Anda di halaman 1dari 16

SURAT PERJANJIAN

Pekerjaan Pelaksanaan (Konstruksi)


(“Perjanjian”)
antara
PT PARAMA MATRA WIDYA
dengan
PT. DWIKONTRINDO ADITUNGGAL

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG SMK-PERCIK


di KIIC-Kerawang Jawa Barat

Nomor: 21/DIR/KO/PMW-DA/VII/2023

Pada hari ini Senin, tanggal Sepuluh bulan Juli tahun Dua ribu dua puluh tiga
(10/07/2023), yang bertanda tangan di bawah ini :

I. PT Parama Matra Widya sebuah perusahaan yang didirikan dengan Akte


Notaris Henk Limanow No : 50 tahun 1981, yang berkedudukan di Jakarta
Selatan, beralamat di Jalan Prof.Dr.Supomo, SH No. 66, Tebet, dalam
perbuatan hukum ini diwakili secara sah sesuai dengan ketentuan Anggaran
Dasarnya dan Akte-akte perubahannya oleh :
Nama : Ir. Edy Sumarso, MM
Jabatan : Direktur

yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

II. PT Dwikontrindo sebuah perusahaan yang didirikan dengan Akte Notaris


Yan Armin SH No : 211 tahun 2004 yang berkedudukan di Jakarta Pusat,
beralamat di ITC Cempaka Mas Office Tower lt.9 blok 2B, Jl.Letjend. Suprapto
Kav.1, Sumur Batu, Kemayoran, dalam perbuatan hukum ini diwakili secara
sah sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasarnya dan Akte-akte
perubahannya oleh :

Nama : Klemens P. Hanjaya


Jabatan : Direktur

yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut “Para
Pihak” dan secara sendiri-sendiri disebut sebagai “Pihak”.

1
Para Pihak dengan ini menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut:

A. PIHAK PERTAMA adalah Perusahaan Konstruksi yang telah ditunjuk untuk


menjadi Pelaksana (Kontraktor) Utama , Proyek Pembangunan SMK-PERCIK
yang berlokasi di KIIC-Kerawang Jawa Barat, beserta seluruh bangunan-
bangunan pelengkap dan fasilitas penunjangnya (“Proyek”).

B. PIHAK KEDUA adalah Perusahaan Konstruksi yang memiliki keahlian untuk


mengerjakan beberapa bagian yang merupakan Lingkup Pekerjaan PIHAK
PERTAMA pada Proyek.

C. Untuk mempercepat pelaksanan pembangunan , PIHAK PERTAMA telah


menunjuk PIHAK KEDUA untuk menjadi Pelaksana Konstruksi (Subkontraktor)
untuk beberapa bagian pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup Pekerjaan
PIHAK PERTAMA tersebut , yang selanjutnya disebut (“Pekerjaan”) ; dan
PIHAK KEDUA telah menyatakan persetujuannya untuk menjadi Pelaksana
Pekerjaan.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, Para Pihak dengan ini menyatakan
sepakat dan setuju terhadap hal-hal sebagai berikut:

Pasal 1

PERSETUJUAN PENUNJUKKAN
dan
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA dengan ini setuju untuk menunjuk PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA dengan ini setuju untuk menerima penunjukkan dari PIHAK PERTAMA
untuk melakukan Pekerjaan (sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di bawah
ini) di Proyek , untuk kepentingan PIHAK PERTAMA, sesuai dengan syarat-
syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian ini dan Surat
Perintah Kerja (SPK), yang akan dibuat menyusul Perjanjian.

2. Para Pihak sepakat bahwa Perjanjian ini merupakan Perjanjian Induk yang
memuat ketentuan dan persyaratan umum bagi Para Pihak dalam
melaksanakan Pekerjaan. Persyaratan khusus akan dicantumkan pada SPK
untuk tiap bagian Pekerjaan.

3. Di dalam Perjanjian, yang dimaksud dengan Pekerjaan/bagian pekerjaan


adalah meliputi:

a. Pekerjaan Bekisting
b. Pekerjaan Jendela
c. Pekerjaan Pengecatan Bangunan Kelas
d. Pekerjaan Pintu besi
e. Pekerjaan Plafon Bangunan Kelas
f. Pekerjaan Ralling selasar, handrail tangga dan pagar.

2
g. Pekerjaan Rangka dan Penutup atap
h. Pekerjaan Tangga dan Canopy
i. Pekerjaan Water Proofing dan Epoxy.

2.3. Pekerjaan-pekerjaan lain yang mungkin diminta oleh PIHAK PERTAMA


dan disetujui PIHAK KEDUA selama berlangsungnya Jangka Waktu
Penyelesaian Pekerjaan, termasuk Pekerjaan Tambah dan Kurang
sebagaimana diatur dalam Pasal 14 Perjanjian serta Pekerjaan perbaikan
dalam Masa Pemeliharaan.

3. PIHAK KEDUA dengan ini setuju dan menjamin PIHAK PERTAMA untuk
melakukan seluruh Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 di atas,
sesuai dengan Jadwal Pelaksanan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Surat
Perintah Kerja (SPK) Pekerjaan beserta lampirannya.

4. Sebelum pelaksanaan setiap bagian pekerjaan dimulai, PIHAK PERTAMA akan


menerbitkan Surat Perintah Kerja (yang selanjutnya disebut “SPK Bagian
Pekerjaan”) kepada PIHAK KEDUA, yang merupakan satu kesatuan dan tidak
terpisahkan dari Perjanjian.

5. SPK Bagian Pekerjaan berisi tentang Lingkup pekerjaan, Harga pekerjaan dan
Waktu Pelaksanaan Pekerjaannya secara detail yang harus dilaksanakan PIHAK
KEDUA pada bagian tersebut. Semua aturan dan ketentuan untuk melaksanakan
bagian pekerjaan pada SPK Bagian Pekerjaan, mengacu pada aturan dan
ketentuan dalam Perjanjian.

Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Yang menjadi dasar pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam


pasal 1 Perjanjian ini adalah :

Dokumen Perjanjian yang terdiri dari :


a. Perjanjian ini beserta amandemen / addendumnya (apabila ada);
b. SPK Bagian Pekerjaan beserta addendumnya (bila ada) yang
diterbitkan sebelum pelaksanaan setiap bagian pekerjaan.
c. Biaya Proyek yang terdiri dari :
- Lingkup Pekerjaan
- Anggaran Biaya;
d. Spesifikasi umum;
e. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;

2. Pelaksanaan Pekerjaan akan dilakukan berdasarkan Perjanjian ini dan SPK


Bagian Pekerjaan.

3. Lampiran-lampiran dan dokumen-dokumen lain yang dibuat sehubungan


dengan Perjanjian sepanjang disetujui dan ditandatangani oleh Para Pihak atau
perwakilan yang sah dari Para Pihak, merupakan satu kesatuan dan bagian
yang tidak terpisahkan dari Perjanjian.

3
Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

1. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA :

1.1. Hak-hak PIHAK PERTAMA :

a. Pada akhir Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan, menerima


penyerahan fisik atas seluruh hasil Pekerjaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 ayat 2 Perjanjian, sesuai dengan kondisi-kondisi yang
telah disetujui sebelumnya.

b. PIHAK PERTAMA berhak atas hasil yang optimal dari pelaksanaan


seluruh Pekerjaan yang wajib dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
sebagaimana dimaksud dalam “Perjanjian” dan SPK Bagian Pekerjaan.

c. Pada akhir Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan, melakukan


pemeriksaan atas fisik pekerjaan sebelum menandatangani Berita
Acara Serah Terima Pekerjaan. Dalam hal ternyata terdapat hal-hal
yang menurut PIHAK PERTAMA wajib diperbaiki, diganti atau
disesuaikan dengan SPK Bagian Pekerjaan, mencantumkan catatan-
catatan mengenai hal tersebut dalam Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan dan meminta PIHAK KEDUA untuk segera melakukan
perbaikan, penggantian atau penyesuaian dalam masa pemeliharaan.

d. Dalam Masa Pemeliharaan, meminta dan mewajibkan PIHAK KEDUA


untuk segera memperbaiki, dan memperoleh hasil perbaikan yang
diminta tersebut, apabila terdapat kerusakan atau hal-hal lain yang
menurut PIHAK PERTAMA wajib diperbaiki atau tidak sesuai dengan
yang diperjanjikan dalam Perjanjian, kecuali apabila terbukti
kerusakan atau hal-hal lain yang perlu diperbaiki tersebut akibat
kesalahan dalam penggunaan, perubahan fungsi bangunan serta hal-
hal lain yang bukan kesalahan PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan.

e. Dalam pelaksanaan Pekerjaan oleh PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA


berhak untuk memperoleh semua keterangan, penjelasan, dan
informasi dari PIHAK KEDUA terhadap pelaksanaan setiap Pekerjaan
dan kewajiban PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud dalam
Perjanjian.

f. Apabila dianggap perlu oleh PIHAK PERTAMA, mengajukan


permintaan Pekerjaan Tambah atau Kurang kepada PIHAK KEDUA
sesuai dengan ketentuan Pasal 14 Perjanjian.

g. Apabila diperlukan PIHAK PERTAMA berhak mengundang, meminta,


memanggil dan/atau memerintahkan PIHAK KEDUA atau pihak lain
yang ditunjuk oleh dan berhak mewakili PIHAK KEDUA untuk
memberikan keterangan, penjelasan, saran dan informasi yang
berhubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan Perjanjian.

4
1.2. Kewajiban-kewajiban PIHAK PERTAMA :

a. PIHAK PERTAMA wajib melaksanakan pembayaran kepada PIHAK


KEDUA sesuai dengan ketentuan dalam SPK Bagian Pekerjaan.

b. Menerbitkan Surat perintah Kerja (SPK) Bagian Pekerjaan yang


ditujukan kepada PIHAK KEDUA sebelum pelaksanaan setiap bagian
pekerjaan.

c. Memberikan data-data dan informasi-infornasi yang dibutuhkan


PIHAK KEDUA, sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan,
sepanjang PIHAK PERTAMA memiliki data dan informasi tersebut.

d. Menandatangani Berita Acara / Laporan / Persetujuan Dokumen-


dokumen yang berkaitan dengan pelaksanaan Pekerjaan, apabila
telah disetujui Para Pihak, tidak melebihi batas waktu yang disepakati
Para Pihak.

2. HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA:

2.1. Hak-hak PIHAK KEDUA :

a. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran secara tepat waktu dan


sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam tagihan yang dibuat oleh
PIHAK KEDUA berdasar pada dan sesuai dengan ketentuan dan
syarat-syarat yang ditentukan dalam Perjanjian dan SPK Bagian
Pekerjaan.

b. PIHAK KEDUA berhak menerima tanggapan dan atau persetujuan dari


PIHAK PERTAMA sesuai batasan waktu atas dokumen-dokumen yang
terdiri dari namun tidak terbatas pada gambar perencanaan,
spesifikasi teknis, Berita Acara-Berita Acara, Izin-izin pada waktu yang
disepakati Para Pihak.

c. Menerima lahan yang siap bangun lengkap dengan segala izin-izin


yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, serta mendapatkan
rekomendasi dari PIHAK PERTAMA untuk pengurusan izin-izin yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.

d. PIHAK KEDUA berhak mendapatkan data-data informasi dari PIHAK


PERTAMA, sepanjang informasi tersebut diperlukan untuk pelaksanaan
Pekerjaan.

2.2. Kewajiban-kewajiban PIHAK KEDUA :

a. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Pekerjaan ini dengan ketelitian,


kehati-hatian, profesional, dan taat jadwal, sesuai dengan kondisi-
kondisi sebagaimana disepakati dalam Perjanjian dan SPK bagian
Pekerjaan.

5
b. PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan setiap lingkup pekerjaan sesuai
dengan jadwal bagian pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui
sebelumnya. Penyimpangan atau ketidaksesuaian antara hasil fisik
bangunan dengan Dokumen Perancangan yang disetujui hanya dapat
diterima apabila disetujui terlebih dahulu oleh PIHAK PERTAMA.

c. Pada akhir Jangka Waktu Penyelesaian Pekerjaan yang disepakati Para


Pihak, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh hasil pekerjaan,
dalam keadaan sesuai dengan kondisi-kondisi berdasarkan Dokumen
yang telah disetujui Para Pihak sebelumnya.

d. PIHAK KEDUA wajib melakukan setiap perbaikan yang diminta oleh


PIHAK PERTAMA selama Masa Pemeliharaan, dan menyelesaikan
Pekerjaan perbaikan maupun pekerjaan lain sedemikian rupa sehingga
hasilnya sesuai dengan permintaan dari PIHAK PERTAMA.

e. Dalam melaksanakan Pekerjaaannya PIHAK KEDUA wajib untuk


memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Lingkungan
(K3L) dari para pekerja atau setiap pihak yang dipekerjakan oleh
PIHAK KEDUA.

f. Dalam melaksanakan Pekerjaaannya, PIHAK KEDUA tidak akan


melakukan tindakan apapun yang merugikan penduduk (jika ada),
kehidupan alam, serta pihak atau pemilik tanah lain yang berbatasan
dengan Lokasi, dan membebaskan PIHAK PERTAMA dari segala
tuntutan yang diajukan oleh pihak lain tersebut apabila pihak lain
tersebut merasa dirugikan akibat dari tindakan PIHAK KEDUA.

g. PIHAK KEDUA wajib memberikan seluruh data atau informasi yang


diperlukan oleh PIHAK PERTAMA berkaitan dengan Pekerjaan atau
hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA berdasarkan Perjanjian dan SPK Bagian
Pekerjaan.

Pasal 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan untuk setiap Bagian Pekerjaan akan


dicantumkan dalam setiap SPK Bagian Pekerjaan yang diterbitkan sebelum
pelaksanaan Bagian Pekerjaan tersebut.

2. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kalender sebelum tanggal


penyelesaian Bagian pekerjaan, PIHAK KEDUA akan mengajukan permintaan
kepada PIHAK PERTAMA atau yang mewakilinya untuk mengadakan
pemeriksaan atas hasil kerja pekerjaan keseluruhan sebagai dasar pembuatan
Berita Acara Serah Terima Pekerjaan.

3. Pekerjaan dapat diserahterimakan dengan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan


yang akan dibuat oleh PIHAK KEDUA dan ditandatangani oleh Para Pihak atau
yang mewakilinya, apabila semua Pekerjaan pada Bagian pekerjaan yang
dimaksud dalam SPK Bagian Pekerjaan dan Dokumen Perjanjian telah

6
diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dengan baik dan dapat diterima oleh PIHAK
PERTAMA.

4. Waktu penyelesaian Pekerjaan dalam setiap Bagian Pekerjaan tersebut dalam


ayat 1 pasal ini tidak dapat diubah oleh PIHAK KEDUA, kecuali adanya :

a. Force Majeure /Keadaan memaksa sebagaimana yang diatur dalam Pasal


16 Perjanjian.

b. Adanya perintah perubahan pekerjaan secara tertulis dari PIHAK


PERTAMA atau yang mewakilinya baik secara langsung maupun melalui
Pengawas Pekerjaan.

c. Adanya penghentian / penundaan / perlambatan pelaksanaan pekerjaan


akibat kesalahan PIHAK PERTAMA atau yang mewakilinya dan atau pihak
/ kontraktor/ Pelaksana lain yang dipekerjakannya dan mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA.

d. Hal-hal yang tidak dapat diatasi dan diluar kemampuan Para Pihak.

Pasal 5
MASA PEMELIHARAAN

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab kepada PIHAK PERTAMA untuk


melaksanakan pemeliharaan hasil pekerjaannya pada setiap Bagian pekerjaan
sesuai dengan ketentuan yang akan dicantumkan dalam setiap SPK Bagian
Pekerjaan.

2. Sebelum pelaksanaan serah terima hasil pekerjaan pada setiap Bagian


Pekerjaan, wakil dari Para Pihak beserta Pengawas Pekerjaan akan
mengadakan peninjauan/ pemeriksaan atas hasil pekerjaan PIHAK KEDUA.
Hasil pekerjaan yang masih membutuhkan perbaikan/penyempurnaan akan
dicatat dalam daftar hasil pekerjaan yang harus diperbaiki/disempurnakan oleh
PIHAK KEDUA selama masa pemeliharaan ( check/defect list). Daftar
check/defect list ini harus disetujui oleh wakil-wakil dari Para Pihak dan
Pengawas pekerjaan.

3. Selama masa pemeliharaan setiap Bagian pekerjaan, PIHAK KEDUA akan


melaksanakan perbaikan/penyempurnaan atas kekurangan-kekurangan hasil
pekerjaannya sesuai daftar check/ defect list tersebut, sehingga dapat diterima
oleh PIHAK PERTAMA atau pihak yang mewakilinya. Apabila PIHAK KEDUA
tidak melaksanakan pekerjaan pemeliharaan walaupun telah menerima semua
hak-haknya sesuai dengan ketentuan perjanjian ini, maka PIHAK PERTAMA
berhak menunjuk PIHAK KETIGA atau pihak lain untuk melaksanakan
pekerjaan pemeliharaan / penyempurnaan dimaksud dengan biaya yang akan
dipotong atau diperhitungkan oleh PIHAK PERTAMA dari uang retensi
sebagaimana dimaksud pada ayat 4 pasal ini.

4. Untuk menjamin pelaksanaan pemeliharaan hasil pekerjaan pada setiap Bagian


pekerjaan sebagaimana tersebut pada ayat 1 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA

7
berhak menahan Pembayaran Akhir Harga Pekerjaan (”Uang Retensi”) sebesar
5 % (lima persen) dari total Harga Pekerjaan untuk setiap Bagian Pekerjaan
sebagaimana tersebut dalam ayat 1 pasal ini.

5. Uang retensi sebagaimana tersebut pada ayat 4 pasal ini, akan dikembalikan
kepada PIHAK KEDUA setelah selesainya Masa Pemeliharaan utk setiap Bagian
Pekerjaan atau dihitung sampai dengan berakhirnya perbaikan yang dilakukan
tersebut.

6. Setelah pekerjaan penyempurnaan selesai dan masa pemeliharaan Bagian


Pekerjaan telah berakhir, maka PIHAK KEDUA dapat menyerahkan hasil
pekerjaan Bagian pekerjaan tersebut kepada PIHAK PERTAMA. Penyerahan
hasil pekerjaan pemeliharaan pada Bagian Pekerjaan ini dinyatakan dengan
Berita Acara Pemeliharaan yang ditandatangani oleh Para Pihak.

7. Kerusakan-kerusakan baik sebagian maupun keseluruhan hasil pekerjaan


PIHAK KEDUA, pada setiap Bagian pekerjaan yang terjadi akibat dari kesalahan
dalam penggunaan dan atau perubahan fungsi ruang atau bangunan, bukan
merupakan tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Pasal 6
HARGA PEKERJAAN

1. Harga Pekerjaan total untuk seluruh Pekerjaan PIHAK KEDUA adalah maksimal
sebesar :

Rp. 4.500.000.000,- (Empat milyar limaratus juta rupiah).

2. Harga Pekerjaan untuk setiap Bagian pekerjaan akan dicantumkan pada SPK
Bagian Pekerjaan dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yang diterbitkan
sebelum pelaksanaan setiap Bagian Pekerjaan.

3. Harga Pekerjaan untuk setiap Bagian Pekerjaan dinilai dalam mata uang
Rupiah, dan sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

4. Harga Pekerjaan dalam setiap Bagian pekerjaan bersifat “ Unit Price.

Pasal 7
CARA PEMBAYARAN

Aturan mengenai Cara Pembayaran harga pekerjaan setiap Bagian pekerjaan


tersebut pada Pasal 6 Perjanjian dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA akan
dicantumkan dalam setiap SPK Bagian Pekerjaan yang diterbitkan sebelum
Pelaksanaan Bagian pekerjaan tersebut.

Pasal 8
8
PELAKSANA PIHAK KEDUA

1. Di tempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk
sebagai Pimpinan Pelaksana / Tenaga Ahli, yang mempunyai wewenang /
kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA, dan dapat menerima /
memberikan / memutuskan segala petunjuk-petunjuk PIHAK PERTAMA /
Pengawas Pekerjaan.

2. Penunjukan Pimpinan Pelaksana / Tenaga Ahli ini harus mendapat persetujuan


dari PIHAK PERTAMA.

3. Apabila terbukti bahwa, Pimpinan Pelaksana / Tenaga Ahli yang digunakan oleh
PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan, maka PIHAK
PERTAMA akan memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA, dan
atas pemberitahuan tersebut, PIHAK KEDUA dalam waktu tidak lebih dari 7
(tujuh) hari kalender wajib untuk mengganti dengan Tenaga Ahli lain yang
memenuhi persyaratan tersebut.

Pasal 9
MATERIAL, ALAT - ALAT DAN TENAGA KERJA

1. Semua material dan alat-alat kerja yang diperlukan sehubungan dengan


pelaksanaan pekerjaan sebagaimana tersebut pada Pasal 1 perjanjian ini dan
SPK Bagian Pekerjaan, harus disediakan oleh dan menjadi tanggung jawab
PIHAK KEDUA.

1.1. PIHAK KEDUA wajib membuat tempat atau gudang untuk menyiapkan
bahan-bahan dan alat-alat, serta menyediakan angkutan untuk
memindahkan bahan-bahan dan alat-alat tersebut guna lancarnya
pekerjaan ini.

1.2. PIHAK PERTAMA / Pengawas Pekerjaan berhak menolak bahan-bahan


dan alat-alat yang disediakan oleh PIHAK KEDUA, jika kualitas tidak
sesuai dengan yang telah disepakati bersama.

1.3. Jika bahan-bahan dan alat - alat tersebut ditolak oleh Pengawas
Pekerjaan, maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan bahan-bahan dan
alat-alat tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam,
kemudian menggantinya dengan yang telah disepakati bersama.

1.4. Keterlambatan pekerjaan dengan alasan tidak tersedianya bahan-bahan


dan alat-alat, harus dibuktikan dahulu dan disetujui Pengawas Pekerjaan,
kecuali dalam Keadaan Memaksa (force majeure).

2. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga kerja yang cakap, cukup jumlah,
terampil dan berpengalaman yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
sebagaimana tersebut pada Pasal 1 Perjanjian, dan untuk itu :

2.1. PIHAK KEDUA wajib mencegah setiap bahaya yang mungkin timbul atas
diri para pekerja yang dipekerjakannya, dan apabila terjadi kecelakaan

9
kerja PIHAK KEDUA harus segera memberikan pertolongan kepada
korban dan segala biaya-biaya yang diperlukan untuk hal itu menjadi
beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.

2.2. PIHAK KEDUA wajib menyediakan obat-obatan yang cukup untuk


pertolongan pertama pada kecelakaan, di kantor lapangan.

2.3. Segala sesuatu yang terjadi atas pekerja-pekerja PIHAK KEDUA menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.

2.4. PIHAK KEDUA sedapat mungkin menggunakan tenaga kerja dari daerah
sekitar lokasi pekerjaan.

2.5. Semua peralatan yang digunakan harus peralatan yang berdomisili di


Indonesia.

2.6. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan program Asuransi Jaminan Tenaga


Kerja (BPJS) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

3. Semua material dan peralatan hanya boleh dibawa dari lokasi pekerjaan
setelah ada ijin tertulis dari Pengawas Pekerjaan.

Pasal 10
PENUNDAAN PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA dapat meminta PIHAK KEDUA untuk menunda Pekerjaan dalam
keadaan tertentu seperti kondisi alam, persiapan lokasi, administrasi, keamanan,
dengan alasan yang jelas yang disampaikan melalui Surat Tertulis kepada PIHAK
KEDUA.

2. PIHAK KEDUA dapat melakukan penundaan Pekerjaan jika pelaksanaan


Pekerjaan terhambat oleh kondisi alam atau untuk kepentingan keamanan,
dengan persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.

3. Segala biaya yang ditimbulkan akibat penundaan Pekerjaan yang disebabkan


oleh kesalahan/kelalaian PIHAK KEDUA ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 11
RESIKO, KERUGIAN DAN PERBAIKAN

1. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan


ternyata terdapat bahan-bahan atau peralatan kerja maupun pelaksanaan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian dan SPK Bagian pekerjaan, maka PIHAK KEDUA
wajib melakukan pelaksanaan / perbaikan maupun penggantian dalam waktu
yang telah ditetapkan bersama, kecuali apabila terbukti bahwa kerusakan -
kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh kesalahan PIHAK KEDUA.

10
2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA rusak atau tidak berfungsi dan terbukti
bahwa hal tersebut terjadi akibat kesalahan/kelalaian dari Pelaksana PIHAK
KEDUA, (selain karena Force Majeure/Keadaan Memaksa) sebelum diserahkan
kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggung jawab sepenuhnya
atas segala kerugian yang timbul akibat kesalahan/kelalaian PIHAK KEDUA
tersebut.

3. Jika pada waktu pelaksanaan pekerjaan terjadi kemacetan-kemacetan yang


diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat
karena kesalahan / kelalaian PIHAK KEDUA, kecuali adanya kejadian force
majeure/keadaan memaksa, maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan
tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

4. Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja yang dipekerjakan PIHAK
KEDUA menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.

5. Bilamana selama PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan ini dan terbukti atas
kesalahan/kelalaiannya sendiri, menimbulkan kerugian bagi pihak lain (orang-
orang yang tidak ada sangkut pautnya dalam Perjanjian), maka segala
kerugian ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 12
PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA

1. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas keamanan tempat kerja / tenaga kerja,
kebersihan halaman, bangunan-bangunan, gudang, alat-alat dan bahan-bahan
bangunan sesuai lingkup pekerjaannya, selama pekerjaan berlangsung.

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab / wajib menyediakan sarana untuk menjaga


keselamatan para tenaga kerja yang dipekerjakannya, guna menghindarkan
bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

3. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan


kesalahan/kelalaian para pekerja PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA
diwajibkan memberikan pertolongan kepada korban-korban dan segala biaya-
biaya yang dikeluarkan sebagai akibatnya, menjadi beban / tanggung jawab
PIHAK KEDUA.

Pasal 13
PENILAIAN PROGRES PEKERJAAN

1. Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan PIHAK KEDUA akan dilaksanakan oleh


Pengawas Pekerjaan beserta wakil PIHAK KEDUA di lapangan, dan harus
selesai selambat lambatnya dalam waktu 5 (lima) hari kalender terhitung sejak
diterimanya pengajuan Laporan Kemajuan Pekerjaan dari PIHAK KEDUA.

2. Berita Acara Kemajuan Pekerjaan PIHAK KEDUA untuk lampiran tagihan akan
ditandatangani bersama sama oleh Para Pihak atau pihak yang mewakilinya
selambat lambatnya dalam waktu 2 (dua) hari kalender terhitung sejak

11
pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan selesai dilaksanakan oleh Pengawas beserta
wakil PIHAK KEDUA di lapangan.

Pasal 14
PEKERJAAN TAMBAH ATAU KURANG

1. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Tambah ialah pekerjaan yang


diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA melalui Pengawas Pekerjaan untuk
dilaksanakan, yang sebelumnya tidak tercantum baik dalam Gambar-gambar
maupun dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang terdapat dalam
dokumen Perjanjian ini, termasuk perubahan terhadap gambar atau syarat-
syarat tersebut, sehingga menimbulkan perubahan/tambahan sifat, mutu atau
kwantitas pekerjaan.

2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Kurang ialah pekerjaan yang


diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA melalui Pengawas Pekerjaan untuk tidak
dilaksanakan, yang sebelumnya telah tercantum baik dalam Gambar-gambar
maupun dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang terdapat dalam
dokumen Perjanjian ini, termasuk perubahan terhadap gambar atau syarat-
syarat tersebut, sehingga menimbulkan perubahan/pengurangan sifat, mutu
atau kuantitas pekerjaan.

3. Pekerjaan Tambah atau Pekerjaan Kurang hanya dapat dilaksanakan oleh


PIHAK KEDUA setelah tercapai kesepakatan harga dan cara pembayaran secara
tertulis antara Para Pihak serta setelah PIHAK KEDUA mendapat perintah
tertulis dari PIHAK PERTAMA melalui Pengawas Pekerjaan.

4. Pekerjaan Tambah atau Pekerjaan Kurang serta perubahan Harga Pekerjaan


dan perpanjangan waktu pelaksanaan Pekerjaan (jika ada) akibat Pekerjaan
Tambah atau Kurang, akan dituangkan dalam Perjanjian Tambahan /
Amandemen / Addendum yang ditandatangani oleh Para Pihak yang
merupakan satu kesatuan dan bagian tak terpisahkan dari Perjanjian dan SPK
Bagian pekerjaan tersebut.

Pasal 15
DENDA KETERLAMBATAN

1. Denda Keterlambatan Pekerjaan PIHAK KEDUA, akan dicantumkan dalam SPK


Bagian Pekerjaan, untuk tiap pelaksanaan bagian Pekerjaan.

2. Ketentuan pada ayat 1 pasal ini tidak berlaku apabila keterlambatan


penyerahan pekerjaan disebabkan oleh kejadian di luar kekuasaan dan
kemampuan PIHAK KEDUA ( force majeure ) sebagaimana tersebut pada Pasal
16 perjanjian ini atau apabila keterlambatan penyerahan pekerjaan terbukti
bukan merupakan kesalahan PIHAK KEDUA.

Pasal 16
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE )

12
1. Keadaan memaksa (Force Majeure) menurut Surat Perjanjian ini adalah semua
hal yang terjadi diluar kemampuan semua Pihak untuk mengatasinya, antara
lain : Peperangan, Blokade, Huru-hara, Epidemi, Pemogokan dan Bencana
Alam seperti Banjir, Gempa Bumi dan lain-lain yang langsung mempengaruhi
pelaksanaan pekerjaan.

1. Apabila terjadi keadaan memaksa ( force majeure ) sebagaimana tersebut pada


ayat 1 pasal ini, Pihak Yang Terkena harus memberitahukan secara tertulis
selambat-lambatnya dalam waktu 5 x 24 jam sejak terjadinya keadaan
memaksa ( force majeure ) tersebut, untuk dapat dipertimbangkan oleh Pihak
lainnya, demikian juga pada waktu keadaan memaksa ( force majeure )
berakhir.

1. Atas pemberitahuan Pihak Yang Terkena tersebut, Pihak lainnya wajib


menanggapi secara tertulis pemberitahuan tentang keadaan memaksa ( force
majeure ) itu dalam jangka waktu 5 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan
tersebut.

2. Jika dalam waktu 5 x 24 jam sejak diterimanya pemberitahuan tentang


“keadaan memaksa “ ( force majeure ) tersebut Pihak yang Diberitahukan
tidak memberi tanggapan maka Pihak tersebut dianggap menyetujui akibat
“keadaan memaksa” (force majeure ) tersebut.

3. Kelalaian memberitahukan secara tertulis perihal terjadinya “keadaan


memaksa” (force majeure) mengakibatkan peristiwa “keadaan memaksa”
(force majeure ) tersebut dianggap tidak pernah terjadi.

4. Apabila “keadaan memaksa” (force majeure ) lebih dari 30 (tiga puluh) hari
maka Para Pihak sepakat untuk membicarakan kembali mengenai
keberlangsungan Perjanjian ini.

Pasal 17
SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Jika PIHAK KEDUA menilai bahwa Pekerjaan telah selesai, PIHAK KEDUA akan
memberitahukan hal tersebut secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA melalui
Pengawas Pekerjaan.

2. Setelah menerima pemberitahuan PIHAK KEDUA tersebut pada ayat 1 Pasal ini,
piahak-pihak yang mewakili PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta
Pengawas Pekerjaan akan mengadakan pemeriksaan atas Pekerjaan, dalam
waktu 7 (tujuh) hari kalender (“Masa Pemeriksaan”).

3. Jika pihak yang mewakili PIHAK PERTAMA berdasarkan hasil pemeriksaan


tersebut pada ayat (2) Pasal ini, menilai bahwa Pekerjaan telah selesai, maka
pihak yang mewakili PIHAK PERTAMA dan atau Pengawas Pekerjaan dalam
waktu 3 (tiga) hari kalender setelah masa Pemeriksaan selesai, akan
menerbitkan Berita Acara Pemeriksaan Prestasi Pekerjaan.

13
4. Dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kalender setelah tanggal Berita
Acara Pemeriksaan Prestasi Pekerjaan, pihak yang mewakili PIHAK PERTAMA
dan atau Pengawas Pekerjaan akan menerbitkan Berita Acara Serah Terima
Pekerjaan, yang di dalamnya dicantumkan tanggal selesainya Pekerjaan. Berita
Acara tersebut disertai suatu daftar yang berisi bagian-bagian Pekerjaan yang
harus diselesaikan atau diperbaiki oleh PIHAK KEDUA dalam Masa
Pemeliharaan.

5. Apabila pihak yang mewakili PIHAK PERTAMA dan atau Pengawas Pekerjaan
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender tidak melaksanakan kewajibannya
sebagaimana tercantum dalam ayat 2, 3 dan 4 Pasal ini, maka PIHAK
PERTAMA dianggap menyetujui atas hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA sehingga
PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 18
PAJAK DAN BEA

1. Pajak-pajak yang timbul akibat adanya Perjanjian dan SPK Bagian pekerjaan,
menjadi tanggungan masing-masing Pihak, sesuai dengan ketentuan
perundangan-undangan di bidang perpajakan yang berlaku di Indonesia.

2. Semua pajak dan bea termasuk bea masuk atas barang-barang / material yang
dibeli oleh PIHAK KEDUA, bea meterai dan pungutan-pungutan lain yang
timbul karena pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA serta sesuai dengan
ketentuan/peraturan yang berlaku menjadi tanggungan PIHAK KEDUA.
Penetapan akan disesuaikan dengan Undang-undang/Surat
Keputusan/Peraturan yang berlaku pada saat itu atas bagian pekerjaan yang
terkena hal itu menurut jadwal/rencana kerja yang terlampir pada Perjanjian
dan SPK Bagian pekerjaan.

Pasal 19
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perselisihan antara Para Pihak sehubungan dengan Perjanjian


Pemborongan ini, sepanjang memungkinkan pertama-tama akan diselesaikan
secara musyawarah dan mufakat.

2. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan mufakat tidak berhasil dicapai,


maka Para Pihak sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan
tersebut kepada BANI (Badan Arbitrase Nasional Indonesia).

3. Para Pihak akan tunduk kepada keputusan BANI, keputusan mana merupakan
keputusan terakhir dan bersifat mengikat Para Pihak.

Pasal 20
DOMISILI HUKUM

14
Dengan ditandatangani Perjanjian ini dan segala akibatnya, maka Para Pihak memilih
domisili hukum pada Kepaniteraan Negeri Jakarta Selatan.

Pasal 21
LAIN - LAIN

1. Perubahan (Amandemen) terhadap Surat Perjanjian ini dan SPK Bagian


Pekerjaan hanya berlaku dan mengikat jika dibuat secara tertulis dan
ditandatangani oleh Para Pihak.

2. Apabila didalam pelaksanaan pekerjaan dikemudian hari ternyata terdapat


perubahan baik berupa penambahan ataupun pengurangan, maka hal tersebut
akan diatur dan ditetapkan bersama oleh Para Pihak dan akan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian dan SPK Bagian Pekerjaan.

3. Bilamana dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan/kekurangan dalam


Perjanjian akan diadakan perubahan dan penyempurnaan sebagaimana
mestinya.

Pasal 22
PENUTUP

1. Apabila salah satu ketentuan dalam Perjanjian bertentangan dengan atau tidak
dapat dilaksanakan berdasarkan hukum yang berlaku, maka ketentuan
tersebut dianggap tidak berlaku, sedangkan ketentuan-ketentuan lain dalam
Perjanjian tetap berlaku.

2. Perjajian ini hanya dapat diubah, ditambah, diganti atau dinovasi oleh
dokumen lain apabila dokumen tersebut ditandatangani oleh Para Pihak.

3. Perjanjian mulai berlaku dan mengikat Para Pihak sejak tanggal ditanda
tanganinya Perjanjian oleh Para Pihak, dan berakhir setelah Para Pihak
menyelesaikan kewajiban-kewajibannya sebagaimana yang tercantum pada
Perjanjian dan SPK Bagian Pekerjaan.

4. Perjanjian dibuat dalam rangkap 2 ( dua ) yang masing-masing mempunyai


kekuatan hukum yang sama, dan dibubuhi materai secukupnya sesuai dengan
persyaratan pembuatan Surat Perjanjian (kontrak). Rangkap pertama dipegang
oleh PIHAK PERTAMA dan rangkap kedua di pegang oleh PIHAK KEDUA, copy
dari Perjanjian akan diserahkan pada pihak-pihak yang ada kaitannya dengan
pekerjaan ini.

PIHAK PERTAMA, PIHAK KEDUA,

PT PARAMA MATRA WIDYA PT. DWIKONTRINDO ADITUNGGAL

15
Ir. Edy Sumarso, MM Klemens P. Hanjaya
Direktur Direktur

16

Anda mungkin juga menyukai