Anda di halaman 1dari 20

SPO NON MEDIS – dr.

Maria Ulfa, MMR – editor : ojan

5. PELAPORAN
SPO tentang tata cara pelaporan
Surat Pengantar Laporan
Laporan Bulanan Data Kesakitan (LB-1)

6. Manajemen Keluhan dari Pelanggan


SPO tentang tata cara pelaporan keluhan pelanggan
Formulir laporan keluhan pelanggan
Contoh format laporan keluhan pelanggan:

7. Surat Keterangan
SPO tentang tata cara pemberian surat keterangan
Terdapat 2 surat keterangan, yaitu surat keterangan sehat dan sakit.
Contohnya:
8. Universal Precaution
SPO tentang tata cara cuci tangan WHO
Tata dekontaminasi alat kesehatan
Tata dekontaminasi benda tercemar

9. Sanitasi Ruangan
SPO tata cara pembersihan ruangan
Tata pembersihan toilet
10. Manajemen Vaksin
SPO tentang pemeriksaan vaksin dan perawatan/penyimpanan di lemari es
vaksin
Membuat format kartu stok vaksin, grafik suhu lemari es, dan perawatan
lemari es

11. Limbah Medis


SPO tentang tata cara manajemen limbah medis
Membuat MoU limbah medis dengan pihak ke 3 untuk limbah padat
Pembuatan stiker limbah medis
Surat pengantar limbah medis
Kwitansi limbah medis

CHAPTER 6 – PATIENT SAFETY


Patient Safety merupakan pemberian pelayanan supaya pasien terhindar dari
cedera yang tidak seharusnya terjadi atau cedera yang potensial, terkait
dengan pelayanan kesehatan.

Ada 6 sasaran keselamatan pasien:


1. Identifikasi
2. Komunikasi Efektif
3. High alert
4. Tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Resiko Jatuh

IDENTIFIKASI
Melakukan identifikasi pasien dengan baik dan benar dengan cara:
Menggunakan Gelang identitas, yang canggih biasanya sudah ada barcode.
PKU Gamping punya lho~

Gelang identitas harus memuat:


Dua dari tiga :
• Nama
• Nomor RM
• Tanggal lahir
Warna gelang :
• Biru : laki-laki
• Pink : perempuan
• Merah : alergi
• Kuning : resiko jatuh
Pasien tahu dan mengingatkan petugas

KOMUNIKASI EFEKTIF
Melakukan komunikasi dengan memperhatikan aspek verbal dan non verbal.
Pada saat berkonsultasi dengan dokter, jangan lupa untuk selalu melakukan:
Write down  read back  verification

Komunikasi efektif harus selalu menggunakan mekanisme SBAR dalam


praktiknya.
HIGH ALERT MEDICATION
Dalam praktiknya, tenaga medis maupun kesehatan sering keliru dengan
penentuan dan pemilihan obat. Karena ada beberapa jenis obat yang
mempunyai ciri LASA (Look Alike Sound Alike) jadi dia seperti pinang dibelah
dua.
Harus hati hati ya, kasian juga pasien DM harusnya dikasih obat DM tapi malah
dikasih antibiotic.
TEPAT LOKASI, TEPAT PROSEDUR, TEPAT PASIEN OPERASI
Dalam beberapa kasus, terjadi kesalahan dalam penentuan apa, dimana, dan
siapa yang akan dioperasi. Ini merupakan kasus fatal dalam patient safety. Jika
tenaga medis dan tenaga kesehatan sedang tidak focus terhadap pasiennya,
bisa saja pasien yang seharusnya operasi tonsillectomy tapi yang diangkat
malah testisnya. Kasian kan gak bisa menghasilkan kecambah imut lagi.

Nah, karena itu, dalam melakukan operasi, terdapat ceklis keselamatan


operasi. Cekibrot:

Di ceklis itu dijelaskan apa saja yang harus dilakukan sebelum proses operasi,
seperti tindakan anastesi, tindakan penyayatan kulit atau insisi, dan proses
setelah operasi yaitu sebelum pasien keluar dari ruang operasi (OK).

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI


step patient safety ini yang perlu digalakkan untuk dilakukan oleh semua orang
dibumi. Ada banyak cara pencegahan dan pengendalian infeksi, salah satu
yang paling sederhana adalah hand hygiene.
Ada 4 metode cuci tangan yang baik:
1. Handwashing/Cuci tangan : Cuci tangan menggunakan sabun biasa &
air
2. Antiseptic handwash : Cuci tangan menggunakan sabun atau deterjen
lain yang mengandung antiseptik & air
3. Alcohol-based handrub/Alcuta : Menggosok tangan dengan bahan
yang mengandung alkohol
4. Surgical hand hygiene : Mencuci tangan atau menggunakan alcohol-
based handrub sebelum operasi

Hal yang perlu dipersiapkan sebelum cuci tangan adalah:


Sebelum melakukan kebersihan tangan :
1. Pastikan perhiasan cincin, termasuk cincin kawin, gelang, arloji tidak
dipakai
2. Penelitian : kulit di bawah perhiasan kolonisasi berat, sulit dibersihkan
/dekontaminasi
3. Memakai perhiasan akan sulit saat memakai sarung tangan.
4. Ada air.

Nah, ternyata poin 1-2-3 diatas kita sudah memenuhi, tapi ternyata disekitar
kita tidak ada sumber air. Solusinya bisa menggunakan botol antiseptic
portable. Ini contohnya:
Cara melakukan cuci tangan yang baik (WHO)
Setelah selesai cuci tangan, perlu dilakukan pengeringan. Caranya:
1. Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan sangat penting
2. Keringkan tangan dengan handuk kertas
3. Jika tidak tersedia gunakan handuk tangan sekali pakai
4. Handuk kertas harus tetap dalam kondisi bersih, tidak terkontaminasi.

5 MOMEN UNTUK CUCI TANGAN

Kegiatan di momen 1 (sebelum menyentuh pasien)


Untuk melindungi pasien dari kolonisasi kuman, dan kuman dari luar yang
terbawa tangan petugas/orang lain. Ini penting karena kita tahu tingkat
kematian karena infeksi di rumah sakit itu tinggi dan mengalahkan angka
kematian karena kecelakaan lalu lintas.

Misal akan kontak langsung untuk:


 Bersalaman dengan pasien, memegang dahi pasien anak
 Membantu pasien untuk bergerak, membersihkan
 Memakaian masker oksigen, fisioterapi
 Memeriksa nadi, tekanan darah, auskultasi, palpasi, merekam ECG
Kegiatan di momen 2 (sebelum melakukan tindakan aseptic)
Untuk melindungi pasien dari kuman luar maupun dari diri sendiri dan masuk
ketubuhnya.

Contoh prosedur-prosedur yang harus aseptik :


 Menyikat gigi pasien, memberikan tetes mata, memeriksa mulut-
telinga dengan atau tanpa alat, suction
 Perawatan luka dengan atau tanpa alat, injeksi, memberi salep
 Sebelum Insersi kateter (urine, NGT, ET, dll), memberikan obat atau
makanan lwt infus
 Menyiapakn makanan, obat, steril material.

Kegiatan di momen 3 (setelah berisiko terkena cairan tubuh pasien)


Untuk melindungi diri tenaga medis dan kesehatan dan lingkungan dari
kolonisasi atau infeksi dari pasien

Contoh:
 Ketika menyentuh membran mukuos pasien dan kulit luka
 Setelah injeksi percutaneous, setelah pemasangan infus, kateter,
tube, dll,
 Setelah melepas alat2 invasive
 Setelah membuang barang2 pasien yang terkenan cairan tubuh
(pampers, dressing, handuk, dll)
 Setelah memegang sampling bahan, membersihkan sekret dan cairan
tubuh (muntahan, faeces, urine, darah, dll) , setelah membersihkan
permukaan alat/mebel disekitar pasien yang terkontaminasi cairan
(linen, instrumen, urinal, dll)

Kegiatan momen 4 (setelah bersentuhan dengan pasien)


Untuk melindungi diri tenaga medis dari kolonisasi atau infeksi dari pasien
Contoh situasi, setelah
 Bersalaman dengan pasien, memegang dahi pasien anak
 Membantu pasien untuk beergerak, membersihkan
 Memakaian masker oksigen, fisioterapi
 Memeriksa nadi, tekanan darah, auskultasi, palpasi, merekam ECG

Kegiatan momen 5 (setelah menyentuh permukaan benda sekitar pasien)


Untuk melindungi tenaga medis dari kolonisasi atau infeksi dari pasien yang
mungkin ada di permukaan barang sekitar pasien.

Contoh :
 Mengganti sprei, meskipun pasien tidak ada di bed
 Memperbaiki kecepatan tetes infus
 monitoring alarm
 Memegang bed rail, mendekatkan atau membersihka meja pasien

Siapa saja yang wajib melakukan hand hygiene? Ya semua orang.


 Setiap orang yang kontak langsung dengan pasien seperti : dokter,
perawat dan petugas kesehatan lainnya (fisioterapi, teknisi)
 Setiap orang yang ada kontak dengan pasien, meskipun tidak langsung
seperti : ahli gizi, farmasi dan petugas laboratorium.
 Setiap personil yang berkontribusi dengan prosedur yang dilakukan
terhadap pasien
 Setiap orang yang bekerjaa di rumah sakit
Macam macam APD/PPE
Langkah langkah penggunaan APD
1. Cuci tangan dengan cara WHO
2. Menggunakan apron/gaun operasi

3. Menggunakan masker

4. Menggunakan pelindung mata

5. Menggunakan sarung tangan

Langkah-Langkah Melepas APD/PPE


1. Melepas sarung tangan
2. Melepas pelindung mata
3. Melepas apron atau gaun operasi
4. Melepas masker
5. Cuci tangan

MENGURANGI RISIKO PASIEN JATUH


Terjatuhnya pasien dari tempat tidur merupakan salah satu bentuk kesalahan
di rumah sakit. Karena jatuhnya pasien kalau lagi apes bisa saja menyebabkan
cedera dan memperparah penyakitnya. Maka dari itu, dibuatlah kajian risiko
jatuh pada pasien. Kajiannya seperti berikut:
Pasien bisa terjatuh dimana saja, dan paling sering disebabkan karena hal ini:
CHAPTER 7 – MANAJEMEN LIMBAH MEDIS
Dekontaminasi
Proses fisika / kimia yang digunakan untuk menurunkan/menghilangkan
mikroorganisme pada benda mati sehingga aman untuk dipakai kembali
3 TAHAP :
1. Pencucian & Pembersihan ( Cleaning )
2. Disinfeksi
tidak semua mikroorganisme mati (endospora)
3. Sterilisasi
pembunuhan semua mikroorganisme termasuk endospora

Anda mungkin juga menyukai