Anda di halaman 1dari 7

SURAT PERJANJIAN KERJA

PT. NAHWA BERKAH ILAHI


DENGAN
PT. HASTA REKSA MANUNGGAL
NO. 055NHI-HRM/SPBU/X/2018

Pelaksanaan pekerjaan : Proyek pembangunan SPBU ( Stasiun Pengisian Bahan Bakar


Untuk Umum ) Swastanisasi di lokasi Jalan Raya Keruak
Kelurahan Gunung Rajak Kecamatan Sakra Barat Kabupaten
Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pada hari ini rabu tanggal tiga bulan oktober tahun dua ribu delapan belas (03-10-
2018), kami yang bertanda tangan dibawah ini :

YUDHIAN SAPUTRA, ST :
Direktur Utama PT. NAHWA BERKAL ILAHI Berkedudukan di Gubuk Lauk Desa
Sikur Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat dalam
hal ini bertindak dan untuk atas nama diri sendiri dan selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA

RUDI EFENDI :
Direktur Utama PT. HASTA REKSA MANUNGGAL yang berkedudukan di Dusun
Tanjung Kelurahan Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Dengan ini menyatakan bahwa KEDUA BELAH PIHAK masing – masing telah sepakat
dan setuju untuk mengikat diri dalam suatu perjanjian borongan dengan ketentuan dan
syarat – syarat sebagaimana tercantum dalam pasal – pasal dibawah ini :

PASAL I
LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA menyerahkan pekerjaan borongan kepada PIHAK KEDUA


untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan SPBU di lokasi Jalan Raya Keruak
Kelurahan Gunung Rajak Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa
tenggara Timur. Sebagaimana ditunjuk pada peta lokasi terlampir dan menjadi bagian
yang tidak dapat dipisahkan dan merupakan satu kesatuan perjanjian yang ditanda
tangani ini.
2. Pekerjaan pembangunan SPBU dimaksud dalam ayat tersebut adalah
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan tangka pendam dan pemipaan
III. Pekerjaan bangunan kanopi
IV. Pekerjaan Listrik, Penangkal Petir
V. Pekerjaan fasilitas dan rambu rambu

Sebagaimana terinci pada lembar Penawaran harga yang terlampir dan merupakan satu
kesatuan dengan perjanjian ini.

Untuk maksud tersebut, maka PIHAK KEDUA melakukan pekerjaan meliputi :


1. Pekerjaan yang berkaitan dengan desain
2. Pekerjaan Sipil
3. Pekerjaan Kelistrikan
4. Pekerjaan Konstrruksi yang satu dan lain pekerjaan tersebut untuk mewujudkan
maksud tersebut dari pekerjaan borongan ini.

PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan tersebut, dalam Pasal 1 (satu) Pekerjaan
ini menurut atau sesuai dengan :
1. Gambar ( termasuk gambar – gambar detail) yang disetujui oleh PERTAMINA
sebagaimana terlampir dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan serta merupakan
satu kesatuan dari perjanjian borongan ini.
2. Semua ketentuan dan peraturan administrasi dan teknik yang lazim berlaku dalam
pelaksanaan pekerjaan pembangunan SPBU.
3. Semua petunjuk tertulis dan / atau lisan dari PIHAK PERTAMA dan / atau Pengawas
Pekerjaan dan / atau tugas dari PERTAMINA.

PASAL 3
MATERIAL, ALAT – ALAT KERJA DAN TENAGA KERJA

1. Material, alat – alat kerja dan tenaga kerja sehubungan dengan pekerjaan borongan ini
disediakan oleh PIHAK KEDUA
2. PIHAK KEDUA harus menjaga keselamatan para pekerja pada tempat pekerjaan
3. Segala persoalan dan tuntutan para pekerja menjadi beban dan tanggung jawab
sepenuhnya PIHAK KEDUA, para pekerjanya baik di dalam maupun di luar
pengadilan
PASAL 4
KESANGGUPAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA dengan ini menyatakan menerima dan sanggup melaksanakan pekerjaan
yang diserahkan oleh PIHAK PERTAMA serta tunduk pada ketentuan – ketentuan yang
berlaku dengan telah mempelajari, mengadakan pemeriksaan dan penelitian tersebut
dalam Pasal 1 (satu) Perjanjian Kerja ini antara lain tetapi tidak terbatas pada :
Gambar – gambar teknik, spesifikasi teknik, keadaan tempat kerja dan hal – hal ini telah
diperhitungkan PIHAK KEDUA oleh PIHAK KEDUA dengan matang, sehubungan
mengenai hal – hal tersebut PIHAK KEDUA melepaskan hak – hak untuk mengajukan
tuntutan jika kesulitan teknis atas pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 5
HAK DAN KEWAJIBAN

1. PIHAK KEDUA berkewajiban melaksanakan pekerjaan tepat dalam jangka waktu


yang telah ditentukan sesuai dengan Pasal 7 ( tujuh ) perjanjian ini.

2. Jika jangka waktu penyerahan pekerjaan termaksud dalam Pasal 7 ( tujuh ) dilampaui,
maka PIHAK KEDUA dikenakan denda sebesar 2 0/00 ( dua promil ) untuk setiap
hari keterlambatan dalam jumlah maksimum 5 % ( lima persene ) dari harga
borongan.
3. Sebagai Pimpinan pekerjaan / borongan PIHAK KEDUA diharuskan menempatkan
seorang tenaga perwakilan yang setiap waktu berada di tempat pekerjaan sehinggga
keinginan dan instruksi PIHAK PERTAMA dan / atau Pengawas dan / atau
PERTAMINA dapat dilaksanakan dari waktu ke waktu.
4. PIHAK PERTAMA berhak menempatkan seorang tenaga ahli untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan dan membuat laporan – laporan hasil pekerjaan PIHAK
PERTAMA
5. PIHAK KEDUA diwajibkan mengadakan penjagaan / keamanan lokasi setertib –
tertibnya.
6. PIHAK PERTAMA berkewajiban menyelesaikan pembayaran – pembayaran
menurut ketentuan termaksud dalam Pasal 11 ( sebelas ) Perjanjian ini

PASAL 6
PENGAWAS DAN PIMPINAN PEKERJAAN

1. Sebagai pengawas pekerjaan yang bertindak dan untuk atas nama PIHAK PERTAMA
adalah Pejabat yang ditunjuk PIHAK PERTAMA. Terlepas dari penunjukan tersebut
PIHAK KEDUA berkewajiban untuk tetap selalu mengindahkan semua persyaratan
dan ketentuan PERTAMINA yang terkait dan akan bekerja sebaik mungkin sehingga
memenuhi persyaratan PIHAK PERTAMA dan atau PERTAMINA.
2. PIHAK KEDUA diharuskan menempatkan sekurang-kurangnya seorang tenaga ahli
yang sewaktu-waktu berada ditempat pekerjaan yang bertindak sebagai pimpinan
pelaksana pekerjaan dilapangan sehingga semua keinginan dan instruksi PIHAK
PERTAMA dan atau Pengawas dan atau semua persyaratan dan ketentuan
PERTAMINA dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya serta yang berkuasa penuh
untuk mengambil tindakan mengenai pekerjaan sebagai PIHAK KEDUA

PASAL 7
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Seluruh pekerjaan borongan ini harus sudah selesai dengan skedul dalam perjanjian yang
mengikat kedua belah pihak dan selanjutnya diserahkan PIHAK KEDUA dan diterima
baik oleh PIHAK PERTAMA dan PERTAMINA sebagai pengawas mutu / teknik dari
pemilik / PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 180 (seratus
delapan puluh) hari kerja terhitung mulai sejak PIHAK PERTAMA selesai mengurus
IMB dan surat-surat ijin lainnya di PEMDA setempat yang berkaitan dengan ijin
pembangunan SPBU, sehingga PIHAK KEDUA sudah bisa melaksanakan pekerjaan
dilapangan dan hanya dapat diperpanjang atas pertimbangan dan persetujuan PIHAK
PERTAMA / Pengawas, kecuali dalam hal adanya Force Majeure yang dianggap sebagai
keadaan memaksa. Force Majeure adalah keadaan diluar kemampuan PIHAK KEDUA
yang mempengaruhi jalannya pelaksanaan pekerjaan menurut perjanjian ini yaitu yang
terdiri dari :
1. Bencana alam : Gempa bumi, angin topan, epidemi dan banjir besar
2. Peperangan, pemberontakan, huru hara, pemogokan dan peraturan pemerintah,
kesemuanya yang berhubungan langsung dengan pekerjaan borongan ini. Dalam hal
timbul Force Majeure ditolak PIHAK PERTAMA maka berlakulah ketentuan dalam
pasal (denda) perjanjian ini.

PASAL 8
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan perjanjian ini dengan pemberitahuan secara


tertulis 14 (empat belas) hari sebelumnya, dalam hal PIHAK KEDUA :
I. Bila pekerjaan borongan dilaksanakan PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan
jadwal waktu yang dibuat PIHAK KEDUA dan yang telah disetujui PIHAK
PERTAMA.
II. Bila pekerjaan borongan dilaksanakan tanpa memenuhi standart / kwalitas dan
ketentuan yang disyaratkan oleh PERTAMINA.
III. Bilamana ada ketentuan dari PEMERINTAH / Daerah yang mengakibatkan
pekerjaan borongan ini tidak dapat dilanjutkan untuk selama-lamanya.
2. Bila terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 (satu) pasal ini, PIHAK PERTAMA berhak
menunjuk pemborong lain atas kehendak dan berdasarkan pilihan sendiri untuk
menyelesaikan borongan tersebut.
3. Dalam hal demikian PIHAK KEDUA dengan ini mengikat diri untuk menyerahkan
kepada PIHAK PERTAMA segala arsip, gambar-gambar, perhitungan dan
keterangan lain yang berhubungan dengan surat perjanjian borongan ini.
4. PIHAK KEDUA tidak berhak lagi atas sisa harga borongan yang belum dibayar
PIHAK PERTAMA pada saat pemberitahuan pemutusan sebagai akibat dari hal-hal
tersebut dalam ketentuan ayat 1 (satu) pasal ini.
5. Kedua belah pihak setuju mengenai pemutusan perjanjian ini mengesampingkan
ketentuan pasal 1266 dan 1267 dari KUH Perdata Indonesia.

PASAL 9
DENDA

1. Apabila terjadi keterlambatan pekerjaan sehingga melampaui jangka waktu


termaksud pasal 7 (tujuh), maka untuk tiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA
diwajibkan membayar denda sebesar 2 0/00 ( dua promil ) sampai sebanyak-
banyaknya 5 % ( lima persene ) dari harga borongan. Denda mana diperhitungkan
dengan kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.

2. Apabila terjadi keterlambatan pembayaran sesuai dengan pasal 11 (sebelas), maka


untuk tiap hari keterlambatan PIHAK PERTAMA diwajibkan membayar sebagai
denda sebesar 2 0/00 (dua promil) sampai sebanyak-banyaknya 5 % ( lima persene )
dari nilai kwitansi yang diajukan PIHAK KEDUA.

PASAL 10
HARGA BORONGAN

Harga borongan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam pasal 1 (satu) disetujui oleh
kesua belah pihak sebesar Rp. 3.850.000.000 (tiga milyar delapan ratus lima puluh juta
rupiah).

PASAL 11
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran dibagi dalam 5 tahap masing-masing sebagai berikut :


1. Tahap I (Pertama) 30% dari nilai Rp. 3.850.000.000 (tiga milyar delapan ratus lima
puluh juta rupiah) sebesar Rp. 1.155.000.000 (satu milyar seratus lima puluh lima juta
rupiah) dibayar pada saat penandatanganan Surat Perjanjian Kerja ini.
2. Tahap II (Kedua) 30% dari nilai Rp. 3.850.000.000 (tiga milyar delapan ratus lima
puluh juta rupiah) sebesar Rp. 1.155.000.000 (satu milyar seratus lima puluh lima juta
rupiah) dibayar setelah pekerjaan telah mencapai sedikit - dikitnya mencapai 35 %.
3. Tahap III (Ketiga) 35% dari nilai Rp. 3.850.000.000 (tiga milyar delapan ratus lima
puluh juta rupiah) sebesar Rp. 1.347.500.000 (satu milyar tiga ratus empat puluh
tujuh juta lima ratus ribu rupiah) dibayar setelah pekerjaan telah mencapai sedikit -
dikitnya mencapai 70 %.
4. Tahap V (Kelima) 5% dari nilai Rp. 3.850.000.000 (tiga milyar delapan ratus lima
puluh juta rupiah) sebesar Rp. 192.500.000 (seratus Sembilan puluh dua juta lima
ratus rupiah) dibayar setelah 3 (tiga) bulan masa pemeliharaan terlaksana dengan
sebaik-baiknya menurut ketentuan pasal 14 perjanjian ini terhitung sejak SPBU
dinyatakan beroperasi oleh PIHAK PERTAMA.

PASAL 12
KENAIKAN HARGA

Dengan mengingat ketentuan pasal 3 (tiga), maka PIHAK KEDUA berhak mengajukan
tuntutan kepada PIHAK PERTAMA sehubungan dengan kenaikan harga-harga sesuai
dengan Peraturan Pemerintah atas material, alat-alat kerja dan tenaga kerja sebagaimana
tersebut dalam pasal 3 (tiga) perjanjian ini.

PASAL 13
TAMBAHAN PEKERJAAN

Apabila terjadi penambahan atau pekerjaan kurang atas perintah Pengawas, maka surat
perjanjian ini tidak tertutup kemungkinan untuk dilakukan perubahan. Mengenai biaya
pekerjaan tersebut akan dibicarakan lebih lanjut.

PASAL 14
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atas pekerjaan dan perawatan termaksud dalam perjanjian


borongan ini adalah 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung SPBU dinyatakan
beroperasi oleh PIHAK PERTAMA.
2. Semua biaya sehubungan masa pemeliharaan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK
KEDUA.

PASAL 15
1. Dalam melaksanakan pekerjaan menurut perjanjian borongan ini PIHAK KEDUA
wajib mentaati semua peraturan atau ketentuan atau petunjuk yang berlaku ditempat
mana PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaannya.
2. PIHAK KEDUA akan menanggung dan atas biayanya, semua kerugian diderita
PIHAK PERTAMA yang disebabkan oleh PIHAK KEDUA karena tidak mentaati
peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan atau petunjuk-petunjuk termaksud
dalam ayat 1 (satu) diatas.

PASAL 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

Apabila terjadi perselisihan dalam rangka melaksanakan pekerjaan ini, kedua belah pihak
menyelesaikan secara musyawarah. Apabila dengan cara musyawarah tersebut tidak
diselesaikan, maka akan diselesaikan melalui Badan Arbitrasi Nasional Indonesia
(BANI). Keputusan BANI adalah mengikat dan wajib dilaksanakan oleh kedua belah
pihak.

PASAL 17
DOMISILI HUKUM

Kedua belah pihak memilih domisili hukum yang tepat dan umum pada kantor Panitera
Pengadilan Negeri Lombok Timur.

PASAL 18
HAL LAIN-LAIN

Apabila terjadi hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian ini, maka hal-hal tersebut
akan dimusyawarahkan bersama oleh kedua belah pihak dan diputuskan secara tertulis
serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam Surat perjanjian ini. Segala
perubahan atas Surat perjanjian ini dapat dilakukan jika diperlukan dan akan dibuatkan
suatu Addendum yang ditanda tangani kedua belah pihak.

Demikian Surat Perjanjian ini Aslinya dibuat dalam rangkap 2 (dua) yang sama kuatnya
dan ditandatangani diatas materai cukup oleh kedua belah pihak di Lombok timur pada
hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas.

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA


PT. NAHWA BERKAH ILAHI PT. HASTA REKSA MANUNGGAL

YUDHIAN SAPUTRA, SE RUDI EFENDI

Anda mungkin juga menyukai