Anda di halaman 1dari 8

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN

PEMBANGUNAN RUMAH KEDIAMAN BAPAK dr. Arsil, SpB


TANGAH JUA, BUKITTINGGI

NOMOR : 019/ SPK- 04/02/2008


TANGGAL : 28 FEBRUARI 2008

Pada hari ini JUM’AT tanggal 22 bulan FEBRUARI tahun DUA RIBU DELAPAN
( 22-02-2008), yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : dr. Arsil Hamzah, SpB


Pekerjaan : Dokter Ahli Bedah
Alamat : Kompleks Perumahan Dokter Rumah Sakit
Akhmad mukhtar, Bukit Tinggi

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA ( KE- 1 )

2. Nama : Ir. Putranesia Thaha


Pekerjaan : Dosen Teknik Arsitektur Univ. Bung Hatta
Padang
Alamat : Jl. Sumatera no X 5, wisma indah 1 ,Ulak
Karang- padang

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA ( KE – 2 )

Dengan ini kedua belah pihak telah setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam
suatu perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan ( Kontrak ) dengan ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal tersebut dibawah ini;

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA , memberikan pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan


PIHAK KEDUA menerima dan menyatakan sanggup melaksanakan
pekerjaan yang diberikan PIHAK PERTAMA.

2. Pekerjaan yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA adalah


PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH KEDIAMAN PIHAK PERTAMA ,
yang berlokasi di Tangah Jua, Bukittinggi.

3. Perincian dan spesifikasi pekerjaan yang diberikan PIHAK PERTAMA kepada


PIHAK KEDUA adalah berupa BIAYA UPAH TENAGA KERJA sebagaimana
yang tertera dalam dokumen RENCANA ANGARAN BIAYA UPAH TENAGA
KERJA yang merupakan lampiran dari surat perjanjian ini dan merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari surat perjanjian ini.

1
Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Sebagai dasar bagi PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaannya adalah :


1. gambar –gambar ( termasuk gambar-gambar detail ) , rencana kerja dan
syarat-syarat pekerjaan ( RKS ) dengan semua perubahan-perubahan sesuai
dengan kondisi dilapangan atau atas keinginan PIHAK PERTAMA
2. Izin Mendirikan Bangunan yang dikeluarkan oleh Tata Kota/ Dinas Perizinan
kota Bukittinggi.

Pasal 3
PENGAWAS PEKERJAAN

1. Untuk melaksanakan pengendalian pekerjaan yang terdiri dari tindakan


pengawasan dan pengkoreksian pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan
PIHAK KEDUA , sebagaimana dimaksud dalam surat perjanjian ini, maka
PIHAK PERTAMA bertindak langsung sebagai PENGAWAS PEKERJAAN.

2. PIHAK KEDUA bertidak sebagai pelaksana pekerjaan dan mengawasi


pelaksanaan pekerjaan, untuk membantu pelaksanaan pekerjaan PIHAK
KEDUA akan menempatkan satu orang pengawas lapangan, satu orang
bagian logistik dimana bertugas untuk memberikan laporan atas kemajuan
pekerjaan sesuai dengan bobot pekerjaan serta pemakaian material yang
dimaksud dalam surat perjanjian ini.

Pasal 4
BAHAN-BAHAN DAN ALAT-ALAT

1. PIHAK KEDUA harus menyediakan peralatan dan segala sesuatu yang


diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan
PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK PERTAMA memfasiltaskan pelaksanaan pekerjaan PIHAK KEDUA
berupa ketersediaan AIR DAN LISTRIK ( PLN), Serta Direksi keet dan
Gudang Penyimpanan bahan dan alat-alat dilokasi pembangunan sebagai
mana yang dimaksud pada ayat 1
3. PIHAK KEDUA atas persetujuan PIHAK PERTAMA dapat memanfaatkan
fasilitas yang tersedia di lokasi sebagai tempat penyimpanan bahan-bahan
dan alat-alat proyek.
4. Pemakaian material yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dengan
kesepakan pembelian material tertentu menjadi tanggung jawab PIHAK
PERTAMA, yaitu :
a. Semen dan ready mix
b. Besi beton
c. Cincin sumuran

2
d. Keramik lantai
e. Grace wood dan perlengkapan
f. keramik dinding, Keramik lantai, dan listello KM/WC
g. Peralatan sanitasi ( kloset, wastafel, shower + perlengkapan, Kran,
dll)
h. Material Atap dan aksesoris
i. Batu alam
j. Batu Bata
k. Kunci-kunci pintu dan jendela + perlengkapan.
l. Pintu Garase dan perlengkapan

Pasal 5
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. PIHAK KEDUA wajib menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlahnya


berdasarkan kebutuhan,keahlian dan ketrampilan sesuai dengan perincian
dan spesifikasi pekerjaan sebagaimana yang telah ditetapkan
2. Upah dan Ongkos kerja dari tenaga kerja yang dipekerjakan PIHAK KEDUA ,
dibayarkan oleh PIHAK KEDUA

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas kerugian PIHAK PERTAMA


sebagai akibat perbuatan orang-orang ( tenaga kerja ) yang dipekerjakan
dalam melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 1
perjanjian ini.

Pasal 6
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai 100% selesai ditetapkan


adalah 360 hari kalender, terhitung sejak tanggal Surat Pernjanjian
Pelaksanaan Pekerjaan yaitu tanggal Maret 2008 s/d Maret 2009

2. Jangka Waktu pelaksanaan pekerjaan bersifat tetap, kecuali adanya keadaan


memaksa ( Force Majeure) yang akan dituangkan lebih lanjut dalam surat
perjanjian ini atau adanya perintah perubahan/penambahan pekerjaan atau
hambatan lainnya yang berada diluar tanggung jawab PIHAK KEDUA yang
akan dituangkan lebih lanjut dari surat perjanjian ini

3. Perubahan jangka waktu pelaksanaan yang diperbolehkan adalah atas usul


PIHAK KEDUA yang disampaikan selambat-lambatnya 10 hari sebelum
habisnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini.

3
Pasal 7
KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE )

1. PIHAK KEDUA tidak dapat mengubah jangka waktu pelaksanaan pekerjaan


dan/atau menunda pekerjaan ,kecuali karena keadaan memaksa ( force
majeure )

2. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa ( forje majeure ) adalah:


a. bencana alam ( gempa bumi, banjir, tanah longsor )
b. Kebakaran, perang, huru-hara, pemogokan,pemberontakan dan
epidemi sabotase, yang secara keseluruhan ada hubungan lansung
dengan penyelesaian pekerjaan pemborongan ini.

3. Apabila terjadi keadaan memaksa ( force majeure ), PIHAK KEDUA harus


memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-
lambatnya dalam waktu 14 hari ( empat belas ) hari kalender sejak terjadinya
keadaan memaksa dimaksud.

4. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA , PIHAK PERTAMA dapat menyetujui


atau menolak secara tertulis keadan memaksa itu dalam jangka waktu 3 hari ,
sejak pemberitahuan tertulis dari PIHAK KEDAU kepada PIHAK PERTAMA

5. Apabila dalam jangka waktu yang dimaksud pada ayat 4 pasal ini, PIHAK
KEDUA tidak mendapat jawaban dari PIHAK PERTAMA, maka PIHAK
PERTAMA dianggap menyetujui keadaan memaksa dimaksud.

6. Apabila keadaan memaksa yang diberitahukan PIHAK KEDUA ditolak PIHAK


PERTAMA , maka hak dan kewajiban serta tanggung jawab para pihak tetap
sebagaimana tertuang dalam surat perjanjian ini.

Pasal 8
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan yang ditetapkan selama 30 ( tiga


puluh ) hari kalender ,terhitung sejak tanggal serah terima pertama pekerjaan
ini.

2. Semua biaya perbaikan yang dikeluarkan dalam masa pemeliharaan


ditanggung oleh PIHAK KEDUA

4
Pasal 9
HARGA BORONGAN

1. Harga Borongan atas pelaksanaan pekerjaan yang diberikan PIHAK


PERTAMA kepada PIHAK KEDUA sebagaima yang dimaksud dalam pasal 1
surat perjanjian ini adalah sebesar :

Rp 722.100.000, -
( Tujuh Ratus dua Puluh Dua Juta Seratus Ribu Rupiah )

dan tidak termasuk Jasa Arsitek, biaya IMB , Pemasukan Air,Pemasukan


daya Listrik dari PLN, dan biaya operasional keamanan proyek.

2. Harga borongan sebagaima yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini bersifat
tidak tetap ( unit price ) dapat berubah sesuai perubahan kondisi pekerjaan,
material dan adanya kenaikan harga

3. Harga borongan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1 pasal ini sudah
termasuk segala pengeluaran PIHAK KEDUA yang harus dibayarkan PIHAK
KEDUA sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku,
KECUALI biaya pengurusan IMB dan pemasukan Daya Listrik, Sambungan
Air Bersih dari PDAM serta Biaya Keamanan Lokasi Proyek menjadi
Tanggung Jawab PIHAK PERTAMA.

Pasal 10
CARA PEMBAYARAN HARGA BORONGAN

Pembayaran Harga borongan sebagaima yang dimaksud dalam pasal 9 surat


perjanjian ini kepada PIHAK KEDUA atas pekerjaan yang diserahkan PIHAK
PERTMA kepada PIHAK KEDUA adalah dengan ketentuan sebagai berikut

1. Pembayaran pertama berupa uang muka sebesar 30 % dari harga borongan


dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA , terhitung sejak
ditanda tanganinya Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan ini

2. Pembayaran kedua sebesar 30 % dari harga borongan dibayarkan PIHAK


PERTAMA kepada PIHAK KEDUA , setelah nilai fisik pekerjaan bernilai 25
% , sebagaimana yang diterangkan pada dokumen Rencana Anggaran Biaya
( RAB ) yang dimaksud pada pasal 1 ayat 3 surat perjanjian ini.

5
3. Pembayaran ketiga sebesar 30 % dari harga borongan, dibayarkan PIHAK
PERTAMA kepada PIHAK KEDUA , setelah nilai fisik pekerjaan bernilai 65
% , sebagaimana yang diterangkan pada dokumen Rencana Anggaran Biaya
( RAB ) yang dimaksud pada pasal 1 ayat 3 surat perjanjian ini.

4. Pembayaran terakhir dilakukan PIHAK PERTAMA , setelah nilai pekerjaan


mencapai 100% dan dibayarkan PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA
pada masa pemeliharaan telah berjalan 1 bulan ,terhitung dari masa
borongan yang dimaksud dalam surat perjanjian ini.

Pasal 11
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

1. Penyimpangan-penyimpangan dan atau perubahan-perubahan yang


merupakan penambahan atau pengurangan pekerjaan, hanya dianggap sah
sesudah mendapatkan perintah tertulis oleh PIHAK PERTAMA , dengan
menyebutkan jenis dan perincian pekerjaan secara jelas.

2. Perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan atas dasar


harga yang disetujui oleh kedua belah pihak, jika tidak tercantum dalam daftar
harga satuan pekerjaan.

3. Untuk pekerjaan tersebut diatas , harus dibuatkan surat perjanjian tambahan (


addendum )

Pasal 12
SANKSI DAN DENDA

1. Bila terjadi kelambatan memulai pekerjaan akaibat kelalaian PIHAK KEDUA


dan batas waktu 7 hari berturut – turut sejak tanggal diterbitkan SPK telah
dilampui maka PIHAK KEDUA akan dikenakan denda 1 % ( satu perseribu )
dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan.

2. Apabila terjadi keterlambatan penyerahan pertama ( penyelesaian 100% )


pekerjaan akibat kelalaian PIHAK KEDUA , maka untuk setiap hari
keterlambatan tersebut PIHAK KEDUA akan dikenakan denda sebesar 1 %o (
satu perseribu ) dari nilai kontrak dengan batas denda maksimum 5 % dan
akan dipotong melalui angsuran termyn yang diminta PIHAK KEDUA

3. Semua biaya yang dikeluarkan oleh PIHAK KEDUA maupun kerugian PIHAK
PERTAMA yang timbul akibat keterlambatan ini ,sepenuhnya menjadi
tanggung jawab PIHAK KEDUA.

6
Pasal 13
RESIKO

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah diluar
kesalahan kedua belah pihak ( akibat keadaan memaksa ” forje majeure ” )
sebelum pekerjaan diserahkan kepada PIHAK PERTAMA , maka kerugian
akibat hal tersebut PIHAK PERTAMA dapat mempertimbangkannya.

2. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA sebagian atau seluruhnya musnah


disebabkan kesalahan dalam bestek dan atau disebabkan karena
berubahnya penggunaan dan fungsi, maka segala kerugian yang ditimbulkan
menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

3. PIHAK KEDUA masih terikat dan bertanggung jawab selama 5 tahun


terhadap hal-hal yang dimaksud pada pasal 8 surat perjanjian ini.

Pasal 14
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila timbul sengketa sebagai akibat adanya perjanjian ini, maka kedua
belah pihak akan berusaha untuk menyelesaikan secara kekeluargaan dan
musyawarah.

Pasal 15
LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam Surat Perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua nelah pihak , kan diatur lebih
lanjut dalam Surat Perjanjian Tambahan ( addendum ) dan merupakan
perjanjian yang tidaka terpisahkan dari surat perjanjian ini.

2. Surat perjanjian ini dibuat Rangkap 2 ( empat ) terdiri dari 2 ( dua 0 asli
bermeterai cukup yang sama kuatnya secara hukum untuk PIHAK PERTAMA
dan PIHAK KEDUA , selebihnya diberikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan dan berhubungan dengan pekerjaan pemborongan ini.

7
Pasal 16
PENUTUP

1. Surat perjanjian Pemborongan ini ditanda tangani oleh kedua belah pihak di
Padang pada hari dan tanggal tersebut diatas.
2. Surat perjanjian Pemborongan ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ditanda
tangani kontrak ini

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Pelaksana Pemilik

IR. PUTRANESIA THAHA dr. ARSIL, SpB


Arsitek

Anda mungkin juga menyukai