dilakukan
rendah (y.i. <1500) diketahui beban viral tinggi tes darah)
Perlukaan kulit

Kurang berat Dianjurkan Pengobatan Anjuran pengobatan Umumnya Tidak ada Tidak perlu
(y.i. jarum buntu, luka di dasar dengan PPP‡♪ PPP
permukaan) 2 – obat PPP 3 –obat PPP

Lebih berat Pengobatan dengan Anjuran pengobatan Umumnya Tidak ada Tidak perlu
(y.i. jarum besar 3 –obat PPP dengan PPP‡♪ PPP
berlubang, luka tusuk 3 –obat PPP
dalam, nampak darah
pada alat, atau jarum
bekas dipakai pada
arteri atau vena)
Pajanan pada lapisan Mukosa atau pajanan pada l uka di kulit ¶

Pajanan dalam jumlah Pertimbangkan Anjuran pengobatan Umumnya Tidak ada Tidak perlu
sedikit Pengobatan dasar dengan 3 –obat PPP PPP‡♪ PPP
2 – obat PPP‡

Pajanan dalam jumlah Dianjurkan Pengobatan Anjuran pengobatan Umumnya Tidak ada Tidak perlu
banyak dasar dengan 3 –obat PPP PPP‡♪ PPP
(y.i. tumpahan banyak 2 – obat PPP
darah)

ARV yang tersedia: AZT + 3TC


Rekomendasi 3 ARV: AZT + 3TC + LPV/rt
Rejimen Kombinasi 2 ARV
 Alternatif
 Pilihan Utama
 TDF + 3TC (Tenovofir 300mg +
 AZT(Zidovudine 2x300mg) + 3TC Lamivudine 2x150mg)
(Lamivudine 2x150mg)
 TDF + FTC (Tenovofir 300mg +
(Duviral) Entricitabine 1x1)

 Diberikan 2-4 jam pada paska pajanan sampai 72 jam


paska pajanan, profilaksis diberikan selama 4 minggu.
Rejimen kombinasi 3 ARV
 Pilihan Utama  Pilihan Alternatif
AZT (zidovudine2x300mg) + 3TC AZT (zidovudine2x300mg)+ 3TC
(lamivudine2x150mg) + Indinavir (3x800mg)
(lamivudine2x150mg) + LPV/rt

(lopinavir/ritonavir 400/100mg )
 TDF (tenovofir) + 3TC (lamivudin) / FTC
(emtricitabin) + LPV/r (lopinavir / ritonavir)

 Panduan 3 obat ARV yang dianjurkan untuk


PPP adalah :
2 NRTI + 1 PI (Protease Inhibitor)
Diberikan jika :
 Status HIV sumber pajanan positif menerima ARV
 Dicurigai ada resistensi obat.
Rekomendasi Pemberian PPP
PAJANAN SUMBER TIDAK SUMBER SUMBER POSITIF REJIMEN
DIKETAHUI POSITIF RISIKO TINGGI

Kulit utuh Tidak perlu PPP Tidak perlu Tidak perlu PPP
PPP

Mukosa / Pertimbangkan Berikan Berikan rejimen AZT 300 mg


Kulit tidak utuh rejimen 2 obat rejimen 2 2 obat 3TC 150 mg
obat / 12 jam x 28
hari

Tusukan benda Berikan rejimen Berikan Berikan rejimen AZT 300 mg


tajam Solid 2 obat rejimen 2 3 obat 3TC 150 mg
obat Lopinavir/rito
navir 400/100
Tusukan benda Berikan rejimen Berikan Berikan rejimen / 12 jam x 28
tajam 2 obat rejimen 3 3 obat hari
berongga obat

pelatihan IPCN Juni 2015


TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI TEMPAT
KERJA

Langkah 8 : Pencatatan & Pelaporan


 Tanggal dan jam kejadian (pajanan)

 Uraian kejadian lebih rinci

 Sumber pajanan bila diketahui

 Pengobatan PPP secara rinci bila mendapatkannya

 Tindak lanjut

 Hasil pengobatan

 Simpan semua data pajanan


DATA PASIEN PASCA PAJANAN

No. Identifikasi:   Umur (tahun): ..............


Jenis Kelamin:  L  P
Tgl. kunjungan pertama: // Gejala (jika status tidak diketahui)*
Tgl. terpajan: // Tanda-tanda dari kemungkinan infeksi
Waktu terpajan (rentang waktu): akut HIV (termasuk berapa lama):
: – : _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Lamanya (jam) antara terpajan dan
pemberian profilaksis pasca pajanan: Evaluasi atau dirujuk untuk evaluasi:
……………………………………………  Ya  Tidak
Penilaian Klinis* Thrush:  Ya  Tidak
Jenis pajanan okupasional: Limfadenopati:  Ya  Tidak
Sarkoma Kaposi:  Ya  Tidak
 Luka benda tajam (instrumen): Lain-lain: ………………………………..
 Percikan pada selaput lendir di mata, _________________________________
hidung, mulut dll
 Lain-lain Kajian risiko dan rencana perawatan
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ Terbukti terpajan HIV dan mencari
profilaksis pasca pajanan
Status HIV dari sumber pajanan: Obat profilaksis pasca pajanan:
 Diketahui posit if  Tidak diketahui  Zidovudine + lamivudine 2 kali per hari
atau  Lain _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
Riwayat terapi antiretroviral dari sumber  Memberi informasi kepada pasien
pajanan: mengenai: obat, efek samping, nomor
 Tidak atau tidak diketahui  Ya telefon dalam keadaan darurat, adherence
(uraikan) pengobatan dan penggunaan alkohol
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _  Membuat jadwal follow-up
 Terapi Infeksi Menular Seksual
Tanggal tes HIV terakhir:  Kontrasepsi
//
Hasil tes HIV terakhir: Permintaan tes laboratorium:
 Positif*  Negatif  Tes HIV
Kejadian pajanan lain dalam 6 bulan  HIV positif (rujuk untuk konseling dan
terakhir (jumlah dan jenis): evaluasi)
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _  HIV negatif
Hasil tes kehamilan:
Riwayat Kesehatan  Positif  Negatif  Tidak tersedia
Riwayat kesehatan sebelumnya:  Lain-lain (uraikan):
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ …………………………………………...
 Rujukan: ………………………………
Pengguna alkohol ………………………... Catatan: ………………………………….
Alergi Obat:  Tidak diketahui  Ya
Jika ya, jelaskan: ........................................ Tanda tangan: Tanggal:

Obat-obat yang diminum sekarang:


...................................................................
................................................................... _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
...................................................................
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN INFEKSIUS DI TEMPAT KERJA

Langkah 9 : Monitoring & Evaluasi PPP-


HIV
► Profilaksis harus diberikan selama 28 hari
► Kepatuhan minum obat
► Diskusikan tentang efek samping
► Dibutuhkan dukungan psikososial
► Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui proses infeksi dan
memonitor efek toksik obat ARV
► Tes HIV diulang setelah 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan
Terimakasih
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai