Anda di halaman 1dari 12

PERJANJIAN

ANTARA
PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK
CONSUMER & RETAIL LOAN CENTER SEMARANG
DENGAN
PT PERSONA PRIMA UTAMA
TENTANG
PENYEDIAAN PEKERJAAN
JASA PENGAMANAN

Nomor PT BNI : ...………...…......………….


Nomor PT PPU : PPU/SMG/PKS-037/15

Yang bertanda tangan dibawah ini :

I. EKO HARI PRASETYO, SARJANA HUKUM, Pengganti Sementara Head of Consumer & Retail Loan
Center PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk, dalam haL ini bertindak dalam jabatannya tersebut
berdasarkan Surat Kuasa Direksi PT. Bank Negara Indonesia (Persero)Tbk tanggal 24 Januari 2014
Nomor: DIR/006, dengan demikian berdasarkan Anggaran Dasar Perseroan beserta perubahan-
perubahannya yang terakhir sebagaimana termaktub dalam akta No.48 tanggal 28 Maret 2013 yang
dibuat dihadaapan Fathiah Helmi, SH., Notaris di Jakarta, yang telah diterima dan dicatat oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat No.AHU-AH.01.01-10-19549
tanggal 21 Mei 2013, dan karenanya berwenang bertindak untuk dan atas nama PT. Bank Negara
Indonesia (Persero)Tbk., berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta dengan alamat Jl. Jendral
Sudirman KavlingI, untuk selanjutnya disebut:
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PIHAK PERTAMA ------------------------------------------------

II. HUSIN FAISAL, Pemimpin Perwakilan Semarang dan Yogyakarta dalam hal ini bertindak dalam
jabatannya tersebut untuk dan atas nama Perseroan Terbatas Persona Prima Utama, berkedudukan
di Jakarta, berdasarkan Surat Kuasa Khusus No. 4/PPU/PK/HUK/PWKL/240/14 tanggal 30 Juni 2014,
yang Anggaran Dasarnya dibuat dibawah Akta Pendirian No.40 tanggal 09 Mei 2003 oleh Ivonne B.
Sinyal Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, dan telah mendapatkan persetujuan dari menteri Hukum
dan Hak Asasi Maanusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No : AHU-24069.AH.01.02
tanggal 08 tanggal 08 Mei 2008, dengan demikian berwenang dan sah untuk mewakili Perseroan
melakukan perjanjian ini, dan selanjutnya disebut:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------PIHAK
KEDUA --------------------------------------------------

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara bersama – sama selanjutnya disebut PARA PIHAK, terlebih
dahulu menerangkan sebagai berikut :
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah Bank Umum yang melakukan kegiatan usaha dalam bidang jasa
perbankan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana
diubah oleh Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
2. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Badan Hukum yang didirikan berdasarkan ketentuan hukum Republik
Indonesia dan memiliki izin dari instansi yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku serta mempunyai pengalaman dan reputasi yang baik dalam Penyediaan Jasa Pekerja
Pekerjaan.
3. Bahwa PIHAK KEDUA merupakan pihak yang terpilih oleh PIHAK PERTAMA dalam proses pengadaan
dalam rangka Alih Daya untuk menunjang kegiatan usaha yang dilakukan PIHAK PERTAMA, sehingga
PIHAK PERTAMA bermaksud untuk menyerahkan sebagian pelaksanaan Pekerjaan/kegiatan penunjang
diluar kegiatan usaha kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menyatakan kesediaannya untuk
melaksanakan Pekerjaan tersebut.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK dalam kedudukannya tersebut di atas telah setuju dan
mufakat untuk membuat dan menandatangani Perjanjian Alih Daya tentang penyediaan Jasa Pekerja Jasa

-1 -
Pengamanan untuk selanjutnya disebut “Perjanjian”, dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut :

PASAL 1
DEFINISI

Sepanjang tidak ditentukan lain, dalam Perjanjian ini, yang dimaksud dengan:
1. Alih Daya adalah tindakan mengalihkan/menyerahkan sebagian pelaksanaan Pekerjaan oleh
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
2. Biaya Jasa adalah total jumlah harga yang harus dibayar PIHAK PERTAMA atas pelaksanaan
jenis Pekerjaan dan ruang lingkup Pekerjaan jasa yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana
ditentukan pada Pasal 11 Perjanjian ini.
3. Pekerjaan adalah Pekerjaan penunjang pada PIHAK PERTAMA yang dilakukan Alih Daya
dengan jenis dan ruang lingkup Pekerjaan sebagaimana ditentukan pada Pasal 2 Perjanjian ini.
4. Rahasia Jabatan adalah sesuatu yang diketahui Tenaga Kerja Alih Daya dalam
pelaksanaan Pekerjaan yang menurut peraturan mengenai Rahasia Jabatan harus dirahasiakan.
5. Rahasia Bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpanan dan simpanannya, sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
6. Tenaga Kerja Alih Daya adalah pegawai/karyawan PIHAK KEDUA yang ditugaskan PIHAK
KEDUA untuk melaksanakan Pekerjaan yang dialihkan oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana yang
ditetapkan berdasarkan Perjanjian ini.

7. Hari Kerja adalah hari Senin sampai dengan hari Jumat namun tidak termasuk hari yang
ditetapkan oleh Pemerintah sebagai hari libur.

PASAL 2
JENIS DAN RUANG LINGKUP
PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA menyerahkan Pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima
Pekerjaan dari PIHAK PERTAMA dalam bentuk Penyediaan Jasa Tenaga Kerja Alih Daya Tenaga
Penyediaan Jasa Pengamanan dengan ruang lingkup Pekerjaan sebagaimana diatur dalam
Lampiran 1 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA wajib menyediakan Tenaga Kerja Alih Daya sebanyak 4 (empat) orang untuk
pelaksanaan Pekerjaan.
3. PIHAK KEDUA menerima dan menyatakan sanggup menyediakan Tenaga Kerja Alih Daya sesuai
dengan syarat, kriteria dan ketentuan yang ditetapkan PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA wajib memastikan Tenaga Kerja Alih Daya memliki kemampuan untuk melaksanakan
Pekerjaan sesuai dengan standar kinerja yang ditetapkan PIHAK PERTAMA.

PASAL 3
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu terhitung sejak tanggal 01 Januari 2015 sampai dengan
31 Desember 2016.
2. Perjanjian ini dapat diperpanjang kembali untuk jangka waktu dan syarat - syarat yang disepakati Para
Pihak dan akan didudukan dalam Perjanjian Tambahan (Addendum) yang merupakan satu kesatuan
serta bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

PASAL 4
PELAKSANAAN PEKERJAAN

-2 -
1. PIHAK KEDUA harus mengatur Tenaga Kerja Alih Daya yang ditugaskan sehingga dapat memenuhi
standar hasil yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA dengan memperhatikan jam operasional
PIHAK PERTAMA termasuk mengatur apabila pelaksanaan Pekerjaan dilakukan diluar jam operasional
PIHAK PERTAMA.

2. Pelaksanaan Pekerjaan dilaksanakan di tempat yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA yaitu di PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk, Consumer & Retail Loan Center Semarang.
3. Tempat pelaksanaan Pekerjaan dapat dipindahkan (relokasi) berdasarkan kebutuhan PIHAK PERTAMA.

PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA wajib untuk membayar Biaya Jasa sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan
sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini.
2. PIHAK PERTAMA wajib melindungi hak dan kepentingan Nasabah PIHAK PERTAMA terkait dengan
pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan perjanjian ini.

3. PIHAK PERTAMA wajib mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4. PIHAK PERTAMA wajib menyediakan tempat kerja dan sarana penunjang kerja yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA dan ketentuan
dalam Perjanjian ini.
5. PIHAK PERTAMA berhak untuk mendapatkan jasa atas Pekerjaan PIHAK KEDUA dan Tenaga Kerja Alih
Daya sesuai dengan syarat dan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini.

6. PIHAK PERTAMA berhak mendapatkan Tenaga Kerja Alih Daya yang memiliki kompetensi sesuai
dengan bidang Pekerjaan yang akan dilakukan.
7. PIHAK PERTAMA berhak melakukan penilaian dan evaluasi atas pencapaian target kinerja Tenaga
Kerja Alih Daya.
8. PIHAK PERTAMA berhak untuk meminta penggantian Tenaga Kerja Alih Daya sebagaimana diatur
dalam Perjanjian ini.
9. Dalam hal pelaksanaan Pekerjaan, PIHAK PERTAMA berhak melakukan evaluasi dan pemeriksaan
terhadap PIHAK KEDUA dan pelaksanaan Pekerjaan oleh PIHAK KEDUA secara site visit ataupun
meminta data informasi baik secara incidental maupun periodic.
10. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan perubahan jumlah Tenaga Kerja Alih Daya yang disebabkan
oleh PIHAK KEDUA yang disampaikan PIHAK PERTAMA dalam surat pemberitahuan tertulis 30 hari
sebelumnya, yang merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini.

PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan jenis dan ruang lingkup Pekerjaan dengan sebaik-baiknya, dan
untuk memenuhi hal tersebut PIHAK KEDUA wajib :

a. Memiliki dan mempekerjakan Tenaga Kerja Alih Daya yang memiliki kompetensi sesuai dengan
jenis dan ruang lingkup Pekerjaan, sehat, cakap, bertanggung jawab, memiliki integritas, dan
berkelakuan baik, tidak pernah dihukum/dipenjara karena melakukan tindak pidana, tidak
menyalahgunakan narkotika dan obat psikotropika lainnya sehingga dapat mencapai hasil kerja
yang baik dan sesuai dengan standar kerja PIHAK PERTAMA.
b. Menyiapkan, mengurus dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA daftar nama, alamat, berikut
copy tanda pengenal, surat-surat atau izin-izin khusus yang diperlukan sebelum dan pada saat
menugaskan Tenaga Kerja Alih Daya.
c. Memiliki sarana dan prasarana yang menunjang pelaksanaan Pekerjaan apabila diminta oleh
PIHAK PERTAMA.

-3 -
d. Mengganti Tenaga Kerja Alih Daya yang dipekerjakan dengan memperhatikan ketentuan yang ada
dalam Perjanjian ini.
e. Menunjuk/menugaskan wakil PIHAK KEDUA yang setiap saat dapat dihubungi oleh PIHAK
PERTAMA yang bertanggung jawab mengawasi pelaksanaan Pekerjaan serta menyelesaikan
permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan Pekerjaan.
f. Memberikan pelatihan yang memadai terkait dengan pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kepatuhan Tenaga Kerja Alih Daya terhadap peraturan
perundang-undangan dan prosedur kerja PIHAK PERTAMA, keselamatan Tenaga Kerja Alih Daya
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, dan/atau perbuatan yang langsung
maupun tidak langsung menimbulkan kerugian pada PIHAK PERTAMA yang disebabkan oleh
keterlibatan, kesengajaan, ataupun kelalaian PIHAK KEDUA dan/atau Tenaga Kerja Alih Daya.

3. Dalam hal terjadi kasus pelanggaran di kantor PIHAK PERTAMA yang melibatkan Tenaga Kerja Alih
Daya baik secara langsung maupun tidak langsung, maka PIHAK KEDUA memberikan kewena ngan
kepada PIHAK PERTAMA untuk melakukan pemeriksaan/meminta keterangan dari Tenaga Kerja Alih
Daya dimaksud.
4. PIHAK KEDUA dilarang menugaskan Tenaga Kerja Alih Daya pada PIHAK PERTAMA apabila Tenaga
Kerja Alih Daya dimaksud mempunyai hubungan perkawinan dengan Pegawai PIHAK PERTAMA.

5. PIHAK KEDUA dilarang menyerahkan pelaksanaan sebagian atau seluruh Pekerjaan yang diperjanjikan
kepada Pihak Lain.
6. PIHAK KEDUA dan Tenaga Kerja Alih Daya dilarang dengan atau tanpa syarat dan/atau dengan alasan
apapun untuk memasuki, memeriksa dan/atau mengetahui keadaan daerah, ruangan tertentu dilokasi
Pekerjaan dan/atau tempat-tempat lain yang ditentukan oleh PIHAK PERTAMA tanpa izin atau
perintah tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA.
7. PIHAK KEDUA dan Tenaga Kerja Alih Daya wajib menjaga Rahasia Bank dan Rahasia Jabatan
dan/atau dilarang dengan alasan apapun memberikan keterangan baik secara lisan maupun tertulis
menyangkut hal-hal mengenai PIHAK PERTAMA yang menurut ketentuan perundang-undangan patut
dirahasiakan.
8. PIHAK KEDUA dan Tenaga Kerja Alih Daya wajib melindungi hak dan kepentingan Nasabah PIHAK
PERTAMA terkait dengan pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini.
9. Dalam pelaksanaan Pekerjaan yang baik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan
peraturan yang berlaku di PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan hal sebagai berikut:
a. PIHAK KEDUA wajib mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
ketentuan dalam Perjanjian ini.
b. PIHAK KEDUA wajib memberikan data dan informasi serta akses pemeriksaan kepada Bank
Indonesia bersama-sama dengan PIHAK PERTAMA terkait dengan kegiatan operasional, sumber
daya manusia, sarana dan prasarana PIHAK KEDUA dalam hal diperlukan.
c. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan laporan dan informasi tertulis kepada PIHAK PERTAMA secara
berkala setiap bulannya dan/atau sewaktu-waktu atas permintaan PIHAK PERTAMA sehubungan
dengan pelaksanaan Pekerjaan.
d. PIHAK KEDUA wajib memberikan hak kepada PIHAK PERTAMA untuk melakukan evaluasi dan
pemeriksaan terhadap PIHAK KEDUA dan pelaksanaan Pekerjaan oleh PIHAK KEDUA secara site
visit dan/atau meminta data informasi baik secara insidentil maupun periodik.
e. PIHAK KEDUA wajib menjamin terpenuhinya perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja dalam
hubungan kerja bagi Tenaga Kerja Alih Daya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

PASAL 7
TENAGA KERJA ALIH DAYA PENGGANTI

1. Apabila Tenaga Kerja Alih Daya yang ditugaskan tidak dapat hadir, maka PIHAK KEDUA wajib tetap
melaksanakan Pekerjaan sebagaimana mestinya dengan menugaskan Tenaga Kerja Alih Daya

-4 -
pengganti sementara tanpa mengenakan biaya tambahan apapun kepada PIHAK PERTAMA segera
setelah PIHAK PERTAMA memberitahukan kondisi tersebut kepada PIHAK KEDUA.
2. Dalam hal Tenaga Kerja Alih Daya tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA
dan/atau melakukan pelanggaran terhadap salah satu/beberapa ketentuan dalam ketentuan
PIHAK PERTAMA dan Perjanjian ini dan/atau diduga terlibat dalam tindakan yang dapat merugikan
PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk meminta penggantian dengan
memberitahukan alasannya dan mendapatkan Tenaga Kerja Alih Daya pengganti dari PIHAK KEDUA
tanpa menggunakan biaya tambahan apapun kepada PIHAK PERTAMA.

3. Dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat memberikan Tenaga Kerja Alih Daya pengganti sementara
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan (2) Pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat
memperhitungkan dengan Biaya Jasa secara proporsional.

PASAL 8
SISTEM KEPEGAWAIAN

1. PIHAK KEDUA melaksanakan sistem kepegawaian berdasarkan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
(PKWT) yang mengacu pada ketentuan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
dan ketentuan-ketentuan pelaksanaannya.
2. Hubungan kerja/ikatan hukum antara PIHAK KEDUA dengan Tenaga Kerja Alih Daya diatur dalam
Perjanjian Kerja secara tertulis dibuat antara PIHAK KEDUA dengan Tenaga Kerja Alih Daya.
3. Segala permasalahan ketenagakerjaan antara Tenaga Kerja Alih Daya dengan PIHAK KEDUA, maka
diselesaikan dan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. Apabila timbul masalah pemutusan hubungan kerja/pengakhiran perjanjian kerja antara PIHAK KEDUA
dengan Tenaga Kerja Alih Daya, maka hak dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan
pemutusan hubungan kerja/pengakhiran perjanjian kerja tersebut menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
serta ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku.

PASAL 9
STANDAR PELAKSANAAN PEKERJAAN DAN EVALUASI

1. Dasar evaluasi Pekerjaan dan standar pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan
prosedur/standar kerja yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
2. Dalam melaksanakan Pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib mematuhi dan menaati segala petunjuk,
perintah, peraturan dan tata tertib yang dibuat dan dikeluarkan PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK PERTAMA berhak melakukan supervisi/monitoring baik secara langsung maupun tidak langsung
terhadap Tenaga Kerja Alih Daya.
4. Dengan tidak mengurangi kewajiban PIHAK KEDUA melakukan evaluasi kinerja Tenaga Kerja Alih
Daya, PIHAK PERTAMA juga berhak melakukan evaluasi/penilaian atas kinerja Tenaga Kerja A lih Daya
dan apabila dipandang perlu oleh PIHAK PERTAMA, hasil evaluasi/penilaian tersebut akan
diberitahukan kepada PIHAK KEDUA.
5. PIHAK KEDUA dapat meminta PIHAK PERTAMA memberikan informasi/masukan mengenai
evaluasi/penilaian terhadap kinerja Tenaga Kerja Alih Daya.

PASAL 10
TEGURAN

PIHAK PERTAMA berhak menegur/memperingatkan PIHAK KEDUA dan/atau Tenaga Kerja Alih Daya
apabila PIHAK KEDUA dan/atau Tenaga Kerja Alih Daya tidak melaksanakan Pekerjaan dan/atau
melanggar ketentuan dalam Perjanjian ini dan perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 11
BIAYA JASA

-5 -
1. PIHAK PERTAMA akan membayar Biaya Jasa kepada PIHAK KEDUA sebesar Rp. 10.000.000,-
(sepuluh juta rupiah) per bulan untuk pelaksanaan Pekerjaan sebagaimana rincian komponen biaya
terlampir dalam Lampiran 2 Perjanjian yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
2. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atas pembayaran jasa menjadi beban dan tanggung jawab
PIHAK PERTAMA dan disetorkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Pajak Penghasilan (PPH) menurut Pasal 23 Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17 tahun 2000 atau
sesuai ketentuan yang berlaku dari angsuran pembayaran biaya jasa pengalihan Pekerjaan
berdasarkan Perjanjian ini menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA dan dipungut
PIHAK PERTAMA pada tanggal pembayaran untuk disetorkan ke Kantor Kas Negara.
4. PARA PIHAK dengan alasan apapun tidak akan mengadakan perubahan Biaya Jasa, kecuali disepakati
oleh PARA PIHAK dan dituangkan dalam Perjanjian Tambahan (Addendum) Perjanjian.
5. Tidak ada Biaya Jasa yang dapat dikenakan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA selain Biaya
Jasa yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.

PASAL 12
MEKANISME PEMBAYARAN

1. Jumlah pembayaran Biaya Jasa akan ditagihkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA paling
cepat tanggal 15 (lima belas) kalender setiap bulannya dan PIHAK PERTAMA melakukan pembayaran
dengan transfer ke rekening PIHAK KEDUA di :
PT BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk
Kantor Cabang : TEBET/ KLN SAHARJO
Nomor Rekening : 247319323
Atas Nama : PT Persona Prima Utama
2. Pembayaran Biaya Jasa dilakukan oleh PIHAK PERTAMA paling lambat 10 (sepuluh) Hari Kerja sejak
diterimanya tagihan dari PIHAK KEDUA yang telah disertai dengan dokumen sebagai berikut:
a. Asli kuitansi rangkap 3 (tiga)
b. Asli Faktur Pajak Standar sesuai dengan lampiran 4 Perjanjian
c. Surat Setoran Pajak (SSP)
d. Informasi kehadiran pegawai yang ditugaskan

3. PIHAK PERTAMA berhak menunda pembayaran Biaya Jasa kepada PIHAK KEDUA apabila PIHAK
PERTAMA belum menerima dokumen pada ayat (2) Pasal ini secara lengkap.

PASAL 13
AUDIT/PEMERIKSAAN

1. PIHAK KEDUA mengizinkan Bank Indonesia dan/atau PIHAK PERTAMA untuk sewaktu-waktu
melakukan audit/pemeriksaan terhadap ketenagakerjaan, sarana, prasarana, dan kegiatan operasional
PIHAK KEDUA dalam melaksanakan Pekerjaan berdasarkan Perjanjian.
2. Dalam hal pelaksanaan audit/pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, PIHAK KEDUA
bersedia memberikan data dan informasi kepada Bank Indonesia maupun PIHAK PERTAMA.
3. Apabila menurut hasil audit/pemeriksaan sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, terdapat
penyimpangan dari ketentuan Perjanjian dan/atau perundang-undangan yang berlaku,
PIHAK KEDUA wajib melakukan perbaikan/penyesuaian.

PASAL 14
PERNYATAAN DAN JAMINAN

PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan dan menjamin PIHAK PERTAMA mengenai kebenaran hal-hal
sebagai berikut :
1. Bahwa untuk membuat, menandatangani dan melaksanakan Perjanjian, PIHAK KEDUA telah
memenuhi seluruh syarat-syarat serta ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

-6 -
2. PIHAK KEDUA menjamin telah memperoleh seluruh izin yang diperlukan, dan tidak ada permasalahan
hukum yang dapat mempengaruhi kemampuan PIHAK KEDUA untuk melaksanakan Perjanjian ini
termasuk namun tidak terbatas pada izin operasional ataupun izin-izin lain menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
3. PIHAK KEDUA menyatakan dan menjamin kepada PIHAK PERTAMA bahwa dalam pelaksanaan
Perjanjian ini, PIHAK KEDUA akan menjaga reputasi PIHAK PERTAMA dan akan melaksanakan
kerjasama sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini secara profesional dengan penuh rasa
tanggung jawab.

4. PIHAK KEDUA menyatakan bersedia menerima dan menjamin hak tenaga kerja dari Perusahaan
Penyedia Jasa Pekerja sebelumnya sebagaimana diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
PASAL 15
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1. PARA PIHAK hanya dapat melakukan pengakhiran perjanjian sebelum jangka waktu berakhir
sebagaimana dimaksud Pasal 3 Perjanjian ini berdasarkan kesepakatan tertulis PARA PIHAK.
2. Mengesampingkan ketentuan ayat (1) Pasal ini, PIHAK PERTAMA secara sepihak dapat
membatalkan/mengakhiri Perjanjian sebelum masa berakhirnya Perjanjian ini, tanpa kewajiban
membayar ganti rugi apapun apabila terjadi hal-hal sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA melakukan salah satu atau lebih hal-hal sebagai berikut :
i. Melakukan pelanggaran ketentuan-ketentuan di dalam Perjanjian ini, baik sebagian maupun
seluruhnya dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia yang
berhubungan dengan Perjanjian ini.

ii. Bertindak tidak sesuai dengan Pekerjaan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.
iii. Secara sengaja mengabaikan atau tidak melaksanakan arahan atau instruksi atau teguran
PIHAK PERTAMA.
iv. Pernyataan-pernyataan dan jaminan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA ternyata tidak benar
baik sebagian maupun seluruhnya.
v. Secara langsung atau tidak langsung terbukti dengan sengaja maupun karena kelalaian tidak
bekerja dengan baik dan/atau melakukan perbuatan yang merugikan PIHAK PERTAMA baik
secara material maupun immaterial.
vi. Tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA telah menyerahkan sebagian atau seluruh
Pekerjaan kepada Pihak Ketiga.
b. Terdapat ketentuan perundang-undangan berlaku (antara lain: Undang-Undang, Peraturan BI, dll)
yang bertentangan dengan perjanjian dan/atau yang menyebabkan Perjanjian tidak dapat
dilakukan atau diteruskan.
3. Dengan berakhirnya Perjanjian karena berakhirnya jangka waktu Perjanjian atau karena diakhirinya
Perjanjian sebelum jangka waktunya berakhir, tidak meniadakan hak dan kewajiban PARA PIHAK
untuk menyelesaikan kewajiban yang masih harus diselesaikan berdasarkan Perjanjian ini.
4. Dalam hal pengakhiran perjanjian PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan pengakhiran
perjanjian dengan merujuk pada ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

PASAL 16
SANKSI, PENALTI, DAN GANTI KERUGIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat mengenakan denda kepada PIHAK KEDUA sebesar 1 ‰ dari fee
PIHAK KEDUA apabila PIHAK KEDUA melakukan cidera janji atau tidak melaksanakan Pekerjaan
dengan baik setelah dilakukan teguran oleh PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK KEDUA wajib membayar ganti rugi sebesar kerugian yang diderita oleh PIHAK PERTAMA
apabila :
a. PIHAK PERTAMA menderita kerugian akibat perbuatan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA
dan/atau Tenaga Kerja Alih Daya.

-7 -
b. PIHAK PERTAMA menderita kerugian akibat pengakhiran hubungan kerja atas permintaan
PIHAK KEDUA.
3. Pembayaran ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) Pasal ini, dilaksanakan sekaligus dalam
jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya surat pemberitahuan besarnya ganti
rugi yang harus dibayar PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, surat pemberitahuan tersebut
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Perjanjian.

PASAL 17
CONTINGENCY PLAN

PIHAK KEDUA wajib menetapkan dan memiliki Contigency Plan dalam mengelola risiko-risiko yang
mungkin timbul sebagai akibat dari pelaksanaan Perjanjian yang dapat mengatasi kemungkinan timbulnya
risiko/kerugian dalam pelaksanaan Pekerjaan baik yang timbul karena tidak dilaksanakannya Pekerjaan
ataupun karena kelalaian/kesalahan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dan atau Tenaga Kerja Alih Daya.

PASAL 18
DASAR PELAKSANAAN PERJANJIAN

1. Yang menjadi dasar pelaksanaan perjanjian untuk melakukan Pekerjaan sebagaimana dimaksud Pasal
2 Perjanjian ini adalah dokumen-dokumen serta persyaratan lain yang berlaku sah dan merupakan
satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini yaitu:
a. Perjanjian ini
b. Dokumen pengadaan
c. Surat penawaran
d. Surat-surat lain yang berhubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini
2. Apabila terdapat pertentangan dan/atau perbedaan antara ketentuan, dan/atau persepsi terhadap
ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian ini dengan surat-surat dan dokumen-dokumen sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), maka PARA PIHAK dengan ini setuju bahwa ketentuan yang berlaku adalah
ketentuan-ketentuan yang dimuat dalam Perjanjian ini.

PASAL 19
KERAHASIAAN

1. PIHAK KEDUA (termasuk Tenaga Kerja Alih Daya) dalam Perjanjian ini wajib menjaga rahasia jabatan dan
kerahasiaan Nasabah dan terikat pada ketentuan mengenai rahasia bank sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1998 beserta peraturan pelaksanaannya selama berlakunya Perjanjian ini
maupun setelah Perjanjian ini berakhir.
2. PIHAK KEDUA (termasuk Tenaga Kerja Alih Daya) tidak diperkenankan untuk menyebarluaskan,
memberitahukan ataupun memungkinkan/memberi peluang kepada pihak lain mengetahuinya dengan
cara apapun serta menyalahgunakan setiap data atau informasi yang diperoleh untuk kepentingan pihak
lain atau untuk tujuan lain di luar yang dimaksud dalam Perjanjian ini kecuali dengan persetujuan tertulis
dari PIHAK PERTAMA.
3. Pelanggaran atas ketentuan kerahasiaan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dan (2) Pasal ini, PIHAK
KEDUA bersedia menanggung seluruh akibat yang timbul akibat pelanggaran tersebut.

PASAL 20
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE)

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA dibebaskan dari tanggungjawab atas suatu keterlambatan atau
kegagalan dari pelaksanaan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini yang disebabkan oleh
kejadian/keadaan yang berada diluar kekuasaan yang wajar dari pihak yang bersangkutan.

2. Yang dimaksud dengan keadaan force majeure adalah termasuk akan tetapi tidak terbatas pada krisis
ekonomi dan moneter, bencana alam, penutupan atau likuidasi perusahaan PIHAK PERTAMA,
epidemi/wabah penyakit, kebakaran, perang, pemogokan, huru-hara, depresiasi nilai tukar uang yang

-8 -
menyebabkan terganggunya kemampuan PIHAK PERTAMA dan peraturan/kebijakan Pemerintah yang
langsung berhubungan dengan Perjanjian ini.
3. Dalam hal force majeure, PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis
selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya peristiwa yang dianggap
sebagai force majeure tersebut dengan memberikan keterangan lengkap dan mengambil semua
langkah yang wajar untuk memperbaiki situasi. PARA PIHAK akan saling berkonsultasi sehubungan
dengan langkah-langkah tepat yang harus diambil berkaitan dengan peristiwa force majeure tersebut.
4. Dengan telah berakhir atau dengan telah diatasinya force majeure, PARA PIHAK wajib dengan itikad
baik menyelesaikan kewajiban yang tertunda atau yang harus dilakukan berdasarkan Perjanjian ini.

PASAL 21
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Apabila terjadi perselisihan dalam pelaksanaan Perjanjian ini, maka akan diselesaikan secara musyawarah
untuk mufakat. Apabila dalam musyawarah tersebut tidak dicapai kesepakatan, maka perselisihan akan
diselesaikan melalui Badan Peradilan.
PASAL 22
DOMISILI HUKUM

Mengenai Perjanjian ini dan segala akibatnya, Para Pihak sepakat memilih tempat kedudukan yang tetap
dan umum di Kantor Pengadilan Negeri Semarang.

PASAL 23
PERJANJIAN TAMBAHAN (ADDENDUM)
Setiap perubahan yang akan dilakukan serta hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam
Perjanjian ini akan ditetapkan kemudian secara musyawarah oleh PARA PIHAK serta akan dituangkan
dalam Perjanjian Tambahan (Addendum) yang merupakan bagian dan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.
PASAL 24
PEMBERITAHUAN
1. Semua pemberitahuan yang diharuskan dibawah Perjanjian ini harus secara tertulis dan akan
dianggap telah cukup diberikan bila diserahkan secara pribadi atau dengan pos tercatat, biaya pos
lunas atau telah dikirimkan dengan faksimili, ditegaskan dengan pos tercatat kepada para pihak-pihak
pada alamat sebagaimana tercantum di bawah ini :
PIHAK PERTAMA : PT BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk.
Consumer & Retail Loan Center Semarang
Rukan Pemuda mas Blok A1-A2
Jl. Pemuda No. 150
Semarang
Telp : (024) 3584363, 3584361, 3514243, 3514244
Fax : (024) 3587302
PIHAK KEDUA : PT PERSONA PRIMA UTAMA
Perwakilan DIY - JATENG
Jl. Ringroad Timur Ruko Tandan No.C-4
Yogyakarta
Telp : (0274) 451855
Fax : (0274) 451855
2. Dalam hal terdapat perubahan alamat, maka perubahan tersebut harus diberitahukan secara tertulis
kepada pihak lainnya dalam Perjanjian ini.
PASAL 25
PENUTUP

-9 -
1. Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup dan memiliki
kekuatan pembuktian yang sama bagi Para Pihak.
2. Perjanjian ini ditandatangani di Semarang pada tanggal 26 Januari 2015

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

( EKO HARI PRASETYO, SH ) (DRS. HUSIN FAISAL, MM)


Lampiran 1

Perjanjian Penyediaan Kerja antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,


Consumer & Retail Loan Center Semarang dengan PT Persona Prima Utama

No : ..........................
No : PPU/SMG/PKS-037/15

Ruang Lingkup Pekerjaan Penunjang

Jenis Pekerjaan
No Gambaran Pekerjaan Jasa / Posisi
Penunjang
1 Pengamanan - Melakukan fungsi-fungsi yang terkait dengan Satpam/ Jamal
pengamanan (security).
- Menegakkan tata tertib yang berlaku dilingkungan
kerja perusahaan khususnya yang menyangkut
keamanan dan ketertiban
- Penerimaan tamu, nasabah atau konsumen
perbankan.
- Melakukan kontrol disekitar kawasan kerja.

- 10 -
Lampiran 2

Perjanjian Penyediaan Kerja antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,


Consumer & Retail Loan Center Semarang dengan PT Persona Prima Utama

No : ......................
No : PPU/SMG/PKS-037/15

BIAYA JASA PENYEDIAAN PEKERJAAN


JASA PENGAMANAN 4 (EMPAT) ORANG/ BULAN

Biaya Jasa Tenaga Kerja Insentif/Bonus Biaya lain-lain Total Penghasilan Bruto Fee Management Total Kontrak
1 2 3 4 = 1+2+ 3 5 6=4+5
Rp. 9.471.812,- - - Rp. 9.471.812,- Rp. 480.171,- Rp. 9.951.983,-

Pajak Nilai
PPN Rp. 48.017,-
PPh 23 Rp. 9.603,-

Keterangan :
1. Biaya Jasa Tenaga Kerja : Biaya yang dibayarkan untuk membayar imbalan gaji pekerja
2. Insentif/Bonus : Biaya yang dibayarkan untuk membayarkan insentif/bonus pekerja
3. Biaya Lain-lain : Biaya penggantian atas penyelesaian pekerjaan termasuk uang lembur, peralatan dll
4. Total Penghasilan Bruto : Penjumlahan Biaya jasa tenaga kerja + Insentif/bonus + Biaya lain-lain
5. Fee Management : Fee manajemen yang atas penyediaan jasa pekerja
6. Total Kontrak : Penghasilan bruto + Fee management + PPN

- 11 -
Lampiran 3

Perjanjian Penyediaan Kerja antara PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk,


Consumer & Retail Loan Center Semarang dengan PT Persona Prima Utama

No : ......................
No : PPU/SMG/PKS-037/15

- 12 -

Anda mungkin juga menyukai