Anda di halaman 1dari 13

PT.

PRIMA INTERNUSA LINTAS PERSADA


General Contractor & Supplier

SURAT PERJANJIAN BORONG

ANTARA

PT. PRIMA INTERNUSA LINTAS PERSADA


DENGAN

MUSTAFA SALAM

PEKERJAAN SUPPLY BATU BOULDER

Nomor : 27/SPB/PILP/III/2022
Tanggal : 05 Maret 2022
Nilai : Rp740.000.000
Masa Kerja : 7 Hari (Kalender)
SURAT PERJANJIAN BORONG
Untuk melaksanakan
PEKERJAAN SUPPLY BATU BOULDER
Pada Paket Pekerjaan
PEMBANGUNAN JALAN KEMBAR KALI KADIA JALAN Z.A SUGIANTO – JALAN H.E.A MOKODOMPIT

Nomor : 27/SPB/PILP/III/2022

“Surat Perjanjian” ini berikut semua lampirannya dibuat dan ditanda tangani di Kendari pada hari ini,
Sabtu tanggal Lima bulan Maret tahun Dua Ribu Dua Puluh Dua (05 Maret 2022), kami yang bertanda
tangan di bawah ini :

I. PEMBERI TUGAS

Bayu Estaria : Dalam kedudukannya sebagai direktur PT. PRIMA INTERNUSA


LINTAS PERSADA

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. PRIMA INTERNUSA LINTAS PERSADA, yang
selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

II. PENERIMA TUGAS

Mustafa Salam

Nomor KTP : 7471042511860001

Nomor NPWP : 84.733.764.9-811.000

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya disebut PIHAK
KEDUA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA , untuk selanjutnya secara bersama-sama disebut PARA
PIHAK.

PARA PIHAK dengan ini menyatakan telah sepakat untuk mengadakan perjanjian Pekerjaan
Supply Batu Bolder pada Paket Pekerjaan Pembangunan Jalan Kembar Kali Kadia Jalan Z.A
Sugianto – Jalan H.E.A Mokodompit Kota Kendari yang selanjutnya disebut “PEKERJAAN” dengan
ketentuan sebagai berikut :

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk bekerja sama melaksanakan PEKERJAAN
dimana PIHAK KEDUA mengikat diri kepada PIHAK PERTAMA sebagai subkontraktor yang
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan dalam pekerjaan ini, selesai tepat waktu dan
diterima PIHAK PERTAMA dan PEMILIK PROYEK.

Hal 1 | 12
PASAL 2
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA berhak untuk memberi perintah dan instruksi termasuk perubahan
pekerjaan sehubungan dengan pelaksanaan PEKERJAAN secara tertulis kepada PIHAK KEDUA.

2. PIHAK PERTAMA wajib mengkoordinasi dan memberikan pengarahan kepada PIHAK KEDUA.

3. PIHAK PERTAMA wajib menunjukkan lokasi pekerjaan kepada PIHAK KEDUA.

4. PIHAK PERTAMA wajib melaksanakan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sebagaimana diatur
dalam Surat Perjanjian ini dalam Pasal 12.

PASAL 3
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan meliputi Lingkup Pekerjaan yang tercantum
dalam Pasal 4 dan lampiran yang merupakan satu kesatuan dokumen dengan Perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA wajib mengadakan dan menyediakan semua perangkat pelaksanaan Pekerjaan dan
laporan hasil kerja, meliputi rencana pelaksanaan Pekerjaan yang terdiri dari:
a. Jadwal Pelaksaan Pekerjaan
b. Jadwal Pengadaan Material, Peralatan (Dump Truck, Wheel Loader, Vibro) dan Tenaga Kerja
c. Perijinan Galian C sesuai peraturan yang berlaku

3. PIHAK KEDUA berkewajiban atas biaya sendiri dan dianggap telah memeriksa seluruh kondisi
lapangan dan lingkungan sekitarnya meliputi: bentuk dan sifat lahan, kondisi hydrological, iklim
termasuk kondisi bawah tanah, lingkup pekerjaan, peralatan, material yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan, kondisi sosial dan akomodasi yang diperlukan, undang-undang, prosedur
dan peraturan tenaga kerja yang berlaku, kebutuhan Penyedia Jasa untuk jalan masuk, tenaga kerja,
listrik, air yang diperlukan, termasuk mengenai risiko apapun termasuk alat dan biaya tak terduga
lainnya. PIHAK KEDUA harus mempertanggungjawabkan sendiri interpretasinya atas seluruh
kondisi lapangan dengan hasil penyelidikannya sendiri.

4. PIHAK KEDUA wajib mengerti, mempelajari, sekaligus memeriksa dengan seksama lokasi
pekerjaan, serta telah pula memperhitungkan ke dalam harga pekerjaan.

5. PIHAK KEDUA wajib dan bertanggung jawab atas keamanan dan kesempurnaan seluruh peralatan
dan perlengkapan yang akan atau sudah diadakan/didatangkan untuk pelaksanaan PEKERJAAN.

6. PIHAK KEDUA wajib membantu PIHAK PERTAMA apabila timbul perselisihan dengan PEMBERI
KERJA dan Pihak terkait lainnya (masyarakat setempat, instansi, dll), yang berkaitan dengan
pelaksanaan PEKERJAAN, baik itu segi teknis maupun administrasi.

Hal 2 | 12
7. PIHAK KEDUA bertanggungjawab terhadap segala kerugian yang dialami oleh PIHAK PERTAMA
akibat kelalaian PIHAK KEDUA khusus dalam PEKERJAAN ini serta membebaskan PIHAK
PERTAMA dari setiap denda, tuntutan kerugian atau tuntutan dari pihak lain/pihak ketiga
berikut tagihan- tagihan dan pengeluaran ongkos atau biaya lainnya serta tindakan-tindakan
hukum lainnya sebagai akibat dari pelanggaran atau kelalaiannya dalam memenuhi setiap
kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam Surat Perjanjian ini.

8. PIHAK KEDUA wajib membuat dan menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA laporan tertulis
mengenai pelaksanaan Pekerjaan baik itu laporan harian, mingguan maupun bulanan berikut
dokumentasi pelaksaan Pekerjaan dalam bentuk/format serta jumlah yang ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA, dan semua biaya yang dikeluarkan menjadi beban PIHAK KEDUA.

9. PIHAK KEDUA wajib memberikan informasi yang lengkap dan sebenar-benarnya mengenai
kemampuan dan potensi yang dimiliki pihak kedua dalam melakukan pekerjaan

PASAL 4
DASAR PELAKSANAKAN PEKERJAAN

1. Dokumen Perjanjian sebagaiamana diuraikan di bawah ini, merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan dari perjanjian ini, terdiri dari :
a. Surat Perintah Kerja Nomor : 27/SPB/PILP/III/2022 pada tanggal 05 Maret 2022
b. Spesifikasi Teknis
c. Gambar-gambar Pelaksanaan
d. Daftar Kuantitas dan Harga
e. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada)

2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas dasar referensi tersebut di bawah ini:
a. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) beserta lampirannya
b. Gambar-gambar Rencana
c. Motode Pelaksaan, yang disetujui PIHAK PERTAMA
d. Berita Acara Penjelasan dan Surat Perintah Kerja sebagaimana tersebut dalam lampiran
e. Instruksi tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dalam
kurun waktu pelaksanaan, untuk mencapai maksud dan tujuan Surat Perjanjian ini, dan
f. Risalah rapat dalam kurun waktu pelaksanaan untuk mencapai maksud dan tujuan Surat
Perjanjian ini
g. Berita Acara Klarifikasi dan Negosiasi Penawaran

PASAL 5
PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Adapun lingkup yang dikerjakan PIHAK KEDUA meliputi Pekerjaan sebagaimana tertuang
dalam gambar kerja dan Rencana Kerja Syarat-syarat adalah sebagai berikut :
Pekerjaan - dengan rincian seperti pada pasal 11 ayat 1.

Hal 3 | 12
2. PIHAK KEDUA harus bertanggung jawab penuh terhadap kecukupan, stabilitas dan keamanan
atas semua kegiatan dan metode pelaksaan di lapangan

3. PIHAK KEDUA dari saat memulai hingga penyelesaian pekerjaan harus bertanggung jawab atas
kehilangan atau kerusakan peralatan, pekerjaan permanen, pekerjaan sementara, dan bahan-
bahan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan akibat apa saja

PASAL 6
PRESTASI PEKERJAAN

Penilaian atas kemajuan/prestasi kerja PIHAK KEDUA didasarkan atas hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sebagaimana ditentukan dalam jadwal pelaksanaan/time
schedule dan dimuat dalam Berita Acara Pemeriksaan Fisik Hasil Pekerjaan yang telah disetujui
oleh PIHAK PERTAMA dan Konsultan Pengawas serta disetujui oleh PEMBERI KERJA.

PASAL 7
PENGALIHAN PENYEDIA JASA

1. PIHAK KEDUA tanpa persetujuan dari PIHAK PERTAMA tidak boleh mengalihkan Pekerjaan
seluruh atau sebagian daripadanya atau keuntungannya maupun kepentingannya kepada pihak
lain.

2. PIHAK KEDUA tidak boleh menunjuk penyedia jasa lainnya untuk seluruh atau sebagian dari
Pekerjaan tanpa persetujuan PIHAK PERTAMA. Persetujuan yang diberikan PIHAK PERTAMA
tidak membebaskan PIHAK KEDUA dari hak dan kewajiban yang ditimbulkan berdasarkan
Penyedia Jasa dan PIHAK KEDUA harus tetap bertanggung jawab penuh atas tindakan, kesalahan
dan kelalaian dari Pihak yang ditunjuk sebagai Penyedia Jasa dari PIHAK KEDUA.

PASAL 8
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama maksimal 7 (Tujuh) Hari kalender terhitung
sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK). Jangka waktu ini tidak dapat diubah kecuali
karena Keadaan Memaksa (Force Majeure) seperti diatur dalam pasal 16 Surat Perjanjian ini atau
disebabkan oleh pekerjaan tambahan sesuai dengan ketentuan pasal 15 Surat Perjanjian ini atau
sebab lain yang dapat disetujui pihak pertama dan dinyatakan secara tertulis oleh PIHAK
PERTAMA bahwa jangka waktu pelaksanaan ditambah.

2. PIHAK KEDUA akan memulai melaksanakan pekerjaan paling lambat 3 (Tiga) hari setelah
tanggal ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) dan melaksanakannya dengan sungguh-
sungguh serta meyelesaikan hingga penyerahan pertama dalam jangka waktu yang berakhir pada
tanggal penyelesaian.

3. Alasan apapun selain yang dimaksud dalam ayat (2) Pasal ini tidak dapat dipakai oleh PIHAK
KEDUA untuk tidak memulai atau untuk menunda pelaksanaan Pekerjaan.

Hal 4 | 12
PASAL 9
PENGENDALIAN PEKERJAAN

1. Pemeriksaan terhadap kemajuan Pekerjaan untuk mengendalikan pelaksanaan Pekerjaan akan


dilakukan bersama-sama oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara periodik mingguan
dan bulanan dan disetujui oleh PEMBERI KERJA.

2. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan laporan kemajuan pekerjaan mingguan untuk bulan berjalan
selambat-lambatnya pada hari minggu pada saat cut off Pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.
Setiap Laporan harus melampirkan :
a. Bagian-bagian dan rincian kemajuan dengan tahap pekerjaan
b. Foto-foto yang menunjukkan status kemajuan pekerjaan
c. Data sumber daya personil dan alat.
d. Perbandingan realisasi kemajuan pekerjaan terhadap rencana, dengan rincian kejadian atau
keadaan yang mungkin membahayakan penyelesaian sesuai dengan kontrak, dan langkah-
langkah yang sedang (atau akan) diambil untuk mengatasi keterlambatan.

3. Laporan kemajuan pekerjaan dibuat dalam 2 (dua) rangkap.

4. PIHAK KEDUA wajib menghadiri rapat koordinasi pelaksanaan pekerjaan yang diselenggarakan
PIHAK PERTAMA

PASAL 10
PELAKSANAAN SISTEM MUTU, K3 DAN LINGKUNGAN

PIHAK KEDUA harus mengikuti Peraturan Pemerintah dan Peraturan PIHAK PERTAMA dan
peraturan yang berlaku tentang K3L, yaitu :

1. PIHAK KEDUA harus mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari kerusakan terhadap
makhluk hidup dan lingkungan. Pencegahan seperti ini harus mencakup tetapi tidak terbatas
pada hal-hal tersebut di bawah ini :
a. Pengadaan fasilitas sanitasi untuk menghindari polusi biologi atau polusi udara dari
lapangan atau sumur, tangki, dan reservoir.
b. Pencegahan terhadap kerusakan flora dan fauna
c. Pencegahan terhadap gas berbahaya yang berlebihan atau asap buangan dari instalasi dan
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan.
d. Pencegahan terhadap kerusakan atau gangguan terhadap saluran air, irigasi, dan drainase
e. Pencegahan terhadap kebisingan akibat pelaksanaan pekerjaan.
f. Perncegahan terhadap debu dan abu dari tempat kerja.

2. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD), Alat Pengaman Kerja (APK) sesuai kebutuhan di Paket
Pekerjaan Pembangunan Jalan Kembar Kali Kadia Jalan Z.A Sugianto – Jalan H.E.A
Mokodompit

3. Menyediakan operator alat yang memiliki Surat Izin Operasi (SIO), jika menggunakan alat yang
memerlukan izin operasi (SILO) serta perlengkapan SIM dan STNK.

Hal 5 | 12
PASAL 11
HARGA SATUAN & NILAI KONTRAK

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa Nilai Kontrak PEKERJAAN ini adalah
Rp740.000.000 (Tujuh Ratus Empat Puluh Juta Rupiah). Harga tidak termasuk retribusi Galian C
dan pajak yang berlaku serta segala pengeluaran yang berkaitan dengan PEKERJAAN ini.

DAFTAR KUANTITAS HARGA


Pekerjaan Supply Batu Boulder
PADA PAKET PEKERJAAN
PEMBANGUNAN JALAN KEMBAR KALI KADIA JALAN Z.A SUGIANTO – JALAN H.E.A
MOKODOMPIT

HARGA SATUAN JUMLAH HARGA


NO. URAIAN SATUAN VOLUME
(Rp.) (Rp.)
1. Supply Batu M3 5.000 148.000 740.000.000

TOTAL PEKERJAAN
JUMLAH 740.000.000

TOTAL 740.000.000
DIBULATKAN 740.000.000
Terbilang : Tujuh Ratus Lima Belas Juta Rupiah

1. Sifat Kontrak yang digunakan adalah Unit Price

Hal 6 | 12
PASAL 12
CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran dilakukan Pihak Pertama berdasarkan penghitungan bersama yang dilakukan


setelah 1 (Satu) Minggu dan telah mencapai 2.500 m3. Pembayaran akan dilakukan 2 (Dua)
minggu setelah dokumen penagihan diterima dan dinyatakan lengkap oleh PIHAK PERTAMA
yang dituangkan dalam berita acara pekerjaan yang disertai dokumen penagihan yang terdiri
dari:
a. Surat Permohonan Pembayaran
b. Kuitansi bermeterai Rp. 10.000,-
c. Invoice
d. Berita Acara Serah Terima Barang (BASTB) yang ditandatangani PARA PIHAK
e. Lampiran Rekapitulasi Ritase
f. Copy Surat Perjanjian Borong (SPB)

2. Berkas tagihan diserahkan kepada tim administrasi proyek dengan kelengkapan sesuai ayat (2)
pasal ini.

3. Pembayaran dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan ke rekening PIHAK
KEDUA sebagai berikut :

Nama Bank : BRI


Nomor Rekening : 0217-01-007473-50-8
Atas Nama : Aris Munsir

PASAL 13
PAJAK, CUKAI DAN PUNGUTAN

PIHAK KEDUA atas biayanya sendiri bertanggung jawab terhadap semua biaya atau ongkos yang
dikeluarkan untuk pajak cukai dan pungutan lainnya yang menjadi kewajibannya sehubungan
dengan pelaksanaan Perjanjian ini.

PASAL 14
ASURANSI

1. PIHAK KEDUA menyediakan asuransi atas material maupun peralatan yang berkaitan dengan
pelaksanaan Pekerjaan dimaksud.

2. Apabila terjadi kecelakaan atau peristiwa yang dapat mengakibatkan klaim berdasarkan asuransi
CAR, maka untuk proses dan kelancaran klaim tersebut PIHAK KEDUA Dalam waktu 1x24 jam
harus memberitahukannya kepada PIHAK PERTAMA.

3. Asuransi BPJS Ketenagakerjaan diadakan oleh PIHAK PERTAMA, dan PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara berkala mengenai status dari setiap pekerjanya yang terlibat dalam
pelaksanaan Pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.

Hal 7 | 12
PASAL 15
JAMINAN PELAKSANAAN

Untuk pelaksanaan Pekerjaan ini PIHAK KEDUA tidak perlu menyediakan Jaminan Pelaksanaan
kepada PIHAK PERTAMA .

PASAL 16
PEKERJAAN TAMBAH ATAU KURANG

1. Pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang ialah pekerjaan yang diperintahkan oleh PIHAK
PERTAMA terhadap PIHAK KEDUA untuk dilaksanakan yang sebelumnya tidak tercantum, baik
dalam gambar-gambar maupun rencana kerja dan syarat-syarat tersebut sehingga menimbulkan
perubahan-perubahan sifat, mutu, atau kuantitas pekerjaan.

2. Pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang hanya dapat dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA setelah
mendapat perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 17
KEADAAN KAHAR/FORCE MAJEURE

1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar (Force Majeure) adalah keadaan atau peristiwa yang
terjadi diluar dugaan, kemampuan dan kekuasaan Para Pihak yang mengakibatkan terhambatnya
pelaksanaan kewajiban salah satu atau Para Pihak sesuai dengan ketentuan Surat Perjanjian Ini
Yaitu :
a. Gempa bumi, angin topan, banjir, hujan terus-menerus yang mengakibatkan pekerjaan tidak
dapat dilaksanakan, tanah longsor, kebakaran. Ledakan benda-banda angkasa dan bencana
alam lainnya.
b. Peperangan, huru-hara, terorisme. Sabotase, embargo, pemogokan umum dan sebagainya.

2. Keadaan kahar harus diberitahukan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA
dalam jangka waktu 2 (dua) hari kalender sejak terjadinya keadaan/peristiwa tersebut. Dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima pemberitahuan tersebut PIHAK PERTAMA harus
memberi jawaban apakah keadaan memaksa tersebut dapat diakui atau tidak (sesuai persetujuan
Pemberi Kerja di kontrak Utama).

3. Dalam waktu 8 (delapan) hari setelah berakhirnya suatu keadaan memaksa, PIHAK KEDUA
harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA laporan mengenai keadaan memaksa tersebut
serta akibatnya pada PEKERJAAN dengan menyerahkan bukti-bukti yang sah dari instansi yang
berwenang.

Hal 8 | 12
PASAL 18
RISIKO

1. Risiko kenaikan upah dan harga bahan selama pelaksanaan pekerjaan menjadi beban dan
tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya. Dengan demikian PIHAK KEDUA tidak berhak
mengajukan klaim apabila selama pelaksanaan pekerjaan terjadi kenaikan upah dan harga bahan
(harga borongan merupakan harga pasti/fixed). Kenaikan harga upah dan harga bahan tidak
boleh mengurangi mutu hasil pekerjaan.

2. Jika pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun (selain karena force majeure) sebelum
diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya atas
segala kerugian yang timbul akibat kelalaian PIHAK KEDUA.

3. Segala permasalahan dan tuntutan para tenaga kerja PIHAK KEDUA menjadi beban dan tanggung
jawab penuh PIHAK KEDUA dan oleh karenanya PIHAK PERTAMA dibebaskan dari segala
tuntutan para tenaga kerja yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA dan pihak lainnya yang merasa
dirugikan berkenaan dengan pelaksanaan Pekerjaan yang bersangkutan, baik didalam maupun
diluar pengadilan.

PASAL 19
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1. PARA PIHAK sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan dalam pasal 1266 dan
Pasal 1267 Kitab Undang-undang Hukum Perdata untuk pengakhiran perjanjian yang diatur
dalam Pasal ini.

2. PIHAK PERTAMA berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak dengan menerbitkan
surat peringatan ke 3 setelah didahului peringatan tertulis oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA sebanyak 2 (dua) kali berturut apabila PIHAK KEDUA :
a. Menyerahkan pelaksanaan sebagian atau seluruh PEKERJAAN kepada pihak lain
b. Menolak atau mengabaikan perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA untuk membongkar,
menyingkirkan atau memperbaiki pekerjaan, bahan, dan alat yang tidak memenuhi
persyaratan perjanjian ini.
c. Terlambat melaksanakan pekerjaan yang diakibatkan oleh kesalahan PIHAK KEDUA dan
keterlambatannya mencapai 10 (sepuluh) persen dari jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak.
d. Tidak memenuhi kewajibannya sebagaimana ditentukan dalam perjanjian ini.

3. Perjanjian ini dengan sendirinya berakhir dalam hal PIHAK KEDUA jatuh pailit atau mengajukan
petisi atas kepailitannya atau menyerahkan pekerjaannya sebagai jaminan kepada krediturnya,
atau sebagai badan usaha melakukan likuidasi (kecuali likuidasi sukarela untuk maksud
penggabungan atau reorganisasi), atau telah dilakukan penyitaan atas barang-barangnya.

4. Apabila terjadi pengakhiran perjanjian maka:


a. Pihak pertama berhak mengambil alih dan menguasai material milik PIHAK KEDUA
Sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan dan selanjutnya PIHAK PERTAMA berhak
menunjuk Pihak Ketiga untuk melaksanakan pengadaan material, peralatan dan tenaga kerja
serta melanjutkan pelaksanaan Pekerjaan

Hal 9 | 12
b. PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA semua arsip gambar, data,
perhitungan dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan Perjanjian ini.
c. PIHAK PERTAMA berhak memotong pembayaran yang menjadi hak atau akan menjadi hak
PIHAK KEDUA dalam perjanjian ini dari seluruh biaya, pengeluaran dan kerugian yang
timbul akibat pengakhiran Perjanjian ini. Jika biaya penyelesaian Pekerjaan oleh PIHAK
PERTAMA lebih besar daripada pembayaran yang diterima oleh PIHAK PERTAMA dari
pengguna jasa, maka PIHAK KEDUA harus membayarkan selisihnya kepada PIHAK
PERTAMA.
d. PIHAK PERTAMA berhak mencairkan jaminan Pelaksanaan.

PASAL 20
PERUBAHAN-PERUBAHAN

1. Perubahan-perubahan termasuk penambahan, pengurangan yang mengubah isi kontrak, hanya


dianggap sah setelah mendapat perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA dengan menyebutkan
perubahan secara jelas.

2. Setiap Perubahan akan dituangkan dalam Perjanjian tambahan (Addendum) yang merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisah dari Perjanjian ini.

PASAL 21
WANPRESTASI

1. PIHAK KEDUA berkewajiban untuk membayar sanksi finansial berupa Denda sebagai akibat
wanprestasi atau cidera janji terhadap kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA dalam kontrak ini.

2. PIHAK PERTAMA mengenakan Denda dengan memotong angsuran pembayaran prestasi


pekerjaan PIHAK KEDUA. Pembayaran Denda tidak mengurangi tanggung jawab kontraktual
PIHAK KEDUA.

PASAL 22
SANKSI DAN DENDA
KELALAIAN/KETERLAMBATAN

1. Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi standar spesifikasi teknis yang telah disepakati, maka
PIHAK KEDUA bertanggung jawab memperbaiki Pekerjaan tersebut sampai hasil Pekerjaan
dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA dan pengguna jasa serta segala beban biaya yang timbul
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

2. Apabila PIHAK KEDUA terlambat menyelesaikan Pekerjaan, maka PIHAK KEDUA akan
dikenakan denda sebesar minimal 1%o (satu permil) dari nilai kontrak sebagaimana tersebut
dalam Perjanjian ini untuk setiap hari keterlambatan.

3. Dalam hal Perjanjian ini diputuskan secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA
tetap berkewajiban membayar denda keterlambatan sesuai dengan ayat (2) Pasal ini.

4. Untuk pelaksanaan sanksi/denda keterlambatan, PIHAK PERTAMA berhak memotong atas


sanksi/denda keterlambatan tersebut dari pembayaran angsuran berikutnya yang menjadi hak
PIHAK KEDUA.

Hal 10 | 12
5. Apabila PIHAK PERTAMA pada suatu waktu berkeyakinan bahwa PIHAK KEDUA karena
kelalaiannya tidak dapat memenuhi kepentingan PIHAK PERTAMA karena kurang mampu
bekerja atau gagal melaksanakan tugasnya atau berbuat / melakukan tindakan-tindakan lain
yang merugikan kepentingan PIHAK PERTAMA, maka PIHAK PERTAMA secara sepihak dapat
memutuskan / membatalkan Perjanjian ini tanpa memberi ganti rugi apapun.

PASAL 23
PEMBERITAHUAN DAN KORESPONDENSI

1. PIHAK KEDUA wajib untuk memberitahukan secara berkala kepada PIHAK PERTAMA semua
keterangan atau informasi atau perhitungan yang diperlukan dalam pelaksanaan Pekerjaan
secara tertulis demi berhasilnya pelaksanaan Pekerjaaan, termasuk perubahan atau modifikasi
metode pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.

2. Korespondensi diantara PARA PIHAK ditujukan ke alamat berikut :

a. PIHAK PERTAMA
U.P : Muh. Taufiq
Telepon : 081379504148

b. PIHAK KEDUA
U.P : Mustafa Salam
Telepon : 085241716388

3. Dalam hal PIHAK KEDUA menerima perintah/instruksi langsung dari konsultan


Pengawas/Pengguna Jasa sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan, maka PIHAK KEDUA
wajib untuk segera memberitahukan terlebih dahulu kepada PIHAK PERTAMA, namun apabila
PIHAK KEDUA lalai atau tidak melaksanakan kewajiban tersebut maka semua akibat yang timbul
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 24
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK, maka pada dasarnya perselisihan tersebut akan
diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender oleh PARA PIHAK.

2. Apabila jangka waktu sebagaimana termuat dalam ayat (1) di atas terlampaui, maka PARA PIHAK
sepakat untuk menyelesaikan perselisihan tersebut pada tingkat pertama dan terakhir melalui
tata cara dan prosedur Badan Arbitrasi Nasional Indonesia (BANI) di Jakarta.

3. Putusan Arbiter merupakan putusan terakhir dan mengikat PARA PIHAK, dan PARA PIHAK
sepakat meniadakan hak mengajukan upaya hukum apapun ke Pengadilan manapun sehubungan
dengan putusan tersebut.
4. Biaya untuk menyelesaikan perselisihan dan pembebanannya akan ditentukan atas dasar
keputusan BANI tersebut.

Hal 11 | 12
5. PIHAK KEDUA wajib untuk melaksanakan Pekerjaan dan menjaga kemajuan selama
berlangsungnya proses arbitrase.

6. Dalam hal PIHAK PERTAMA melakukan arbitrase dengan pengguna jasa atau pihak lain
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA berkewajiban untuk
menyiapkan dan mengajukan bukti-bukti untuk kepentingan PIHAK PERTAMA, dengan ini
PIHAK KEDUA mengikatkan dan menundukkan dirinya kepada keputusan arbitrase seperti
halnya PIHAK PERTAMA terikat oleh keputusan tersebut.

PASAL 25
PENUTUP

Demikian surat perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK, dibuat rangkap 2 (dua)
bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pihak Pertama Pihak Kedua


PT. PRIMA INTERNUSA LINTAS PERSADA

Bayu Estaria Mustafa Salam


Direktur

Hal 12 | 12

Anda mungkin juga menyukai