Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN KERJASAMA

PEMBANGUNAN PAGAR REST AREA KM 321


PEMALANG – SEMARANG JAWA TENGAH

ANTARA
PT. WIRA BANGUN KENCANA
Dengan
PT. META CITRA INDONESIA

“PEMBANGUNAN PAGAR 3.000 M


01/02/2023 REST AREA KM 321 PEMALANG – SEMARANG
JAWA TENGAH”

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

1
Nomor : 001/SPK/WBK –MCI/II/2023
Tanggal : 0 2 F e b r u a r i 2023

Pada hari ini Rabu tanggal Dua bulan Februari tahun Dua Ribu Dua Puluh Tiga (01-02-2023) kami yang bertanda
tangan dibawah ini masing-masing :
Nama : MOHAMAD RAMADHAN
Jabatan : Direktur PT. WIRA BANGUN KENCANA
Alamat : Jl. Jampea No. 123 D Koja Jakarta Utara
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. WIRA BANGUN KENCANA, yang selanjutnya dalam surat
perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.

Nama : TUNGGUL WIBISONO


Jabatan : Presiden Director PT. META CITRA INDONESIA
Alamat : Ruko Prominance Blok 38F-11
JI. Jalur Sutera Boulevard Pinang
Tangerang Selatan Panunggangan Timur Banten
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. META CITRA INDONESIA yang selanjutnya dalam surat
perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pekerjaan
“Pembangunan Pagar Sepanjang 3.000 M Rest Area KM 321 Pemalang – Semarang Jawa Tengah” yang sifat
kontrak ini adalah UNIT PRICE, ikatan antara Pihak Pertama dengan Pihak Kedua disebut PARA PIHAK, yang
mana mengikuti ketentuan- ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana yang tercantum dalam Pasal-pasal tersebut
dibawah ini :

PASAL 1
KETENTUAN UMUM

Kecuali ditentukan lain dalam surat perjanjian ini, kata-kata dan bahasa serta arti berikut ini harus mempunyai
arti seperti yang dimaksud sebagai berikut :
1. KONTRAK berarti Surat Perjanjian tertulis yang sah antara Pihak Pertama dan Pihak Kedua, yang
menetapkan kewajiban dari PARA PIHAK menurut kontrak termasuk tidak terbatas pada administrasi
kontrak, pelaksanaan dan jaminan pekerjaan, penyediaan gambar, tenaga kerja, bahan dan peralatan, dan
dasar pembayaran serta penentuan jumlah nilai kontrak.

2. DOKUMEN KONTRAK berarti keseluruhan kontrak yang mengikat Para Pihak, terdiri atas pernyataan
perjanjian, Pekerjaan Konsultan Perencana, harga-harga, kuantitas dan pembayaran, gambar-gambar
(merupakan uraian secara visual) dan spesifikasi-spesifikasi (merupakan uraian dalam bentuk kata-kata) dari
pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material dan hal lain yang harus dilengkapi dan kualitas, standar,
persyaratan-persyaratan, batas-batas dan syarat-syarat sesuai terhadap penampilan termasuk setiap perjanjian
tambahan atau lembaran tambahan yang dianggap perlu.

3. SUB KONTRAK berarti perjanjian tertulis yang sah antara PIHAK PERTAMA danPIHAK KEDUA, yang berisi
Hak dan Kewajiban PARA PIHAK

4. PROJECT MANAGER berarti wakil resmi PIHAK KEDUA di lapangan yang berkewenangan penuh
memanajemen pelaksanaan di lapangan sesuai dengan spesifikasi teknis, mutu dan melaksanakan Kesehatan
Keselamatan Kerja dan Lingkungan sesuai Perundangan yang berlaku.

5. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN berarti jumlah hari atau minggu yang ditetapkan didalam Dokumen Kontrak
untuk penyelesaian pada setiap jenis pekerjaan, dan pekerjaan secara keseluruhan terhitung setelah
diterbitkannya Surat Perintah Perintah Pelaksanaan Pekerjaan oleh PIHAK PERTAMA.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

2
6. HARI berarti hari kalender sesuai dengan kalender, termasuk hari minggu, hari besar dan hari libur, yang
berawal dan berakhir pada tengah malam pukul 24.00 atau 00.00.

7. DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA berarti daftar kuantitas dan harga yang telah diisi lengkap dengan volume,
harga satuan dan jumlah harga yang merupakan bagian dari Kontrak.

8. PRESTASI PEKERJAAN adalah pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan di lapangan dan telah disetujui oleh
PIHAK PERTAMA dan KONSULTAN PENGAWAS.

9. BERITA ACARA SERAH TERIAMA PERTAMA adalah Berita Acara yang telah disetujui dan sepakat untuk
ditandatangani bersama PARA PIHAK yang menyatakan bahwa prestasi pekerjaan dilapangan telah selesai
100% dan dengan demikian pekerjaan dapat diserahterimakan untuk yang pertama.
10. BERITA ACARA KEDUA adalah Berita Acara yang disetujui dan sepakat untuk ditandatangani bersama PARA
PIHAK yang menyatakan bahwa prestasi pekerjaan dilapangan telah selesai 100% dan telah melalui masa
pemeliharaan dengan demikian pekerjaan dapat diserah terimakan untuk yang kedua.

11. PEKERJAAN TAMBAH KURANG adalah suatu pekerjaan karena kondisi lapangan dan pelaksanaan pekerjaan
yang tidak diperhitungkan (tak terduga) akan terjadi, dan tidak dapat dielakkan dalam rangka penyelesaian
pekerjaan dapat disetujui oleh PIHAK

PASAL 2
TUGAS PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut, yaitu
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas secara bertahap dan simultan dengan rincian “Pembangunan
Pagar Sepanjang 3.000 M Rest Area KM 321 Pemalang – Semarang Jawa Tengah” sebagai berikut :
 Pekerjaan Pagar Beton Precast
3.000 m³ x Rp. 2.850.000.- = Rp. 8.550.000.000.-
(Delapan Milyar Lima Ratus Lima Puluh Lima Juta Rupiah)
2. PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan phisik tersebut diatas sesuai dengan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
yang telah disepakati dengan PIHAK PERTAMA.
3. Membuat Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan dan Alokasi Tenaga Kerja sesuai Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
4. Membuat shop drawing pagar, laporan kegiatan proyek dan membuat Laporan Harian, Laporan Mingguan dan
Laporan Bulanan.

PASAL 3
DASAR PERJANJIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 2 diatas harus dilaksanakan PIHAK KEDUA atas dasar referensi-referensi yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Kontrak ini, yaitu :
1. Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Pelaksanaan yang telah ditetapkan.
2. Semua Ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan teknis yang telah ditetapkan.
3. Pekerjaan tersebut dalam pasal 2 perjanjian ini harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan
dan persyaratan yang berlaku dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari kontrak ini yaitu :
1. Surat perjanjian ini dengan segala perubahannya dan addendumnya (jika ada).
2. Semua ketentuan dan syarat-syarat mengenai administrasi, teknik pelaksanaan pekerjaan dan keselamatan
kerja yang tercantum dalam peraturan perundangan yang berlaku.
3. Penjelasan, petunjuk dan peringatan baik tertulis maupun lisan yang selanjutnya menjadi instruksi tertulis
yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud dan
tujuan yang berlaku.
4. Perubahan pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan gambar/lampiran
kontrak, hanya dapat dilakukan setelah mendapat instruksi atau persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA
/ WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA dan untuk dijadikan bahan perhitungan pekerjaan tambah kurang
sesuai ketentuan yang diatur dalam pasal pekerjaan tambah kurang.
4. Apabila timbul pertanyaan mengenai penafsiran gambar atau spesifikasi, pertanyaan tersebut akan diajukan
oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA dan keputusan dari PIHAK
PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA merupakan keputusan terakhir dan mengikat PARA
PIHAK.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

3
5. PIHAK KEDUA sebelum melaksanakan pekerjaan yang akan dilaksanakan dilapangan wajib membuat shop
drawing dan disetujui oleh PIHAK PERTAMA sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

PASAL 4
TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN

1. Pekerjaan Pembangunan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti ketentuan yang
tercantum dalam Surat Perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan, keahlian dan pengalaman yang
dimilikinya sehingga pelaksanaan pekerjaan ini sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja ( KAK ) dan ketentuan
dalam Surat Perjanjian ini.
3. Semua tugas pekerjaan yang tercantum dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini dan ketepatan waktu Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab oleh PIHAK KEDUA.
4. PIHAK KEDUA tidak diperkenankan memberikan tugas yang diterima dari PIHAKPERTAMA kepada
pihak lain.
5. PIHAK KEDUA beserta personalianya tidak dibenarkan baik langsung maupun tidak langsung turut serta baik
sebagai Sub-Kontraktror maupun pemasok bahan dari pekerjaan ini.
6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas segala kerugian PIHAK PERTAMA, akibat perbuatan orang-orang
yang dipekerjakan PIHAK KEDUA sehubungan dengan pekerjaan ini.
7. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh untuk memperbaiki atas kesalahan yang baru diketahui pada masa
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, serta bertanggung jawab atas kerugian PIHAK PERTAMA akibat kesalahan
pelaksanaan tersebut.
8. Kelancaran pelaksanaan yang berhubungan dengan Pembangunan ini sepenuhnya tanggungjawab PIHAK
KEDUA.
9. PIHAK PERTAMA wajib memastikan bahwa lahan/tanah sudah bebas 100%, Perizinan yang menyangkut
konstruksi sudah selesai izinnya dan pihak Pemda bersama jajarannya telah mendukung pembangunan
tersebut.
10. PIHAK KEDUA Menyerahkan dana Bridging kepada PIHAK PERTAMA sebesar Rp. 350.000.000,- (Tiga Ratus
Lima Puluh Juta Rupiah) .
11. PIHAK PERTAMA berhak menerima dana Bridging kepada PIHAK PERTAMA sebesar Rp. 350.000.000,- (Tiga
Ratus Lima Puluh Juta Rupiah) .
12. Dana Bridging dikembalikan bersamaan dengan pembayaran Awal 20% dari nilai kontrak.
13. PIHAK PERTAMA menyatakan kesanggupan dan bersedia untuk memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
melalui kesepakatan sebesar 100% dan Menerima pembayaran Awal pekerjaan Sebesar 20% dari nilai kontrak
serta pengembalian dana Bridging sebesar Rp. 350.000.000,- , setelah material dan alat kerja tiba dilokasi
proyek Pagar Sepanjang 3.000 M Rest Area KM 321 Pemalang – Semarang Jawa Tengah, serta pembayaran
berikutnya secara progres (bertahap).

PASAL 5
HASIL PEKERJAAN PELAKSANAAN

Laporan hasil pekerjaan pelaksanaan yang sebagaimana dimaksud dalam Pasal-2 Surat Perjanjian ini yang harus
disampaikan kepada PIHAK PERTAMA dan dibuat dalam rangkap 3 (tiga), yaitu terdiri dari:
1. Laporan Harian, Mingguan dan Bulanan.
2. Laporan-laporan pekerjaan pada masa pelaksanaan sebagai pedoman evaluasi pekerjaan sesuai prestasi
dilapangan.
3. Laporan akhir pekerjaan pelaksanaan konstruksi sampai dengan penyerahan pertama kalinya pekerjaan
tersebut (BAST 1).
4. Laporan akhir pekerjaan pelaksanaan konstruksi sampai dengan penyerahan pertama kalinya pekerjaan
tersebut dan selesainya masa pemeliharaan (BAST 2).

PASAL 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan sampai dengan penyerahan pekerjaan pertama sebagai hasil pekerjaan PIHAK
KEDUA sebagaimana yang disebut dalam Pasal 2 Surat Perjanjian ini ditetapkan selama 366 Hari kalender
terhitung sejak Surat Perintah Kerja dan SPMK ditandatangani.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

4
2. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan sampai dengan 100 % (seratus persen) sebagaimana tersebut dalam pasal
2 Surat Perjanjian ini, ditetapkan paling lambat 366 (tiga ratus enam puluh enam) hari kalender dengan
diterbitkannya Berita Acara Serah Terima Pertama (BAST 1).
3. Masa Pemeliharaan Pekerjaan 30 (Tiga puluh) hari kalender setelah pekerjaan konstruksi diserah-terimakan.
4. Apabila masa pemeliharaan ini telah dilaksanakan dengan baik oleh PIHAK KEDUA serta diterima dan disetujui
oleh PIHAK PERTAMA, maka akan diterbitkan Berita Acara Serah Terima Kedua (BAST II) atau Final Hand Over
(FHO). Dalam hal ini adanya perbaikan-perbaikan melebihi waktu yang telah ditetapkan dalam pasal ini maka
masa pemeliharaan dihitung sampai dengan selesainya perbaikan dan semua biaya yang timbul menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 7
BIAYA PEKERJAAN PELAKSANAAN

1. Jumlah Anggaran Biaya Untuk Pekerjaan Phisik sesuai dalam Pasal 1 surat perjanjian ini adalah :
 Nilai Phisik Pekerjaan = Rp. 8.550.000.000.-
 Tidak Termasuk PPN 11%

2. Sistim Pembayaran akan dituangkan sesuai kesepakatan PARA PIHAK pada pasal 8 perjanjian ini termasuk
segala pengeluaran beserta pajak-pajak, bea materai dan biaya- biaya lainnya yang harus dibayar oleh PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

3. Biaya Notaris ditanggung pihak mainkontraktor.

PASAL 8
CARA PEMBAYARAN

1. PIHAK PERTAMA menyatakan kesanggupan dan bersedia untuk memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA
melalui kesepakatan sebesar 100% dan Menerima pembayaran Awal pekerjaan Sebesar 20% dari nilai kontrak
serta pengembalian Dana Bridging sebesar Rp. 350.000.000,- , setelah material dan alat kerja tiba dilokasi
proyek “Pembangunan Pagar 3.000M Reast Area KM 321 pemalang Semarang Jawa Tengah”, serta
pembayaran berikutnya secara progres (bertahap).
2. Pembayaran akan dilakukan berdasarkan prestasi pekerjaan sesuai Pasal 8 ayat 1 dengan mengajukan
perhitungan prestasi yang tercapai di lapangan dan dinyatakan dalam Berita Acara Prestasi Pekerjaan.
3. Rekapitulasi pembayaran tidak termasuk PPN 11% harus disertai dengan kelengkapan adminitrasi kecuali
retensi sebagai berikut :
a. Invoice / kuitansi yang ditanda tangani PIHAK KEDUA/ Penanda tangan surat Perjanjian ini dalam
rangkap 2 (dua).
b. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Pembayaran ditanda tangan Para Pihak dalam rangkap
2 (dua).
c. Laporan Kemajuan Prestasi Pekerjaan ditanda tangan Para Pihak dalam rangkap2 (dua).
d. Copy kontrak atau Addedum (bila ada).

PASAL 9
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK KEDUA diwajibkan menyediakan tenaga kerja yang
cukup jumlah, keahlian serta keterampilannya.
2. Ongkos-ongkos dan upah tenaga kerja yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini dibebankan kepada
PIHAK KEDUA.
3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai akibat perbuatan orang-
orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA, sehubungan dengan pekerjaan ini.

PASAL 10
PELAKSANAAN PEKERJAAN PIHAK KEDUA

1. Ditempat pekerjaan PIHAK KEDUA menyediakan tenaga-tenaga ahli untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan tugas-tugas yang tercantum dalam Pasal 2 SuratPerjanjian ini.
2. Untuk Pekerjaan Pelaksana Lapangan (Site Manager) harus ada wakil PIHAK KEDUA yang mempunyai

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

5
wewenang/kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA dan dapat menerima/memberikan/ memutuskan
segala petunjuk dari PIHAK PERTAMA.
3. Penunjukan personil untuk pekerjaan pelaksana ini harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA dan
Management Konstruksi.
4. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan struktur organisasi lengkap yang akan ditugaskan di lapangan kepada
PIHAK PERTAMA dan ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil dari PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai
Pemimpin Pelaksana / Tenaga Ahli yang mempunyai wewenang atau kuasa penuh untuk mewakili PIHAK
KEDUA serta dapat menerima,memberikan dan memutuskan segala petunjuk dari PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan Jadwal Rencana Kerja /Time schedule sesuai dengan Jangka Waktu yang
telah disepakati oleh PARA PIHAK, dengan Metode Network Planning.
6. Pemimpin Pelaksana haruslah seorang ahli teknik yang cakap sesuai dengan bidang serta pengalaman dan
berpendidikan cukup serta disetujui PIHAK PERTAMA / WAKIL LAPANGAN PIHAK PERTAMA.
7. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, personil yang ditunjuk oleh PIHAK KEDUA tidak memenuhi
persyaratan yang diperlukan, maka PIHAK PERTAMA memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA
dan PIHAK KEDUA harus segera mengganti dengan personil lain yang memenuhi persyaratan yang diminta
oleh PIHAK PERTAMA.
8. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA, alat yang digunakan PIHAK KEDUA tidak layak dan tidak
memenuhi persyaratan sebagaimana yang diharapkan / rusak, maka PIHAK PERTAMA memberitahukan
teguran kepada PIHAK KEDUA. Dalam waktu 3 x 24 jam setelah menerima penolakan tersebut PIHAK KEDUA
harus segera mengganti alat tersebut dengan yang lain dan memenuhi persyaratan.
9. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berwenang dan memperoleh
segala lisensi dan ijin yang diperlukan seperti SILO ,SIO.
10. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA berkaitan dengan
pengeluaran alat dari lapangan.
11. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk menyerahkan atau mensubkontrakkan sebagian atau seluruh Pekerjaan
Subkontraktor kepada Pihak Ketiga tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari PIHAK PERTAMA.
12. Komunikasi antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA digunakan melalui surat menyurat/WhatsApp
(WA)/Short Message (SMS) dan jika dalam 7 (tujuh) hari kalender sejak surat disampaikan tidak ada jawaban
Surat tersebut dianggap disetujui.
13. PIHAK KEDUA wajib memberikan jadual waktu terinci dan rencana kerja yang sudah termasuk urutan /
tahapan pekerjaan, termasuk di dalamnya jadual kebutuhan alat, material dan tenaga.
14. PIHAK KEDUA wajib menyediakan fasilitas lapangan sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan
yang meliputi barak kerja, gudang / tempat menyimpan persediaan BBM, olie, spare part dan lain-lainnya.
15. Kemajuan pekerjaan akan dievaluasi oleh PIHAK PERTAMA minimum setiap 2 (dua) minggu, dan PIHAK
KEDUA harus, jika diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA diwajibkan untuk memobilisasi tambahan peralatan
dan personil yang diperlukan untuk menjamin kemajuan pekerjaan telah sesuai dengan keinginan PIHAK
PERTAMA. Dalam hal ini tidak ada biaya tambahan yang dikeluarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA berkenaan dengan mobilisasi tersebut atau hal lainnya.
16. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan persiapan yang diperlukan untuk pelaksanaan.
17. PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan yang telah diselesaikan. Apabila terjadi
kerusakan pada pekerjaan tersebut yang diakibatkan oleh kelalaian PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA wajib
memperbaiki kerusakan tersebut atas biaya sendiri hingga diterima baik oleh PIHAK PERTAMA.
18. PIHAK KEDUA harus memberikan ganti rugi dan tetap melindungi PIHAK PERTAMA dan Pekerjanya terhadap
tanggung jawab hukum atas setiap kerusakan, kehilangan atau kecelakaan yang timbul termasuk terhadap
setiap klaim, tuntutan, gugatan hukum, kerusakan, biaya, ongkos-ongkos dan setiap macam pengeluaran lain
yang disebabkan atau berkaitan dengan timbulnya persoalan tersebut.
19. Pengukuran volume pekerjaan berdasarkan data rill di lapangan yang didasarkan gambar dan patok ukur yang
dilakukan opname bersama (PARA PIHAK) pada saat sebelum dan sesudah pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 11
SISTEM MANAGEMENT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
LINGKUNGAN(SMK3L)

PIHAK KEDUA wajib menerapkan Standar Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan
(SMK3L) yang berlaku di lingkungan proyek dan sekitarnya, yang berupa :
Memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi semua tenaga kerja dan lingkungan sesuai
dengan ketentuan / norma yang berlaku untuk mencapai nihil kecelakaan kerja.
Menjamin terlaksananya usaha pencegahan kecelakaan pada semua tingkatan pekerjaan dan selalu terus berupaya
mewujudkan tidak ada kecelakaan kerja, dengan memakai dan menggunakan alat-alat keselamatan dan kesehatan

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

6
kerja lingkungan.
Pengadaan Alat Pelindung Diri (APD), seperti: helmet, sepatu kerja, sarung tangan (jika diperlukan),kaca mata las,
sabuk pengaman (jika diperlukan), pelindung telinga (jika diperlukan) , flagman dan sebagainya.
Menjamin kebersihan lokasi kerja dari sampah-sampah sisa pekerjaan dan sampah yang berasal dari luar (pekerja,
bungkusan makanan, plastik makanan, bungkus rokok, puntung rokok dan lain sebagainya), serta membuang
sampah tersebut keluar area proyek atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

PASAL 12
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud Keadaan Force Majeure dalam Surat Perjanjian ini adalah peristiwa sebagai berikut : Keadaan
Memaksa (“Force Majeure”) menurut perjanjian ini adalah keadaan atau peristiwa yang terjadi diluar dugaan,
kemampuan dan kekuasaan PARA PIHAK, yang mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kewajiban salah
satu atau PARA PIHAK yang disebabkan oleh karena:
a. Kebakaran
b. Bencana Alam ( gempa bumi, tanah longsor dan banjir )
c. Perang, huru hara, pemogokan, pemberontakan dan epidemic, yang secara masing- masing berakibat
langsung dengan tertundanya jangka waktu penyelesaian pekerjaan perencanaan.
2. Apabila terjadi keadaan memaksa tersebut maka PIHAK KEDUA harus memberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah terjadi keadaan memaksa
disertai bukti-bukti yang sah, demikian juga padawaktu keadaan memaksa berakhir.
3. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak secara tertulis keadaan
memaksa itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam sejak terjadinya surat pemberitahuan tersebut.
4. Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan PIHAK KEDUA diterima PIHAK PERTAMA
tentang keadaan memaksa tersebut, PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban, maka PIHAK PERTAMA
dianggap menyetujui akibat adanya keadaan memaksa tersebut.
5. Apabila lewat waktu 7 (tujuh) hari sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini terlampaui, maka keadaan memaksa
(force majeure) yang terjadi dianggap tidak pernah ada.
6. Apabila sebagai akibat adanya keadaan memaksa (force majeure), perjanjian ini diputuskan berdasarkan
persetujuan PARA PIHAK, maka kerugian yang timbul sebagai adanya keadaan memaksa (force majeure)
tersebut ditanggung oleh masing-masing pihak dan masing-masing pihak tidak dapat menuntu ganti rugi
apapun terhadap pihak lainnya.
7. Setelah terjadinya keadaan Force Majeure sebagai dimaksud ayat 1 dan 2 Pasal ini, PIHAK KEDUA hanya
berhak untuk menerima pembayaran sampai dengan tahap pekerjaan yang telah dikerjakan dan telah diterima
dengan baik oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 13
PERUBAHAN/TAMBAH KURANG PEKERJAAN

1. Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan dalam bagian pekerjaan Pelaksanaan menurut Pasal 2 Surat
Perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA mengadakan penilaian terhadap bagian pekerjaan
yang telah dilakukan perubahan oleh PIHAK KEDUA.
2. Biaya perubahan bagian-bagian pekerjaan yang telah diserahkan dan diterima dengan baik oleh PIHAK
PERTAMA akan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA.
3. Perubahan yang merupakan penambahan pengurangan pekerjaan dinyatakan sah jika Sesudah mendapat
persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA dengan menyebutkanjenis, volume dan rincian pekerjaan secara jelas.
4. Untuk pekerjaan tersebut diatas dimuat perjanjian tambahan (Addendum) yang isi dan kekuatan hukumnya
tidak dapat dipisahkan dengan kontrak induk ini.
5. Item yang Baru
6. Perubah pekerjaan diterima dari Pihak Pertama.
7. Gambar dan BOQ tidak sama.
8. Gambar dan BOQ tidak sesuai dengan Spesifikasi.

Pasal 14
KENAIKAN HARGA

1. Kenaikan harg peralatan, material, BBM dan upah kerja selama masa pelaksanaan pekerjaan sepenuhnya
ditanggung oleh PIHAK PERTAMA, dengan pengajuan eskalasi harga yang diajukan oleh PIHAK KEDUA dan
disetujui oleh PIHAK PERTAMA.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

7
2. PIHAK KEDUA dapat mengajukan tuntutan (klaim) atas kenaikan harga sebagaimana disebutkan pada ayat 1
(satu) pasal ini kecuali adanya kebijakan dari Pemerintah Republik Indonesia dalam Bidang moneter yang
secara resmi menyatakan dari tentang adanya kenaikan harga-harga yang di akibatkan adanya perubahan kurs
valuta asing terhadap mata uang Rupiah (Devaluasi terhadap nilai tukar Rupiah) yang secara resmi diatur
dalam peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia.

PASAL 15
SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan ini sesuai jangka waktu pelaksanaan yang tercantum
dalam Pasal 6 ayat 1 perjanjian ini maka setiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar denda
keterlambatan sebesar 1 o/oo (satu permil) perhari keterlambatan dari jumlah biaya pelaksanaan.
2. Jika PIHAK KEDUA melalaikan ketentuan dan Kerangka Acuan (KAK) Pekerjaan Pelaksanaan dan setelah tujuh
(tujuh) hari dari tanggal diterimanya Surat Peringatan tertulis dari PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA tidak juga
memperbaiki kelalaian tersebut, maka untuk setiap melakukan kelalaian dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu
permil) dari jumlah biaya tsb.
3. Dengan tetap berkewajiban melaksanakan ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) dan kelalaian yang
diperingatkan tetap menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
4. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 pasal ini, akan diperhitungkan dalam pembayaran yang dilakukan oleh
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan diselesaikan secara
musyawarah.
2. Apabila perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah,maka akan diselesaikan oleh
suatu “Panitia Pendamai” yang berfungsi sebagai juri/wasit, yang dibentuk dan diangkat oleh kedua belah
pihak, dan terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu :
a. Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
b. Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota dan
c. Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh kedua belah pihak
3. Keputusan “Panitia Pendamai” ini mengikat kedua belah pihak, dan biaya penyelesaian perselisihan yang
dikeluarkan akan dipikul secara bersama.
4. Jika keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 Pasal ini tidak dapat diterima oleh salah satu pihak atau kedua
belah pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan Negeri yang akan ditunjuk dan disetujui
oleh kedua belah pihak.

PASAL 17
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan perjanjian ini setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan/teguran
tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya dalam hal :
a. PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas pekerjaan sebagaimana mestinya yang dimaksud dalam Pasal 2
Surat Perjanjian ini.
b. Jika jangka waktu yang ditetapkan dalam Pasal 6 Surat Perjanjian ini tidak ditepati, karena kelalaian
PIHAK KEDUA, sedangkan PIHAK PERTAMA telah memberikan peringatan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA sebanyak 3 (tiga) kali berturut- turut dan tidak diindahkan oleh PIHAK KEDUA. Maka
diperlukan musyawarah mufakat PARA PIHAK untuk mencari win-win solution.
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian ini maka PIHAK PERTAMA dapat menunujuk Kontraktor Lain (Pihak Ketiga)
untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut pasal 2 diatas.
3. Dalam hal adanya pemutusan perjanjian karena salah satu atau beberapa alasan sebagaimana dimaksud dalam
ayat 2 pasal ini, maka PIHAK KEDUA tidak berhak menuntut ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA, tetapi berhak
atas pembayaran prestasi dengan memperhitungkan nilai hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
4. Selain yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka perjanjian ini hanya dapat dibatalkan dengan persetujuan
tertulis dari kedua belah pihak.

PASAL 19
LAIN-LAIN

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

8
1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu
oleh kedua belak pihak, akan diatur lebih lanjut dalam Surat Perjanjian tambahan (Addendum) dan merupakan
perjanjian yang tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian ini.
2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan hukum yang
sama masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta kepada pihak-pihak lain yang
berkepentingan dan ada hubungannya dengan pekerjaan ini.

PASAL 20
PENUTUP

1. Surat Perjanjian Pekerjaan ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari dan tanggal tersebut
diatas.
2. Dengan ditanda tanganinya Surat Perjanjian ini oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, maka seluruh
ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal Surat Perjanjian ini dan seluruh ketentuan-ketentuan di dalam
dokumen yang merupakan kesatuan serta bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini termasuk segala
sanksinya mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak berdasarkan ketentuan Pasal
1338 ayat 1 KUHP Perdata.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. WIRA BANGUN KENCANA. PT. META CITRA INDONESIA

MOHAMAD. RAMADHAN TUNGGUL WIBISONO


Direktur Presiden Director

Saksi – saksi,

1. 2.

( IIN NURAINI ) ( ANDRE YUNAS WIJAYA )

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Anda mungkin juga menyukai