Anda di halaman 1dari 11

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN

NOMOR: 0015.ZUL/HK-UNM/SPP-UPAH/XI/2023
TANGGAL: 13 NOVEMBER 2023

PEKERJAAN FASADE HOLLOW FISIP TAHAP II

ANTARA

PT. HUTAMA KARYA (Persero)


DIVISI GEDUNG

DENGAN

ZULFIKRI

UNTUK

PROYEK GD. UNIVERSITAS MALIKUSSALEH


CWM-01, ACEH
SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN
PEKERJAAN FASADE HOLLOW FISIP TAHAP II
PROYEK GD. UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
CWM-01, ACEH
NOMOR: 0015.ZUL/HK-UNM/SPP-UPAH/XI/2023
Pada hari ini Senin, 13 NOVEMBER 2023 kami yang bertandatangan di bawah ini:

I. Nama : ANGGI BAYU ARIBOWO


Jabatan : PROJECT MANAGER PT. HUTAMA KARYA (Persero) DIVISI GEDUNG
Alamat : Gedung HK Tower Lt 11 JL.Letjen M.T.Haryono Kav.8 RT012/RW011 Cipinang
Cempedak, Jatinegara, Jakarta Timur, DKI Jakarta
Pada Proyek : Proyek GD. Universitas Malikussaleh CWM-01, Aceh
Sebagai Pihak PERTAMA

II. Nama : ZULFIKRI


Jabatan : PEMBORONG
Alamat : Dsn. Tgk Di Iboh, Guha Uleue, Kuta Makmur
Sebagai Pihak KEDUA

Dengan ini telah bersepakat dan menyetujui untuk menandatangani Surat Perjanjian PEKERJAAN FASADE HOLLOW
FISIP TAHAP II pada Proyek GD. Universitas Malikussaleh CWM-01, Aceh dengan ketentuan ketentuan dan syarat-
syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal berikut ini:

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN
PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima Surat Perjanjian PEKERJAAN
FASADE HOLLOW FISIP TAHAP II dari PIHAK PERTAMA dan bertanggungjawab untuk melaksanakannya sampai
selesai dan diterima baik oleh PIHAK PERTAMA dan Pemberi Tugas / Pengawas Pekerjaan berdasarkan syarat-syarat
yang tercantum dalam Perjanjian ini.
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan yang harus dilaksanakan PIHAK KEDUA adalah Surat Perjanjian Surat Perjanjian PEKERJAAN
FASADE HOLLOW FISIP TAHAP II pada Proyek GD. Universitas Malikussaleh CWM-01, Aceh, meliputi pengadaan
material sesuai Shop Drawing dan spesifikasi dan Pemasangan.
PASAL 3
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pekerjaan harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA berdasarkan referensi sebagai berikut:
a. Perjanjian ini dan segala perubahan dan addendumnya (jika ada).
b. Perjanjian Pemborongan antara PIHAK PERTAMA dan Pemberi Tugas dengan segala addendum dan
perubahannya, Rencana Kerja dan syarat-syaratnya (Syarat-syarat Umum, Syarat-syarat Khusus,
Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan dan Gambar-gambar), yang terkait dengan Perjanjian ini.
c. Semua ketentuan dan syarat-syarat tentang administrasi, teknik pelaksanaan pekerjaan dan keselamatan
kesehatan kerja serta lingkungan yang tercantum dalam peraturan/perundangan yang berlaku.
d. Petunjuk dan peringatan tertulis yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA untuk mencapai maksud dan tujuan
Perjanjian ini.
2. PIHAK KEDUA mengikatkan diri kepada PIHAK PERTAMA untuk pelaksanaan pekerjaan yang diperjanjikan
dengan ketentuan dan spesifikasi teknis yang sama seperti PIHAK PERTAMA terikat kepada Pemberi Tugas
untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam Perjanjian Pemborongan.
3. Dalam rangka Pekerjaan, atas permintaan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA wajib memberikan bagian dokumen
Perjanjian Pemborongan sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal ini.
4. Apabila timbul pertanyaan mengenai penafsiran tentang spesifikasi atau gambar, maka pertanyaan tersebut akan
diajukan kepada Pengawas Pekerjaan dan keputusan Pengawas Pekerjaan merupakan keputusan terakhir dan
mengikat kedua belah pihak.
PASAL 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

1. PIHAK KEDUA harus mulai melaksanakan Pekerjaan pada tanggal 13 NOVEMBER 2023 dan
melaksanakannya dalam waktu 28 hari kalender, yaitu berakhir pada tanggal 10 DESEMBER 2023. Dan
kedatangan material disesuaikan dengan kebutuhan dilapangan, sesuai dengan kesepatan kedua belah pihak
pada saat proses negoisasi.
2. Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan tidak boleh diubah kecuali karena akibat keadaan memaksa (force
majeure) seperti diatur dalam pasal 20 Perjanjian ini atau adanya Pekerjaan Tambah sesuai dengan ketentuan
pasal 19 Perjanjian ini.
3. Apabila Pekerjaan PIHAK KEDUA belum dapat dimulai atau terlambat pelaksanaannya disebabkan oleh Pihak
Ketiga, maka hal tersebut harus dilaporkan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya 7
(tujuh) hari sebelum Pekerjaan PIHAK KEDUA seharusnya dikerjakan.

PASAL 5
RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN (TIME SCHEDULE)

1. Dalam waktu 1 (satu) minggu sejak ditandatanganinya Perjanjian ini, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan kepada
PIHAK PERTAMA Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule). Selanjutnya PIHAK PERTAMA bila
perlu mengubahnya untuk disesuaikan dengan Jadwal Pelaksanaan Induk pada Perjanjian Pemborongan antara
PIHAK PERTAMA dan Pemberi Tugas.
2. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan Pekerjaan menurut Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan tersebut dalam
ayat 1 Pasal ini, sedangkan penyimpangannya hanya dibenarkan jika mendapat persetujuan tertulis dari PIHAK
PERTAMA.

PASAL 6
HARGA BORONGAN

1. Nilai Harga Borongan untuk pelaksanaan Pekerjaan sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini adalah : Harga
Borongan: Rp. 190.027.550 “Seratus Sembilan Puluh Juta Dua Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Lima Puluh
Rupiah”. Didalam Jumlah Harga Borongan tersebut ayat 1 Pasal ini sudah termasuk segala Pengeluaran dan
Jasa Pemborong serta PPH sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebesar 4%.
2. Pada dasarnya Harga Borongan tersebut pada ayat 1 Pasal ini dihitung berdasarkan harga satuan yang tetap
dan pasti, volume sesuai realisasi di lapangan.

PASAL 7
CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran harga borongan tersebut Pasal 7 Perjanjian ini dilaksanakan secara bertahap oleh PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagai berikut :
Pembayaran berupa Progress Payment 2 mingguan yang ditagihkan dari Jumlah Harga Borongan tersebut pada
pasal 7 ayat 1 perjanjian ini, yang dinyatakan dengan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan yang ditanda-tangani
oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
2. Pelaksanaan pembayaran diatur oleh PIHAK PERTAMA sesuai dengan tahap-tahap tersebut pada ayat 1 pasal
ini atas dasar bukti-bukti yang ditunjukkan oleh PIHAK KEDUA bahwa PIHAK KEDUA telah memenuhi syarat-
syarat secara lengkap yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
3. Pembayaran Progress Pekerjaan dilaksanakan dengan menggunakan KMK / SCF dengan cara Akad Kredit ke
Bank yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
4. Biaya-biaya Provisi, Bunga, Diskonto KMK/SCF selama 90 (sembilan puluh) hari dan biaya – biaya lainnya akan
menjadi beban PIHAK KEDUA yang akan diatur dalam kontrak tersendiri dengan Bank yang ditunjuk oleh
PIHAK PERTAMA.
5. Syarat-syarat pencairan KMK / SCF dengan melengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut :
 Berita Acara Kemajuan Pekerjaan yang ditanda-tangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK
KEDUA.
 Asli + Copy Invoice
 Verifikasi semua dokumen tagihan oleh PIHAK PERTAMA.
6. Apabila pembayaran dengan mekanisme pencairan SCF akan dilaksanakan dengan memakai instrumen Bank
(SKBDN/SCF/KMK) di transfer ke BSI Syariah, an. ZULFIKRI No Rek. 1056124008. Perjanjian ini tidak boleh
digunakan untuk kepentingan lainnya dan PIHAK KEDUA setuju untuk tidak melibatkan PIHAK PERTAMA
dengan urusan yang berada diluar Perjanjian pada pada Proyek GD. Universitas Malikussaleh CWM-01, Aceh.
PASAL 8
BAHAN DAN ALAT

1. PIHAK KEDUA harus menyediakan bahan, barang, peralatan, alat-alat bantu dan tenaga kerja untuk
melaksanakan Pekerjaan seperti tersebut dalam pasal 2 Perjanjian ini.

2. Semua bahan, barang dan cara pekerjaannya harus sesuai dengan jenis dan standar yang ditentukan dalam
dokumen Perjanjian ini.

3. PIHAK KEDUA wajib membuat tempat atau gudang yang baik untuk menyimpan bahan-bahan dan alat-alat,
serta menyediakan angkutan untuk pemindahan bahan-bahan dan alat-alat tersebut guna lancarnya pekerjaan.

4. PIHAK PERTAMA berhak menolak bahan-bahan dan alat-alat yang disediakan oleh PIHAK KEDUA jika
kualitasnya tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Perjanjian ini.

5. Jika bahan-bahan dan alat-alat yang ditolak oleh PIHAK PERTAMA maka PIHAK KEDUA harus menyingkirkan
bahan-bahan dan alat - alat tersebut dari lokasi pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam, kemudian menggantinya
dengan yang memenuhi syarat.

6. Tidak tersedianya bahan-bahan dan alat-alat, tidak dapat dijadikan alasan untuk keterlambatan pekerjaan.

7. Apabila alat tidak digunakan atau tenaga kerja menganggur karena menunggu pekerjaan lain atau hal lainnya,
maka tidak ada klaim atas idle (Standby) alat/tenaga kerja tersebut karena sudah diperhitungkan dalam harga
satuan.

PASAL 9
PENGAMANAN TEMPAT KERJA DAN TENAGA KERJA

1. PIHAK PERTAMA bertanggung jawab/wajib menyediakan sarana untuk menjaga keselamatan para tenaga
kerja, guna menghindarkan bahaya yang mungkin terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

2. Jika terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan pekerjaan, maka PIHAK PERTAMA diwajibkan memberi
pertolongan kepada korban-korban dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibatnya menjadi
beban/tanggung jawab PIHAK PERTAMA.

3. PIHAK PERTAMA wajib menyediakan tempat tinggal yang memenuhi syarat-syarat kesehatan dan ketertiban
dalam hal tenaga kerjanya tinggal sementara di lokasi pekerjaan.

4. Hubungan antara para tenaga kerja dengan PIHAK KEDUA sepanjang tidak diatur secara khusus tunduk pada
peraturan perburuhan yang berlaku.

PASAL 10
KENAIKAN HARGA.

1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama jangka waktu pelaksanaan tersebut pada Pasal 4
Perjanjian ini, ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim atas kenaikan bahan baku, alat-alat dan
upah terkecuali apabila terjadi tindakan/kebijakan Pemerintah Republik Indonesia dalam bidang moneter, yang di
umumkan secara resmi dan diatur dalam Peraturan Pemerintah, khusus untuk pekerjaan pemborongan.

PASAL 11
PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA wajib menyampaikan pemberitahuan kepada pihak-pihak yang berwenang dan memperoleh
segala lisensi dan ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan serta membayar segala biayanya sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

2. PIHAK KEDUA wajib menyediakan fasilitas lapangan sementara yang diperlukan untuk melaksanakan
Pekerjaan.

3. PIHAK KEDUA wajib memenuhi semua persyaratan Keselamatan dan Kesehatan kerja yang ditetapkan pihak-
pihak yang berwenang dan/atau PIHAK PERTAMA dan harus melaporkan setiap kecelakaan yang terjadi dalam
melaksanakan Pekerjaannya di lokasi pekerjaan.

4. PIHAK KEDUA wajib menjaga kebersihan lokasi pekerjaan dari kotoran/puing yang timbul dari pelaksanaan
Pekerjaan.

5. PIHAK KEDUA wajib mencegah terjadinya kerusakan pada pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK
PERTAMA atau pihak lain. Apabila terjadi kerusakan akibat kelalaian PIHAK KEDUA, PIHAK KEDUA wajib
memperbaiki kerusakan tersebut atas biayanya sendiri hingga diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA
dan/atau Pemberi Tugas.

6. Bila selama Masa Kontrak, Pihak Pemberi Tugas dengan didampingi PIHAK PERTAMA berniat mengunjungi
workshop milik PIHAK KEDUA demi kelancaran Pekerjaan, maka semua biaya transportasi dan akomodasi dari
hingga kembali ke tempat semula akan ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 12
WAKIL PEMBORONG

1. Ditempat pekerjaan harus selalu ada wakil PIHAK KEDUA yang ditunjuk sebagai Pimpinan Pelaksana/Tenaga
Ahli, yang mempunyai wewenang/kuasa penuh untuk mewakili PIHAK KEDUA, dan dapat
menerima/memutuskan segala petunjuk-petunjuk dari Pengawas.

2. Penunjukan Pimpinan Pelaksanaan/Tenaga Ahli ini harus mendapat persetujuan PIHAK PERTAMA.

3. Apabila menurut pertimbangan PIHAK PERTAMA Pimpinan Pelaksana/Tenaga Ahli yang ditempatkan oleh
PIHAK KEDUA tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan, maka PIHAK KEDUA harus segera mengganti
dengan Tenaga Ahli lain yang memenuhi persyaratan tersebut.

4. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA sebagai akibat perbuatan orang-
orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 13
PENGAWAS PEKERJAAN

1. Untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas pengawasan dan tindakan perbaikan, PIHAK
PERTAMA menunjuk sebagai Pengawas yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA.

2. Apabila personil yang ditunjuk dalam ayat 1 pasal ini berhalangan atau tidak dapat menjalankan kewajibanya,
maka PIHAK PERTAMA akan menunjukan penggantinya dan memberitahukan kepada PIHAK KEDUA secara
tertulis.

3. PIHAK KEDUA harus mematuhi segala petunjuk dan atau perintah Pengawas/PIHAK PERTAMA.

PASAL 14
PENYERAHAN PEKERJAAN

Pekerjaan dinyatakan selesai apabila pekerjaan tersebut telah diterima oleh PIHAK PERTAMA dan Pemberi
Tugas dan PIHAK PERTAMA akan menerbitkan Berita Acara Penyerahan Pertama Pekerjaan yang didalamnya
ditetapkan tanggal selesainya Pekerjaan.

PASAL 15
LAPORAN DAN DOKUMENTASI

1. PIHAK KEDUA harus membuat Laporan harian yang berisi catatan-catatan mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan Pekerjaan.

2. Laporan harian tersebut dalam ayat 1 pasal ini harus disampaikan setiap minggu sebagai Laporan Mingguan
yang memuat antara lain ; Prestasi Kerja, Jumlah Tenaga Kerja, Catatan teknis, Permohonan-permohonan.

3. Berdasarkan laporan Mingguan tersebut dalam ayat 2, dibuat Laporan Bulanan yang juga memuat hal-hal yang
belum termuat dalam Laporan Mingguan dan perbandingan setiap kegiatan dalam Laporan Bulanan tersebut
terhadap Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang dilengkapi dengan foto-foto perkembangan
kegiatan pekerjaan.

PASAL 16
PEKERJAAN TAMBAH ATAU KURANG

1. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Tambah ialah pekerjaan yang diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA untuk dilaksanakan, yang sebelumnya tidak tercantum baik dalam gambar-gambar maupun
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang terdapat dalam dokumen Perjanjian ini, termasuk perubahan
terhadap gambar atau syarat-syarat tersebut, sehingga menimbulkan perubahan/penambahan sifat, mutu atau
kuantitas Pekerjaan.

2. Yang dimaksud dengan Pekerjaan Kurang ialah pekerjaan yang diperintahkan oleh PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA untuk tidak dilaksanakan, yang sebelumnya telah tercantum baik dalam gambar-gambar maupun
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang terdapat dalam dokumen Perjanjian ini, termasuk perubahan
terhadap gambar atau syarat-syarat tersebut, sehingga menimbulkan perubahan/pengurangan sifat, mutu atau
kuantitas Pekerjaan.

3. Pekerjaan Tambah atau Pekerjaan Kurang hanya dapat dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA setelah mendapat
perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA dengan menyebutkan perincian pekerjaan secara jelas.

4. Perubahan Harga Borongan akibat Pekerjaan Tambah atau Pekerjaan Kurang tersebut dihitung berdasarkan
penambahan atau pengurangan kuantitas dari bagian yang diadakan perubahan saja dikalikan dengan Harga
Satuan Pekerjaan atau Harga Satuan Bahan, Peralatan dan Upah yang terdapat dalam dokumen Perjanjian ini.

5. Pekerjaan Tambah atau Pekerjaan Kurang dapat dipakai sebagai alasan perpanjangan waktu pelaksanaan
Pekerjaan dengan persetujuan PIHAK PERTAMA.

6. Pekerjaan Tambah atau Pekerjaan Kurang serta perubahan harga borongan dan perpanjangan waktu
pelaksanaan akibat Pekerjaan Tambah atau Pekerjaan Kurang, jika ada, akan dituangkan dalam Perjanjian
Tambahan (Addendum) yang ditandatangani oleh kedua belah pihak dan merupakan kesatuan dari bagian yang
tidak terpisahkan dari Perjanjian ini. Pekerjaan tambahan dibatasi sampai dengan 20% dari nilai kontrak
pekerjaan, apabila nilai pekerjaan tambahan lebih dari 20% maka untuk pekerjaan tambahan tersebut harus
dibuatkan Kontrak Pekerjaan Baru.

7. Pembayaran pekerjaan Tambah Kurang dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%.

PASAL 17
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan Keadaan Memaksa (Force Majeure) adalah keadaan atau peristiwa yang terjadi diluar
dugaan, kemampuan dan kekuasaan para pihak yang mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan kewajiban
salah satu atau para pihak sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini, yaitu :
a. Gempa Bumi, Angin Topan, Banjir, Tanah Longsor, Sambaran Petir, Kebakaran, Benda-Benda Angkasa .
b. Peperangan, Huru-Hara, Terorisme, Pemberontakan, Sabotase, Embargo, Pemogokan Umum.

2. Keadaan Memaksa harus diberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu 7 (tujuh) hari
kalender sejak terjadinya keadaan/peristiwa tersebut. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima
pemberitahuan Keadaan memaksa tersebut, PIHAK PERTAMA harus memberikan jawaban apakah Keadaan
Memaksa tersebut diakui atau tidak. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima pemberitahuan
tersebut PIHAK PERTAMA tidak memberikan jawaban kepada PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA
dianggap menyetujui/mengakui adanya Keadaan Memaksa seperti yang disampaikan oleh PIHAK KEDUA.

3. Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah berakhirnya suatu Keadaan Memaksa, PIHAK KEDUA harus
menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA laporan mengenai Keadaan Memaksa tersebut serta akibat-akibatnya
pada Pekerjaan dengan menyerahkan bukti-bukti yang sah dari instansi yang berwenang.

4. Tanpa mengurangi berlakunya Pasal 16 Perjanjian ini, dalam hal, Keadaan Memaksa diakui oleh PIHAK
PERTAMA, terjadi kerusakan pada Pekerjaan atau bahan/barang yang ada di lokasi Pekerjaan dan belum
terpasang, maka :
a. PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan PIHAK KEDUA untuk membersihkan dan membuang
reruntuhan, membangun kembali atau memperbaiki pekerjaan yang rusak serta melanjutkan pelaksanaan
Pekerjaan.
b. Pekerjaan pembersihan dan pembuangan reruntuhan, pembuangan kembali atau pekerjaan-pekerjaan
yang rusak serta penggantian dan perbaikan bahan/barang yang rusak, dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA
atas perintah PIHAK PERTAMA, merupakan Pekerjaan Tambah sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini.

5. Apabila PIHAK PERTAMA menolak atau tidak mengakui Keadaan Memaksa yang disampaikan PIHAK KEDUA,
maka PIHAK KEDUA wajib memperbaiki segala kerusakan yang terjadi atas Pekerjaan atau bahan/barang yang
ada di lokasi Pekerjaan dan belum terpasang, dan seluruh biaya, kerugian dan keterlambatan yang timbul akibat
Keadaan Memaksa tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

PASAL 18
DENDA KELALAIAN DAN DENDA KETERLAMBATAN

1. Jika PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum
dalam Pasal 4 Perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA wajib membayar ”Denda
keterlambatan” sebesar 1‰ (Satu Permil) dari Harga Borongan sampai sebanyak –banyaknya sebesar 5%
(Lima Persen) dari Harga Borongan Pasal 7 Perjanjian ini.

2. Apabila kelambatan penyelesaian pekerjaan telah mencapai 7 (Tujuh) hari kalender dan PIHAK KEDUA tetap
tidak mampu menyelesaikan pekerjaan tersebut, maka PIHAKPERTAMA berhak menunjuk perusahaan lain
untuk melaksanakan/melanjutkan pekerjaan/sisa dari pekerjaan dengan biaya penyelesaian menjadi beban
PIHAK KEDUA.
3. Denda tersebut ayat 2 pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada
PIHAK KEDUA.

4. Denda ini tidak dikenakan kepada PIHAK KEDUA apabila kelambatan tersebut bukan akibat kesalahan PIHAK
KEDUA, atau apabila kelambatan tersebut disebabkan oleh kelalaian PIHAK PERTAMA untuk memenuhi
kewajibanya.

5. PIHAK KEDUA dinyatakan bebas dari DENDA KETERLAMBATAN apabila situasi/kondisi lapangan terutama
pekerjaan konstruksi yang mengalami keterlambatan sehingga mengakibatkan pekerjaan PIHAK KEDUA
tertunda / terlambat.

6. Apabila PIHAK PERTAMA tidak melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan Pasal 8, maka
untuk setiap hari keterlambatan akan dikenakan denda sebesar 0.10 % dari nilai tagihan terhitung sejak jatuh
tempo dari tagihan tersebut sampai dengan tagihan pembayaran diterima oleh PIHAK KEDUA.
PASAL 19
RESIKO

1. Jika hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA musnah dengan cara apapun (selain karena Keadaan Memaksa atau sebab
tersebut pada ayat 3 Pasal ini) sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian yang timbul akibat kelalaian PIHAK KEDUA.

2. Jika hasil Pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah diluar kesalahan kedua belah pihak
(Akibat Keadaan Memaksa tersebut dalam pasal 20 Perjanjian ini) sebelum pekerjaan diserahkan kepada PIHAK
PERTAMA pada waktu yang ditentukan berdasarkan Perjanjian ini, maka berlaku ketentuan ayat 4 Pasal 20
Perjanjian ini.

3. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah disebabkan karena kelalaian PIHAK
PERTAMA atau orang/pihak yang dipekerjakan oleh PIHAK PERTAMA, maka segala kerugian yang timbul
ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.

4. Jika pada waktu pelaksanaan terjadi kemacetan yang diakibatkan tidak masuknya atau tidak tersedianya bahan,
alat karena semata-mata kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan
tersebutmenjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

5. Segala persoalan dan tuntutan para tenaga kerja maupun Pihak yang diberi tugas oleh PIHAK KEDUA menjadi
beban dan tanggung jawab penuh PIHAK KEDUA dan oleh karenanya PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK
PERTAMA dari segala tuntutan para tenaga kerja yang berkenaan dengan pelaksanaan pekerjaan yang
bersangkutan baik didalam maupun diluar pengadilan.

6. Bilamana PIHAK KEDUA selama melaksanakan Pekerjaan menimbulkan kerugian bagi Pihak Ketiga (pihak-
puhak yang tidak ada sangkut pautnya dalam Perjanjian ini), maka segala kerugian ditanggung sepenuhnya oleh
PIHAK KEDUA.

PASAL 20
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

1. Kedua belah pihak sepakat untuk mengesampingkan berlakunya ketentuan dalam pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata untuk pengakhiran Perjanjian yang diatur dalam pasal ini.

2. PIHAK PERTAMA berhak untuk mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak dengan memberitahukan secara
tertulis hal tersebut kepada PIHAK KEDUA, dengan didahului peringatan tertulis sebanyak 2 (dua) kali berturut-
turut dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari kalender, dalam hal PIHAK KEDUA:

a. Dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender setelah Tanggal Mulai Pelaksanaan tersebut dalam Pasal 4
Perjanjian ini tidak atau belum melaksanakan Pekerjaan Borongan tanpa alasan yang wajar:
b. Dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender berturut-turut sama sekali menghentikan pelaksanaan
Pekerjaan Subkontraktor tanpa alasan yang wajar, atau
c. Menolak atau mengabaikan perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA untuk membongkar, menyingkirkan
atau memperbaiki pekerjaan atau bahan/barang yang tidak memenuhi persyaratan Perjanjian ini, atau
d. Karena kelalaiannya terlambat dalam menyelesaikan Pekerjaan Subkontraktor sehingga ganti rugi
keterlambatan melampaui batas maksimum.

3. Perjanjian ini dengan sendirinya berakhir dalam hal PIHAK KEDUA jatuh pailit, atau mengajukan petisi atas
kepailitannya, atau menyerahkan pekerjaannya sebagai jaminan kepada krediturnya, atau sebagai badan usaha
melakukan likuidasi (kecuali likuidasi sukarela untuk maksud penggabungan atau reorganisasi), atau telah
dilakukan penyitaan atas barang-barangnya.

4. Apabila terjadi pengakhiran Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 dan 3 Pasal ini, maka :
a. PIHAK PERTAMA sendiri atau dengan menunjuk pihak lain berhak mengadakan bahan/barang, peralatan
dan tenaga kerja serta melanjutkan pelaksanaan Pekerjaan.
b. PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA semua arsip gambar, data, perhitungan
dan keterangan lainnya yang berhubungan dengan Perjanjian ini.
c. PIHAK KEDUA berhak menerima pembayaran atas Pekerjaan yang telah diselesaikannya sampai
sebelum pengakhiran Perjanjian ini setelah diperhitungkan dengan kewajiban yang menjadi tanggung
jawabnya.

PASAL 21
PELAKSANAAN SISTEM MUTU, K3 DAN LINGKUNGAN

1. Dalam melaksanakan pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib mengikuti / melaksanakan Sistem Manajemen Mutu (ISO-
9001:2000), Sistem Manajemen K3 (OHSAS 18001:1999) dan Sistem Manajemen Lingkungan (ISO-14001:2004)
yang diterapkan oleh PIHAK PERTAMA.

2. Pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu, K3 dan Lingkungan oleh PIHAK KEDUA, diharapkan dapat memberikan
Jaminan Mutu, K3 dan Lingkungan Pekerjaan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 22
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK

PIHAK KEDUA wajib mengimplementasikan Sistem Manajemen Anti Penyuapan sesuai dengan SNI ISO 37001:2016
tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan, serta prosedur kebijakan PIHAK PERTAMA selama pelaksanaan
KONTRAK, dimana PIHAK PERTAMA, akan mensosialisasikan prosedur dan kebijakan internal PIHAK PERTAMA atas
penerapan system tersebut.

PASAL 23
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Setiap perselisihan yang terjadi antara kedua belah pihak sehubungan dengan Perjanjian ini pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat.

PASAL 24
BEA MATERAI

Bea Meterai Perjanjian ini dan Pajak-Pajak lainya serta Penggandaan dokumen untuk kepentingan PIHAK KEDUA adalah
beban PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang – undangan yang berlaku.

PASAL 25
PERJANJIAN TAMBAHAN

Jika terdapat hal-hal yang belum tercakup dalam Perjanjian ini akan dibuat Addendum perjanjian yang ditanda tangani
oleh kedua belah pihak dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Demikianlah Perjanjian ini dibuat dan ditanda tangani oleh kedua belah pihak di Lhokseumawe pada hari, tanggal, bulan
dan tahun tersebut pada permulaan Perjanjian ini dalam rangkap 2 (dua) masing – masing bermeterai cukup, dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

PT. HUTAMA KARYA (Persero)


PROYEK GD. UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
CWM-01, ACEH

ZULFIKRI ANGGI BAYU ARIBOWO


Pemborong Project Manager

LAMPIRAN BQ
NOMOR: 0015.ZUL/HK-UNM/SPP-UPAH/XI/2023
TANGGAL: 13 NOVEMBER 2023
No. Uraian Pekerjaan Sat Vol Harsat Jumlah Harga

PEKERJAAN FASADE HOLLOW FISIP TAHAP II

1 FD-2 Fas ade Bes i Hollow 30x60x2 mm + Rangka


s ia p terpas ang (te rmas uk cat finis h warna putih) M2 78,77 950.000,00 74.830.550,00
2 FD-3 Fas ade Bes i Hollow 30x60x2 mm + Rangka
s ia p terpas ang (te rmas uk cat finis h warna merah/s e s ua i yg a da dilapa nga n) M2 34,88 950.000,00 33.136.000,00
3 FD-4 Fas ade Bes i Hollow 30x60x2 mm + Rangka
s ia p terpas ang (te rmas uk cat finis h warna merah/s e s ua i yg a da dilapa nga n) M2 61,56 950.000,00 58.482.000,00
4 FD-5 Fa s ade Bes i Hollow 30x60x2 mm + Ra ngka
s ia p terpas ang (te rmas uk cat finis h warna merah/s e s ua i yg a da dilapa nga n) M2 24,82 950.000,00 23.579.000,00

Jumlah 190.027.550
-
TOTAL 190.027.550
Terbilang : Seratus Sembilan Puluh Juta Dua Puluh Tujuh Ribu Lima Ratus Lima Puluh Rupiah

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT. HUTAMA KARYA (Persero)
PROYEK GD. UNIVERSITAS
MALIKUSSALEH CWM-01, ACEH

ANGGI BAYU ARIBOWO


ZULFIKRI Project Manager
Pemborong

Anda mungkin juga menyukai