Anda di halaman 1dari 44

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN REHAB GEDUNG BAIYO BATIDO KELURAHAN


SUNGAI SAPIH
: Peningkatan Prasarana, Sarana Dan Utilitas Umum
Program
(PSU)
Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan PSU Perumahan
Sub Kegiatan : Perencanaan Penyediaan PSU Perumahan

Pekerjaan : Rehab Gedung Baiyo Batido Kelurahan Sungai Sapih

Lokasi : Kelurahan Sungai Sapih

Tahun : 2023

I. URAIAN UMUM DAN KETENTUAN PEKERJAAN


a. Umum
Persyaratan teknis ini merupakan aturan dan kebutuhan yang harus dipenuhi dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Secara umum persyaratan ini bisa ditetapkan dan merupakan
kesatuan dengan Persyaratan Teknis Khusus serta bersama-sama dengan dokumen lainnya
merupakan Persyaratan Teknis Pelaksanaan Pekerjaan.
Pekerjaan yang dicakup dalam spesifikasi teknis ini berupa pekerjaan pendahuluan,
pekerjaan struktur, pekerjaan arsitektur, pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
Spesifikasi ini juga mengharuskan penyedia jasa untuk melakukan pematokan dan
survei lapangan yang cukup detail berdasarkan gambar selama periode mobilisasi. Penyedia jasa
harus menyiapkan gambar kerja (shop drawings) untuk diperiksa dan disetujui oleh pengawas
pekerjaan.
Penyedia jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang tercakup dalam kontrak dan
memperbaiki cacat mutu sebelum masa kontrak berakhir.
b. Data dan Ketentuan Nama Paket
1. Instansi : Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kota
Padang
2. Nama PPK : Masdalila, ST. MT
3. Unit Kerja : Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Kota
Padang
4. Alamat : Jln. Sudirman No. 4A, Padang
5. Program : Peningkatan Prasarana, Sarana Dan Utilitas Umum (PSU)
6. Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan PSU Perumahan
7. Sub Kegiatan : Perencanaan Penyediaan PSU Perumahan
8. Pekerjaan : Rehab Gedung Baiyo Batido Kelurahan Sungai sapih
9. Lokasi Pekerjaan : Kelurahan Sungai sapih
10. Sumber Dana : PAD Kota Padang
11. Tahun Anggran : 2023
12. Waktu Pelaksanaan : 60 (enam puluh) hari Kalender
13. Jenis Kontrak : Jenis kontrak yang akan digunakan untuk pekerjaan ini
adalah Kontrak Harga Satuan
14. Persyaratan Penyedia : Penyedia yang akan melaksanakan pekerjaan ini nantinya
adalah penyedia berbentuk badan usaha yang memiliki SIUJK
(Surat Izin Usaha Jasa Konstruksi) Pelaksana Konstruksi
dan SBU (Sertifikat Badan Usaha) Bangunan Gedung
BG009, Subklasifikasi Jasa Pelaksana Untuk Konstrukai
Bangunan Gedung Lainnya yang masih berlaku dan
persyaratan lainya sebagaimana disebutkan dalam SSUK dan
SSKK.
15. Lingkup Pekerjaan : Adapun Lingkup pekerjaan bagian utama yang umumnya
merupa-kan pekerjaan Struktur, arsitektur, dan mechanical
elektrikal dengan peruntukan masing – masing lantai bangunan
sebagai berikut :
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN

2. PEKERJAAN PASANGAN DINDING

3. PEKERJAAN PERLENGKAPAN ATAP

4. PEKERJAAN KOZEN DAN PINTU

5. PEKERJAAN PLAFOND

6. PEKERJAAN LANTAI

7. PEKERJAAN PENGECATAN

8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

II. SPESIFIKASI BAHAN BANGUNAN KONSTRUKSI


Pasal 1
BAHAN BARU / BEKAS
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang dipergunakan dalam / untuk
pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru, penggunaan bahan bekas hanya bisa
diperkenankan dengan izin tertulis dari Wakil Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas atas
persetujuan Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas .

Pasal 2
PERSETUJUAN BAHAN
2.1. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan, dianjurkan dengan sangat agar sebelum sesuatu
bahan/ produk akan dibeli / dipesan/ diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan Direksi
Lapangan/Konsultan Pengawas atas kesesuaiakan dari bahan / produk tersebut pada persyaratan teknis,
akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan contoh / brosur dari bahan / produk yang
bersangkutan untuk diserahkan pada Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas di Lapangan.
2.2. Penolakan bahan dialapngan karena diabaikan procedure diatas sepenuhnya merupakan tanggung jawab
Penyedia Jasa / Supplier, atas nama tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
2.3. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh / brosur seperti tersebut diatas tidak melepaskan
tanggung jawab Penyedia Jasa / Supplyer dari kewajibannya dalam perjanjian kerja ini untuk
mengadakan bahan / produk yang sesuai dengan persyaratan, serta tidak merupakan jaminan akan
diterima / disetujuinya seluruh bahan / produk tersebut dilapangan, sejauh tidak dapat dibuktikan bahwa
seluruh bahan / produk tersebut adalah sesuai dengan contoh / brosur yang telah disetujui.

Pasal 3
PENYIMPANAN BAHAN.
2.4. Persetujuan atas sesuatu bahan/ produk harus dimengerti sebagai perizinan untuk memasukkan bahan/
produk tersebut kedalam lapangan dan penggunaan bahan / produk tersebut dalam pekerjaan sejauh
bahwa keadaannya tidak berubah dari kondisi waktu persetujuan diberikan.

2.5. Bahan/ produk yang telah dimasukkan ke lapangan harus segera disimpan :
1. Ditempat
2. Dengan cara / peralatan
3. Dalam susunan / tumpukan dan dengan pengkondisian lingkungan
4. Dan dengan accessibilities yang baik, sesuai dengan ketentuan untuk masing-masing bahan/
produk dalam persyaratan yang ditetapkan atau dalam hal dimana persyaratan ini tidak jelas,
sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan/Konsultan Pengawas .
2.6. Untuk bahan/produk yang mempunyai umur pemakaian yang tertentu, penyimpanannya harus
dikelompokkan menurut umur pemakaian tersebut, yang mana harus dinyatakan dengan tanda pengenal
dengan ketentuan sebagai berikut :
 Tanda pengenal terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak akan rusak selama
penggunaannya.
 Ukuran minimal 40 cm dan 60 cm.
 Huruf berukuran minimal setinggi 10 cm dengan warna merah.
 Diletakkan ditempat yang mudah terlihat.
2.7. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan harus diatur sedemikian rupa, sehingga bahan yang
terlebih dahulu masuk akan pula terlebih dahulu dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.
Pasal 4
PERSYARATAN BAHAN
Nama
N
Bahan/Mate Spesifikasi Merk/ Type
o
rial
1. Semen  Kualitas semen portland yang digunakan adalah yang Semen Padang Type
disetujui Direksi dan telahmemenuhi syarat Standar PCC
Indonesia (N.I.8) atau memenuhi standar mutu dan cara
UjiSemenPortland(SII-0013-
81).Semenyangdigunakanhasilproduk(SemenPadang)dan
tidak boleh memakai semen (PCC) yang sudah mengeras
(Sweping), khusus untuk mengerjakan beton konstruksi
harus memakai mutu yang sejenis dan memenuhi syarat
teknis.
 Jumlah semen yang dipergunakan disesuaikan dengan
jumlah takaran yang diperlukan pada setiap jenis
pekerjaan. Penyedia harus mencatat setiap penerimaan
dan pengeluaran semen dari gudang penyimpanan yang
digunakan untuk tiap jenis pekerjaan.
 Penyimpanan semen harus
ditempatkandalamgudangyangterlindungdaricuacadanbeb
as dari kelembaban udara, mempunyai lantai
penyimpanan maksimal 30 cm diatas tanah. Penumpukan
dalam zak semen, ketinggiannya tidak boleh lebih dari 2
m
2. Kayu  Semuakayuyangdipakaiharustua,benar-
benarkering,lurus,tanpacacatmatakayu,putih
kayu,dantidakpecahdanretak.
 Kayuuntuk jenis yang ditentukan harus berkualitas baik,
kelas awet, dan kelaskuat
sesuaidenganPKKIdanjenispekerjaanseperti
tersebutdalam daftar. Kayuharusbebas getah,celah, mata
kayu besar yang lepasatau mati, susutpinggirannya,dan
cacat yang parah.
 Sebelumpelaksanaan,materialyangakandigunakanharusse
suaidengancontohyang disetujui konsultanpengawas.
Contohbahanharusdiserahkan kepadapengawaslapangan
untukdisetujuiterlebihdahulusebelumpengadaandanpelaks
anaanpekerjaan.Semua
kayu,kayulapisdanpapanharusterjaminkualitasdankadarair
yangdisyaratkan
 Konstruksikayuterlindungdarihujan,rangka-
rangkadanbilah-bilahkadarairnya18-20%
Kayuuntukpenyelesaianinteriorkadarairnya18%.
3. Agregat Pasir untuk pasangan batu dan beton harus bebas dari -
Halus (Pasir) gumpalan tanah liat, bahan- bahan organik, asam, garam,
alkali dan bahan-bahan lainnya yang merupakan
substansi perusak. Jumlah prosentase dan segala substansi
yang merugikan adalah tanah berbutir halusberatnya tidak
boleh lebih dari 5% menurut pemeriksaan laboratorium,
atau memenuhi SII-0052-80 tentang “Mutu dan Cara Uji
AgregatBeton”
Gradasi pasir untuk campuran beton disesuaikan dengan
syarat-syarat pada PBI- 1971 atau standar “Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran BetonNormal”.
4. Agregat Agregat kasar adalah Kerikill Cor dengan ukuran -
Kasar (Split) maksimum 3 cm.
Kerikil Cor diperoleh dari hasil di ayak/saring sehingga
kerikil tidak mengandung pasir sesuai dengan persyaratan
PBI, bersih serta bebas dari kotoran-kotoran yang dapat
mempengaruhi kekuatan dan mutu beton maupun baja.
5. Air Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau -
pemakaian lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan
yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa, gula
atau organis.
Air harus diuji dan harus memenuhi ketentuan dalam SNI
036817-2002 Air yang diketahui dapat diminum dapat
digunakan.
Jika timbul keraguan atas mutu air yang diusulkan dan
pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka
harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar
semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan
dengan memakai air suling. Air yang diusulkan dapat
digunakan jika kuat tekan mortar dengan air tersebut pada
umur 7 hari dan 28 hari minimum 90 % kuat tekan mortar
dengan air suling pada periode perawatan yang sama.
6. Baja Mutu baja tulangan yang digunakan adalah U32 (ulir) untuk Besi KS TY SNI,
Tulangan diameter sama dan besar dari dia. 13, U24 untuk baja * Dia. 8
tulangan kecil dari dia. 13 (polos). Untuk menyatakan * Dia. 10
mutu baja harus berdasarkan uji tarik di laboratorium * Dia. 12
yang legal * Dia. 19
Diameter-diameter pengenal harus sama seperti persyaratan
dalam gambar kerja dan jika diameter tersebut akan
diganti, maka jumlah luas penampang persatuan lebar
beton harus minimal sama dengan luar penampang
rencana, pemakaian besi banci tidak dibenarkan. Sebelum
melakukan perubahan-perubahan harus mendapat
persetujuan Direksi.
Baja tulangan yang dipakai adalah benar-benar dalam
keadaan baru, dibentuk dengan teliti sesuai dengan gambar
kerja tanpa merusak bahan besi tersebut.
Jumlah besi tulangan/sengkang serta jarak penempatan harus
sesuai dengan gambar kerja terlampir.
Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai
rencana dan harus dijaga jarak antara tulangan-tulangan
dengan bekisting untuk mendapatkan tebal selimut ( Beton
deking ) sesuai dengan gambar kerja atau atas petunjuk
direksi.
Khusus untuk tebal selimut beton, adukan harus cukup kuat
dan jaraknya sedemikian sehinga tulangan tidak
melengkung dan beton penutup tidak kurang dari yang
disyaratkan. Toleransi yang diperkenankan untuk
penyimpangan terhadap bidang horizontalnya adalah  5
mm.
7 Beton Jenis Adukan Semen Pasir Beton Kerekel
Beton Mutu K-225 371 Kg 698Kg 1047Kg
Di atas merupakan takaran standar untuk menyamakan dengan
Beton Mutu K-225 Pelaksana harus membuat JMF dan
hasinya akan digunakan waktu pelaksanaan
8. Batu Bata Batu bata yang digunakan harus dari jenis bata dan
memenuhi syarat kekerasan, terbakar matang, rata dan
memiliki bentuk yang sama, bebas keretakan, dan cacat-
cacat lainnya.
Batu bata dengan daya serap air lebih dari 20 % berat sendiri
setelah pembenaman dalam air selama 24 jam tidak dapat
dipakai.
Ukuran batu bata nominal yang digunakan adalah panjang
20 x 10 x 5 cm dengan toleransi ± 5 mm.
Pembongkaran batu bata dari kendaraan pada saat
pemasukan barang harus dilakukan dengan tangan dan
ditumpuk dengan rapi di tempat yang telah ditentukan oleh
Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
9. Adukan Jenis Adukan Semen Pasir
(Mortar) Adukan Semen Kedap Air 1 bagian 2 bagian
Adukan Semen Biasa 1 bagian 4 bagian
10 Keramik Granit Uk 60/60 Polish GRANITO

11 Multiplek Ukuran 244 cm x 122 cm x 0,9 cm Produksi SNI

12 Gyipsum Ukuran 244 cm x 122 cm x 0,9 cm Jayaboard


Board

13 Bekisting plywood tebal 9 mm


Pelapis Kayu papan Kelas III
Pengaku dari rangka kayu 4/6 atau 5/10 Kayu Klas II
dipergunakan untuk pencetakan semua kolom (kecuali
kolom praktis), balok, plat lantai, listplank dan tangga
gedung
14 Atap Seng Gelombang Warna tebal 0.3mm SNI

15 Kaca Tebal 0,5 Cm Asahimas

16 Kunci dan Kunci Pintu Merk SNI


Pengantung Engsel Pintu Merk SNI
Engsel jendela Merk SNI
Grandel pintu
Merk SNI
Grandel jendela
Merk SNI
Kait angin
Merk SNI
Hand vatend
Merk SNI
17 Cat Cat tembok Eksterior Dulux
Cat tembok Interior Dulux
Cat Minyak Nippon
18 Eletrikal Armatur Lampu (Komplit Set) Merk Philips
Kabel listrik semua ukuran Supreme, Kabel
Metal, Tranka,
Kabelindo

Panel Pana Panel, Panel


Adhiwira, Oni
Panel

Komponen Panel (ACB,MCCB,MCB)


MG, LS, ABB,
Scheider

Saklar & Stop Kontak


Clipsal, MK,
Berker

Conduit, Tee Dos


Clipsal, EGA
III. SPESIFIKASI PERALATAN KONSTRUKSI DAN PERALATAN
Peralatan minimum yang harus dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan adalah sebagai
berikut:
Kapasitas
No Jenis Peralatan Kondisi Jumlah Satuan
Minimal
1. Concreate Mixer Baik 0,50 M3 1 Unit
2. Genset Baik 1300 Watt 1 Unit

IV. METODE PELAKSANAAN/ METODE KERJA


A. PENDAHULUAN
Setelah mengikuti Aanwjizing kantor/lapangan serta mempelajari bestek/gambar dan berita acara Aanwijzing,
maka kami mencoba membuat metoda pelaksaan kerja, karena salah satu syarat teknis untuk penawaran
pekerjaan tersebut diatas. Untuk memenuhi persyaratan Usulan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan,
kami susun berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam Bestek, Gambar Kerja.
Dalam metoda Pelaksanaan pekerjaan ini, kami menguraikan/menjelaskan langkah langkah yang akan kami
lakukan dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, yang meliputi alokasi dan mobilisasi tenaga kerja,
material, dan peralatan, serta teknis pelaksanaan pembangunan dan waktu pengerjaannya dengan lintasan kritis
yang kami lampirkan yaitu : waktu pelaksanaan selama 60 hari kalender.
Berdasarkan uraian kami dibawah ini maka kami mengambil kesimpulan untuk pekerjaan ini dengan uraian
penyebab dari hari yang terpakai baik bahan, tenaga dan waktu.

PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Pembersihan lapangan
Pekerjaan ini dilaksanakan pada awal–awal masa pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan tenaga manusia
(man power). Pembersihan area lokasi ini meliputi pembersihan lokasi kerja dari kotoran-kotoran yang
mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Hasil pembersihan tersebut akan ditempatkan pada tempat yang tidak
mengganggu pelaksanaan pekerjaan dan atau menurut instruksi direksi teknis pekerjaan, dan lokasi kerja
akan bebas dari kotoran tersebut. Pekerjaan ini meliputi pembersihan semua tanaman dan kotoran-kotoran
termasuk pembongkaran akar – akar yang terkena jalur atau area kerja tersebut, termasuk pengupasan tanah
jika diperlukan.
2. Pasang Bouwplank
Pekerjaan kayu bouwplank akan dipasang sedemikian rupa, sehingga akan memudahkan pelaksanaan di
lapangan untuk menentukan acuan saluran tersebut. Bahan yang digunakan kayu ukuran 5/7. Bouwplank
merupakan acuan kelurusan dan kesikuan terhjadap setiap pekerjaan.
3. Mobilisasi Peralatan
Pengangkutan / mobilisasi peralatan yang akan digunakan dalam penyelesaian proyek, dan alat bantu
lainnya.
4. Dokumentasi dan Pelaporan
Pengambilan gambar pada saat kondisi 0%, 50%, dan 100% sebagai dokumentasi proyek dan kelengkapan
pada pelaporan pekerjaan yang dilaksanakan.
Tentukan lokasi untuk pekerjaan utama yang akan difoto dengan persetujuan Direksi.

5. Pengadaan Air bersih


Dalam pelaksanaan proyek maka pengadaan air bersih yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta menjadi
hal penting untuk mendukung kelancaran kegiatan.
6. Penerangan Proyek
Dalam pelaksanaan pembangunan proyek ini, penerangan disekitar proyek pada malam hari harus terjaga
dengan baik. Dengan penerangan yang memadai maka diharapkan tidak terjadi kecelakaan lalu lintas akibat
tidak ada penerangan disekitar lokasi proyek. Selain itu juga penerangan berfungsi untuk memberikan
kenyamanan dan suasana yang terang untuk pekerjaan bilamana diperlukan kerja lembur.
Untuk pelaksanaannya maka digunakan genset dan lampu yang ditempatkan sesuai keperluan.

B. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. PEKERJAAN PENDAHULUAN
2. PEKERJAAN PASANGAN DINDING
3. PEKERJAAN PERLENGKAPAN ATAP
4. PEKERJAAN KOZEN DAN PINTU
5. PEKERJAAN PLAFOND
6. PEKERJAAN LANTAI
7. PEKERJAAN PENGECATAN
8. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

C. TATA CARA MOBILISASI BAHAN DAN PERALATAN MENUJU LOKASI PEKERJAAN


Setelah SPMK diterbitkan oleh pengguna jasa dan serah terima lapangan selesai dilakukan maka kami
akan mulai mengorder tenaga dan bahan – bahan yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini. Sesuai dengan
pekerjaan yang kami tawar dan sesuai dengan sesifikasi bahan yang ada didalam penawaran. Untuk
bahan – bahan local yang ada dilokasi siberut barat kami menggunakan transportasi laut (boat) jika
sumber material tidak bisa menggunakan jalur darat. Untuk material pabrikasi kami datangkan dari
padang dengan sekali drop seperti : semen, besi, bahan atap, paku, keramik dll, dengan menggunakan
kapal barang menuju siberut barat. Sesamai disiberut barat matrial dipindahkan kedalam boat untuk
dilansir kedarat dan disimpan kedalam gudang yang telah kami siapkan.

D. METODA PELAKSANAAN
PEKERJAAN PENDAHULUAN
Pembersihan Lapangan
Pertama kami akan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang terkait dengan proyek ini, seperti
Pengelola Proyek, Konsultan Perencana dan Konsultan Pengawas, untuk mengkoordinasikan pelaksanaan
pekerjaan dan menetapkan waktu pemancangan, sekaligus menyampaikan Struktur Organisasi
Pelaksanaan Pekerjaan dan Time Schedule Pelaksanaan Pekerjaan. Selanjutnya kami segera menyiapkan
proses pekerjaan yang terdiri dari pengurusan syarat-syarat administrasi, teknis pekerjaan dan mengorder
material seperti : Semen PC, Batu Kali, Pasir Pasang/Beton, Kerikil Beton, Kayu dan material lainnya.
Sebelum pekerjaan konstruksi diselenggarakan dilakukan pekerjaan persiapan/pekerjaan pendahuluan,
antara lain :
a. Sebelum pekerjaan dimulai akan dilakukan pembersihan lapangan sebagaimana mestinya
dengan membuang semua sampah ke penampungan dan mengatur persiapan area kerja
b. Semua sampah harus dibuang ke penampungan. Hal-hal yang perlu dipastikan (khususnya
sampah kimia dan kontaminasi biologi) yang dapat membahayakan pekerjaan dan orang lain
sekitarnya
c. Mempersiapkan Base Camp sebagai kantor pengendali dari Staf Pelaksana dan Direksi
Pekerjaan, dalam penyelenggaraan pekerjaan.
d. Pembuatan WC , Pengadaan air bersih dan listrik sementara dan fasilitas lainnya untuk
kebutuhan para pekerja
e. Mobilisasi tenaga kerja, mobilisasi peralatan-peralatan yang diperlukan dalam
penyelenggarakan pekerjaan, dan mobilisasi bahan/material bangunan
f. Melakukan pengukuran ulang (uitzetten) yang disesuaikan dengan gambar rencana,
memasang patok-patok pembantu yang memberi catatan ukuran-ukuran serta ketinggian
(elevasi-elevasi) sesuai dengan design/gambar rencana, yang dilakukan bersama-sama
Direksi/Bouwheer.
g. Mempersiapkan papan Nama Proyek untuk dipasang di lokasi pekerjaan
Setelah pekerjaan persiapan dapat diselesaikan, barulah pekerjaan konstruksi dapat
dilaksanakan.

PEKERJAAN DINDING

Pasangan Dinding Bata ½ Bata Spesi 1 : 2


Pasangan Dinding Bata 1/2 menggunakan adukan spesi campuran 1 pc : 2 ps. Pasangan dinding harus siku
secara vertical dan horizontal. Pekerjaan pasangan dinding dapat dimulai setelah pekerjaan beton sloof
dan kolom selesai. Sebelum pemasangan dimulai harus membuat profil sebagai acuan pemasangan.
Pemasangan dinding dilakukan lapis demi lapis, tebal adukan yang dipakai tidak lebih 2 cm. Dinding Bata
1/2 yang dipakai harus batu yang utuh tidak boleh yang patah dipasang kecuali pada akhir pasangan.

PEKERJAAN LOTENG
Pasangan Plafond Pra cetak
Pekerjaan loteng dapat dikerjakan setelah pekerjaan atap telah ada yang terpasang baik lama maupun yang
baru pada area yang akan dikerjakan sudah selesai. Pasangan rangka dilakukan dengan menggantung
rangka pada kayu kuda-kuda. Selanjutnya dilakukan pemasangan plafond dan list plafond disesuaikan
dengan gambar dan bestek.

1. Buat marking elevasi, as dan jarak penggantung rangka plafond sesuai dengan
Shopdrawing.( untuk menentukan ketinggian plafond ).
2. Pasang benang nylon dua sisi dan sejajar sebagai pedoman kelurusan & ketinggian Rangka,
sesuai elevasi yang telah dibuat.
3. Pasang instalasi terlebih dahulu sebelum memasang rangka plafond.
4. Pasang rangka plafond ( yang telah dihaluskan, dimeni & dipotong ) sesuai marking yang
telah dibuat.
5. Periksa kelurusan dan kerataan rangka menggunakan waterpass & siku besi.
6. Potong panel plafond dengan gergaji sesuai shop drawing.
7. Haluskan bekas potongan dengan amplas.
8. Pasang panel plafond tersebut dengan mengatur :
 kelurusan & kerapatan nad plafond
 kerataan plafond
pemasangan plafond dimulai dari tepi (mengikuti gambar kerja) dan diperkuat dengan paku yang
diketok dengan palu besi.

9. Cek kerataan permukaan plafond yang sudah jadi dengan waterpass.

WATERPASS

PENGECEKAN KERATAAN PERMUKAAN


PLAFOND

10. Rapikan & haluskan permukaan plafond yang telah terpasang dengan amplas sampai rata / licin.
11. Bersihkan permukaan yang telah diamplas dengan kain lap.
12. Setelah plafond terpasang di finishing dengan pemasangan list pinggir plafond.

Les Plafond
Setelah plafond terpasang seluruhnya barulah kami pasang les pinggir plafond sesuai dengan bestek.

PEKERJAAN PLESTERAN
Plesteran Dinding 1 : 4
Sebelum di plester, seluruh dinding disiram sampai jenuh, setelah jenuh baru dilakukan plesteran dengan
spesi 1:4. Seluruh permukaan plesteran diaci hingga kelihatan rapi. Pada perletakan kuzen juga diplester
dengan rapi dengan ketebalan plesteran disesuaikan dengan gambar rencana dan bestek.

PEKERJAAN LANTAI
Pas. Lantai granit Uk. 60 x 60
Pemasangan Lantai granit (60x60 cm) dilakukan (dikerjakan) setelah pekerjaan Cor Lantai dengan
campuran beton 1 : 3 : 5. Pola pemasangan granit mengikuti gambar rencana dan dipasang siku dengan
sudut ruangan. Nat / celah antara keramik yang satu dengan keramik yang lain dibuat sekecil mungkin dan
lurus. Nat / celah antara keramik tersebut diisi dengan campuran bubuk semen putih. Sebelum
diaplikasikan dalam pemasangan keramik lantai, ada lapisan beton rabat dengan campuran 1 : 3 : 5
dengan ketebalan 7 cm dan pasir urug dengan ketebalan 5 cm dimana beton rabat berfungsi sebagai
leveling pemasangan granit. Sebelum pelaksanaan, terlebih dahulu mengajukan kepada direksi akan
skema warna dan merk yang akan digunakan. Dan mengajukan gambar kerja atau shop drawing dengan
keadaan atau kondisi ruangan yang sebenarnya. Hal ini dilakukan untuk menentukan dan menyamakan
persepsi starting point (kepala-an) granit. Kemudian dengan ditarik benang ditentukan posisi siku granit
terhadap siku bangunan.
Keramik yang dipasang tidak boleh kopong / kosong. Bila hal itu terjadi, Lapisan Keramik yang Kosong
harus diisi dengan pasta semen.
PEK. KUZEN PINTU & JENDELA/PENGGANTUNG
Pekerjaan Kuzen
 Pada pemasangan kusen, pekerjaan yang diamati adalah pekerjaan pemasangan kusen pintu dan
kosen jendela, kosen-kosen ini terlebih dahulu dirangkai ditempat pembuatan kosen, pekerjaan kusen
tersebut dilakukan secara cermat karena langsung berpengaruh pada kekuatan dan umur kusen yang
telah terpasang.
 kusen dipasang ditempat yang telah ditentukan sesuai dengan gambar kerja yang ada, adapun alat-alat
yang dibutuhkan pada pekerjaan penyetelan kosen antara lain: meteran, unting-unting, paku, selang
dan waterpas dan kayu penyokong.
 Sebelum kosen dipasang terlebih dahulu dipasang angker pada bagian yang akan dicor.untuk kosen
pintu angker juga dipasang ditapak kosen yaitu dibagian bawah dari kosen.
 Untuk pemasangan sambungan kayu harus betul-betul rapi dan tidak boleh longgar dan pada
sambungan tersebut harus dilumuri dengan lem agar sambungan tersebut dapat melekat dengan baik.
 Pada pemasangan kayu harus dikerjakan oleh tukang kayu yang sudah berpengalaman, dan pada
pemasangannya tidak boleh asal-asalan dipasang.

Pek. Memeni Kozen


Cat meni kami kerjakan sebelum kuzen terpasang pada tempatnya.
Pasangan Pintu Panel, Jendela Kaca Tetap 5 mm
 Untuk pasangan jendela kami buat dengan model sesuai dengan gambar detail, kaca untuk jendela
dipasang polos dengan ukuran tebal 5 mm.
 Daun pintu dipasang dengan ukuran yang telah ditentukan dan harus betul-betul rapat dan rapi.
 Jalusi atau ventilasi sebagai ventilasi udara atau pencahayaan dipasang diatas pintu atau jendela
dengan ukuran yang telah ditentukan.
 Untuk pemasangan kusen/pintu dilakukan setelah bidang dinding terbentuk, apabila pemasangan
kusen/ pintu dipasang bersamaan dengan dinding maka dikwatirkan akan kotor dan bisa merusak
pada lapisan-lapisan pintu tersebut. Dan pada pelaksanaannya harus disesuaikan dengan gambar
detail.
Pasangan Accessories Pintu dan Jendela
Accessories Pintu dan Jendela ini terdiri dari :Engsel Pintu SKK, Pas. Kunci tanam Setara SES, Grendel
Pintu, Engsel Jendela, Grendel jendela, Kait Angin Asahi kami pasang menurut letak dan jumlahnya.

PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan Dinding
Permukaan Acian pada dinding sudah benar-benar kering (tidak ada lagi noda basah. Lakukan
pengamplasan secara merata pada permukaan acian dinding. Bersihkan permukaan acian dari segala noda
kotoran, minyak (olie,solar dll). Terutama untuk noda minyak harus dibersihkan sampai tuntas. Setelah
pengamplasan dan pembersihan, untuk mendapatkan hasil yang baik dan cat dapat merekat dengan kuat,
lakukanlah tahap pertama dengan menggunakan cat dasar untuk dinding. Usahakan penggunaan plamuur
dinding seminimal mungkin (hanya untuk bagian dinding yang berlubang atau acian yang gompal).
Pelaksanaan pekerjaan pengecatan dilakukan secara lapis perlapis. Setiap tahapan (lapisan) dilakukan
setelah cat tahap sebelumnya benar-benar sudah kering (jangan tergesa-gesa). Untuk mendapatkan hasil
pengecatan yang baik, dinding baru dilaksanakan dengan 3 – 5 tahap lapisan cat.
Pengecatan Plafond
Langkah pekerjaan pengecatan pada plafon sama dengan pengecatan pada tembok. Bahan cat yang
digunakan juga adalah cat untuk tembok/dinding. Perbedaan mendasar yang ada adalah bahwa plafon
terletak di bagian atas dalam posisi mendatar, sehingga diperlukan cara khusus dalam menyapukan cat
pada plafon.
Pengecatan Kayu dengan Cat Minyak
Langkah pengerjaan pengecatan kayu adalah sebagai berikut;
 Sebelum memulai mengecat kayu, permukaannya harus bersih.
 Gosoklah permukaan kayu kain yang lembab untuk menghilangkan debu.
 Haluskan permukaan kayu dengan menggunakan kertas gosok/ampelas.
 Permukaan kayu yang tidak rata perlu ditambal dengan undercoat, bila diperlukan sapukanlah
undercoat pada seluruh permukaan setelah kering kemudian digosok dengan ampelas.
 Langkah berikutnya adalah mulai melakukan pengecatan. Pengecatan dapat dilakukan
menggunakan kuas ataupun dengan penyemprotan menggunakan alat spray cat.
 Terakhir, berikan lapisan anti gores pada kayu yang telah dicat.
Untuk pengecatan ulang pada kayu, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu langsung mengecat di atas
permukaan cat yang lama atau dengan terlebih dahulu menghilangkan cat lama, kemudian baru melakukan
pengecatan ulang. Langkah pekerjaan pengecatan juga sama dengan pengecatan kayu yang baru dicat.

PEKERJAAN PERLENGKAPAN DALAM


Pas. Zekering kast (MCB)
Untuk pemasangan sekring ada baiknya pemasangan kabel NYM 3x4 mm dilakukan terlebih dahulu
sebelum box sekring tersebut dipasang didalam atau diluar dinding. Hal ini disebabkan ruangan untuk
meletakkan kabel terbatas dan juga karakteristik kabel NYM 3x4 mm yang sedikit alot jika di
bengkokkan sehingga kita akan lebih leluasa mengerjakannya dibandingkan jika Sekring tersebut
telah terpasang pada dinding.

Pas. Inst. Titik Lampu


 Semua hantaran (kabel) yang ditarik dalam pipa / cabelduct harus diusahakan tidak tampak dari
luar (tertanam)
 Pemasangan pipa harus dilaksanakan sebelum pengecoran.
 Pemasangan sparing-sparing listrik yang melintas di plat, balok, kolom beton harus dipasang
terlebih dahulu sebelum pengecoran, kabel diusahakan dimasuk- kan bersamaan dengan
pemasangan sparing.
 Pipa yang dipasang pada dinding dilaksanakan sebelum pekerjaan plesteran dan acian
dikerjakan.
 Penempatan sambungan/percabangan harus ditempatkan di daerah yang mudah dicapai untuk
perbaikan (perawatan).
 Sambungan harus menggunakan klem / isolasi kabel supaya terlindung dengan baik sehingga
tidak tersentuh atau menggunakan lasdop dan ditempatkan pada Te Dos.
 Lekukan/belokan pipa harus beradius > 3 kali diameter pipa dan harus rata (untuk memudahkan
penarikan kabel).
 Jaringan arde harus dipasang tersendiri / terpisah dengan arde penangkal petir.
– tidak boleh ada sambungan
– dihubungkan dengan elektroda pentanahan
– ditanam sampai minimal mencapai air tanah
 Pada hantaran di atas langit-langit, harus diklem pada bagian bawah plat / balok atau pada balok
kayu rangka langit-langit.
 Untuk hantaran/tarikan kabel yang menyusur dinding bata/beton pada shaft harus diklem atau
dengan papan dan kabeltrey bila jaringan terlalu rumit (banyak).
 Stop kontak dan saklar. Pemasangan stop kontak setinggi > 40 cm dari lantai, saklar dipasang
setinggi 150 cm dari lantai (bila tidak ditentukan spesifikasinya). Pemasangan stop kontak dan
saklar harus rata dengan dinding.
 Box / kotak Panel bodynya harus diarde, untuk menghindari adanya arus.
Pas. Inst. Stop Kontak, Saklar Tunggal dan Ganda
 Marking jalur konduit pada dinding
 Bobok dinding bata, janganlupa gunakan cutter
 Pasang konduit & inbow dos
 Tunggu sampai dindingdifinish arsitek
 Sambungkan saklar, stopkontak dengan instalasinya
 Pasang saklar & stop kontak,gunakan waterpas agar rata
V. RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

PASAL 1
SYARAT-SYARAT DAN LINGKUP PEKERJAAN,
PERATURAN DAN STANDARD

1.1 Syarat-syarat Umum, Peraturan dan Standart


Dalam melaksanakan pekerjaannya, Kontraktor harus mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku
di dalam Negara Republik Indonesia.
Pada khususnya peraturan-peraturan ini berkenaan dengan pasal di atas meliputi :
a. Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan bangunan
- PKKI (Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia)
- PBI (Peraturan Beton Indonesia)
- NI-3-1970
- Peraturan Umum untuk bahan bangunan Indonesia (PUBI)
- Dengan segala perubahan-perubahannya yang terakhir
- Dan lain sebagainya.
b. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja, harian, mingguan dan
bulanan/borongan, termasuk jam kerja).
c. Peraturan Daerah
Tata cara pelaksanaan atau peraturan-peraturan pembangunan dari Pemerintah Daerah
setempat dimana bangunan tersebut didirikan harus ditaati.

PASAL 2
SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

a. Sebelum memulai pelaksanaan, Pemborong wajib mempelajari dengan seksama gambar kerja
dengan syarat pelaksanaan serta Berita Acara Penjelasan pekerjaan. Selain itu Pemborong wajib
pula membuat metoda kerja, time schedule, daftar peralatan yang dimiliki serta personil yang
terlibat dan harus mengikuti seluruh peraturan yang masih berlaku di Indonesia.
b. Setelah pekerjaan selesai Pemborong harus menyerahkan as built drawing kepada Direksi. Gambar
as built drawing ini digambar dalam kertas ukuran A3.
c. Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Direksi setiap ada perbedaan ukuran diantara gambar-
gambar, perbedaan antara Gambar Kerja, Rencana dan Syarat-syarat (RKS) untuk mendapatkan
keputusan. Tidak dibenarkan sama sekali bagi Pemborong memperbaiki sendiri perbedaan tersebut
diatas. Akibat-akibat dari kelalaian Pemborong dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong.
d. Setiap langkah pekerjaan sebelum mulai pada pelaksanaan, Kontraktor terlebih dahulu harus
membuat shop drawing. Acuan shop drawing dari gambar rencana dan kondisi situasi di lapangan
yang sebenarnya.
e. Setiap pekerjaan yang akan dimulai pelaksanaanya maupun yang sedang dilaksanakan, Pemborong
diwajibkan berhubungan dengan Direksi, untuk ikut menyaksikan sejauh tidak ditentukan lain,
untuk mendapatkan pengesahan/persetujuan.
f. Setiap usul perubahan dari Pemborong ataupun persetujuan pengesahan dari Direksi dianggap
berlaku, sah serta mengikat jika dilakukan secara tertulis.
g. Semua barang-barang yang tidak berguna selama pelaksanaan pembangunan harus dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan.
h. Kontraktor harus mengikuti ketentuan-ketentuan peraturan nasional, propinsi dan kota yang
bersangkutan disamping ketentuan-ketentuan dalam RKS.
i. Apabila dalam lokasi pekerjaan merupakan rehabilitasi maka kontaraktor terlebih dahulu
melakukan bongkaran terhadap bangunan yang rusak sebelum melakukan pekerjaan dan
membersihkan dengan rapi sisa – sisa bongkaran dari lokasi pekerjaan.

PASAL 3
PEKERJAAN ADUKAN

a. Seluruh pekerjaan adukan, penakaran campurannya harus dilaksanakan dengan mempergunakan


bak takaran yang terbuat dari papan yang telah disediakan terlebih dahulu dan bak takaran ini
menjadi standar baik yang dipergunakan dalam pencampuran seluruh adukan ditempat pekerjaan.
Bak takaran berbentuk limas terpotong dengan isi sama dengan 1 (satu) zak semen Padang 50 kg.
b. Seluruh adukan harus diaduk yang baik dengan mempergunakan beton molen kecuali adukan-
adukan yang dipergunakan sedikit, dapat diadukan dengan tangan didalam bak adukan yang dibuat
dari papan, yang dalam hal ini harus terlebih dahulu dengan memintakan pertimbangan Direksi.
PASAL 4
BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI
a. Pasir Urug
Pasir urug harus bebas dari segala kotoran dan tidak mengandung lumpur.
b. Pasir Pasangan
Pasir pasangan harus diayak/harus bebas dari segala kotoran dan tidak boleh mengandung lumpur
lebih dari 5% dan bahan organis lainnya. Pasir laut tidak boleh dipakai aggregat halus, kecuali
dengan petunjuk dari Lembaga Penelitian Bahan Bangunan.
c. Kerikil
Kerikil harus bersih dari segala kotoran dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%. Kerikil
harus berbutir keras dan harus pula terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya (gradasi
baik) dengan maksimum diameter 1-3 cm.
d. Air
Air harus bersih dan bebas dari segala larutan minyak dan garam serta bahan organis lainnya.
e. Semen
Semen yang dipakai jenis Porland Cement, sedapat mungkin berasal dari satu merk yaitu semen
Padang type I. Jika harus memakai dua merek harus minta persetujuan Direksi dan Tim
Teknis/Pengawas Lapangan.
f. Batu Kali
Batu untuk pasangan harus batu yang keras dan tidak boleh keropos dan harus bersih dari lumpur
dan kotoran lainnya.
g. Batu Bata
Batu bata untuk pasang saluran harus batu bata yang matang pembakarannya keras dan ukurannya
harus sesuai dengan standar yang ada. Pinggir dari bata tersebut tidak boleh bergelombang dan
cacat.

Semua bahan tersebut diatas dan bahan lainnya yang dipergunakan untuk pekerjaan ini harus
memenuhi syarat-syarat umum (A.V) 1941 dan peraturan-peraturan yang berlaku.
PASAL 5
PEKERJAAN TANAH/URUGAN

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus diperhitungkan jenis
tanah yang dijumpai di lapangan seperti tanah pasir, gambut, tanah keras (batuan), tanah liat dan
lain sebagainya, yaitu :
a. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi,.
b. Timbunan kembali galian tanah pondasi
c. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran termasuk pemadatannya
d. Peralatan tanah sekeliling bangunan
e. Galian tanah diluar bangunan untuk mendapatkan Peil lantai yang disyaratkan
f. Pekerjaan Cut & Fill (bila ada)

2. Persyaratan bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi. Untuk timbunan
bawah lantai digunakan tanah dan pasir urug kualitas baik.

3. Pelaksanaan
a. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank dengan penandaan sumbu ke sumbu
selesai diperiksa dan disetujui Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang
tertera dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan, kabel listrik,
kabel telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor secepatnya memberitahukan
pada Direksi atau kepada Instansi yang berwenang untuk mendapatkan petunjuk seperlunya.
Kepada Sekolah bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan
pekerjaan galian tersebut. Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala,
maka Kontraktor wajib melaporkan pada Pemerintah Daerah setempat.
b. Galian diluar bangunan untuk mendapatkan tinggi lantai yang disyaratkan dalam gambar.
Penggalian tanah ini dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyaratkan dalam
Site Plan.
c. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan dalam gambar, maka
Kontraktor harus mengisi kelebihan galian tersebut dengan pasir urug.
d. Pengurukan bekas galian pondasi, diurug lapis demi lapis dengan ketebalan tiap lapis
maksimum 15 cm. Tiap lapis dipadatkan dengan cara menumbuk lapisan tersebut menggunakan
alat tumbuk yang baik. Setelah lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian
seterusnya dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.
e. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan lapis demi lapis hingga ketebalan
10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga padat. Lapisan-Lapisan urugan untuk ditumbuk ini
dibuat maksimum 10 cm dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis
tersebut.
f. Dibawah lantai diurug dengan pasir urug dan dipadatkan. Pengurukan dan pemadatan ini
dilakukan dengan menyiram air hingga jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai
untuk pemadatan. Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan
pengurugan dan pemadatan.
g. Dibawah pondasi diurug dengan pasir pasang setebal 10 cm dan dipadatkan.

PASAL 6
PEKERJAAN BETON BERTULANG
1. Lingkup Pekerjaan
Beton bertulang dengan Mutu Beton K-225 harus dibuat untuk :
a. Sloof, Kolom,Balok
b. Tempat-Tempat lain yang mempergunakan beton bertulang sesuai dengan gambar rencana.

2. Persyaratan Bahan
a. Semen
Digunakan Porland Cement yang memenuhi Standar Cement Portland yang digariskan oleh
Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
 Penyimpangan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab, agar
semen tidak dapat mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen
yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.
b. Pasir
Pasir harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organik, lumpur dan
sejenisnya serta memenuhi komposisi butir dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang
tercantum dalam PBI – 1991.
c. Kerikil
 Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1991.

 Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
d. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-
bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal
ini sebaiknya di pakai air bersih yang dapat diminum.
e. Besi
Besi beton yang digunakan adalah baja lunak dengan mutu U-24 (tegangan leleh karakteristik
maksimum 2400 kg/cm2).
Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak karat lepas dan bahan
lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan
diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.

Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin, tulangan
harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih
dahulu.
Jika Kontraktor tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam
gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan.
 Harus ada persetujuan Direksi
 Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari
tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan
yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Cetakan dan Acuan
Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan Gambar Rencana
dan Uraian Pekerjaan.
Pembukaan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam pasal 5.1 PBI
1971.
g. Mutu Beton
Mutu beton yang digunakan untuk Beton Praktis dengan Mutu Beton K-175 untuk Beton
struktur.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka sebagai pedoman
tetap dipakai.
b. Kontraktor wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila ada perbedaan yang di dapat
di dalam gambar konstruksi dan gambar arsitektur.
c. Adukan beton
Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu :
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan
 Tidak terjadi waktu perbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor
dan yang akan dicor. Nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton harus memenuhi tabel
4.4.1 PBI 1971.
d. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi. Selama pengecoran
berlangsung pekerja dilarang berdiri dan berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai
ketempat-tempat yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan, kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat penghentiannya harus disetujui oleh
Direksi. Untuk melanjutkan bagian pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang
mengeras harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang memperlambat
proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom, adukan tidak boleh dicurahkan dari
ketinggian yang lebih tinggi dari 1.5 cm.
e. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelembaban untuk paling sedikit 14
(empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan tidak mengikuti
bentuk yang diinginkan, munculnya pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang
tidak memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya menurut perintah
Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki segera atas resiko Kontraktor.
4. Pengukuran hasil kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

PASAL 7
PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
a. Dinding Bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk pembatas ruangan, bagian
saluran keliling bangunan dan septictank, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam
gambar detail.
2. Persyaratan Bahan
a. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jenis klas I dengan bentuk standart batu bata adalah empat
persegi panjang, bersudut siku-siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan
adanya retak-retak. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan atau campuran bahan lainnya, yang
dibakar pada suku cukup tinggi hingga tidak hancur bila direndam.
b. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus bersifat kekal artinya tidak
pecah atau hancur karena pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak
boleh melebihi 5% berat.
c. Semen dan Air
Untuk persyaratan kedua bahan tersebut mengikuti persyaratan yang telah digariskan pada pasal
beton bertulang.
d. Papan
Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan untuk triplek digunakan produksi
dalam negeri
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu :
 Pasangan kedap air (1 Pc : 2 Ps)
- Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi 20 cm diatas lantai
- Pasangan dinding saluran keliling bangunan
 Pasangan adukan 1 Pc : 4 Ps berada diatas pasangan kedap air tersebut

b. Persyaratan adukan
Adukan pasangan batu bata pada bangunan ini adalah 1 Pc : 4 Psr. Adukan pasangan harus
dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu yang memenuhi syarat. Mencampur semen
dengan pasir harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran
yang plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan sebelumnya, tidak
boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.
c. Pengukuran
Pengukuran harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti dan sesuai dengan gambar, dengan
syarat :
 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran harus dilakukan dengan
benang.
 Pengukuran dengan benang antara satu kali menaikkan benang tidak boleh melebihi 30 cm,
dari pasangan bata yang telah selesai.
d. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus berbeda setengah panjang bata. Bata
setengah tidak dibenarkan digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.
e. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat bertangga menurun untuk
menghindari retak dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi kolom-
kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.
f. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditanam di dalam dinding, harus dibuat pahatan
secukupnya pada pasangan bata (sebelum diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat,
harus ditutup dengan adukan plester yang dilaksanakan secara sempurna, dikerjakan bersama-
sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
g. Pemasangan dinding yang kena udara terbuka, selama hujan lebat harus diberi penutup yang
tidak tembus air (plastik). Dinding yang telah terpasang harus diberi perawatan dengan cara
membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari setelah pemasangan.
h. Pasangan dinding harus diserut pada kedua sisinya dengan sambungan yang ditentukan dalam
gambar detail. Pasangan dinding triplek dilaksanakan dengan bentuk ukuran sesuai dengan
gambar.

4. Pengukuran hasil kerja


Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

PASAL 8
PEKERJAAN PLESTERAN
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang, saluran keliling
bangunan.

2. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam pasal beton
bertulang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Sebelum plesteran dilakukan maka dinding dibersihkan dari semua kotoran, dinding dibasahi
dengan air, semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0.5 cm dan permukaan
beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan plesteran dapat merekat dengan baik.
b. Adukan plesteran pasangan kedap air dipakai campuran 1 PC : 2 PS. Sedangkan plesteran
pasangan lainnya dipergunakan campuran 1 PC : 4 PC.
c. Ketebalan plesteran untuk semua bidang permukaan harus sama dan tidak dibenarkan plesteran
yang terlalu tipis dan terlalu tebal. Ketebalan yang diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm
sampai 1,5 cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan pemeriksaan
secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang yang digerakkan secara horizontal dan
vertikal.
d. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus diusahakan memperbaikinya secara
keseluruhan. Bidang-bidang yang harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat
bongkaran berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
e. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama seminggu sejak permulaan
plesteran.
f. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan seelah penutup atap selesai dipasang dan setelah
pipa-pipa listrik selesai dipasang.

4. Pengukuran hasil kerja


Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan
Pemasangan lantai dibentuk untuk semua bagian lantai ruangan, selasar depan sesuai gambar.
Pekerjaan lantai dipakai floor beton dan finish keramik ukuran 40x40 cm untuk lantai Ruangan dan
Selasar.

2. Persyaratan Bahan
a. Pengecoran dasar Lantai dan Selasar dengan adukan Beton K.175
b. Rabat Beton K.175 Keliling Bangunan

3. Pekerjaan Lantai Keramik

A. Persyaratan bahan :
 Ukuran : Keramik 40x40cm (sesuai gambar dengan detailnya)
 Produksi : ICAD
 Warna : Terang dan tahan gores.
 Kwalitas : Baik, keras (kwalitas I)
 Persyaratan lain :
a. Warna sama rata.
b. Tidak ada cacat/pecah/retak pada pinggirannya, dll.
c. Mempunyai lapisan keras cukup tebal.
d. Sisi-sisinya saling tegak lurus.
e. Ukuran sama.

4. Pedoman Pelaksanaan
a. Untuk dasar lantai baru terlebih dahulu dihampar pasir urug setebal 10 cm disiram dengan air
dan dipadatkan pakai stamper pemadat.

b. Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, Kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa, saluran-
saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum pemasangan
lantai.
c. Adukan
 Untuk peralatan lantai dasar dicor dengan adukan Beton K.175
 Untuk beton tumbuk Beton K.175 dan diplester 1 Pc : 3 Ps
 Adukan untuk keramik semen dicampur air, sehingga didapat campuran yang plastis.
d. Pemasangan
 Pekerjaan yang telah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat-cacat lainnya.
Apabila terjadi cacat pada lantai, maka bagian yang cacat tersebut harus bongkar sampai
berbentuk bujur sangkar dan pasangan baru harus rata dengan sekitarnya.

5. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
PASAL 10
PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, alat-alat bantu yang diperlukan,
sehingga konstruksi kayu selesai dilaksanakan. Bagian pekerjaannya adalah :
a. Pekerjaan Kozen pintu, jendela
b. Daun pintu/jendela dan ventilasi
c. Lisplank

2. Persyaratan Bahan
a. Untuk semua kusen, dibuat dari kayu Klas II kwalitas terbaik. Pintu dan Jendela, Ventilasi
dibuat dari kayu Klas II kwalitas terbaik. Listplank digunakan papan 30/20 cm Tebal 2 cm.
Jeriau loteng dibuat dari kayu Klas II kwalitas terbaik.
b. Ukuran kayu yang tertera dalam gambar merupakan ukuran terpasang
c. Kayu harus betul-betul kering, tidak keropos, lurus , tidak cacat/bermata.

3. Pedoman Pelaksanaan

a. Kozen Pintu dan Jendela


 Konstruksi sambungan kayu harus rapi, tidak longgar, ikatan penguatan harus memakai pen
kayu keras sebelumnya bidang sambungan ini harus dilumuri dengan lem kayu, agar
sambungan dapat melekat dengan baik.
 Setiap kozen pintu harus dilengkapi baut/angker minimal 3 buah untuk kiri kanan kozen
yang melekat ke tembok. Khusus untuk kusen pintu dibawah kozen dilengkapi dengan
kozen yang bersinggungan dengan dinding/beton dibuat alur-alur kapur kemudian bidang
tersebut diawetkan dengan cat meni.
Daun Pintu/Jendela dan Ventilasi
 Daun pintu dibuat dengan kayubanio dan ventilasi dari kayu Marsawa, disyaratkan agar
Kontraktor memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada toko.
Kontraktor diperkenankan membuat sendiri dilapangan pekerjaan apabila memungkinkan.
 Setiap daun pintu dilengkapi dengan minimum 3 buah engsel lengkap dengan assesoriesnya.
Kunci tanam 2 slag type cilinder setara SES, serta dilengkapi dengan grendel 2 buah.
 Pintu/Jendela dibuat model sesuai dengan gambar detail. Kaca untuk jendela dipasang kaca
polos 5 mm.
 Setiap daun jendela dilengkapi dengan
- 2 buah Engsel
- 2 buah Grendel
- 2 buah Kait Angin
- 1 buah Tangan-Tangan/Handvaten.

b. Lisplank
Lisplank digunakan papan 30/20 cm Tebal 2 cm dengan lebar sesuai gambar. Pemasangannya
dipakukan langsung pada gording. Pemasangan harus rapi dan lurus. Apabila dijumpai
pemasangan yang tidak lurus, maka bagian tersebut harus dibongkar dan diperbaiki kembali
atas beban Kontraktor.
4. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

PASAL 11
PEKERJAAN LOTENG
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan untuk menutup langit-langit pada seluruh ruang termasuk teras Depan.
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua rangka langit-langit dan les langit-langit.

b. Persyaratan Bahan
a. Rangka langit-langit untuk dipakai Kayu Klas II.
b. Untuk langit-langit digunakan gyipsum T=9 MM Untuk Seluruh Bagian yang Dipas. Loteng
Sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar rencana.
c. Les profil kualitas terbaik.
c. Pedoman Pelaksanaan
a. Rangka langit-langit Induk dipasang dengan urutan pertama, yang digantung pada kuda-kuda.
Setelah rangka induk terpasang, dilanjutkan pemasangan rangka pembagi disesuaikan dengan
gambar.
b. Pemasangan rangka ini harus rapi dan Kontraktor bertanggung jawab atas kerapian pemasangan
rangka ini.
c. Triplek kualitas terbaik dipasang pada rangka ini dengan memakukannya. Hasil akhir harus
datar. Apabila ada Triplek yang tidak datar, maka bagian tersebut harus dibongkar dan
diperbaiki kembali atas beban Kontraktor. Pada bagian pinggir langit-langit yang berhubungan
dengan dinding dipasang les profil.
d. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

PASAL 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian pekerjaan yang dilaksanakan adalah memasang rangka atap dan menutup semua bidang atap
bangunan.
2. Bahan yang digunakan
a. Rangka atap mengunakan bahan baja ringan
b. Bahan penutup dengan menggunakan atap genteng metal yang telah disetujui oleh Direksi.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan rangka atap harus sesuai gambar.
b. Pasangan genteng metal dipakukan langsung pada gording dengan menggunakan paku Atap.
c. Pemasangan harus rapi dan memenuhi syarat-syarat sehingga tidak mengakibatkan kebocoran.
Apabila terjadi kebocoran setelah pemasangan, maka bagian yang bocor tersebut harus
dibongkar dan dipasang baru.
4. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan
PASAL 13
PEKERJAAN PENGUNCI DAN PENGGANTUNG
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya
pada jendela dipasang grendel, kait-kait angin dan hand vatten.

2. Bahan yang digunakan


a. Engsel-engsel setara merk SES ukuran 4 x 3 atau yang setaraf.
b. Kunci pintu dipasang setara merk SES 208 atau yang setaraf.
c. Grendel (sloot), kait-kait angin da hand Vatten berkualitas baik
d. Grendel tanam untuk pintu 3 inci berkualitas baik

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Setiap daun pintu dipasang kunci tanam 208 merk setara SES yang berkualitas baik.
b. Engsel pintu ditanam 3 (tiga) buah setiap lembaran daun pintu. Pemasangan dilakukan dengan
mur khusus untuk pintu, tidak dibenarkan melengketkan engsel ke pintu dan kozen dengan
menggunakan paku. Pengunci mur harus dilakukan dengan memutarnya dengn obeng, sehingga
seluruh batang masuk dan menempel kuat ke kayu yang dipasang.
c. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang Kontraktor wajib memperlihatkan contoh
terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Direksi atau Pengawas Lapangan.
d. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut diatas tidak sesuai dengan yang disyaratkan,
maka Direksi berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang telah
disyaratkan atas biaya Kontraktor.
e. Grendel dan Kait-Kait angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela. Pasangan harus
rapi dan dapat berfungsi dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke daun jendela harus
menggunakan mur seperti pada ayat b pasal ini.
4. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan
PASAL 14
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi dalam bangunan,
pemasukan arus yang bersumber dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) atau Genset, penyediaan
bola lampu, kabel-kabel, pipa PVC, dan sebagainya. Jumlah titik lampu dan stop kontak yang
harus dipasang disesuaikan dengan jumlah yang tertera dalam gambar. Titik lampu dan stop kontak
mengandung maksud tempat mata lampu dan stop kontak yang telah dipasang kabel-kabel yang
diperlukan sehingga arus listrik sudah berfungsi pada titik tersebut.
2. Bahan yang digunakan
a. Kabel NYA
Isolasi PVC dengan luas penampang minimum yang boleh digunakan 2,5 mm. Kawat BC,
kawat tembaga yang telanjang.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak lampu/stop kontak serta jenis armatur lampu yang
dipakai harus dapat persetujuan dari Direksi. Sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding
maupun beton harus ditanam (inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafon diikat
dengan Isolator khusus dengan jarak 1.00 atau 1.20 m, atau jaringan kabel diatas plafon tersebut
dimasukan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel arde
(pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikur penggunaan bahan komponen-komponennya harus
disesuaikan dengan sisitem tegangan lokal 220 Volt daya 3000 watt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Direksi.
d. Kontraktor boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi
listrik yang masih berlaku dari PLN. Kontraktor tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan
ini sampai lampu tersebut menyala (termasuk biaya pengujian dengan pihak PLN).
e. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan pada beban penuh 1 x 24 jam secara terus menerus.
Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Peralatan Penerangan
 Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta alat-
alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua peralatan
penerangan. Fixture harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
 Kualitas dan Pengerjaan
Semua material dan accessories baik yang disebut secara umum maupun khusus harus
dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armature setara dengan standar komersil
yang utama. Armature harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang
disyaratkan disini.
Armature Dan komponen ex PHILIPS atau setara.
 Jenis Armature
1. Pas. Lampu TL RM 2X 40 Watt
Lampu Pas. Lampu TL RM 2X 40 Watt untuk Ruang dalam, Untuk Rungan,sesuai
dengan gambar rencana.
2. Lampu Down Light
Lampu SL 18 Watt untuk Selasar, Untuk Rungan,sesuai dengan gambar rencana.
 Pemasangan
Semua amatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasangkan oleh tukang yang
berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Direksi/Pengawas. Harus
disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain yang perlu agar
diperoleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan amatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul
lurus.
Amatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian fixture dan permukaan-permukaan
disebelahnya.
Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
Pada waktu diselesaikannya pemasangn armature penerangan, peralatan tersebut harus
siap untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari
semua cacat/kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala
secara lengkap.
4. Pengukuran Hasil Kerja
Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.

PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menie kayu untuk bidang kozen yang melekat ketembok, sambungan-sambungan konstruksi
kayu pada kuda-kuda dan lain-lain.
b. Menie besi untuk baut-baut dan besi strip
c. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu kozen yang nampak, daun pintu panel dan ventilasi kayu,
lisplank dan les profil serta dinding papan yang dapat dibuka.
d. Cat tembok untuk dinding yang diplester dan bidang-bidang beton.

2. Bahan yang digunakan


a. Menie kayu dan besi Ex. Nippon Paint
b. Cat kayu Ex. Nippon Paint
c. Cat tembok Dulux
d. Plamur kayu Ex. Platon

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan setelah pemasangan plafon.
b. Pekerjaan menie, harus betul-betul rata, berwarna sama.
c. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan
jenis bahan yang digunakan.
 2 (dua) kali pengerjaan menie kayu/cat dasar
 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu
 Penghalusan dengan amplas
 Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali.
d. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilak dengan
kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul-betul kering
digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna yang merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
e. Pengecatan Plafon/loteng harus dilakukan menurut proses berikut :
 Membersihkan bidang plafon yang akan dicat
 Melapis loteng dengan plamur dipoles sampai rata
 Mengecat plafon 2 (dua) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata sama
dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.
f. Warna yang digunakan harus disetujui Direksi

4. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan

PASAL 16
PEKERJAAN FINISHING
1. Sebelum pekerjaan diserahterimakan, kontraktor diwajibkan membongkar gudang, bangsal-bangsal
kerja, membersihkan bahan-bahan bangunan, kotoran-kotoran bekas yang ada dalam lokasi
bangunan, sehingga pada saat serah terima dilaksanakan, bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.

2. Pengukuran Hasil Kerja


Pekerjaan ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai dipasang sesuai dengan
Gambar Rencana dan Spesifikasi ini serta telah disyahkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan

PASAL 17
PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Lingkup pekerjaannya adalah pekerjaan Administrasi/dokumentasi, biaya keamanan/jaga malam,
obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-
masing pasal diatas, kecuali pekerjaan administrasi proyek berupa :
a. Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala sesuatunya yang
berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.

b. Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah dilaksanakan dan jika diminta oleh
Direksi Pekerjaan/Pemilik untuk keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.
c. Dokumen Foto
Kontraktor diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan dimulai sampai pada
pekerjaan selesai 100% dan tiap tahap permintaan angsuran disertai keterangan lokasi, arah
pengambilan dan tahap pelaksanaan pembangunan serta disusun secara rapi dan diketahui oleh
Direksi Pekerjaan/Pemilik dan Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
 Tiap unit bangunan diambil dari empat arah
 Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah
 Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut pengambilan tersebut
pada tiap unit bangunan diambil dari empat arah.

Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada Pemilik melalui Direksi Pekerjaan
rangkap 5 (lima). Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor, foto-foto tersebut
harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam ayat (1) dan (II) pasal ini, dibuat dalam bentuk buku
harian rangkap 5 (lima) dan harus selalu berada ditempat pekerjaan.
2. Kontraktor harus menyerahkan pada Pemilik as Built Drawing
As Built Drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan dilapangan yang harus
diselesaikan 4 (empat) minggu setelah serah terima pekerjaan untuk pertama kali.
3. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut
harus ada agar mendapatkan hasil akhir sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh
Kontraktor atas perintah Kuasa Penguna Anggaran.
4. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan harus ditaati oleh Kontraktor dan Kuasa
Penguna Anggaran dalam melaksanakan pekerjaan ini.
PASAL 18
PENUTUP
Meskipun tidak semua item pekerjaan yang spesifikasinya dicantumkan satu persatu dalam uraian
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Bestek ini, hal tersebut sudah dianggap mencakup seluruh uraian
kegiatan pekerjaan yang harus dilaksanakan nantinya di lapangan dan bukan merupakan suatu
Pekerjaan Tambahan.
VI. Penetapan Tingkat Risiko

Penetapan Tingkat Risiko


Tingkat Risiko pada paket pekerjaan ini ditetapkan sebagai tingkat risiko Sedang.
Penerapan SMKK
Penerapan Umum
Penerapan secara umum SMKK pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini, antara lain:
a) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja
kepada PPK, paling lambat 1x24 jam.
b) Dokumentasi hasil pelaksanaan K2 dibuat oleh Penyedia Jasa dan dilaporkan kepada
PPK secara berkala, yang menjadi bagian dari pelaporan pelaksanaan pekerjaan.
c) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil
evaluasi K2, dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan K2.
d) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja, apabila tidak menyelenggarakan K2 sesuai dengan K2;
1. Penerapan pada Pekerja
Setiap pekerja diwajibkan melakukan hal-hal dibawah ini, untuk menunjang penerapan K2.
Hal-hal tersebut, antara lain:
a) Melaksanakan SMKK disetiap pekerjaan.
b) Memakai alat pelindung diri (APD), berupa:
 Pelindung kepala (helm);
 Pelindung kaki (safety shoes/boot);
 Rompi keselamatan
 Sarung tangan

2. Penerapan pada Lingkungan kerja


Penyedia Jasa berkewajiban terhadap K2 pada lingkungan kerja yang sedang berlangsung,
penerapan tersebut antara lain:
a) Melakukan safety talk setiap sebelum melakukan pekerjaan, memberitahukan resiko
yang terjadi pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
b) Memberikan pengawasan terhadap pekerja terkait penerapan K2 pada pekerjaan
konstruksi;
Memberikan rambu-rambu peringatan dan peralatan keselamatan seperti safety line
terhadap bahaya yang timbul akibat pekerjaan tertentu;
VII. TIME SCHEDULE PELAKSANAAN

VIII. SPESIFIKASI JABATAN KERJA KONSTRUKSI


Personil minimum yang harus dimiliki untuk melaksanakan pekerjaan adalah sebagai berikut:
Personil/ Pengalaman
No Jmlh Profesi/ Keahlian
Jabatan Minimal
1 Pelaksana 1 Tahun 1 Org SKT Pelaksana Lapangan
Pekerjaan Gedung (TS 052)
atau setara
2 Petugas K3 0 Tahun 1 Org Sertifikat K3 Konstruksi
Konstruksi

Anda mungkin juga menyukai