Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN (SP) / KONTRAK GABUNGAN LUMPSUM dan HARGA SATUAN

PEMELIHARAAN RUANG BIOBANK DI GEDUNG ADMINISTRASI LANTAI 3


RSAB HARAPAN KITA TAHUN 2024
Nomor :

Pada hari ini……….. tanggal ................. bulan ……………… tahun ............................................,


yang bertanda tangan di bawah ini :
I. Nama :
Jabatan :
Instansi :
NPWP :
Alamat Kantor :
Berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran RSAB Harapan Kita Nomor : tentang
Pembentukan Organisasi Pengadaan Barang/Jasa dan Pengangkatan Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK), Pejabat Penguji dan Penandatanganan SPM, Bendahara, Kepala Unit Layanan Pengadaan
(ULP), Anggota Kelompok Kerja ULP, Pejabat Pengadaan dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan
pada RSAB Harapan Kita Jakarta Tahun Anggaran 2024, oleh karenanya sah bertindak dan
berwenang untuk dan atas nama RSAB Harapan Kita yang berkedudukan Jl. Let Jen. S. Parman
Kav. 87 Slipi – Jakarta Barat selanjutnya disebut PIHAK KESATU.
II. Nama :
Jabatan :
Nama Perusahaan :
NPWP :
Alamat :

Berdasarkan Akte Pendirian Perusahaan Nomor tanggal Notaris dan Akte Perubahan Nomor
tanggal Notaris. di Jakarta oleh karenanya sah dan berwenang untuk bertindak dan atas nama
yang berkedudukan selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.
Para Pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:
- Bahwa RSAB Harapan Kita adalah Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan RI yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI membutuhkan Jasa Konstruksi Pemeliharaan Ruang Bio Bank di
Gedung Administrasi Lantai 3 RSAB Harapan Kita Tahun 2024 .
- Bahwa adalah Badan Usaha yang bergerak di Bidang Jasa Konstruksi sesuai dengan perijinan
dari Instansi yang terkait dengan segala kegiatan usahanya.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas Kedua belah pihak bersepakat dan menyetujui untuk
mengadakan Perjanjian, dengan ketentuan sebagaimana disebutkan dalam pasal-pasal sebagai
berikut :
Pasal 1
DASAR PERJANJIAN
1. Peraturan Presiden RI No. 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
perubahan dan aturan turunannya.
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum (PPK – BLU).
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor : 23 Tahun 2005 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1683/MENKES/PER/XII/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita.
5. Surat Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum Petikan Tahun
Anggaran 2017 Nomor : SP DIPA- 024.04.2.520611/2016 tanggal 07 Desember 2016.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA Pasal 2 . …......……./2.

-2-
Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan sebagaimana dimaksud di atas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA menurut
ketentuan-ketentuan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian ini, yaitu :
a. Dokumen Pengadaan Nomor : tanggal
b. Berita Acara Pemberian Penjelasan Nomor : tanggal.
c. Surat Penawaran Harga (SPH) dari Mandiri Nomor :.
d. Berita Acara Evaluasi Penawaran Nomor tanggal .
e. Berita Acara Hasil Lelang Nomor : tanggal.
f. Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : tanggal
- Surat Pejabat Pembuat Komitmen RSAB Harapan Kita perihal Penunjukan Penyedia
Barang/Jasa Pengadaan Jasa Konstruksi Pemeliharaan Ruang Bio Bank di Gedung Administrasi
Lantai 3 RSAB Harapan Kita Tahun 2024.
g. , Nomor : tanggal .
2. Dasar spesifikasi teknis dan non teknis pelaksanaan :
a. Algemene voorwaarden voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken, yang
disahkan dengan Surat Keputusan pemerintah Hindia Belanda Nomor 9 tanggal 28 Mei
1941 dan Tambahan Lembaran Negara Nomor 14571 (Khusus pasal-pasal yang masih
berlaku dan tidak bertentangan dengan keputusan yang ada).
b. Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
c. Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 061/KPTS/1981.
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara,
f. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
g. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan PIHAK KESATU/
Pengawas Pekerjaan termaksud dalam pasal 3 perjanjian ini, untuk mencapai tujuan
perjanjian ini.
h. SNI - 1735 - 1989 F (SKBI 2.3.53 - 1987) tentang Tatacara Perencanaan Bangunan dan
Lingkungan untuk pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung.
i. Selain Peraturan/ketentuan-ketentuan tersebut di atas, juga terikat peraturan-peraturan lain
yang berlaku dan ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan kontrak ini.
Pasal 3
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK KESATU memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA menerima tugas
tersebut yaitu untuk melaksanakan Pemeliharaan Ruang Bio Bank di Gedung Administrasi Lantai
3 RSAB Harapan Kita Tahun 2024, yang berlokasi di Jl. Let. Jend. S. Parman Kav. 87 Slipi
Jakarta – Barat, yang meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
a.
b.
c.
d. .
2. Rincian pekerjaan dan spesifikasi teknis adalah sebagaimana yang tercantum pada Lampiran
Surat Perjanjian ini yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini.
3. Hasil pekerjaan PIHAK KEDUA adalah sesuai dengan perencanaan yang yang telah disetujui
PIHAK KESATU.
Pasal 4
PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
1. Untuk melakukan pengendalian, pengawasan dan tindakan pengoreksian Pemeliharaan Ruang
Bio Bank di Gedung Administrasi Lantai 3 RSAB Harapan Kita Tahun 2024 PIHAK Kesatu yang
bertindak untuk Pengawasan.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA 2. Apabila . …..../3.


-3-

2. Apabila berhalangan atau tidak dapat menjalankan kewajibannya, maka PIHAK KESATU akan
menunjuk penggantinya secara tertulis yang akan disampaikan kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA harus mematuhi segala petunjuk (dalam hal teknis) dan atau perintah PIHAK
KESATU.

Pasal 5
BAHAN DAN ALAT PEKERJAAN

1. Bahan-bahan, alat-alat dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut dalam Perjanjian ini, harus disediakan oleh PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban membuat/memperbaiki gudang untuk menyimpan bahan-bahan,
alat-alat, serta menyediakan angkutan untuk pemindahan bahan-bahan dan alat-alat tersebut
guna lancarnya pekerjaan.
3. Gudang untuk menyimpan bahan-bahan sebagaimana disebutkan dalam ayat (2) pasal ini
dikembalikan seperti semula setelah pekerjaan dalam perjanjian ini selesai.
4. PIHAK KESATU dan Manajemen Konstruksi dengan berkoodinasi dengan PIHAK KESATU
berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan oleh PIHAK KEDUA, jika kualitasnya
tidak memenuhi persyaratan spesifikasi.
5. Jika bahan-bahan dan alat-alat tersebut ditolak oleh PIHAK KESATU atau Konsultan
Pengawas, maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut
dari lokasi pekerjaan dalam waktu 1 x 24 jam, kemudian menggantikannya dengan yang
memenuhi persyaratan spesifikasi.
6. Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat, tidak dapat dijadikan alasan untuk memperlambat
pelaksanaan pekerjaan.
7. Apabila kemudian ternyata bahan-bahan yang dipergunakan PIHAK KEDUA tidak memenuhi
spesifikasi, maka PIHAK KEDUA diwajibkan untuk mengganti dan atau memperbaiki tanpa
berhak menuntut kerugian karenanya.
8. PIHAK KEDUA menjamin bahwa peralatan yang dipasang tersedia suku cadang dan agen
penjualannya di Indonesia serta bersedia memberikan pelayanan purna jual spesifikasi teknis.

Pasal 6
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan dapat berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA harus menyediakan
tenaga kerja yang cukup, baik menyangkut jumlah, keahlian, maupun ketrampilan sesuai
spesifikasi.
2. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut sepenuhnya
ditanggung oleh PIHAK KEDUA dan tidak terlambat dalam pemberian upah.
3. PIHAK KEDUA diwajibkan mengikuti BPJS Ketenagakerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan perlengkapan pengamanan untuk keselamatan tenaga kerja
sampai masa Kontrak berakhir.
5. Di tempat pekerjaan harus ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai Pemimpin
Pelaksana/Tenaga Ahli, yang mempunyai wewenang atau kuasa penuh untuk mewakili PIHAK
KEDUA, sehingga dapat menerima atau memberikan dan atau memutuskan segala petunjuk-
petunjuk dari Manajemen Konstruksi.
6. Penunjukan pimpinan pelaksana atau tenaga ahli ini harus mendapat persetujuan dari PIHAK
KESATU, dengan pemberitahuan secara tertulis yang dilampiri dengan Curriculum Vitae dari
tenaga ahli yang ditunjuk tersebut.
7. PIHAK KESATU berhak menilai dan menyetujui penempatan dan atau penggantian tenaga kerja
atau tenaga ahli sesuai kualifikasi yang dibutuhkan.
8. Apabila menurut pertimbangan PIHAK KESATU, ternyata Pimpinan Pelaksana/ Tenaga Ahli yang
digunakan oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi syarat yang diperlukan, maka PIHAK KESATU
akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA berkewajiban
mengganti dengan tenaga lain yang memenuhi syarat tersebut.
9. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK KESATU sebagai akibat
perbuatan dari orang-orang yang dipekerjakan olehnya, sehubungan dengan Surat Perjanjian ini.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA Pasal 7 …..../4.


-4–
Pasal 7
PENGAMANAN TEMPAT KERJA, TENAGA KERJA DAN LINGKUNGAN
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja, tenaga kerja, kebersihan
halaman, bangunan-bangunan, gudang alat-alat berikut bahan-bahan bangunan selama
pekerjaan berlangsung.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab dan berkewajiban menyediakan sarana yang memadai, untuk
menjaga keselamatan tenaga kerja yang ada, sehingga kemungkinan timbulnya bahaya dapat
dihindari.
3. PIHAK KEDUA wajib menyediakan alat keselamatan kerja, baik untuk pekerja, termasuk
Konsultan Pengawas dan Tim Teknis bangunan. Alat keselamatan kerja yang dimaksud adalah
peralatan P3K, helm pengaman, sabuk pengaman (safety belt), sepatulapangan, sarung tangan
dan alat-alat keselamatan kerja lainnya yang dipandang perlu selama proses pekerjaan
sebagaimana telah diatur dalam peraturan K3.
4. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib memberikan
pertolongan kepada si korban, dan segala biaya yang timbul sebagai akibat adanya kecelakaan,
sepenuhnya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
5. PIHAK KEDUA berkewajiban menyediakan sarana tempat tinggal diluar area RSAB Harapan Kita
yang memadai, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan & ketertiban.
6. Hubungan antara tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA, sepanjang tidak diatur secara khusus,
tunduk dan taat pada peraturan tentang tenaga kerja yang berlaku.
7. PIHAK KEDUA wajib mengambil langkah-langkah yang memadai untuk melindungi lingkungan
baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan tidak melakukan perusakan dan pengaruh/
gangguan baik kepada masyarakat maupun terhadap miliknya sebagai akibat polusi, kebisingan
dan kerusakan lain akibat kegiatan PIHAK KEDUA.
8. PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada pihak yang berwenang atas penemuan penemuan
benda/barang yang mempunyai sejarah atau berharga yang menurut undang-undang dikuasai
oleh Negara yang terdapat dilokasi pekerjaan pada masa pelaksanaan kontrak.
9. PIHAK KEDUA wajib mengikuti SOP yang berlaku di RSAB Harapan Kita.
Pasal 8
SUB KONTRAKTOR
1. PIHAK KEDUA diperkenankan bekerja sama dengan Sub Kontraktor (termasuk dengan sub
kontraktor golongan ekonomi lemah) setempat, sesuai dengan bidang keahliannya.
2. Apabila suatu bagian pekerjaan akan diserahkan kepada Sub Kontraktor, maka sebelumnya
harus mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU .
3. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk menyerahkan seluruh pekerjaan kepada Sub.
Kontraktor atau PIHAK KETIGA.
4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan Sub Kontraktor dan segala sesuatu
yang menyangkut hubungan antara PIHAK KEDUA dengan Sub Kontraktor.
5. Jika ternyata PIHAK KEDUA telah menyerahkan pekerjaan kepada Sub Kontraktor, tanpa
persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU, maka PIHAK KESATU dapat memberlakukan pasal 20
perjanjian ini.
6. Untuk bagian pekerjaan yang diserahkan kepada Sub Kontraktor atas persetujuan tertulis PIHAK
KESATU, maka PIHAK KEDUA berkewajiban melakukan koordinasi yang baik dan penuh
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh Sub Kontraktor, dan hal ini
tidak mengurangi kewenangan untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan sub kontraktor.
7. Apabila PIHAK KEDUA menemukan ketidakcocokkan yang mungkin terjadi antara gambar
dengan keadaan di lapangan yang sebenarnya, harus segera dilaporkan dengan Tim Teknis dan
untuk dimintakan keputusannya.
Pasal 9
PRESTASI TAHAP KEMAJUAN PEKERJAAN
1. Prestasi tahap kemajuan pekerjaan adalah Nilai bobot pekerjaan di lapangan yang telah
diselesaikan dan terpasang oleh PIHAK KEDUA dan diterima dengan baik oleh PIHAK KESATU,
yang dinyatakan dalam Berita Acara Persetujuan Kemajuan Pekerjaan.
2. Ketentuan perhitungan prestasi pekerjan PIHAK KEDUA yang dihitung oleh PIHAK KESATU
adalah sebagai berikut :
a. Untuk pekerjaan sipil dan finishing yang telah selesai terpasang dihitung 100% (seratus
persen) dari nilai Kontrak Lumpsum dan Harga Satuan.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA b. LC …… ...../5.

-5-
b. untuk barang impor yang telah dibuka dihitung 60% (enam puluh persen) dari nilai Kontrak
Lumpsum dan Harga Satuan.
c. Untuk bahan yang berada di lapangan atau material on site yang telah selesai difabrikasi dan
siap untuk dipasang dihitung 60% (enam puluh persen) dari nilai Kontrak Lumpsum dan
Harga Satuan..
3. PIHAK KESATU berhak melakukan pemeriksaan dan penilaian atas hasil pekerjaan dan
meminta laporan kepada PIHAK KEDUA dalam masa pelaksanaan pekerjaan.
Pasal 10
LAPORAN
1. PIHAK KEDUA berkewajiban membuat, menyusun, dan melaporkan secara berkala, yang
menyangkut pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan kepada PIHAK KESATU.
2. PIHAK KEDUA berkewajiban menyusun dan membuat catatan yang jelas mengenai kemajuan
pekerjaan yang telah dilaksanakan, dan jika diminta oleh PIHAK KESATU untuk keperluan
pemeriksaan pelaksanaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.
3. Segala laporan dan atau catatan tersebut dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini, dibuat dalam
bentuk laporan harian, rangkap 4 (empat), diisi melalui formulir yang telah disetujui Tim Teknis
Pihak Ke satu dan harus selalu tersedia dan berada di tempat pekerjaan.
4. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK KESATU foto dokumentasi
yang dimasukkan dalam album proyek, yang memuat tentang pelaksanaan, perkembangan,
kegiatan hasil kerja, dari tiap-tiap pos pelaksanaan atau bagian pekerjaan sampai selesai, yang
dibuat dalam rangkap 2 (dua).
Pasal 11
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1 Jangka waktu penyelesaian Pengadaan Jasa Konstruksi Pemeliharaan Ruang Bio Bank di
Gedung Administrasi Lantai 3 RSAB Harapan Kita Tahun 2024, sebagaimana dimaksud
dalam pasal 3 Perjanjian ini sampai dengan 100 % disetujui dan ditetapkan oleh kedua belah
pihak selama ..........................................hari kalender, yaitu sejak diterbitkannya Surat
Perintah Mulai Kerja tanggal ................................. sampai dengan tanggal
.............................
2 Jangka waktu pelaksanaan untuk setiap bagian pekerjaan ditetapkan sesuai jadual pekerjaan
(time schedule) sebagaimana lampiran surat perjanjian ini.
3. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan sebagaimana diatur dalam ayat (1) dan ayat (2) pasal ini,
tidak dapat diubah oleh PIHAK KEDUA, kecuali dalam hal :
a. Adanya keadaan memaksa sebagaimana diatur dalam pasal 19 Perjanjian ini.
b. Adanya perintah penambahan pekerjaan perubahan-perubahan yang dianggap perlu oleh
kedua belah pihak.
4. Perubahan Jangka Waktu tersebut pada ayat (1) pasal ini, harus disetujui oleh PIHAK KESATU
secara tertulis.
Pasal 12
SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. Setelah pekerjaan selesai 100% sesuai kontrak PIHAK KEDUA mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PIHAK KESATU untuk menyerahkan pekerjaan.
2. PIHAK KESATU, Manajemen Konstruksi dan user melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan
yang telah diselesaikan baik secara sebagian atau seluruh pekerjaan dan menugaskan PIHAK
KEDUA untuk memperbaiki/melengkapi kekurangan sebagaimana yang disyaratkan dalam
perjanjian ini bilamana ada kekurangan dan /atau cacat hasil kerja.
3. Hasil pekerjaan yang diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU harus sesuai dengan
perjanjian, dengan jaminan kualitas dan kelaikan hasil sesuai ketentuan dan peraturan
perundang undangan yang berlaku.
4. PIHAK KESATU menerima penyerahan hasil pekerjaan PIHAK KEDUA setelah sesuai dengan
ketentuan dalam perjanjian ini yang dinyatakan dalam berita acara pemeriksaan dan penerimaan
barang/jasa.
5. PIHAK KEDUA wajib memelihara selama masa pemeliharaan yaitu 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender sehingga kondisi tetap sebagaimana pada saat penyerahan pekerjaan I (pertama).
6. Setelah selesai masa pemeliharaan PIHAK KEDUA mengajukan tertulis kepada PIHAK KESATU
untuk penyerahan akhir pekerjaan (serah terima ke II).
7. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK KESATU pada saat Serah Terima Pertama
dan Kedua Pekerjaan, yaitu : Hardcopy gambar pelaksanaan (as-built drawings) dalam
bentuk Kertas A3 5 (Lima) set beserta dalam bentuk softcopy.
8. PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan pekerjaan diluar Surat Perjanjian/Kontrak, apabila dalam
pelaksanaan pekerjaan terdapat kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan tersebut.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA Pasal 13 ...../6


-6-

Pasal 13
HARGA KONTRAK
1. Harga kontrak pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 surat perjanjian ini adalah
sebesar Rp. .................................
(...................................................................................................................).
2. Harga kontrak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini sudah termasuk Pajak-pajak dan
biaya yang harus dibayar PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang - undangan yang
berlaku dan biaya pemeliharaan selama masa pemeliharaan.
3. Sistem Harga Kontrak sebagaimana diatur dalam ayat 1 pasal ini adalah
"...............................................
4. Apabila harga yang telah disepakati tidak sesuai dan terjadi kemahalan dari harga pasaran yang
ada, maka PIHAK KEDUA wajib mengembalikan kelebihan harga tersebut.
5. Volume : a. Kontrak Lumsum dan Hargsa Satuan volume tidak mengikat yang lumpsum volume
mengikat untuk harga satuan seluruhnya menjadi tanggung jawab pihak kedua sesuai dengan
harga penawaran.
6. Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan-perubahan yang merupakan penambahan
atau pengurangan pekerjaan, hanya dianggap sah sesudah mendapat perintah tertulis dari Tim
Teknis dan PIHAK KESATU, dengan menyebutkan jenis dan perincian secara jelas.
7. Jika terjadi penambahan volume, harga satuan yang berlaku sesuai dengan harga dalam HPS.
8. Harga pekerjaan tambah/kurang didalam ayat (6) dan ayat (7) pasal ini setinggi-tingginya 10 %
dari harga kontrak, sudah termasuk pajak-pajak yang harus dibayarkan oleh PIHAK KEDUA.
9. Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas akan dibuat Surat Perjanjian Tambahan
(Addendum), yang dilengkapi terlebih dahulu dengan telaah teknis
Pasal 14
KENAIKAN HARGA
1. harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya
ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim atas kenaikan harga
bahan-bahan, alat-alat dan upah, terkecuali apabila terjadi tindakan/kebijaksanaan Pemerintah
Republik Indonesia dalam Bidang Moneter, yang diumumkan secara resmi dan diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan khusus untuk pekerjaan kontrak.

Pasal 15
TATA CARA PEMBAYARAN
1. Sumber Dana pekerjaan tersebut pada Surat Perjanjian ini dari Dana
...................................................................
a. Pembayaran pertama sebesar 95 % x ............................................ = Rp. .................
(.................................................................................................................) dapat dibayarkan
setelah prestasi mencapai 100% yang dinyatakan dengan Berita Acara Serah Terima I
yang telah disetujui oleh PIHAK KESATU serta dinyatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan
dan Penerimaan Pekerjaan oleh Panitia Penerima Hasil Pekerjaan RSAB Harapan Kita.
b. Pembayaran Kedua sebesar 5% x Rp. ........................... = Rp............................,-
...................................................................................). Dibayarkan setelah PIHAK KEDUA
menyelesaikan prestasi pekerjaan 100 % dan menyerahkan Jaminan Pemeliharaan
sebesar 5 % dari nilai kontrak.

2. Pembayaran harga pekerjaan tersebut pada Pasal 13 diatas dilakukan melalui Kantor Pelayanan
Perbendaharaan ..................................................................................... ke Rekening
.........................................................................................................................................

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA 3.Pembayaran ...../7

-7-

Pasal 16
MASA PEMELIHARAAN
1. Masa pemeliharaan adalah jangka waktu uji fungsi dan pemeliharaan hasil pekerjaan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 Perjanjian ini yang menjadi tanggungan PIHAK KEDUA,
ditetapkan selama 180 hari kalender yaitu terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai 100% dan
diterima oleh PIHAK KESATU dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah
Terima Pertama Pekerjaan.
2. Apabila selama masa pemeliharaan ternyata terdapat kerusakan-kerusakan akibat iklim,
kesalahan pelaksanaan dan atau pemasangan bahan yang tidak sesuai dengan ketentuan-
ketentuan Perjanjian, maka PIHAK KEDUA diwajibkan melakukan perbaikan-perbaikan.
3. Dalam hal adanya perbaikan-perbaikan yang dilakukan dalam ayat (2) pasal ini, maka masa
pemeliharaan dihitung mulai dari selesai perbaikan yang dilakukan tersebut.
4. Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal
ini, maka PIHAK KESATU berhak menunjuk PIHAK KETIGA untuk melakukan perbaikan tersebut
dengan biaya yang dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
5. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan selama dalam masa pemeliharaan ditanggung
sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 17
JAMINAN – JAMINAN
1. Jaminan Pelaksanaan :
Untuk menjamin pelaksanaan pekerjaan, maka selambat-lambatnya pada saat perjanjian
ini ditandatangani PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada PIHAK KESATU jaminan
pelaksanaan pekerjaan berupa Surat Jaminan Pelaksanaan dari Bank Umum (tidak termasuk
Bank Perkreditan Rakyat), atau Perusahaan Asuransi Umum yang memiliki izin untuk
memasarkan produk asuransi pada lini usaha (Surety Ship) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
sebesar 5% x
Rp.....................................................................................................................................
2. Jaminan Pemeliharaan :
a. Untuk menjamin terlaksananya pemeliharaan hasil pekerjaan pemborong maka setelah
PIHAK KEDUA menerima Berita Acara Serah Terima I, maka wajib menyerahkan Jaminan
Pemeliharaan dari Bank Umum (tidak termasuk Bank Perkreditan Rakyat), atau Perusahaan
Asuransi Umum yang memiliki izin untuk memasarkan produk asuransi pada lini usaha
(Surety Ship) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sebesar % x Rp.
.............................................,- = Rp.........................................,-
(.....................................................................................................).
b. Jaminan pemeliharaan harus berlaku sekurang-kurangnya adalah sejak tanggal diterimanya
pekerjaan 100 % (seratus) persen oleh PIHAK KESATU yang dinyatakan dalam Berita Acara
Serah Terima I (Pertama) sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah masa
pemeliharaan berakhir.
c. Jaminan Pemeliharaan sebagaimana ayat 3 huruf a wajib di serahkan kembali oleh PIHAK
KESATU kepada PIHAK KEDUA setelah 14 (empat belas) masa pemeliharaan berakhir.
3. Jaminan-jaminan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini harus ada ketentuan, bahwa jaminan
pelaksanaan akan menjadi milik negara, dan dapat dicairkan oleh PIHAK KESATU tanpa
persetujuan PIHAK KEDUA, bilamana terjadi pemutusan Perjanjian, dimana sebelumnya PIHAK
KESATU akan memperhitungkan prestasi pekerjaan yang telah dilaksanakan dan dicapai oleh
PIHAK KEDUA.
4. Jaminan-jaminan sebagaimana dimaksud dalam pasal ini juga menjadi jaminan denda.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA Pasal 18..../8

-8-

Pasal 18
LARANGAN PEMBERIAN HADIAH DAN KOMISI
1. PIHAK KEDUA atau Perwakilan atau Kuasa atau orang yang bekerja untuk PIHAK KEDUA tidak
diperkenankan mengikatkan atau mencoba melakukan pemberian hadiah atau komisi, rabat
atau bentuk apapun lainnya kepada pegawai PIHAK PERTAMA berkaitan dengan pelaksanaan
Perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA atau Perwakilan atau Kuasa atau orang yang bekerja untuk PIHAK KEDUA
dilarang untuk menawarkan, memberikan atau setuju untuk memberikan hadiah, komisi, rabat
atau bentuk apapun lainnya kepada pegawai PIHAK PERTAMA yang berkaitan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini.
Pasal 19
KEADAAN MEMAKSA
1. Yang dimaksud dalam "Keadaan-Memaksa" adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak
para pihak sehingga kewajiban yang ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
2. Yang digolongkan keadaan memaksa adalah Bencana alam ; gempa bumi, tanah longsor, badai
dan banjir, gunung meletus , tanah longsor, wabah penyakit dan angin topan, Peperangan,
Kerusuhan, Revolusi, Pemogokan dan Gangguan industry lainnya.
3. Keadaan memasak ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan
atau kelalaian para pihak.
4. Apabila terjadi keadaan memaksa PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK
KESATU secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak terjadinya
keadaan memaksa disertai dengan bukti-bukti yang syah, demikian juga dengan keadaan
memaksa berakhir.
5. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU akan menyetujui atau menolak secara
tertulis keadaan itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam, sejak adanya pemberitahuan tersebut.
6. Jika dalam 3 x 24 jam sejak pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU tentang
keadaan memaksa tersebut tidak ada tanggapan, maka PIHAK KESATU dianggap setuju
dengan keadaan memaksa tersebut.
7. Bilamana keadaan memaksa tersebut ditolak oleh PIHAK KESATU, maka berlaku ketentuan-
ketentuan Pasal – 19 dalam Surat Perjanjian ini.
Pasal 20
SANKSI DAN DENDA
1. Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan ketentuan mengenai bentuk organisasi, jumlah dan
kualifikasi tenaga ahli yang telah ditetapkan dalam perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA setuju
dikenakan sanksi berupa pengurangan biaya sebesar perhitungan yang nyata-nyata digunakan
dalam melaksanakan tugas tersebut.
2. Jika PIHAK KEDUA melalaikan tugas dan kewajibannya sesuai Surat Perjanjian ini dan telah
mendapat peringatan tertulis dari PIHAK KESATU sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi
PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya, maka PIHAK KEDUA dikenakan “denda
kelalaian“ sebesar Rp.5.000.000,- (lima juta rupiah) perhari dengan kewajiban PIHAK KEDUA
tetap harus memperbaiki kelalaian yang diperingatkan tersebut.
3. Jika penyerahan pertama tidak dilakukan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana batas waktu yang
ditetapkan dalam perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA wajib
membayar denda keterlambatan kepada PIHAK KESATU sebesar 1 o/oo (satu permil) dari
Harga Kontrak.
4. Maksimum denda kumulatif pada ayat 2 dan 3 Pasal ini ditetapkan sebesar 5% (lima
persen) dari besarnya harga kontrak.
5. Apabila terbukti bahwa pelaksanaan Renovasi Gedung Utama Lantai 4 Kllips RSAB Harapan
Kita Tahun 2023 bertentangan dengan Surat Perjanjian ini dan mengakibatkan kerugian bagi
PIHAK KESATU maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kerugian tersebut.
6. Semua denda tersebut dalam Pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran
PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA Pasal 21 ……../9.

-9-

Pasal 21
RISIKO
1. Apabila hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan
kepada PIHAK KESATU, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas segala kerugian
yang timbul, kecuali jika PIHAK KESATU lalai untuk menerima hasil pekerjaan tersebut.
2. Apabila hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah di luar kesalahan
kedua belah pihak (akibat Keadaan-Memaksa) sebagaimana tersebut dalam pasal 19 sebelum
pekerjaan diserahkan kepada PIHAK KESATU, dan PIHAK KESATU tidak lalai untuk menerima
atau menyetujui hasil pekerjaan tersebut, maka segala kerugian yang timbul akibat itu akan
ditanggung bersama oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat.
3. Apabila hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah karena kesalahan
dalam bestek dan atau disebabkan karena berubahnya penggunaan atau fungsi, maka segala
kerugian yang timbul ditanggung oleh PIHAK KESATU.
4. Apabila pada waktu pelaksanaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan tidak masuknya
atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata-mata kesalahan PIHAK
KEDUA, maka segala risiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut dibebankan dan menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.
5. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan oleh suatu
cacat-cacat tersembunyi yang merupakan lingkup pekerjaan PIHAK KEDUA, maka PIHAK
KEDUA bertanggung jawab selama 10 (sepuluh) tahun, terhitung sejak tanggal Serah Terima II
(kedua) pekerjaan kepada PIHAK KESATU.
6. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun Sub Kontraktor sepenuhnya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA, atau dengan kata lain : bahwa PIHAK KEDUA membebaskan
PIHAK KESATU dari segala tuntutan tenaga kerja dan Sub Kontraktor, baik di luar maupun di
dalam Pengadilan.
7. Apabila selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan ini menimbulkan kerugian PIHAK
KETIGA (orang-orang yang tidak ada sangkut-pautnya dalam Perjanjian ini), akibat kelalaian
PIHAK KEDUA, maka segala kerugian ditanggung PIHAK KEDUA.
Pasal 22
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK KESATU berhak membatalkan secara sepihak Perjanjian ini, setelah sebelumnya PIHAK
KESATU melakukan peringatan atau teguran tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut, tetapi
PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkan dalam hal :
a. Dalam 7 (tujuh) hari berturut-turut terhitung sejak tanggal penandatangan surat perjanjian
kontrak, PIHAK KEDUA belum atau tidak melaksanakan pekerjaan sebagaimana diatur
dalam pasal 3 surat Perjanjian ini.
b. Dalam waktu 7 (tujuh) hari berturut-turut, PIHAK KEDUA tidak melanjutkan pekerjaan yang
telah dimulainya.
c. Baik secara langsung maupun tidak langsung, PIHAK KEDUA secara sengaja memperlambat
menyelesaikan pekerjaan ini.
d. Memberikan penjelasan atau keterangan palsu dan atau penjelasan yang tidak
sesungguhnya, sehingga dapat merugikan PIHAK KESATU, sehubungan dengan pekerjaan
ini.
e. Jika PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan ini dan ternyata tidak sesuai dengan jadual
waktu (time schedule) yang dibuatnya dan telah disetujui oleh PIHAK KESATU dan atau
Manajemen Konstruksi.
f. PIHAK KEDUA nyata-nyata tidak dapat melaksanakan atau melanjutkan pekerjaan yang
ditugaskan.
g. PIHAK KEDUA telah memborongkan sebagian atau seluruh pekerjaan kepada PIHAK
KETIGA tanpa seizin PIHAK KESATU.
h. PIHAK KEDUA telah dikenakan denda kumulatif maksimum sebesar 5 % (lima perseratus)
dari harga kontrak.
2. Apabila terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK KESATU sebagaimana
dimaksud dalam pasal ini, maka PIHAK KESATU dapat menunjuk kontraktor lain atas kehendak
dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. PIHAK KEDUA
harus menyerahkan kepada PIHAK KESATU segala arsip, gambar-gambar, perhitungan-
perhitungan dan keterangan-keterangan lainnya yang berhubungan dengan surat perjanjian ini.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA 3. Dalam ……../10

-10-

3. Dalam hal terjadi pemutusan Perjanjian sebagaimana diatur dalam ayat (2) pasal ini, maka
Konsultan Pengawas bersama-sama dengan Pejabat yang berwenang yang ditunjuk, akan
menetapkan penilaian prestasi pelaksanaan pekerjaan dan memperhitungkan pembayarannya
dengan prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA.
4. Dalam hal demikian maka seluruh jaminan yang telah diserahkan PIHAK KEDUA kepada PIHAK
KESATU diberlakukan ketentuan-ketentuan dalam pasal 17 dan 19 surat Perjanjian ini.

Pasal 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, pada dasarnya kedua belah pihak sepakat
untuk menyelesaikan secara musyawarah.
2. Apabila perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka kedua belah
pihak sepakat untuk menyelesaiakan perselisihan melalui Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI) yang berfungsi sebagai juri/wasit yang dipilih dan disetujui oleh kedua belah pihak.
3. Keputusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI) tersebut mengikat kedua belah pihak
sehingga segala akibat hukum yang menyangkut keputusan yang dikeluarkan merupakan
keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap dan bersifat final.
4. Segala biaya yang timbul sehubungan penyelesaian perselisihan akan ditanggung bersama –
sama oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara proposional.
5. Proses penyelesaian perselisihan tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda pelaksanaan
pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam perjanjian ini.

Pasal 24
KEDUDUKAN HUKUM

Sebagai akibat diterbitkannya surat perjanjian ini kedua belah pihak sepakat untuk bersama-sama
mengambil tempat kedudukan hukum (Domisili yang tetap di Pengadilan Negeri Jakarta Barat).

Pasal 25
LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat Perjanjian ini, dan atau apabila terdapat
perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA, maka
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sepakat akan mengaturnya lebih lanjut melalui Surat
Perjanjian Tambahan (Addendum), yang merupakan suatu Perjanjian yang tidak terpisahkan
dari surat Perjanjian ini.
2. Surat Perjanjian pemkontrak ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga), 2 (dua) bermeterai cukup dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK KESATU dan PIHAK
KEDUA, copy surat perjanjian untuk pihak-pihak lain yang berkepentingan dan ada hubungannya
dengan pekerjaan pemkontrak ini.

Pasal 26
PENUTUP
1. Surat Perjanjian ini sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari dan
tanggal tersebut diatas, dan dinyatakan berlaku sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah
Mulai Kerja dari PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dan kedua belah pihak setuju untuk
melaksanakan perjanjian sesuai ketentuan dan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
2. Perjanjian ini beserta lampiran-lampiran yang dilekatkan pada perjanjian ini merupakan satu
kesatuan dan mengesampingkan segala perjanjian dan kesepakatan yang dibuat sebelumnya
berkenaan dengan pokok perjanjian ini, yang mengikat PARA PIHAK.
3. Apabila terjadi perbedaan penafsiran terhadap ketentuan atau isi perjanjian dan dokumen yang
menjadi lampiran, maka yang menjadi dasar adalah dokumen perjanjian yang mempunyai
hirarkhi terakhir.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA 4. Biaya ……../11

-11-

4. Biaya pengadaan surat perjanjian beserta dokumen pendukung dan biaya materai sehubungan
dengan dibuatnya surat perjanjian ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
PIHAK KEDUA PIHAK KESATU
Pejabat Pembuat Komitmen
RSAB Harapan Kita .

Direktur

Anda mungkin juga menyukai