M.BAMBANG EDI S
Mengapa Penting ?
• PJB sianosis (Cyanotic CHD) adalah PJB dengan lesi yang menyebabkan
terjadinya pencampuran sirkulasi darah tidak teroksigenasi/miskin
oksigen (deoxygenated blood) ke dalam sirkulasi sistemik melalui
pirau intrakardiak atau ekstrakardiak.
• PJB tergantung duktus (Ductaldependent CHD) adalah PJB dengan lesi
dengan pasokan darah sistemik atau paru atau pencampuran darah
kaya oksigen dengan darah miskin oksigen antara sirkulasi parallel
tergantung dari terbukanya duktus arteriosus. Penutupan duktus akan
menyebabkan kematian.
• PJB kritis yang terlambat didiagnosis merupakan penyebab kesakitan
dan kematian pada bayi.
• syok,
• sianosis,
• nafas cepat (tachypnea) dan
• edema paru.
• Sebesar 20-25% PJB kritis terdiagnosis setelah keluar RS dan 5% terdiagnosis
setelah bayi meninggal (Swedia dan Inggris). Di Amerika 70% bayi dengan PJB
kritis tidak terdiagnosis sebelum umur 2 hari dan 20% di antaranya
dipulangkan ke rumah.
Penurunan Perfusi Sistemik
• Perfusi sistemik dinilai dari warna kulit, suhu kulit, tekanan darah,
pulsasi perifer dan waktu pengisian kapiler.
• Pemeriksaan pulsasi arteri pada ekstremitas bawah merupakan
bagian penting untuk evaluasi kelainan jantung pada bayi baru lahir
untuk identifikasi PJB kritis.
• Pemeriksaan pulsasi nadi ekstremitas bawah dapat dilakukan pada
arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, atau arteri tibialis posterior.
Penurunan Perfusi Sistemik
• Sianosis sentral dapat terlihat pada lidah, gusi dan mukosa bukal dan lebih terlihat saat
menangis atau minum. Dibandingkan anak besar, sianosis pada bayi baru lahir seringkali
tidak tampak secara klinis, terutama bila desaturasi bersifat ringan atau pada bayi dengan
anemia, sehingga diperlukan pemeriksaan tambahan, seperti pemeriksaan saturasi oksigen.
• Bayi dengan sianosis dapat pula disebabkan oleh kelainan lain di luar jantung, seperti
kelainan struktur saluran nafas, respiratory distress syndrome, congenital or acquired
airway obstruction, pneumothorax, dan hypoventilation, methemoglobin, perfusi yang
buruk seperti pada sepsis, hypoglikemia, dehidrasi, dan hypoadrenalism, persistent
pulmonary hypertension.9
•
Gejala Dan Tanda PJB Pada Sistem Respirasi
• Perubahan pada frekuensi dan kualitas nafas yang harus dibedakan
terutama akibat kelainan pada saluran nafas dan paru.
• Evaluasi lebih lanjut diperlukan untuk mencari etiologi bila ditemukan
bayi dengan takipneu, apakah kelainan jantung atau organ lain.
• Tanda yang lebih mengarah kepada kelainan pada saluran nafas dan
paru bila didapatkan adanya peningkatan usaha nafas seperti retraksi,
pernafasan cuping hidung, bunyi nafas abnormal atau adanya bunyi
nafas tambahan, seperti penurunan atau peningkatan suara nafas,
stridor, grunting, crackles.
• Pada bayi dengan PJB kritis adanya nafas cepat seringkali tidak disertai
usaha nafas yang menonjol tanpa disertai bunyi nafas tambahan.
• Murmur saja tanpa sianosis, perfusi yang menurun atau takipneu bukan
merupakan tanda PJB kritis dan tidak perlu segera dirujuk.
• Murmur dapat ditemukan pada bayi normal tanpa kelainan jantung, tetapi tidak
ditemukan pada 50% bayi dengan kelainan jantung yang simtomatis dan kritis,
sehingga murmur mempunyai nilai yang tidak signifikan untuk menilai PJB kritis
dan hanya memerlukan evaluasi ulang untuk menentukan kelainan yang
mendasarinya.
Murmur
• Pemahaman perubahan sirkulasi dan hemodinamik yang terjadi
secara alamiah pada bayi lahir akan mempengaruhi presentasi klinis.
Murmur terdengar makin jelas setelah bayi berumur 4-8 minggu pada
saat tahanan vaskular paru sudah menurun.
• Kecepatan turbulensi darah tidak cukup untuk menimbulkan murmur
seperti pada hypoplastic left heart syndrome (HLHS), Transposition of
the Great Artery (TGA), total anomalous pulmonary venous drainage
(TAPVD), Pulmonary Atresia, dan kardiomyopati. Peningkatan
resistensi vaskular paru mengurangi aliran darah, sehingga jumlah dan
kecepatan darah yang melewati tidak cukup untuk sampai terdengar
pada auskultasi sebagai murmur.
Pertumbuhan Yang Tidak Optimal
• Penilaian terhadap pertumbuhan sangat penting untuk menilai
adanya kelainan jantung lebih dini terutama pada saat bulan pertama
atau lebih setelah lahir. Bayi dengan PJB dapat mengalami kesulitan
minum, berupa terbatasnya jumlah minum, atau membutuhkan
waktu yang lama saat minum, sering terputus karena perlu istirahat
atau lebih cepat tertidur, tersedak, dan muntah.
• Sianosis pada bayi dengan kelainan paru primer umumnya disertai distress nafas
yang berat yang memerlukan ventilasi mekanik. Bayi dengan hipertensi pulmonal
dengan distress nafas yang ringan atau sedang disertai riwayat adanya faktor
risiko seperti asfiksia atau aspirasi meconium, kecil untuk masa kehamilan atau
penggunaan obat-obatan seperti NSAID pada ibu.
•
Pemeriksaan Fisis
• Pemeriksaan fisis harus dilakukan secara sistematis dan lengkap,
terutama difokuskan untuk mengenali tiga tanda utama yaitu sianosis,
perfusi sistemik yang menurun dan adanya tanda gangguan nafas,
terutama takipneu, perubahan bunyi jantung dan identifikasi murmur
serta kurva pertumbuhan untuk bayi mulai bulan pertama.
• PJB dapat merupakan salah satu bagian dari sindrom atau kelainan
kromosom tertentu.