Anda di halaman 1dari 10

SURAT PERINTAH KERJA

No. 086 .PJ/S/KON.02.02/PPN/2018

PEKERJAAN RELOKASI TOWER SUTET 500 KV KM 17


SUB PEKERJAAN PONDASI TOWER

antara

PT. PRIMA POWER NUSANTARA

dengan

PT GRACIA ENERGY NUSANTARA

Pada hari ini, Rabu tanggal Satu bulan Agustus tahun Dua Ribu Delapan Belas (01-08-2018), yang bertanda
tangan dibawah ini :

1. SETYO HERUPURWOKO : Selaku Direktur Teknik PT. PRIMA POWER NUSANTARA


yang berkedudukan di Jl. Wijaya No. 61, Petogogan,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12170, yang selanjutnya
dalam SPK ini disebut PIHAK PERTAMA.

2. EDISON SARAGIH : Selaku Direktur Utama PT GRACIA ENERGY NUSANTARA


yang berkedudukan di Perkantoran Buncit Mas CC-1, Jl
Mampang Prapatan Raya 108, Duren Tiga, Pancoran,
Jakarta, yang selanjutnya dalam SPK ini disebut PIHAK
KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bertindak secara sendiri-sendiri disebut PIHAK dan selanjutnya
bertindak secara bersama-sama disebut PARA PIHAK.

PARA PIHAK terlebih dahulu menerangkan bahwa :


1. PIHAK PERTAMA merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha Konstruksi Sipil
dan usaha Engineering, Procurement, dan Contracting (EPC).
2. PIHAK KEDUA merupakan perusahaan yang memiliki kemampuan, sumber daya manusia, dan
fasilitas yang memadai untuk Pembangunan Pondasi Tower sebagai penunjang pelaksanaan kegiatan
usaha PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA telah menyatakan kesediaannya dan berjanji untuk melaksanakan tugas-tugas yang
telah diberikan oleh PIHAK PERTAMA dengan sebaik-baiknya sesuai dengan syarat dan kondisi yang
ditetapkan dalam SURAT PERINTAH KERJA.

Bahwa sehubungan dengan hal tersebut di atas serta untuk menghindari semua dan segala sesuatu yang
tidak dikehendaki oleh PARA PIHAK dikemudian hari, maka PARA PIHAK telah saling sepakat untuk
membuat suatu perikatan dalam bentuk Surat Perintah Kerja (SPK) “PEKERJAAN RELOKASI TOWER
SUTET 500 KV KM 17 SUB PEKERJAAN PONDASI TOWER” dan menandatanganinya dengan ketentuan
dan syarat-syarat yang telah diterima baik oleh PARA PIHAK berdasarkan :
1. Perjanjian antara High Speed Railway Contractor Consortium Project Team PT. Wijaya Karya (Persero)
Tbk. dengan PT Prima Power Nusantara No.TP.02.01/HSRCC.WIKA.P/054/VIII/2018 tanggal 5
September 2018, tentang Pekerjaan Relokasi Tower SUTET 500 KV Km-17, selanjutnya disebut
“PERJANJIAN UTAMA”.
2. PIHAK KEDUA yang telah di berikan kesempatan untuk membaca dan berkomentar atas ketentuan
teknis Perjanjian Utama dan bersedia untuk melakukan layanan dengan syarat dan kondisi yang di
tetapkan disini.
3. Berita Acara Klarifikasi Dan Negosiasi No. 272.BA/KON.02.02/PPN/2018 tanggal 28 September
2018.
dengan ketentuan dan syarat-syarat yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut :

PASAL 1
MAKSUD DAN TUJUAN

PIHAK PERTAMA memberikan Perintah Kerja untuk melaksanakan Pekerjaan Relokasi Tower SUTET 500
kV KM 17 Sub Pekerjaan Pondasi Tower selanjutnya disebut “Pekerjaan”, kepada PIHAK KEDUA dan
PIHAK KEDUA menerima tugas tersebut serta mengikatkan diri untuk melaksanakannya, sesuai dengan
detail Scope of Work yang tercantum pada SPK ini.

PASAL 2
HUBUNGAN PERJANJIAN UTAMA

1. PIHAK KEDUA telah memahami dan mengetahui dokumen klarifikasi serta menguasai sepenuhnya
semua persyaratan dan spesifikasi teknis dalam PERJANJIAN UTAMA yang merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Surat Perintah Kerja ini.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab terhadap setiap kegagalan/kelalaian dari kewajibannya yang
dilakukannya terhadap Surat Perintah Kerja ini.
3. PIHAK PERTAMA terbebas dari semua tuntutan dan atau klaim dari pihak ketiga yang diakibatkan oleh
PIHAK KEDUA. Demikian pula sebaliknya PIHAK KEDUA terbebas dari semua tuntutan dan atau
klaim dari pihak ketiga yang diakibatkan oleh kelalaian bukan oleh PIHAK KEDUA.
4. Jika kemudian ditemukan adanya perbedaan antara SURAT PERINTAH KERJA (SPK) ini dengan
PERJANJIAN UTAMA berkenaan dengan kewajiban dan hak PIHAK KEDUA maka SURAT
PERINTAH KERJA (SPK) INI menjadi acuan untuk mencari jalan keluar yang akan saling
menguntungkan PARA PIHAK dalam pelaksanaan.

PASAL 3
DASAR DAN KETENTUAN UMUM PEKERJAAN

1. Untuk melaksanakan Pekerjaan Relokasi Tower SUTET 500 kV KM 17 Sub Pekerjaan Pondasi Tower
sesuai Pasal 1 diatas, diberlakukan ketentuan-ketentuan serta petunjuk yang meliputi :
a. Selama tidak bertentangan dengan pasal-pasal dalam Surat Perintah Kerja ini dan selama
tidak disebutkan lain dalam Surat Perintah Kerja ini, maka Pekerjaan Relokasi Tower SUTET 500
kV KM 17 Sub Pekerjaan Pondasi Tower tersebut pada pasal 1 harus dilaksanakan PIHAK
KEDUA berdasarkan ketentuan dan peraturan yang tercantum dalam PERJANJIAN UTAMA
namun PIHAK KEDUA tidak dibatasi untuk mengusulkan penggunaan nama supplier dan atau
merk yang akan digunakan oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan design pada PERJANJIAN
UTAMA.
b. Dokumen-dokumen tersebut saling mengikat dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Surat Perintah Kerja ini.
c. PIHAK KEDUA dengan alasan khusus dapat melakukan perubahan spesifikasi dan desain
dengan persetujuan dari PEMILIK PROYEK melalui PIHAK PERTAMA secara tertulis dengan
perubahan harga, selama persyaratan kinerja dan kualitas yang disampaikan tidak boleh lebih
rendah dari PERJANJIAN UTAMA.
2. Sebagai dasar dalam pelaksanaan Pekerjaan Relokasi Tower SUTET 500 kV KM 17 Sub Pekerjaan
Pondasi Tower adalah sebagai berikut :
a. PIHAK KEDUA membuat Rencana Proyek yang meliputi data-data perusahaan, struktur
organisasi lapangan, design, rencana kerja / jadwal pelaksanaan, metode kerja yang merupakan
uraian kegiatan.
b. PIHAK KEDUA mematuhi peraturan ketenagakerjaan, mengutamakan dan bertanggung
jawab atas keselamatan kerja, menyiapkan peralatan kerja, menyelesaikan Pekerjaan Relokasi
Tower SUTET 500 kV KM 17 Sub Pekerjaan Pondasi Tower sesuai dengan target yang diberikan
PIHAK PERTAMA serta sanggup bekerja sama dan memperhatikan arahan yang diberikan oleh
PIHAK PERTAMA dan atau wakilnya
c. PIHAK KEDUA harus mentaati dan menindaklanjuti petunjuk dan peringatan baik lisan
maupun tertulis yang diberikan oleh PEMILIK PROYEK dan atau PIHAK PERTAMA yang ditunjuk
oleh PEMILIK PROYEK.

PASAL 4
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA sebagai koordinator wajib mengkoordinir dan memberikan pengarahan kepada
PARA PIHAK yang terkait dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. PIHAK PERTAMA berhak untuk memberi perintah atau instruksi termasuk perubahan lingkup
Pekerjaan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA dengan kewajaran serta disepakati sebelumnya oleh
PIHAK KEDUA.

PASAL 5
KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA wajib menyediakan semua peralatan Utama, peralatan Bantu dan tenaga kerja yang
berpengalaman di bidang pondasi tower serta melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan yang telah
ditentukan mengacu kepada kewajiban PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab untuk menyelesaikan Pekerjaan sesuai dengan SPK ini, sampai
mendapatkan persetujuan tertulis dari PEMILIK PROYEK sesuai dengan jadwal yang telah disetujui
bersama.
3. PIHAK KEDUA wajib menyediakan alat kerja, keamanan dan segala sesuatu fasilitas yang
berkaitan dengan pekerja (Kesehatan dan Keselamatan Kerja /K3, mess, transportasi, MCK, dll)
4. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang
diberikan PIHAK PERTAMA, sesuai dengan spesifikasi di dalam PERJANJIAN UTAMA.
5. PIHAK KEDUA wajib menyediakan Power Supply untuk penerangan di lapangan atau lokasi
pekerjaan dan air bersih untuk keperluan konstruksi, apabila diperlukan.
6. PIHAK KEDUA wajib menjaga dan mengamankan, peralatan, perangkat lainnya berserta
perlengkapannya dari kerusakan atau kehilangan dan lain-lain dengan berkoordinasi bersama PIHAK
PERTAMA tentang pengamanan barang-barang tersebut sampai dengan penyerahan terakhir.
7. Segala Pajak dan Bea yang timbul akibat pelaksanaan pekerjaan dalam SPK ini ditanggung oleh
masing – masing Pihak selain ketentuan pajak yang berlaku.
8. Asuransi tenaga kerja (BPJS Ketenagakerjaan) diproses oleh PIHAK PERTAMA dengan biaya
ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
9. Segala bentuk perijinan (Ijin Kerja, Ijin Lingkungan, Ijin koordinasi) diselesaikan oleh PIHAK KEDUA
atas beban biaya PIHAK KEDUA.

PASAL 6
LINGKUP PEKERJAAN

1. Pengadaan dan penyediaan peralatan kerja dan peralatan bantu yang memadai, berikut perangkat
kerja lainnya sesuai dengan kebutuhan sebagai penunjang pelaksanaan Pekerjaan Relokasi Tower
SUTET 500 kV KM 17 Sub Pekerjaan Pondasi Tower sebagai berikut :
- Pekerjaan Persiapan (Pembersihan lokasi, pengukuran, dan blouwplank).
- Pekerjaan Pondasi Tower (Pekerjaan tanah, pekerjaan beton, langsir, dan pemasangan, tes
grounding)
- Jumlah tower yang akan dikerjakan oleh PIHAK KEDUA ada tower yaitu Tower T.48A dan T.48B
- Pekerjaan final check (PIHAK KEDUA untuk hadir dalam pemeriksaan bersama antara PT WIJAYA
KARYA (Persero) dan PT. PPN serta penyelesaian pending item).
2. Penyediaan pimpinan pelaksana / tenaga ahli berikut tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan
pelaksanaan Pekerjaan Relokasi Tower SUTET 500 kV KM 17 Sub Pekerjaan Pondasi Tower.
3. Membuat laporan mingguan dan bulanan untuk progress pekerjaan kepada PIHAK PERTAMA.

PASAL 7
JANGKA WAKTU PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA harus menyelesaikan Pekerjaan dalam jangka waktu 56 (Lima puluh enam) hari
kalender terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2018 dan berakhir pada tanggal 26 November 2018.
2. Jangka waktu sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal 7 ini tidak dapat diubah, kecuali
disebabkan oleh PIHAK PERTAMA atau PEMILIK PROYEK dan atau terjadinya keadaan memaksa
(force majeure) yang akan dinyatakan dalam adendum SPK

PASAL 8
HARGA PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat bahwa Harga Pekerjaan ini adalah fix unit price (harga
satuan tetap), termasuk pajak – pajak, keuntungan, resiko, Iuran BPJS Ketenagakerjaan dan
pembayaran wajib lainnya menurut ketetapan/peraturan yang resmi dan sah.
2. Jenis pekerjaan dan harga sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 ayat 1:
Sebesar : Rp. 1,715,121,516.-
PPN 10% : Rp. 171,512,151.-
TOTAL : Rp. 1,886,633,657,-
Terbilang : Satu Miliar Delapan Ratus Delapan Puluh Enam Juta Enam Ratus Tiga Puluh Tiga Ribu
Enam Ratus Lima Puluh Tujuh Rupiah
3. PIHAK KEDUA tidak dapat menuntut perubahan harga sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dalam
pasal ini atau tambahan harga satuan apapun walaupun terjadi kenaikan harga barang dan jasa yang
berhubungan dengan Pelaksanakan SPK ini kecuali adanya perubahan scope pekerjaan yang disetujui
PIHAK PERTAMA, selama waktu pelaksanaan sesuai dalam Pasal 7.

PASAL 9
JAMINAN GARANSI DAN PEMELIHARAAN

1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan masa garansi selama 180 (Seratus Delapan Puluh) Hari kalender
sejak serah terima pekerjaan pertama (ST I) dan berakhir sampai dengan serah terima pekerjaan kedua
(ST II) yang masing – masing dibuktikan dengan Berita Acara Serah terima..
2. PIHAK KEDUA wajib menjamin Kualitas pekerjaan sesuai spesifikasi PERJANJIAN UTAMA yang
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima tahap pertama dan selesainya masa garansi.
3. Bila ternyata hasil pekerjaan menurut PIHAK PERTAMA belum memenuhi syarat pelaksanaan
pekerjaan dan atau kerangka acuan kerja yang telah ditetapkan, maka PIHAK KEDUA diharuskan
memperbaiki pekerjaan tersebut di atas sampai PIHAK PERTAMA dapat menerima hasil pekerjaan
tersebut.
4. Jika terjadi sesuatu hal dipertengahan pelaksanaan pekerjaan sehingga menyebabkan PIHAK KEDUA
tidak bisa melanjutkan pekerjaan yang dimaksud, maka PIHAK PERTAMA bersama PIHAK KEDUA
bisa menunjuk pihak lainnya untuk melanjutkan sisa pekerjaan dengan ketentuan seluruh biaya yang
timbul akan dibebankan kepada PIHAK KEDUA. Jika PIHAK KEDUA tidak bisa bekerjasama dengan
baik dalam hal penunjukkan pihak lainnya untuk melanjutkan sisa pekerjaan tanpa alasan yang wajar,
maka PIHAK PERTAMA dapat melakukan penunjukkan secara langsung kepada pihak lainnya dengan
sebelumnya memberikan surat peringatan sebanyak 3 kali kepada PIHAK KEDUA. Seluruh biaya yang
timbul atas penunjukan secara langsung ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
5. Garansi selama masa pemeliharaan yang dimaksud pada pasal 9 ayat 1 ini, meliputi Scope Pekerjaan
yang telah disepakati dalam Perjanjian utama.

PASAL 10
SYARAT DAN CARA PEMBAYARAN

1. Pembayaran dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, dengan cara ditransfer kepada Bank PIHAK KEDUA
yang tercatat sebagai Nasabah pada: Bank BJB Cabang Mampang dengan No. Rekening
0089604400001 a/n PT Gracia Energy Nusantara.
2. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sehubungan dengan pelaksanaan kontrak
dilaksanakan dengan cara Progress Payment, setelah PIHAK PERTAMA menerima dan menyetujui
permintaan pembayaran yang diajukan oleh PIHAK KEDUA yang dibuktikan dengan lengkap dan
benar untuk seluruh dokumen penagihan yang diterima.
3. Pembayaran oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sehubungan dengan pelaksanaan kontrak
dilaksanakan dengan cara Progress Payment yaitu paling lambat 14 ( Empat Belas ) hari kalender
setelah PIHAK PERTAMA menerima dan menyetujui permintaan pembayaran yang diajukan oleh
PIHAK KEDUA (dalam hal ini Progres pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA yang
dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan, Progress Report yang ditandatangani
representatif oleh PIHAK PERTAMA.
4. Kedua belah pihak menyetujui cara pembayaran pekerjaan tersebut dalam Pasal 9 secara Progress
Payment dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Progres Report yang dicapai x 95 % x nilai pekerjaan dibayarkan kepada PIHAK KEDUA setelah
PIHAK KEDUA melengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut:
1. Surat Permohonan Berita Acara Progress Report
2. Berita Acara Progress Report;
3. Laporan kemajuan pekerjaan lapangan yang diverifikasi oleh PIHAK PERTAMA
4. Foto dokumentasi;
5. Surat Permohonan Pembayaran;
6. Invoice;
7. Kuitansi rangkap 2 bermaterai;
8. Faktur pajak;

b. Masa pemeliharaan selesai dibayarkan sebesar 5 % x Nilai pekerjaan dilengkapi dokumen-dokumen


sebagai berikut:
1. Surat permohonan BAST II
2. Berita Acara Pending Item
3. Berita Acara Masa Pemeliharaan dari PM
4. Surat Permohonan Pembayaran
5. Invoice;
6. Faktur Pajak;
7. Kuitansi rangkap 2 bermaterai;

PASAL 11
PEKERJAAN PERUBAHAN, TAMBAH DAN KURANG

1. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan perubahan pekerjaan serta berwenang


memerintahkan PIHAK KEDUA untuk segera melaksanakan perintah tersebut dari ketentuan
berikut ini atas dasar kesepakatan PARA PIHAK yang akan disepakati sebelumnya, meliputi :
a. Menambah/mengurangi kuantitas/kualitas dan/atau
b. Meniadakan suatu bagian atau tahapan dan/atau ;
c. Mengubah sifat atau mutu atau macam atau modifikasi.
2. PIHAK KEDUA tidak berhak melaksanakan perubahan Pekerjaan tanpa adanya perintah atau
persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.
3. Setiap perubahan Pekerjaan akan dinilai sesuai dengan harga satuan yang telah ditetapkan
dalam SPK ini, namun apabila harga satuan dimaksud tidak ditentukan / terdapat dalam SPK ini
maka harga satuan yang dipergunakan adalah harga satuan yang wajar berdasarkan kesepakatan
Para Pihak.
4. Pekerjaan tambah/kurang dapat dipakai sebagai alasan untuk merubah waktu penyelesaian
pekerjaan kecuali adanya persetujuan PIHAK PERTAMA secara tertulis.
5. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menuntut biaya tambahan kenaikan
harga (klaim), sampai dengan kebutuhan dilapangan sesuai SPK ini terpenuhi. Harga Satuan
tersebut di atas bersifat tetap (fixed price), berlaku sampai kebutuhan Pekerjaan dimaksud
terpenuhi seluruhnya kecuali adanya perubahan dibidang Moneter (devaluasi) dengan nilai
kenaikan yang diajukan akan disepakati sebelumnya oleh PARA PIHAK dan disetujui oleh
PEMILIK PROYEK.

PASAL 12
PERUBAHAN SURAT PERINTAH KERJA (SPK)

Perubahan Surat Perintah Kerja harus dilakukan secara tertulis dan ditandatangani oleh kedua
belah pihak sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen Surat Perintah Kerja yang
kemudian dicantumkan dalam addendum Surat Perintah Kerja yang merupakan satu kesatuan
dengan Surat Perintah Kerja ini.

PASAL 13
KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA, LINGKUNGAN DAN MUTU (K3LM)

Dalam melaksanakan Pekerjaan ini PIHAK KEDUA harus menjalankan Prosedur Kesehatan dan
Keselamatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM) sesuai Standar OHSAS 18001 dan ISO 14001
sebagai berikut :
1. PIHAK KEDUA wajib dan bertanggungjawab untuk mengadakan dan menyelenggarakan
Program Kesehatan, Keselamatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM) sesuai dengan UU serta
aturan yang berlaku.
2. PIHAK KEDUA wajib menyediakan Penanggung Jawab Utama atau Leader untuk Kesehatan,
Keselamatan Kerja, Lingkungan dan Mutu (K3LM) yang berpengalaman di lokasi pekerjaan yang
akan berkoordinasi dengan PIHAK PERTAMA .
3. PIHAK KEDUA wajib melakukan koordinasi kerja dengan para pekerja dari pihak lain/pihak
ketiga yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan PERJANJIAN UTAMA dan bertanggungjawab
atas koordinasi dimaksud atas koordinasi PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA wajib mengupayakan tidak ada kecelakaan kerja yang berakibat korban jiwa.
5. PIHAK KEDUA wajib mencegah dan mengurangi jumlah kecelakaan kerja maupun penyakit
akibat kerja di tempat kerja dengan melalui training dan membekali seluruh pekerja dengan
Keselamatan dan kesehatan Kerja dan menempatkan mereka di dalam lingkungan kerja yang
sehat dan nyaman.
6. PIHAK KEDUA wajib mengakomodir keluhan bidang K3LM dan memenuhi keluhan maksimal
2x24 jam harus diinformasikan kepada PIHAK PERTAMA.
7. PIHAK KEDUA wajib menjaga dan mengamankan material, peralatan, beserta
perlengkapannya dari kerusakan atau kehilangan dan lain-lain dengan berkoordinasi bersama
PIHAK PERTAMA tentang pengamanan barang-barang tersebut.

PASAL 14
SANKSI DENDA

1. Apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan Pekerjaan Relokasi Tower SUTET 500 kV KM 17 Sub
Pekerjaan Pondasi Tower yang diakibatkan oleh PIHAK KEDUA, maka PIHAK PERTAMA akan
memberikan surat peringatan kepada PIHAK KEDUA. Surat peringatan tersebut terdiri dari 3
tahap dan masing-masing tahap berjangka waktu 7 (tujuh) hari kalender.
2. Apabila dalam jangka waktu 7 x 24 jam sejak peringatan atau perintah yang terakhir
sebagaimana tersebut dalam ayat 1 Pasal ini tidak juga dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, maka
PIHAK PERTAMA berhak untuk melaksanakan atau menunjuk pihak lain untuk melaksanakan
Pekerjaan Relokasi Tower SUTET 500 kV KM 17 Sub Pekerjaan Pondasi Tower dan semua biaya yang
dikeluarkan menjadi beban PIHAK KEDUA.
3. Jika jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan terlampaui tanpa ada perpanjangan
waktu maka kepada PIHAK KEDUA akan dikenakan denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu
permil) per hari dari nilai kontrak.
4. Jika hal seperti yang disebutkan ayat 3 Pasal ini berlaku, maka PIHAK PERTAMA berhak
melakukan pengurangan pada Progress Payment PIHAK KEDUA senilai ketentuan yang diatur
dalam ayat 3 pasal ini.
5. Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Ayat 2 Pasal ini tidak berlaku apabila keterlambatan
dimaksud disebabkan oleh keadaan memaksa/force majeure dan jika keterlambatan sebagaimana
tersebut dalam ayat 2 Pasal ini bukan karena kelalaian atau kegagalan PIHAK KEDUA, maka
PIHAK KEDUA tidak diharuskan membayar ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA dan kepada
PIHAK KEDUA akan diberikan perpanjangan waktu yang akan dinyatakan dalam Addendum Surat
Perintah Kerja.

PASAL 15
KEADAAN MEMAKSA / FORCE MAJEURE

1. Keadaan memaksa/force majeure ialah suatu keadaan atau hal-hal yang terjadi di luar
kekuasaan dan tidak dapat di tanggulangi oleh PIHAK KEDUA dan/atau PIHAK PERTAMA
ataupun oleh pihak lain yang profesional, seperti :
a. Banjir, gempa bumi, gunung meletus, angin topan, tanah longsor, hujan, kebakaran atau
bencana alam lainnya.
b. Peperangan, pemberontakan, huru-hara umum.
c. Wabah, epidemi, penyakit menular yang bersifat memaksa dan mempunyai akibat langsung
terhadap jangka waktu penyelesaian Pemesanan Pemasangan serta Plan Design sebagaimana
ditetapkan dalam Pasal 7 ayat 1 Surat Perintah Kerja ini serta dapat disetujui secara tertulis oleh
PIHAK PERTAMA.
2. Apabila keadaan memaksa/force majeure tersebut terjadi, maka PIHAK KEDUA harus
memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA tidak lebih dari 3 x 24 jam terhitung
sejak terjadinya keadaan memaksa tersebut dan dalam kondisi dimana sudah memungkinkan
dilakukannya investigasi atau pembuatan suatu laporan dengan disertai bukti-bukti yang sah
sebagai pendukung.
3. Sehubungan dengan pemberitahuan tersebut, maka secara tertulis PIHAK PERTAMA akan
menyetujui atau menolak terhadap terjadinya keadaan memaksa/force majeure dalam jangka
waktu 3 x 24 jam terhitung sejak diterimanya pemberitahuan tersebut atau menyesuaikan dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Keputusan Pemerintah Republik Indonesia (instansi pemerintah
yang terkait).
4. PIHAK PERTAMA akan berusaha yang terbaik demi kebaikan kedua belah pihak untuk
mengajukan penambahan terhadap jangka waktu penyelesaian Pekerjaan Engineering,
Pemasangan dan Commissioning atau negosiasi yang dianggap perlu dengan PEMILIK PROYEK
sebagai akibat terjadinya keadaan memaksa/force, dengan ketentuan penambahan waktu
dan/atau kebijakan yang diberikan tersebut tidak melebihi perpanjangan waktu yang didapat
PIHAK PERTAMA dari PEMILIK PROYEK.

PASAL 16
BERAKHIRNYA SURAT PERINTAH KERJA INI

Apabila PIHAK PERTAMA melakukan pembatalan atau pengakhiran, maka PIHAK KEDUA
berhak mendapatkan ganti rugi atau pengeluaran biaya lainnya yang telah dikeluarkan oleh PIHAK
KEDUA dan tetap berhak terhadap pembayaran dari PIHAK PERTAMA yang sebanding dengan
Harga Pemesanan Pemasangan serta Plan Design yang telah dilaksanakan.

PASAL 17
PENGAKHIRAN SURAT PERINTAH KERJA OLEH PIHAK PERTAMA

PIHAK PERTAMA berhak secara penuh untuk melakukan pengakhiran atau pembatalan Surat
Perintah Kerja ini dengan terlebih dahulu melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK
KEDUA, apabila :

a. PIHAK KEDUA dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender berturut-turut sejak diberikannya surat
peringatan ke 3 (Tiga) tetap tidak melaksanakan Pekerjaan Pembangunan Pondasi Tower yang
merupakan kelalaian atau kesalahan yang disengaja, dan/atau

b. PIHAK KEDUA dianggap gagal atau lalai dalam melaksanakan Pekerjaan Pembangunan
Pondasi Tower sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Surat Perintah Kerja ini, dan/atau

c. PIHAK KEDUA telah mengalihkan sebagian atau seluruh Pekerjaan Pembangunan Pondasi
Tower kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA, dan/atau

d. PIHAK KEDUA dinyatakan bangkrut/pailit atau surat ijin usahanya dicabut atau dinyatakan
tidak berlaku lagi oleh instansi yang berwenang.

e. Surat peringatan akan disampaikan sebanyak 3 (Tiga) kali dengan selang waktu 7 (Tujuh) Hari
kerja pada setiap Surat Peringatan yang disampaikan.

PASAL 18
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila timbul perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang berkaitan
dengan Surat Perintah Kerja ini, maka perselisihan tersebut akan diselesaikan secara
musyawarah untuk mufakat, dan hasil yang dicapai dari musyawarah tersebut akan dibuatkan
Berita Acara yang secara hukum bersifat mengikat dan merupakan putusan akhir.

2. Apabila tidak tercapai kesepakatan, maka semua perselisihan yang timbul dari Surat Perintah
Kerja ini akan diselesaikan menurut keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

PASAL 19
LAIN-LAIN
Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perintah Kerja ini atau segala perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam suatu
Adendum Surat Perintah Kerja yang ditandatangani kedua belah pihak dan memiliki kekuatan
hukum yang sama serta merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Surat Perintah
Kerja ini. Dalam hal pembangunan pondasi dan erection tower ini, PIHAK KEDUA bertanggung
jawab atas pengurusan serta biaya izin-izin yang dianggap perlu.

PASAL 20
PENUTUP

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat dan mengakui Surat Perintah Kerja ini berikut
dokumen-dokumen dan lampiran-lampirannya adalah merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dan mengikat kedua belah pihak.
2. Surat Perintah Kerja ini dibuat dalam rangkap 3 (Tiga) yang ditandatangani diatas meterai
yang cukup oleh kedua belah pihak dan mempunyai kekuatan hukum yang sama serta dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.
PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
PT GRACIA ENERGY NUSANTARA PT. PRIMA POWER NUSANTARA

EDISON SARAGIH SETYO HERUPURWOKO


Direktur Utama Direktur Teknik

Hal. 10 dari 9

Anda mungkin juga menyukai