Anda di halaman 1dari 48

Modul 14

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


INFEKSI
Latar Belakang (1)
• Pelayanan kesehatan belum sepenuhnya
menerapkan Kewaspadaan Standar dengan baik

• Permenkes 82 tahun 2014: Penanggulangan


Penyakit Menular adalah upaya kesehatan yang
mengutamakan aspek promotif dan preventif untuk
menurunkan dan menghilangkan angka kesakitan,
kecacatan, dan kematian, membatasi penularan,
serta penyebaran penyakit agar tidak meluas antar
daerah maupun antarnegara serta berpotensi
menimbulkan kejadian luar biasa/wabah
Latar Belakang (2)
• Upaya pencegahan : memutus mata rantai penularan,
perlindungan spesifik, pengendalian faktor risiko, perbaikan
gizi masyarakat dan upaya lain sesuai dengan ancaman
Penyakit Menular

• Upaya pengendalian: mengurangi atau menghilangkan faktor


risiko penyakit dan/atau gangguan kesehatan.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Peserta mampu menerapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi di tempat bekerja

Tujuan Pembelajaran Khusus-Peserta mampu:


1. Melakukan Kewaspadaan standar
2. Melakukan Tatalaksana Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
3. Menjelaskan Penyelenggaraan jenazah pasien
Pokok Bahasan

1. Kewaspadaan standar
2. Tatalaksana Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
3. Penyelenggaraan jenazah pasien
PB 1. KEWASPADAAN STANDAR
Pengendalian
Mencegah atau membatasi penularan infeksi di sarana pelayanan
kesehatan yang memerlukan penerapan prosedur dan protokol.

• Pengendalian administratif. Penyediaan kebijakan infrastruktur


dan prosedur dalam mencegah, mendeteksi, dan mengendali
kan infeksi selama perawatan kesehatan. Bukti terlaksananya
pengendalian ini adalah ketersediaan SPO dan Tim PPI

• Pengendalian dan rekayasa lingkungan. Untuk menurunkan


risiko penularan didalam fasilitas pelayanan kesehatan serta di
rumah tangga, serta kebersihan lingkungan yang memadai.

• Alat Perlindungan Diri (APD). Penggunaan secara rasional dan


konsisten APD yang tersedia.
Kewaspadaan Standar
1. Kebersihan Tangan
2. Alat Pelindung Diri (APD)
3. Etika Batuk/ Kebersihan Pernafasan
4. Penempatan Pasien
5. Pengelolaan Alat Kesehatan Bekas Pakai
6. Pengelolaan Lingkungan
7. Pengelolaan Linen
8. Praktik Penyuntikan yang Aman
9. Praktik Pencegahan Infeksi untuk Prosedur Punksi
Lumbal
10. Perlindungan dan Kesehatan Karyawan
Indikasi Kebersihan Tangan :
5 Momen Kebersihan Tangan
Sarana Kebersihan Tangan
a. Air mengalir
b. Sabun cair / sabun cair antiseptik, yang memenuhi
kriteria
c. Pengeringan tangan (handuk sekali pakai atau tisu)
d. Tempat handuk bekas sekali pakai (dalam wadah
tertutup dgn injakan kaki)
e. Handrub Antiseptik (handrub berbasis alkohol)
2. Alat Pelindung Diri

Jenis APD:
a. Sarung Tangan
b. Pelindung Mulut, Hidung dan Mata
c. Gaun Pelindung dan Apron
d. Pelindung kaki
3. Etika Batuk
4. Penempatan Pasien
Pertimbangan pada saat penempatan pasien :
• Odha tanpa infeksi penyerta, kamar perawatan tidak perlu dipisahkan
• Odha dengan infeksi penyerta seperti TB, sebaiknya kamar
perawatannya tidak digabung dengan perawatan pasien TB murni
• Odha dengan infeksi penyerta seperti Diare,thypoid kamar
perawatannya sama seperti perawatan pasien yang lain dengan
penyakit Diare atau Thypoid.

Bila sistim kamar terpisah tidak mungkin, dapat dilakukan sistim kohorting

Bila fasilitas tidak memungkinkan untuk melaksanakan kedua sistim,


pasien terinfeksi digabung dengan non infeksi
5. Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien

Pengelolaan Peralatan Perawatan Pasien HIV


tidak perlu perlakuan khusus.
Misalnya peralatan makan, mesin hemodialisa,
inkubator, ventilator, aparatus anatesi,
instrumen bedah, mesin suction, dll kecuali
bagian peralatan yang disposible atau habis
pakai buang.
Contoh disinfektan kimiawi
• Alkohol
• Klorin
• Formaldehid
• Glutaraldehid
• Hidrogen peroksida (H2O2)
• Yodofora.
• Asam Parasetat
• Fenol
Tahapan pembersihan percikan darah di
permukaan meja kerja dan lantai

– Menggunakan sarung tangan, (masker sesuai indikasi)


misalnya tumpahan permukaan luas
– Tumpahan darah diserap dengan bahan yang menyerap (tisu,
kain), kemudian dibuang dalam kantong infeksius kuning
– Daerah permukaan tumpahan: tuangkan cairan enzymatic/
cairan deterjen mengandung enzymatic selama 5-10 menit ,
kemudian diserap sampai kering
– Selanjutnya tuangkan klorin, 0,5% selama 5-10 mnt, kmd
diserap dan dibersihkan kembali
– Kemudian dituang dengan air bersih dan lap sampai kering
6. Pengendalian Lingkungan

• Tujuan Pengendalian lingkungan


– Meminimalkan atau mencegah terjadinya
transmisi mikroorganisme dari lingkungan kepada
pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat di
sekitar sarana kesehatan sehingga infeksi
nosokomial dapat di cegah
– Menciptakan lingkungan bersih aman dan nyaman
– Mencegah terjadinya kecelakaan kerja
Pengendalian lingkungan meliputi:
• Udara
• Air
• Permukaan lingkungan
• Laundry dan pengelolaan linen ( sprei, selimut,
sarung bantal)
• Binatang
• Pengelolaan sampah
Wadah Pemilahan Limbah

= Bahan Infeksius

= Bahan Non medis

= Bahan Beracun
Wadah Limbah Padat (2)
• Kosongkan wadah setiap hari atau saat ¾
bagiannya sudah penuh
• Cucilah wadah limbah medis dengan larutan
desinfektan dan bilas dengan air setiap hari
atau lebih sering
• Cucilah sarung tangan dan tangan setelah
melakukan penanganan limbah medis
Wadah Limbah Laboratorium
Wadah Tahan Tusuk
Wadah Limbah
7. Pengelolaan Linen

• Pengelolaan linen pasien HIV tidak dibedakan


dengan pengelolaan linen pasien lainnya.
• Pemisahan linen hanya dilakukan jika
terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
• Penanganan linen kotor terkontaminasi darah
atau cairan tubuh harus dipisahkan dengan
yang tidak terkontaminasi sejak dari ruang
perawatan.
PB 2. TATALAKSANA PASCA PAJANAN
Tujuan Tatalaksana Pajanan

Tujuan tatalaksana pajanan adalah untuk


mengurangi waktu kontak dengan darah, cairan
tubuh, atau jaringan sumber pajanan dan untuk
membersihkan dan melakukan dekontaminasi
tempat pajanan.
TATALAKSANA PAJANAN (2)

• Bila terpecik pada mata, cucilah mata dengan air


mengalir (irigasi), dengan posisi kepala miring ke arah
mata yang terpercik.
• Bila darah memercik ke hidung, hembuskan keluar
dan bersihkan dengan air.
• Bagian tubuh yang tertusuk tidak boleh ditekan dan
dihisap dengan mulut
TATALAKSANA PAJANAN BAHAN
INFEKSIUS DI TEMPAT KERJA
• Langkah 1: Cuci
– Tindakan darurat pada bagian terpajan
– Setiap pajanan dicatat dan dilaporkan kepada yang
berwenang yaitu atasan langsung dan Komite PPI atau
K3. Memulai PPP sebaiknya secepatnya (< 4 jam) dan
tidak lebih dari 72 jam.
• Langkah 2: Telaah pajanan
– Pajanan
– Bahan Pajanan
– Status Infeksi
– Kerentanan
• Kerentanan
Tentukan kerentanan orang yang terpajan
– Pernahkah mendapat vaksinasi Hepatitis B
– Status serologi terhadap HBV (titer Anti HBs) bila
pernah mendapatkan vaksin.
– Pemeriksaan Anti HCV (untuk hepatitis C)
– Anti HIV (untuk infeksi HIV)
LANGKAH DASAR TATALAKSANA KLINIS
PPP HIV PD KASUS KECELAKAAN KERJA
1. Menetapkan kriteria yang dapat menerima PPP HIV
2. Memberikan informasi singkat mengenai HIV untuk
mendapatkan persetujuan (informed consent)
3. Memastikan bahwa korban tidak menderita infeksi
HIV dengan melakukan tes HIV terlebih dahulu.
4. Pemberian obat-obat untuk PPP HIV
5. Melaksanakan evaluasi laboratorium
6. Menjamin pencatatan
7. Memberikan follow-up dan dukungan
1. Kriteria yang dapat menerima PPP HIV

• Waktu terpajan (secepat mungkin)


• Status HIV orang terpajan
• Jenis dan risiko pajanan (mukosa dan kulit
tidak utuh)
• Status HIV sumber pajanan
2. Informasi singkat mengenai HIV
• Pentingnya adherence
• Kemungkinan efek samping
• Nasehat tentang risiko penularan
• Menurunkan risiko penularan (kondom)
• Dukungan emosional
• Persetujuan tes HIV secara verbal, kecuali bagi
yang menolak untuk dites.
3. Pastikan korban tidak menderita
infeksi HIV
• Tes antibodi HIV
4. Pemberian obat-obat untuk PPP

Paduan Obat ARV


Orang yang terpajan Paduan ARV
Pilihan TDF + 3TC (FTC) + LPV/r
Remaja dan dewasa Alternatif TDF + 3TC (FTC) + EFV
AZT + 3TC + LPV/r
Pilihan AZT + 3TC + LPV/r
Alternatif TDF + 3TC (FTC) + LPV/r
Anak (< 10 tahun)
Dapat menggunakan EFV/NVP
untuk NNRTI
Dosis obat ARV
Nama obat ARV Dosis
Tenofovir (TDF) 300mg sekali sehari
Lamivudin (3TC) 150 dua kali sehari atau
300mg sekali sehari
Emtricitabin (FTC) 200mg sekali sehari
Zidovudin (AZT) 300mg dua kali sehari
Lopinavir/ritonavir (LPV/r) 200mg/50mg dua kali sehari
• Perhatikan adherence terhadap pengobatan
• Perhatikan efek samping yang mungkin terjadi (kalau
perlu berikan pengobatan simtomatis)
• Lama pemberian obat untuk PPP HIV: 28 hari
• Strategi pemberian obat
• Keahlian (kompetensi) yang diperlukan untuk
meresepkan obat untuk PPP
• Obat-obat lain
Strategi pemberian obat
• Dosis awal
• Paket awal
• Penambahan dosis
• Dosis penuh 28 hari
5. Evaluasi Laboratorium
• Tes HIV
• Pemeriksaan lab lain
7. Follow-up dan Dukungan
• Follow-up Klinis
• Follow-up tes HIV
• Follow-up Konseling
PB 3. PENYELENGGARAAN JENAZAH
• Penyelenggaraan jenazah pasien dengan HIV AIDS
dikelola dengan menerapkan kewaspadaan standar.
• Setiap petugas kesehatan, perawat, petugas kebersihan
dan petugas penyelenggaraan jenazah harus
memahami tentang penularan HIV dan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi sebelum
menangani jenazah.
• Petugas kesehatan juga harus mampu memberikan
edukasi yang benar tentang penularan dan cara
pencegahan infeksi HIV kepada keluarga
Perawatan Jenazah di Ruang Rawat
Persiapan Alat dan Bahan:
• Sarung tangan bersih
• Gaun pelindung
• Masker bedah
• Kaca mata pelindung mata
• Kain bersih penutup jenazah
• Klem dan gunting
• Plester kedap air
• Kapas atau kasa absorben
• Wadah barang berharga
• Tempat sampah infeksius
• Brankar jenazah
Prosedur (2)
• Tutup kelopak mata dengan kapas lembab, tutupi telinga dan mulut
dengan kapas dan kasa
• Tutup perineum dengan kasa absorben, rekatkan dengan plester
kedap air
• Atur posisi jenazah sesuai agama dan kepercayaan tangan di sisi
atau di dada.
• Letakkan handuk kecil di bawah kepala untuk menampung
rembesan darah
• Tutup jenazah dengan kain bersih.
• Pasang label pengenal pada pergelangan kaki atau ibu jari kaki
jenazah (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor rekam medic)
• Lepas APD sesuai urutan.
• Cuci tangan sesuai prosedur.
Penyelenggaran Jenazah di Kamar Jenazah
Persiapan Alat dan Bahan

 Alat pelindung Diri :  air dan sabun


a. Sarung tangan rumah tangga  Plester kedap air
sampai siku  Kapas
b. Sepatu bot sampai lutut  Kassa absorben
c. Masker Bedah  Sisir atau sikat
d. Kacamata pelindung  Pewangi
e. Gaun/celemek kedap air/ Apron  Brankar jenazah
 Tempat mandi jenazah  Kain kafan/pembungkus lain
 Waslap
 Handuk
Prosedur (1)
• Cuci tangan sesuai prosedur
• Gunakan APD
• Mandikan Jenazah sesuai prosedur
• Tutup kelopak mata. telinga dan mulut dengan
kapas dan kasa, kemudian tutup dengan plester
kedap air yang transparan
• Tutup perineum dengan kassa absorben dan
rekatkan dengan plester kedap air
• Letakan handuk kecil di bawah kepala untuk
menampung rembesan darah
Prosedur (2)
• Bungkus jenazah dengan kain kafan atau kain pembungkus
lain sesuai dengan kepercayaan/ agamanya
• Atur posisi jenazah sesuai agama dan kepercayaan dengan
tangan di sisi atau di dada
• Buang sampah dan bahan terkontaminasi dalam tempat
sampah infeksius.
• Rapihkan alat
• Lepas APD
• Cuci tangan sesuai prosedur
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai