Pada hari ini, Senin tanggal 07 Juni 2021 kami yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Rini Meilasari
Jabatan : Direktur PT. Rembun Assyifa Barokah Medika
Alamat : Jl. Cempaka No. 78 RT. 005 RW. 004 Kel. Poncol,
Kec. Pekalongan Timur, Kota Pekalongan
NIK : 3674066303740004
Selaku Direktur PT. Rembun Assyifa Barokah Medika selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK PERTAMA
Selaku Pelaksana Utama pada Pekerjaan Pembangunan RS. Prima Sehat Pekalongan, di
Jalan Raya Rembun, Desa Congkrah Kec. Siwalan, Kab. Pekalongan, Jawa Tengah yang
selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.
Kedua belah pihak sepakat untuk melaksanakan Perjanjian Kerja dengan ketentuan dan
syarat-syarat seperti tersebut dibawah ini:
Dengan ini kedua belah pihak menyatakan untuk saling mengikat diri mengadakan
perjanjian kerja untuk Pembangunan Rumah Sakit Prima Sehat Pekalongan untuk
selanjutnya diatur dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:
Pasal 2
TUGAS PEKERJAAN
PIHAK PERTAMA memberikan tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA menerima tugas tersebut dari PIHAK PERTAMA masing-masing dalam jabatan
kedudukan tersebut diatas untuk melaksanakan, menyelesaikan dan memelihara
Pembangunan RS. Prima Sehat Pekalongan, Jalan Raya Rembun, Siwalan, Pekalongan, Jawa
Tengah, sehingga memberi kepuasan kepada PIHAK PERTAMA sesuai dengan ketentuan
dalam dokumen kontrak.
Pasar 3
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 diatas harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas
dasar referensi-referensi kerja yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
perjanjian ini.
2. Dokumen Pengadaan Standar sesuai dengan Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(terlampir)
3. Semua ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi teknis yang tercantum dalam :
a. Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
b. Peraturan Presiden Nomor 70 tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/jasa Pemerintah.
c. Undang-undang Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) tahun 1971 .
e. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan tertulis yang diberikan oleh direksi/
pengawas pekerjaan untuk mencapai tujuan perjanjian.
f. Bentuk kontrak lump sump.
I) Fixed Lump Sump Price (PP 29/2000 Pasal 21 ayat 2) adalah kontrak dimana
volume pekerjaan yang tercantum dalam kontrak tidak boleh diukur ulang.
II) Unit Price (PP 29/2000 Pasal 21 ayat 2) dalah kontrak dimana volume pekerjaan
yang tercantum dalam kontrak hanya merupakan perkiraan dan akan diukur ulang
untuk menentukan volume pekerjaan yang benar-benar dilaksanakan.
III) PERPRES No. 54 Tahun 2010, Pasal 51 ayat 1, Kontrak Lump sump merupakan
kontrak pengadaan barang/jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas
waktu tertentu sebagaimana ditetapkan dalam kontrak, dengan ketentuan:
a) Jumlah harga pasti dan tetap, serta tidak dimungkinkan penyesuaian harga
b) Semua resiko sepenuhnya ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa
c) Pembayaran didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang dihasilkan sesuai
isi kontrak
d) Sifat pekerjaan berorientasi kepada keluaran (output based)
e) Total harga penawaran bersifat mengikat
f) Pasal 87 ayat l; Dalam hal terdapat perbedaan antara kondisi lapangan pada
saat pelaksanaan dengan gambar dan atau spesifikasi teknis yang ditentukan
dalam dokumen kontrak, dapat dilakukan perubahan kontrak yang meliputi
1) Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak
2) Menambah dan atau mengurangi jenis pekerjaan
4. PERMEN PU No. 043 Buku 2 Tahun 2007 (Jenis kontrak kerja konstruksi atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu, dengan jumlah harga yang
pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian
pekerjaan sepenuhnya ditanggung penyedia jasa).
Pasal 4
PENGAWASAN PEKERJAAN
1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terjadi atas pengawasan dan tindakan
pengoreksian PIHAK PERTAMA menunjuk Konsultan Pengawas Pekerjaan yang
bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dan akan diberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK KEDUA,
2. Apabila petugas yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal ini berhalangan atau tidak dapat
menjalankan kewajibannya maka PIHAK PERTAMA akan menunjuk penggantinya
secara tertulis dan disampaikan kepada PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA harus memenuhi segala petunjuk (dalam pelaksanaan teknis atau
perintah pengawas pekerjaan/PIHAK PERTAMA).
4. PIHAK KEDUA telah membuat Struktur Organisasi Lapangan untuk pengawasan
pekerjaan dan dilaksanakan sesuai dengan bagan Struktur Organisasi, keterangan Bagan
Struktur Organisasi Lapangan terlampir.
5. Sebagai pengawas pekerjaan akan dilakukan langsung oleh PIHAK PERTAMA atau
orang yang ditunjuk dan diberi kuasa Oleh PIHAK KEDUA dan diberitahukan secara
tertulis kepada PIHAK PERTAMA.
6. PIHAK KEDUA harus bersedia jika diminta mendampingi oleh PIHAK PERTAMA
dalam pengawasan pekerjaan di lokasi proyek.
7.
Pasal 5
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT
Pasal 6
TENAGA KERJA DAN UPAH
1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang telah ditetapkan PIHAK KEDUA harus
menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlah, keahlian dan keterampilannya.
2. Ongkos dan upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut ditanggung PIHAK KEDUA.
Pasal 7
PELAKSANA PIHAK KEDUA
1. Ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai
pemimpin pelaksanaan atau tenaga ahli yang berwenang/kuasa penuh untuk mewakili
PIHAK KEDUA, dan dapat menerima/memutuskan segala petunjuk PIHAK
PERTAMA.
2. Ditempat pekerjaan hanıs selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai
pemimpin pelaksanaan atau tenaga ahli yang berwenang/kuasa penuh untuk mewakili
PIHAK KEDUA, dan dapat menerima/memutuskan segala petunjuk PIHAK PERTAMA,
Pasal 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan sampai dengan 100 % yang disebut dalam pasal 1
Surat Perjanjian ini ditetapkan selama 548 (lima ratus empat puluh delapan) hari kalender
terhitung sejak Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
2. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 pasal ini tidak dapat di ubah oleh PIHAK
KEDUA kecuali adanya Keadaan Kahar seperti yang diatur dalam pasal (9) pejanjian ini
atau adanya perintah penambahan pekerjaan sesuai dengan pasal (14) dari pejanjian ini.
Selanjutnya hal-hal lain yang tak terduga seperti hujan terus-menerus sehingga tidak
memungkınkan laği untuk bekerja. Semua ini hanıs disetujui oleh PIHAK PERTAMA
secara tertulis bahwa waktu penyelesaiannya ditambah.
2. Apabila terjadi Keadaan Kahar PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis
kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari
sejak terjadinya Keadaan Kahar dengan menyertakan salinan pernyataan keadaan kahar
yang dikeluarkan oleh pihak/instansi berwenang sesuai ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
Pasal 10
MASA PEMELIHARAAN
1. Masa Pemeliharaan atas hasil pekerjaan ditetapkan selama 182 (seratus delapan puluh
dua ) hari atau 6 (bulan) kalender terhitung sejak tanggal setelah selesainya pekerjaan
dan diterima oleh PIHAK PERTAMA dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam
Berita Acara serah terima.
Pasal 11
HARGA BORONG
1. Jumlah Harga Kontrak Pekerjaan tersebut dalam pasal I perjanjian ini adalah
sebesar : Rp. 15.961.000.000 (lima belas milyar sembilan ratus enam puluh satu juta
rupiah) Jumlah biaya pekerjaan Pelaksanaan tersebut adalah merupakan biaya tetap dan
dibebankan pada PT. Rembun Assyifa Barokah Medika
2. Volume harga satuan pekerjaan, harga satuan upah satuan bahan pekerjaan tidak
mengikat pada pelaksanaan fisik, tetapi dipergunakan untuk menghitung perubahan
pekerjaan, bila terjadi pekerjaan tambah atau kurang, evaluasi ulang dan menghitung
prestasi pekerjaan.
3. Dalam jumlah harga borongan tersebut diatas adalah sudah termasuk segala pengeluaran
pemborongan dan biaya lainnya yang harus dibayar PIHAK KEDUA sesuai dengan
ketentuan- ketentuan yang berlaku.
Pasal 12
CARA PEMBAYARAN
Tenggat
No. Progres (%) Termint Pembiayaan (Rp.)
Tanggal
1 13 % 13 % 07-07-2021 Rp. 1.971.183.500,-
2 26 % 13 % 07-09-2021 Rp. 1.971.183.500,-
3 45 % 19 % 07-11-2021 Rp. 2.880.960.500,-
4 60 % 15 % 07-01-2022 Rp. 2.274.442.500,-
5 72 % 12 % 07-03-2022 Rp. 1.819.183.000,-
6 85 % 13 % 07-05-2022 Rp. 1.971.183.500,-
7 100 % 15% 07-07-2022 Rp. 2.274.442.000,-
Pasal 13
KENAIKAN HARGA
1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan pekerjaan
borongan pekejaan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
2. Pada dasamya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan klien atas kenaikan
harga bahan-bahan, alat-alat dan upah terkecuali apabila terjadİ tindakan/kebijakan
pemerintah RI dalam bidang moneter, yang secara syah diumumkan dan diatur dalam
peraturan pemerintah khusus tentang pekerjaan pemborongan.
Pasal 14
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
Pasal 15
PENGAMANAN TENAGA KERJA DAN TEMPAT KERJA
1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja, tenaga kerja,
kebersihan halaman, bangunan-bangunan, gedung alat-alat dan bahan bangunan
selama pekerjaan berlangsung.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga
keselamatan para tenaga kerjanya guna menghindari bahaya yang mungkin terjadi
pada saat melaksanakan pekerjaan.
3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan maka PIHAK KEDUA
diwajibkan memberikan pertolongan kepada korban dan segala biaya yang
dikeluarkan sebagai akibatnya menjadi tanggung jawab/ beban PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan dan ketertiban, dalam hal para tenaga tinggal sementara di lokasi
pekerjaan.
5. Hubungan antara tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak
diatur secara khusus, tunduk pada peraturan yang berlaku.
6. PIHAK KEDUA harus menggunakan program K3L (keselamatan, Kesehatan
Kerja dan Lingkungan)
Dasar dari Program K3L adalah:
a. Undang - undang Nomor 14 tahun 1989 tentang Keselamatan Kesehatan Tenaga Kerja
b. Undang-undang nomor I tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
c. Peraturan No.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan
d. Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Urnum dan Menteri Tenaga Kerja Noo. 174/
MEN/1986 dan 104/KPTS/1986 tetang Pedoman Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada
Tempat Pekerjaan Konstruksi
e. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
f. Peraturan Menteri PU No. 09/PRT/M/2008 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) konstruksi Bidang PU.
Pasal 16
LAPORAN
1. PIHAK KEDUA wajib membuat laporan berkala baik mengenai pelaksanaan pekerjaan secara
keseluruhan dan segala sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan yang termasuk dalam
pasal (1) perjanjian ini.
Pasal 17
SANKSI DAN DENDA
Pasal 18
RESIKO
1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun sebelum diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA maka PIHAK bertanggung jawab sepenuhnya atas segala
kerugian yang timbul, kecuali jika PIHAK PERTAMA telah lalai untuk menerima hasil
pekerjaan tersebut.
2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah diluar kesalahan
kedua belah pihak (akibat Keadaan Kahar tersebut dalam pasal 9) sebelum pekerjaan
diserahkan kepada PIHAK PERTAMA dan PIHAK PERTAMA tidak lalai untuk menerima
/ menyetujui hasil pekerjaan tersebut maka segala kerugian yang timbul akibat keadaan itu
akan ditanggung oleh kedua belah pihak secara musyawarah dan mufakat.
3. Jika waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang diakibatkan tidak
masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat karena semata- mata kesalahan
dari PIHAK KEDUA maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut pada
dasarnya menjadi tanggungjawab PIHAK KEDUA.
4. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja maupun kontraktor menjadi beban dan tanggung
jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA.Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan
pekerjaan pemborongan ini menimbulkan kerugian bagi PIHAK KETIGA (orang-orang
yang tidak ada sangkut pautnya dalam perjanjian ini), maka segala kerugian ditanggung
sepenuhnya Oleh PIHAK KEDUA
Pasal 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka diselesaikan
Oleh suatu "Panitia Perdamaian" yang berfungsi sebagai Juri/wasit, yang dibentuk dan
diangkat Oleh kedua belah pihak yang terdiri dari:
- Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota.
- Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota.
Pasal 20
PEMUTUSAN PERJANJIAN
2. Jika pemutusan perjanjian PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini
PIHAK PERTAMA dapat menunjuk pemborong lain .
1. Bea Materai dan Pajak dilunasi sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
2. PIHAK KEDUA harus mempunyai NPWP dan telah membayar pajak tahunan.
3. Pajak Pembangunan dengan metoda Kegiatan Membangun Sendiri (KMS) sebesar 4%
dari nilai belanja barang dan jasa dibebankan kepada PIHAK KESATU (PT.Rembun
Assyifa Barokah Medika)
Pasal 22
TEMPAT DAN KEDUDUKAN
Segala akibat, yang terjadi dari pelaksanaan pekerjaan ini, kedua belah pihak telah memilih
tempat kedudukan (domisili) hukum yang tetap dan sepakat memilih Pengadilan Negeri
Kabupaten Pekalongan.
Pasal 23
LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan perubahan yang
dianggap perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian
Tambahan (ADDENDUM) dan merupakan perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat
Perjanjian ini.
Pasal 24
KETENTUAN PENUTUP
1. Dengan ditandatanganinya Surat Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA, maka seluruh ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal perjanjian ini dan
seluruh dokumen yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari
perjanjian ini.
2. Yang dimaksud dengan dokumen tersebut dalam ayat 1 pasal ini adalah dokumen yang
ada pada saat mulai, selama dan sesudah surat perjanjian ini berlaku bagi
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA meliputi:
a. Dokumen pengadaan beserta perubahaannya (addendum)
b. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
Surat Perjanjian ini ditandatangani Oleh kedua belah pihak hari ini pada tanggal tersebut
diatas. Dan dinyatakan syah serta mengikat sejak tanggal ditandatangani.
Direktur
Pimpinan Proyek PT. Rembun Assyifa Barokah Medika