Anda di halaman 1dari 9

SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

No. 019./M/KON.07.10/MK/2019

tentang

PELAKSANAAN PEMBANGUNAN PERUM


YAYASAN MUHAMMADIYAH

Pada hari ini, Senin tanggal Tujuh bulan Oktober tahun Dua Ribu Sembilan Belas (21-05-
2018), yang bertanda tangan di bawah ini :

1. H. Audy Russel : Selaku Direktur Utama PT. Maharani Kasyidi yang


berkedudukan di Jl. Cibeunying Kaler Jawa Barat, yang
selanjutnya dalam Surat Perintah Kerja (SPK) ini disebut
PIHAK PERTAMA.

2. Nyoman Aswin Yoga : Selaku Direktur PT. Alpha Radiant Engineering yang
Iswara berkedudukan di Jl. Darmawangsa No 7 Tabanan - Bali, yang
selanjutnya dalam Surat Perintah Kerja (SPK) ini disebut
PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bertindak secara sendiri-sendiri disebut PIHAK dan
selanjutnya bertindak secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.

Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas serta untuk menghindari segala sesuatu yang
tidak dikehendaki dikemudian hari maka, PARA PIHAK telah saling sepakat untuk membuat
suatu perikatan dalam bentuk Surat Perintah Kerja (SPK) dan menandatanganinya
berdasarkan:
1. Perjanjian antara PT. Maharani Kasyidi dengan Yayasan Muhammadiyah dengan No
Kontrak.................................., selanjutnya disebut “PERJANJIAN UTAMA”.
2. PIHAK KEDUA, yang telah di berikan kesempatan untuk membaca dan berkomentar
atas ketentuan teknis dalam Perjanjian Utama dan bersedia untuk melakukan layanan
dengan syarat dan kondisi yang ditetapkan disini.
3. Berita Acara Klarifikasi dan negosiasi RAB terlampir.

dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut :

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK PERTAMA memberikan Perintah Kerja untuk melaksanakan Pembangunan PERUM


MUHAMMADIYAH selanjutnya disebut “Pekerjaan”, kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA menerima tugas tersebut serta mengikatkan diri untuk melaksanakannya, sesuai
dengan detail Scope of Work yang tercantum pada SPK ini.
PASAL 2
HUBUNGAN PERJANJIAN UTAMA

1. PIHAK KEDUA telah memahami dan mengetahui dokumen klarifikasi serta menguasai
sepenuhnya semua persyaratan dan spesifikasi teknis dalam PERJANJIAN UTAMA
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SPK ini.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap setiap kegagalan/kelalaian dari
kewajibannya yang dilakukannya terhadap SPK ini.
3. PIHAK PERTAMA terbebas dari semua tuntutan dan atau klaim dari pihak ketiga yang
diakibatkan oleh PIHAK KEDUA.
4. Jika kemudian ditemukan adanya perbedaan antara SPK ini dengan PERJANJIAN
UTAMA berkenaan dengan kewajiban dan hak PIHAK KEDUA maka SURAT
PERINTAH KERJA (SPK) ini menjadi acuan untuk mencari jalan keluar yang akan saling
menguntungkan PARA PIHAK dalam pelaksanaan
.

PASAL 3
DASAR DAN KETENTUAN UMUM PEKERJAAN

1. Untuk melaksanakan Pekerjaan tersebut sesuai Pasal 1 di atas, diberlakukan ketentuan-


ketentuan, gambar serta petunjuk yang meliputi :
a. Selama tidak bertentangan dan tidak disebutkan lain dalam pasal – pasal SPK ini,
maka Pekerjaan tersebut pada pasal 1 harus dilaksanakan PIHAK KEDUA
berdasarkan ketentuan dan peraturan yang tercantum dalam PERJANJIAN UTAMA
namun PIHAK KEDUA tidak dibatasi untuk mengusulkan penggunaan nama supplier
dan atau merk yang akan digunakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan design
pada PERJANJIAN UTAMA.
b. Dokumen-dokumen tersebut saling mengikat dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari SPK ini.
c. PIHAK KEDUA dengan alasan khusus dapat melakukan perubahan spesifikasi dan
desain dengan persetujuan dari PEMILIK PROYEK melalui PIHAK PERTAMA
secara tertulis dengan perubahan harga, selama persyaratan kinerja dan kualitas
yang disampaikan tidak boleh lebih rendah dari PERJANJIAN UTAMA.
2. Sebagai dasar dalam pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA membuat Rencana Proyek yang meliputi struktur organisasi
lapangan, rencana kerja / jadwal pelaksanaan, metode kerja yang merupakan uraian
kegiatan kerja pelaksanaan dari mulai pengadaan, penyimpanan material, sampai
dengan pembangunan.
b. PIHAK KEDUA mematuhi peraturan ketenagakerjaan, mengutamakan dan
bertanggung jawab atas keselamatan kerja, menyiapkan peralatan kerja,
menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan target yang diberikan PIHAK PERTAMA
serta sanggup bekerja sama dengan PIHAK PERTAMA yang berarti memperhatikan
arahan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA dan atau wakilnya
c. PIHAK KEDUA harus mentaati dan menindaklanjuti petunjuk dan peringatan baik
lisan maupun tertulis yang diberikan oleh PEMILIK PROYEK dan atau PIHAK
PERTAMA yang ditunjuk oleh PEMILIK PROYEK.
PASAL 4
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA sebagai koordinator wajib mengkoordinir dan memberikan


pengarahan kepada PIHAK - PIHAK yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. PIHAK PERTAMA berhak untuk memberi perintah atau instruksi termasuk perubahan
Pekerjaan yang diperlukan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dengan kewajaran
serta disepakati sebelumnya oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA wajib menyediakan semua peralatan Utama, peralatan Bantu dan tenaga
kerja yang berpengalaman di bidang penarikan kawat/stringing serta melaksanakan
pekerjaan sesuai persyaratan yang telah ditentukan mengacu kepada kewajiban PIHAK
KEDUA.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan SPK
ini, sampai mendapatkan persetujuan tertulis dari PEMILIK PROYEK sesuai dengan
jadwal yang telah disetujui bersama.
3. PIHAK KEDUA wajib menyediakan alat kerja, keamanan dan segala sesuatu fasilitas
yang berkaitan dengan pekerja (Kesehatan dan Keselamatan Kerja /K3, mess,
transportasi, MCK, dll)
4. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
instruksi yang diberikan PIHAK PERTAMA, sesuai dengan spesifikasi di dalam
PERJANJIAN UTAMA.
5. PIHAK KEDUA wajib menyediakan Power Supply untuk penerangan di lapangan atau
lokasi pekerjaan dan air bersih untuk keperluan konstruksi, apabila diperlukan.
6. PIHAK KEDUA wajib menjaga dan mengamankan, peralatan, perangkat lainnya berserta
perlengkapannya dari kerusakan atau kehilangan dan lain-lain dengan berkoordinasi
bersama PIHAK PERTAMA tentang pengamanan barang-barang tersebut sampai
dengan penyerahan terakhir.
7. Segala Pajak dan Bea yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan dalam SPK ini
ditanggung oleh masing – masing Pihak selain ketentuan pajak yang berlaku.
8. Asuransi tenaga kerja (BPJS Ketenagakerjaan) diproses oleh PIHAK PERTAMA
dengan biaya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
9. Segala bentuk perijinan (Ijin Kerja, Ijin Lingkungan, Ijin koordinasi) diselesaikan oleh
PIHAK KEDUA atas beban biaya PIHAK KEDUA.

PASAL 6
LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA melaksanakan Pekerjaan dengan lingkup pekerjaan antara lain :


1.1. Pelaksanaan Pekerjaan PERUM Yayasan Muhammadiyah sebanyak 300 ( Tiga
Ratus ) unit sesuai dengan dengan perencanaan dan spek teknis yang telah
disepakati.
1.2. Penerapan K2 dan K3
2. Pengadaan dan penyediaan peralatan kerja utama dan peralatan bantu yang memadai,
berikut perangkat kerja lainnya sesuai dengan kebutuhan sebagai penunjang
pelaksanaan Pekerjaan.
3. Penyediaan pimpinan pelaksana / tenaga ahli berikut tenaga kerja yang sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

PASAL 7
JANGKA WAKTU PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA harus menyelesaikan Pekerjaan dalam jangka waktu 180 (Seratus
Delapan Puluh) hari kalender terhitung sejak ditandatanganinya SPK ini dan diserah
terimakan dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
2. Jangka waktu sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal 7 ini tidak dapat diubah, kecuali
disebabkan oleh PIHAK PERTAMA atau PEMILIK PROYEK dan atau terjadinya
keadaan memaksa (force majeure) yang akan dinyatakan dalam adendum SPK

PASAL 8
HARGA PEKERJAAN

1. Total nilai Pekerjaan : Rp. 16.010.000.000


Terbilang : Enam belas miliayar sepuluh juta rupiah
Nilai tersebut sudah termasuk Pajak – pajak jasa mandor dan iuran BPJS
Ketenagakerjaan.
2. Harga tersebut dalam Pasal 8 Ayat 1 ini bersifat harga satuan dan tetap, segala
perubahan atau tambahan biaya akibat permintaan PIHAK PERTAMA maka akan di
perhitungkan dalam Final Quantity oleh PARA PIHAK.
3. Total harga yang dibayarkan disesuaikan dengan jumlah pondasi yang dikerjakan PIHAK
KEDUA sesuai hasil perhitungan Final Quantity bersama PIHAK KESATU dan PIHAK
KEDUA.

PASAL 9
SYARAT DAN CARA PEMBAYARAN

Para pihak telah sepakat dan menandatangani perjanjian ini dan setelah penandatanganan
perjanjian ini maka PIHAK PERTAMA menyerahkan DP ( Down Payment ) / Uang Muka
sebesar 30 % dari total nilai pekerjaan diberikan berupa BG ( Cek mundur ) dimana cek
tersebut dapat dicairkan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan jaminan uangmuka, dan maka
dari itu PIHAK KEDUA diwajibkan menyerahkan jaminan uang muka berupa Surety Bond
dari BANK Umum atau Asuransi yang ditujukan kepada PIHAK PERTAMA selambat –
lambatnya 5 ( lima ) hari setelah Surat Perintah Kerja (SPK) ini ditandatanggani.

1. Pembayaran Termin dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, dengan cara ditransfer melalui :
Nama Bank : Bank BRI
No. Rekening : 01240
Nama pemilik : PT Alpha Radiant Enginering
NPWP : 24.958.644.7-416.000
2. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilaksanakan dengan cara
Angsuran (Termin), setelah PIHAK PERTAMA menerima dan menyetujui permintaan
pembayaran yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang dibuktikan dengan lengkap dan
benar untuk seluruh dokumen penagihan yang diterima.
3. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA yaitu dilakukan paling
lambat 7 ( Tujuh ) hari kalender setelah PIHAK PERTAMA menerima dan menyetujui
permintaan pembayaran yang diajukan oleh PIHAK KEDUA (dalam hal ini progres
pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA yang dibuktikan dengan Berita
Acara Pemeriksaan Pekerjaan dan Berita Acara Pembayaran yang ditandatangani oleh
representative PIHAK PERTAMA).

Cara pembayaran adalah sebagai berikut : PIHAK PERTAMA memberikan pembayaran


sesuai dengan progress pekerjaan atau By Invoice yang diajukan pihak kedua kepada pihak
pertama. Adapun pogres pekerjaan sebagai berikut :

- Termin 1 Volume Progres Pekerjaan Mencapai 30% Dibayarkan 20% Dari Nilai
Proyek
- Termin 2 Volume Progres Pekerjaan Mencapai 50% Dibayarkan 20% Dari Nilai
Proyek
- Termin 3 Volume Progres Pekerjaan Mencapai 70% Dibayarkan 20% Dari Nilai
Proyek
- Termin 4 Volume Progres Pekerjaan Mencapai 100% Dibayarkan 5% Dari Nilai
Proyek
4. Termin 5 Sebesar 5% Dibayarkan Tiga Bulan (90 hari) Setelah Masa Pemeliharaan
Selesai

PASAL 10
JAMINAN GARANSI DAN PEMELIHARAAN

1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan masa garansi selama 60 (Enam Puluh) Hari
kalender sejak serah terima pekerjaan pertama (ST I) dan berakhir sampai dengan serah
terima pekerjaan kedua (ST II) yang masing – masing dibuktikan dengan Berita Acara
Serah terima..
2. PIHAK KEDUA wajib menjamin Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi PERJANJIAN
UTAMA yang dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima tahap pertama dan
selesainya masa garansi.
3. Bila ternyata hasil pekerjaan menurut PIHAK PERTAMA belum memenuhi syarat
pelaksanaan pekerjaan dan atau kerangka acuan kerja yang telah ditetapkan, maka
PIHAK KEDUA diharuskan memperbaiki pekerjaan tersebut di atas sampai PIHAK
PERTAMA dapat menerima hasil pekerjaan tersebut. Jika terjadi sesuatu hal
dipertengahan pelaksanaan pekerjaan sehingga menyebabkan PIHAK KEDUA tidak
bisa melanjutkan pekerjaan yang dimaksud, maka PIHAK PERTAMA bersama PIHAK
KEDUA bisa menunjuk pihak lainnya untuk melanjutkan sisa pekerjaan dengan
ketexfhggntuan seluruh biaya yang timbul akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA. Jika
PIHAK KEDUA tidak bisa bekerjasama dengan baik dalam hal penunjukkan pihak
lainnya untuk melanjutkan sisa pekerjaan tanpa alasan yang wajar, maka PIHAK
PERTAMA dapat melakukan penunjukkan secara langsung kepada pihak lainnya dengan
sebelumnya memberikan surat peringatan sebanyak 3 kali kepada PIHAK KEDUA.
Seluruh biaya yang timbul atas penunjukan secara langsung ini dibebankan kepada
PIHAK KEDUA.
4. Garansi selama masa pemeliharaan yang dimaksud pada pasal 9 ayat 1 ini, meliputi
penggantian barang yang telah disepakati dalam Perjanjian utama.
5. PIHAK KEDUA wajib mengakomodir keluhan bidang K3LM dan memenuhi keluhan
maksimal 2x24 jam harus diinformasikan kepada PIHAK PERTAMA.

4. PIHAK KEDUA wajib menjaga dan mengamankan material, peralatan, beserta


perlengkapannya dari kerusakan atau kehilangan dan lain-lain dengan berkoordinasi
bersama PIHAK PERTAMA tentang pengamanan barang-barang tersebut.

PASAL 14
SANKSI DENDA

1. Apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan Pekerjaan yang diakibatkan oleh PIHAK


KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan memberikan surat peringatan kepada PIHAK
KEDUA. Surat peringatan tersebut terdiri dari 3 tahap dan masing-masing tahap
berjangka waktu 7 (tujuh) hari kalendar.
2. Apabila dalam jangka waktu 7 x 24 jam sejak peringatan atau perintah yang terakhir
sebagaimana tersebut dalam Ayat 1 Pasal ini tidak juga dilaksanakan oleh PIHAK
KEDUA, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk melaksanakan atau menunjuk pihak lain
untuk melaksanakan Pekerjaan dan semua biaya yang dikeluarkan menjadi beban
PIHAK KEDUA.
3. Jika jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan terlampaui tanpa ada perpanjangan
waktu maka kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan denda keterlambatan sebesar
1/1000 (satu perseribu) per hari dari total estimasi harga pekerjaan.
4. Jika hal seperti yang disebutkan Ayat 3 Pasal ini berlaku, maka PIHAK PERTAMA berhak
melakukan pengurangan pada Termin pembayaran PIHAK KEDUA senilai ketentuan
yang diatur dalam ayat 3 pasal ini.
5. Denda sebagaimana dimaksud dalam Ayat 3 Pasal ini tidak berlaku apabila
keterlambatan dimaksud disebabkan oleh keadaan memaksa/force majeure dan jika
keterlambatan sebagaimana tersebut dalam Ayat 3 Pasal ini bukan karena kelalaian atau
kegagalan PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA tidak diharuskan membayar denda
kepada PIHAK PERTAMA dan kepada PIHAK KEDUA akan diberikan perpanjangan
waktu yang akan dinyatakan dalam Addendum Surat Perintah Kerja (SPK).

PASAL 15
KEADAAN MEMAKSA / FORCE MAJEURE
1. Keadaan memaksa/force majeure ialah suatu keadaan atau hal-hal yang terjadi di luar
kekuasaan dan tidak dapat di tanggulangi oleh PIHAK KEDUA dan/atau PIHAK
PERTAMA ataupun oleh pihak lain yang profesional, seperti :
a. Banjir, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, tanah longsor, hujan, kebakaran
atau bencana alam lainnya.
b. Peperangan, pemberontakan, huru-hara umum.
c. Wabah, epidemi, penyakit menular yang bersifat memaksa dan mempunyai akibat
langsung terhadap jangka waktu penyelesaian Pemesanan Pemasangan serta Plan
Design sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 7 ayat 1 SPK ini serta dapat disetujui
secara tertulis oleh PIHAK PERTAMA.
2. Apabila keadaan memaksa/force majeure tersebut terjadi, maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA tidak lebih dari 3 x 24 jam
terhitung sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut dan dalam kondisi dimana sudah
memungkinkan dilakukannya investigasi atau pembuatan suatu laporan dengan disertai
bukti-bukti yang sah sebagai pendukung.
3. Sehubungan dengan pemberitahuan tersebut, maka secara tertulis PIHAK PERTAMA
akan menyetujui atau menolak terhadap terjadinya keadaan memaksa/force majeure
dalam jangka waktu 3 x 24 jam terhitung sejak diterimanya pemberitahuan tersebut atau
menyesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Keputusan Pemerintah Republik
Indonesia (instansi pemerintah yang terkait).
4. PIHAK PERTAMA akan berusaha yang terbaik demi kebaikan kedua belah pihak untuk
mengajukan penambahan terhadap jangka waktu penyelesaian.

PASAL 16
BERAKHIRNYA SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

Apabila PIHAK PERTAMA melakukan pembatalan atau pengakhiran, maka PIHAK KEDUA
berhak mendapatkan ganti rugi atas pengeluaran biaya lainnya yang telah dikeluarkan oleh
PIHAK KEDUA dan tetap berhak terhadap pembayaran dari PIHAK PERTAMA yang
sebanding dengan yang telah dilaksanakan.

PASAL 17
PENGAKHIRAN SURAT PERINTAH KERJA (SPK) OLEH PIHAK PERTAMA

PIHAK PERTAMA berhak secara penuh untuk melakukan pengakhiran atau pembatalan SPK
ini dengan terlebih dahulu melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA,
apabila :
a. PIHAK KEDUA dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender sejak tandatangan SPK tidak
melaksanakan Pekerjaan sesuai Pasal 5 yang merupakan kelalaian atau kesalahan yang
disengaja, dan/atau.
b. PIHAK KEDUA dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender berturut-turut sejak diberikannya
surat peringatan ke 3 (Tiga) tetap tidak melaksanakan kewajibannya yang merupakan
kelalaian atau kesalahan yang disengaja, dan/atau
c. PIHAK KEDUA dianggap gagal atau lalai dalam melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam SPK ini, dan/atau
d. PIHAK KEDUA telah mengalihkan sebagian atau seluruh Pekerjaan kepada pihak lain
tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA, dan/atau
d. PIHAK KEDUA dinyatakan bangkrut/pailit atau surat ijin usahanya dicabut atau
dinyatakan tidak berlaku lagi oleh instansi yang berwenang.
e. Surat peringatan akan disampaikan sebanyak 3 (Tiga) kali dengan selang waktu 7 (Tujuh)
Hari kerja pada setiap Surat Peringatan yang disampaikan.

PASAL 18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang berkaitan
dengan SPK ini, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan secara musyawarah untuk
mufakat, dan hasil yang dicapai dari musyawarah tersebut akan dibuatkan Berita Acara
yang secara hukum bersifat mengikat dan merupakan putusan akhir.
2. Apabila tidak tercapai kesepakatan, maka semua perselisihan yang timbul dari SPK ini
akan diselesaikan menurut keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

PASAL 19
LAIN-LAIN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam SPK ini atau segala perubahan-perubahan yang
dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam suatu Adendum SPK
yang ditandatangani kedua belah pihak dan memiliki kekuatan hukum yang sama serta
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan SPK ini.

PASAL 20
PENUTUP

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat dan mengakui SPK ini berikut dokumen-
dokumen dan lampiran-lampirannya adalah merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dan mengikat kedua belah pihak.
2. Surat Perintah Kerja (SPK) ini dibuat dalam rangkap 3 (Tiga) yang ditandatangani diatas
meterai yang cukup oleh kedua belah pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama
serta dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Bandung, 7 Oktober 2019

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


PT Alpha Radiant Engineering PT Maharani Kasyidi
Nyoman Aswin Yoga Iswara H. Audy Russel
Direktur Direktur

Anda mungkin juga menyukai